Anda di halaman 1dari 19

KONSEP TEORI

A. PENGERTIAN COVID-19

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus


yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada system pernapasan, infeksi paru-paru
yang berat, hingga kematian.

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan
nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini
bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak,
dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali


ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan
sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam
waktu beberapa bulan.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak
kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini
juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).

Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini
adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus
penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari
kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan
SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala
B. TANDA DAN GEJALA

Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam,


pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan
sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam
tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut
muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona,
yaitu:
- Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
- Batuk kering
- Sesak napas

Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih
jarang, yaitu:

- Diare
- Sakit kepala
- Konjungtivitis
- Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau
- Ruam di kulit

Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah
penderita terpapar virus Corona. Sebagian pasien yang terinfeksi virus Corona bisa
mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apapun. Kondisi ini disebut happy
hypoxia.

C. ETIOLOGI COVID-19

Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus
yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya
menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini
juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:


- Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19
batuk atau bersin
- Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh
benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19
- Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan
fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit
tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita
kanker.

Karena mudah menular, virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis
yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, para tenaga medis dan orang-orang yang
memiliki kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).

D. PATOFISIOLOGI COVID-19

Patofisiologi COVID-19 diawali dengan interaksi protein spike virus dengan sel manusia.
Setelah memasuki sel, encoding genome akan terjadi dan memfasilitasi ekspresi gen yang
membantu adaptasi severe acute respiratory syndrome virus corona 2 pada inang.
Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen, atau delesi, akan menyebabkan perubahan genom
yang menyebabkan outbreak di kemudian hari.[2,3]

Severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2) menggunakan reseptor


angiotensin converting enzyme 2 (ACE2) yang ditemukan pada traktus respiratorius bawah
manusia dan enterosit usus kecil sebagai reseptor masuk. Glikoprotein spike (S) virus
melekat pada reseptor ACE2 pada permukaan sel manusia. Subunit S1 memiliki fungsi
sebagai pengatur receptor binding domain (RBD). Sedangkan subunit S2 memiliki fungsi
dalam fusi membran antara sel virus dan sel inang.
Setelah terjadi fusi membran, RNA virus akan dikeluarkan dalam sitoplasma sel inang. RNA
virus akan mentranslasikan poliprotein pp1a dan pp1ab dan membentuk kompleks replikasi-
transkripsi (RTC). Selanjutnya, RTC akan mereplikasi dan menyintesis subgenomik RNA
yang mengodekan pembentukan protein struktural dan tambahan.

Gabungan retikulum endoplasma, badan golgi, genomik RNA, protein nukleokapsid, dan
glikoprotein envelope akan membentuk badan partikel virus. Virion kemudian akan berfusi
ke membran plasma dan dikeluarkan dari sel-sel yang terinfeksi melalui eksositosis. Virus-
virus yang dikeluarkan kemudian akan menginfeksi sel ginjal, hati, intestinal, dan limfosit T,
dan traktus respiratorius bawah, yang kemudian menyebabkan gejala pada pasien.

E. KOMPLIKASI COVID-19
Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi berikut
ini:
- Pneumonia (infeksi paru-paru)
- Infeksi sekunder pada organ lain
- Gagal ginjal
- Acute cardiac injury
- Acute respiratory distress syndrome
- Kematian

Selain itu, pada beberapa kasus, seseorang juga bisa mengalami kondisi yang disebut post-
acute COVID-19 syndrome, meski telah dinyatakan sembuh dari infeksi virus Corona.

F. PENCEGAHAN COVID-19

Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19.
Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang
bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:
- Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan
jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
- Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat
pergi berbelanja bahan makanan dan mengikuti ibadah di hari raya, misalnya Idul Adha.
- Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung
alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
- Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
- Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan
bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan mencegah stres.
- Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi
virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
- Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke
tempat sampah.
- Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
termasuk kebersihan rumah.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek dan probable) yang


sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam
pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak menularkan virus
Corona ke orang lain, yaitu:

- Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara
waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda
dengan yang digunakan orang lain.
- Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
- Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak
rumah sakit untuk menjemput.
- Larang orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar
sembuh.
- Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
- Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur
dengan orang lain.
- Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang
bersama orang lain.
- Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang
tisu ke tempat sampah.

Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di rumah sakit,


seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak, perlu ditangani secara berbeda
dengan beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19. Tujuannya adalah untuk
mencegah penularan virus Corona selama Anda berada di rumah sakit. Konsultasikan
dengan dokter mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.

