Ciri-ciri orang yang mengalami sakit jiwa dapat berbeda-beda antara satu sama
lain, namun pada umumnya, mereka yang mengalami gangguan jiwa dapat
dikenali dari beberapa gejala tertentu. Gejala yang dimaksud seperti
perubahan mood yang sangat drastis dari sangat sedih menjadi sangat gembira
atau sebaliknya, merasa ketakutan yang secara berlebihan, menarik diri dari
kehidupan sosial, kerap merasa sangat marah hingga suka melakukan
kekerasan, serta mengalami delusional. Terkadang gejala ini juga diiringi oleh
perubahan kondisi fisik, seperti sakit kepala, nyeri punggung, atau sakit
perut.
Memastikan Apakah Anda Berisiko Mengalami Sakit Jiwa
Penyebab sakit jiwa seringkali tidak diketahui. Sakit jiwa dapat dilatarbelakangi
oleh berbagai hal. Umumnya dipikirkan dari faktor genetik maupun faktor
lingkungan sekitar atau perpaduan dari faktor-faktor tertentu. Berikut beberapa
faktor yang paling umum.
Senyawa kimia alami pada otak yang bernama neurotransmiter
memegang peranan penting bagi kesehatan mental seseorang.
Perubahan reaksi kimia ini dapat berdampak kepada mood dan
berbagai aspek kesehatan mental.
Memiliki keluarga sedarah dengan riwayat sakit jiwa. Gen-gen
tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami sakit
jiwa. Kemunculannya dapat terpicu oleh persoalan hidup yang mungkin
saja sebelumnya dialami penderita sakit jiwa.
Gangguan psikosis
Gangguan ini mengacaukan pikiran dan kesadaran manusia. Halusinasi
dan delusi adalah dua bentuk gejala paling umum dari kondisi ini.
Orang yang mengalami halusinasi merasa melihat atau mendengar
suara yang sebenarnya tidak nyata. Sedangkan delusi adalah hal tidak
benar yang dipercaya pengidapnya sebagai benar, misalnya delusi
kejar, dimana penderita merasa diikuti seseorang. Contoh gangguan
psikosis yang paling dikenal adalah skizofrenia. Pengidap skizofrenia
mengalami gangguan otak yang membuatnya dapat mengalai
halusinasi dan delusi.
Gangguan somatoform
Mengalami nyeri atau sakit pada anggota tubuhnya, meski dokter tidak
menemukan gangguan medis apa pun.
Selain kondisi di atas, beberapa kondisi lain, seperti berbagai jenis demensia
Alzheimer dan gangguan tidur juga dikelompokkan sebagai sakit jiwa juga
karena melibatkan otak.
Penyakit ini umumnya tidak dapat membaik dengan sendirinya atau
bahkan dapat memburuk jika tidak segera ditangani. Pada umumnya,
penanganan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan, jenis, dan
penyebab gangguan.