G. KLASIFIKASI KLIEN COVID-19

1. PASIEN DALAM PENGAWASAN (PDP)


- Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam (≥38°C) atau
riwayat demam; disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti:
batuk/sesak nafas/sakit tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat dan tidak
ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan dan pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
- Orang dengan demam (≥380C) atau riwayat demam atau ISPA DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
COVID19.
- Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah
sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

2. ORANG DALAM PEMANTAUAN (ODP)


- Orang yang mengalami demam (≥380C) atau riwayat demam; atau gejala gangguan
sistem pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk DAN tidak ada penyebab
lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki Riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah
yang melaporkan transmisi local
- Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit
tenggorokan/batuk DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.

3. ORANG TANPA GEJALA (OTG)


- Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang konfirmasi
COVID-19. Orang tanpa gejala (OTG) merupakan kontak erat dengan kasus
konfirmasi COVID-19.
- Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam
ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus pasien dalam
pengawasan atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga
14 hari setelah kasus timbul gejala
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pada pasien yang dicurigai COVID-19 (memiliki 3 gejala utama demam, batuk dan sesak)
perlu dilakukan pengkajian:
1. Riwayat perjalanan: Petugas kesehatan wajib mendapat secara rinci riwayat perjalanan
pasien saat ditemukan pasien demam dan penyakit pernapasan akut.
2. Pemeriksaan fisik: Pasien yang mengalami demam, batuk dan sesak napas dan telah
melakukan perjalanan ke Negara atau Daerah yang telah ditemukan COVID-19 perlu

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Proses infeksi ; hipersekresi
jalan napas
2. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Perubahan membrane alveolus-kapiler
3. Gangguan Ventilasi Spontan berhubungan dengan Gangguan metabolism ; kelelahan
otot pernapasan
4. Gangguan Sirkulasi Spontan berhubungan dengan penuruna fungsi ventrikel
5. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolism
6. Ansietas berhubungan dengan Ancaman kematian ; Krisis situasional
7. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
8. Resiko Syok dibuktikan dengan Faktor Resiko : Hipoksia ; Sepsis; Sindrom respon
inflamasi sistemik

Berikut tabel diagnosa lebih jelasnya :

TANDA DAN
NO. MASALAH ETIOLOGI PENJELASAN
GEJALA
1. - Batuk tidak efektif; BERSIHAN - Proses infeksi Ketidakmampuan
- Tidak Mampu Batuk; JALAN NAPAS - Hipersekresi membersihkan secret
- Sputum Berlebih; TIDAK Jalan Nafas atau obstruksi jalan
- Mengi; EFEKTIF nafas untuk
- Whezing; mempertahankan
jalan nafas tetap
- Ronkhi paten.
2. - PCO2↑ ; GANGGUAN Perubahan Kelebihan atau
- PO2↓ ; PERTUKARA membran kekurangan
- PH Abnormal ; N GAS alveolus-kapiler oksigenasi dan atau
- Pola Nafas Abnormal eliminasi
karbondioksida pada
membrane alveolar-
kapiler.
3. - PCO2↑ ; GANGGUAN - Gangguan Penurunan cadangan
- PO2↓ ; VENTILASI metabolisme ; energi yang
- SaO2 ↓; SPONTAN - Kelelahan otot mengakibatkan
- Volume tidal pernafasan individu tidak
menurun mampu bernafas
- Penggunaan otot secara adekuat.
bantu nafas meningkat.
4. - Frekuensi nadi < GANGGUAN Penurunan fungsi Ketidakmampuan
50x/menit atau SIRKULASI ventrikel untuk
>150x/menit ; SPONTAN mempertahankan
sirkulasi yang
- Sistolik < 60 mmHg adekuat untuk
atau > 200 mmHg ; menunjang
Frekuensi nafas < 6 kehidupan
x/menit atau > 30
x/menit ; SaO2 <
34,5°C
5. - suhu tubuh HIPERTERMI Peningkatan laju Hipertemi dapat
meningkat, A metabolisme disebabkan karena
- kulit teraba hangat, gangguan otak atau
- kulit kemeraha akibat bahan toksik
yang mempengaruhi
pusat pengaturan
suhu.
6. - Merasa bingung ; ANSIETAS - Ancaman Kondisi emosi dan
- Merasa khawatir ; kematian ; pengalaman
- Tampak gelisah ; - Krisis subyektif individu
- Tampak tegang ; situasional terhadap obyek yang
- Sulit tidur. tidak jelas dan
spesifik akibat
antisipasi bahaya
yang memungkinkan
individu melakukan
Tindakan untuk
menghadapi ancaman
7. Tidak mampu mandi, DEFISIT Kelemahan Tidak mampu
berpakaian, makan, PERAWATAN melakukan atau
toileting, berhias diri DIRI menyelesaikan
aktivitas perawatan
diri → Bisa
dispesifikkan
menjadi mandi,
berpakaian, makan,
toileting, berhias.
8. RESIKO SYOK Faktor Resiko : Beresiko mengalami
- Hipoksia ; ketidakcukupan
- Sepsis ; aliran darah ke
- Sindrom respon jaringan tubuh, yang
inflamasi dapat mengakibatkan
sistemik disfungsi seluluer
yang mengancam
jiwa.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. ANSIETAS: REDUKSI ANSIETAS


Definisi: Meminimalkan kondisi individu dan pengalaman subyektif terhadap obyek
yang tidak jelas dan spesifik, akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan Tindakan untuk menghadapi ancaman.
Observasi :
- Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal) Teraupetik
- Pahami situasi yang membuat ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
- Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang

Edukasi

- Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis


- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
- Latih Teknik relaksasi

2. DEFISIT PERAWATAN DIRI : DUKUNGAN PERAWATAN DIRI


Definisi : memfasilitasi pemenuhan kebutuhan perawatan diri
Observasi:
- Monitor tingkat kemandirian
- Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan makan

Teraupetik

- Sediakan lingkungan yang teraupetik (misalkan suasasa hangat, rileks, dan privasi)
- Siapkan keperluan pribadi (misalkan parfum, sikat gigi, sabun mandi)

Edukasi

- Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan


3. BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF
a. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF: LATIHAN BATUK EFEKTIF
Definisi : melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif untuk
membersihkan laring, trakea, dan bronkiolus dari secret atau benda asing di jalan
nafas.
Observasi:
- Identifikasi kemampuan batuk
- Monitor adanya retensi sputum
- Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas

Teraupetik

- Atur posisi semifowler atau fowler


- Buang secret pada tempat sputum

Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif


- Anjurkan Tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu selama 8 detik →
ulangi sebanyak 3 kali
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik nafas dalam yang ke 3

Kolaborasi

- Kolaborasikan pemberian terapi mukolitik atau ekspektoran → Jika perlu

b. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF: MANAJEMEN JALAN


NAFAS
Definisi : mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan nafas.
Observasi
- Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
- Monitor bunyi nafas tambahan (gurgling, mengi, wheezing, ronkhi)
- Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Teraupetik

- Posisikan semifowler atau fowler


- Berikan minum hangat
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik

Edukasi

- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari → Jika tidak ada kontraindikasi

Kolaborasi

- Kolaborasikan pemberian terapi mukolitik atau ekspektoran atau bronkodilator


→ Jika perlu

c. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF: MANAJEMEN ISOLASI


Definisi: mengindentifikasi dan mengelola pasien yang beresiko menularkan
penyakit, menciderai, atau merugikan orang lain.
Observasi :
- Identifikasi klien yang membutuhkan isolasi

Teraupetik

- Tempatkan satu pasien satu kamar


- Sediakan seluruh kebutuhan harian dan pemeriksaan sederhana di kamar klien
- Dekontaminasi alat-alat kesehatan sesegera mungkin setelah digunakan
- Lakukan kebersihan tangan pada 5 momen
- Pasang alat proteksi diri sesuai SPO
- Lepaskan alat proteksi diri segera setelah kontak dengan klien
- Minimalkan kontak dengan klien → sesuai kebutuhan
- Batasi/ tidak boleh ada pengunjung
- Pastikan kamar klien selalu dalam kondisi bertekanan negatif

4. GANGGUAN PERTUKARAN GAS


a. GANGGUAN PERTUKARAN GAS: PEMANTAUAN RESPIRASI
Definisi : Mengumpulkan dan menganalisa data untuk memastikan kepatenan jalan
nafas dari kefektifan pertukaran gas
Observasi :
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas
- Monitor pola nafas (seperti bradypnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
Cheyne-stokes, biot, ataksik)
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai AGD

Teraupetik

- Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

- Informasikan hasil pemantauan → Jika perlu

b. GANGGUAN PERTUKARAN GAS: TERAPI OKSIGEN


Definisi : memberikan tambahan oksigen untuk mencegah dan mengatasi kondisi
kekurangan oksigen jaringan
Obervasi :
- Monitor kecepatan aliran oksigen
- Monitor efektifitas terapi oksigen (seperti oksimetri, Analisa Gas Darah)
- Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen

Teraupetik

- Bersihkan secret pada mulut, hidung, dan trakea → Jika perlu


- Gunakan oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas klien

Kolaborasi

- Kolaborasi penentuan dosis oksigen

c. GANGGUAN PERTUKARAN GAS: MANAJEMEN ASAM BASA


Definisi : Mengidentifikasi, mengelola, dan mencegah komplikasi akibat
ketidakseimbangan asam basa
Observasi :
- Identifikasi penyebab ketidakseimbangan asam basa
- Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
- Monitor irama dan frekuensi jantung
- Monitor perubahan pH, PCO2, dan HCO3

Teraupetik

- Ambil specimen darah arteri untuk pemeriksaan AGD


- Berikan oksigen sesuai indikasi

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian ventilasi mekanik → Jika perlu

5. GANGGUAN VENTILASI SPONTAN


a. GANGGUAN VENTILASI SPONTAN : DUKUNGAN VENTILASI
Definisi : memfasilitasi dalam mempertahankan pernafasan spontan untuk
memaksimalkan pertukaran gas di paru-paru.
Observasi :
- Identifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas
- Monitor status respirasi dan oksigenasi (misalnya frekuensi dan kedalaman
nafas, penggunaan otot bantu nafas, bunyi nafas tambahan, saturasi oksigen)

Teraupetik

- Pertahankan kepatenan jalan nafas


- Berikan posisi semifowler atau fowler
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan (misalnya nasal kanul, masker wajah,
masker rebreathing atau non rebreathing).
- Gunaksn bag-valve mask → jika perlu

Kolaborasi
- Kolaborasikan pemberian brokhodilator → jika perlu

b. GANGGUAN VENTILASI SPONTAN : MANAJEMEN VENTILASI


MEKANIK
Definisi : mengidentifikasi dan mengelola pemberian sokongan nafas buatan
melalui alat yang diinsersi kedalam trakea.
Observasi
- Periksa indikasi ventilator mekanik (misalnya kelelahan otot nafas, disfungsi
neurologis, asidosis respiratorik)
- Monitor efek negative ventilator (misalnya deviasi trakea, barotrauma,
volutrauma, penurunan curah jantung, distensi gaster, emfisema subkutan)
- Monitor gangguan mukosa oral, nasal, trakea, dan laring

Teraupetik

- Atur posisi kepala 45-60° untuk mencegah aspirasi


- Reposisi klien setiap 2 jam → jika perlu
- Lakukan penghisapan lender sesuai kebutuhan

Kolaborasi

- Kolaborasi pemilihan mode ventilator (misalnya control volume, control


tekanan atau gabungan)
- Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot, sedative, analgesic, sesuai
kebutuhan
- Kolaborasikan penggunaan PS atau PEEP untuk meminimalkan hipoventilasi
alveolus

6. GANGGUAN SIRKULASI SPONTAN : CODE MANAGEMENT


Definisi : mengkoordinasikan penanganan gawat darurat untuk penyelamatan jiwa klien.
Observasi
- Monitor tingkat kesadaran
- Monitor irama jantung
- Monitor pemberian PPGD/ BTCLS/ ATCLS/ BCLS/ ACLS sesuai protocol yang
tersedia

Teraupetik

- Panggil bantuan jika klien tidak sadar


- Aktifkan code blue
- Lakukan resusitasi jantung paru, jika perlu
- Berikan bantuan nafas, jika perlu
- Pasang monitor jantung
- Pasang akses vena, jika perlu
- Siapkan intubasi, jika perlu
- Akhiri tindakan jika ada tanda-tanda sirkulasi spontan (misalnya nadi karotis teraba,
kesadaran pulih)

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian defibrilasi atau kardioversi, jika perlu


- Kolaborasi pemberian epinefrin atau adrenalin, jika perlu
- Kolaborasi pemberian amiodaron, jika perlu

7. HIPERTERMIA
Observasi :
- Observasi keadaan umu pasien
- Observasi tanda-tanda vital

Terapeutik :

- Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis


- Anjurkan pasien banyak minum
- Anjurkan pasien banyak istirahat
- Beri kompres hangat dibeberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha, leher
bagian belakang
Edukasi :

- Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai pengertian,


penanganan,dan terapi yang diberikan tentang penyakitnya

Kolaborasi :

- Beri obat penurun panas seperti paracetamol,asetaminofen

8. RESIKO SYOK : PENCEGAHAN SYOK


Definisi : mengidentifikasi dan menurunkan resiko terjadinya ketidakmampuan tubuh
menyediakan oksigen dan nutrisi untuk mencukupi kebutuhan jaringa
Observasi :
- Monitor status kardiopolmunal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi nafas,
tekanan darah, MAP)
- Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
- Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
- Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil

Teraupetik

- Berikan oksigen untuk mempertahankan sturasi oksigen >94%


- Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian intravena, jika perlu

D. EVALUASI

Tujuan keperawatan dapat dipenuhi jika dibuktikan dengan:


1. Pasien dapat mencegah penyebaran infeksi
2. Pasien dapat belajar lebih banyak tentang penyakit dan penatalaksanaanya
3. Suhu tubuh pasien kembali normal
4. Pernapasan pasien normal
5. Kecemasan pasien berkurang

DAFTAR PUSTAKA

https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/coronavirus-disease-2019-covid-19/
patofisiologi

https://www.alodokter.com/virus-corona

https://gustinerz.com/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-covid-19/

https://fkes.unuja.ac.id/unduh/200/MATERI%20WEBINAR%201%20%20ASKEP%20KEP
%20DENGAN%20COVID-19%20DI%20PELAYANAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai