Dosen Pengampu :
Johara Ahmad, S.Si. T, M. Tr.Keb
Kelompok :
Alia Rachma (202015201001)
Krisnawati (202015201018)
Musafaah Ferdianah (202015201020)
Nur Arafatul Aini (202015201026)
Rismawati (202015201034)
Shinta Norma Diana (202015201036)
Shinta Nurul Imani (202015201037)
Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Sang
pencipta langit dan bumi serta segala isinya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
kasih sayang-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Ucapan
terima kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta yang telah
memberikan dukungan moril dan do’a kepada penulis agar bisa menyelesaikan makalah untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir.
Makalah yang berjudul ”Pertumbuhan dan Perkembangan Janin”. Selama proses
penulisan makalah ini, penulis mengalami beberapa hambatan maupun kesulitan yang
terkadang membuat penulis berada di titik terlemah. Namun adanya doa, restu, dan dorongan
dari orang tua yang tak pernah putus menjadikan penulis bersemangat untuk melanjutkan
penulisan makalah ini.
Untuk itu dengan segala bakti penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan
dengan kerendahan hati dan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1 Kolonel Ckm Ns. Didin Syaefudin, S.Kp., MARS selaku Ketua STIKes RSPAD
Gatot Soebroto.
2 Ananti Setya Primawati Putri, M.Tr. Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana
Kebidanan.
3 Johara Ahmad, S.Si. T, M. Tr.Keb selaku dosen pengampu Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Bayi Baru Lahir
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................ 3
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5
1.3 Tujuan dan Manfaat................................................................................5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................5
2.1. Pertumbuhan Bayi....................................................................................5
2.2. Perkembangan Bayi..................................................................................6
BAB III
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 6
3.1 Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi....................................................................6
3.2 Kekurangan Nutrisi Pada Bayi..................................................................9
3.3. Manifestasi Kulit......................................................................................11
3.4 Kelebihan Nutrisi Pada Bayi.....................................................................12
3.5 Pertumbuhan Pada Bayi............................................................................13
3.6 Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan...............................................14
3.7 Perkembangan Pada Bayi..........................................................................15
3.8 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bayi....................................17
3.9 Kebutuhan Dasar Anak..............................................................................20
BAB IV
PENUTUP............................................................................................................... 20
4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 20
4.2 Saran .................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 22
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak mengalami kepesatan pada usia
dini. Usia dini atau sering disebut usia emas (golden ages), merupakan kesempatan emas
bagi setiap orang tua untuk memberikan stimulasi yang tepat bagi kebutuhan fisik maupun
psikis anak. Bayi dilahirkan dengan milyaran sel otak yang membutuhkan asupan gizi dan
nutrisi untuk berkembang dengan maksimal. Usia emas anak ini perlu mendapatkan nutrisi
penting saat dia dilahirkan, yaitu Air Susu Ibu (ASI). ASI merupakan nutrisi yang sangat
penting yang dibutuhkan bayi untuk terus tumbuh dan berkembang di awal-awal kehidupan
anak, ASI juga merupakan asupan terbaik bagi bayi dalam memaksimalkan tumbuh
kembang di masa golden ages (usia emas), khususnya usia 0-12 bulan. Aspek
perkembangan anak usia dini yang perlu distimulasi dengan tepat meliputi aspek
perkembangan nilai agama moral, aspek perkembangan berbahasa, aspek perkembangan
sosial emosional kemandirian, aspek perkembangan fisik motorik, aspek perkembangan
kognitif, dan aspek perkembangan seni.
Bayi (usia 0-11 bulan) merupakan periode emas sekaligus periode kritis karena
pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang mencapai
puncaknya pada usia 24 bulan. Tujuan pemberian gizi yang baik adalah tumbuh kembang
anak yang adekuat.
Pertumbuhan = perubahan bagian(kepala,tangan,kaki) yang bertambah besar,ukuran(berat
dan tinggi) yang semakin berat /tinggi.
Perkembangan = perubahan fungsi yang semakin berguna(anak bayi yang semakin lama
semakin lancar berjalan,anak bayi yang sudah bisa berbicara).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pertumbuhan Bayi
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah,ukuran, dan
fungsi tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran berat (gram,
pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik
(retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Pertumbuhan fisik merupakan hal yang kuantitatif,
yang dapat diukur. Indikator ukuran pertumbuhan meliputi perubahan tinggi dan berat
badan, gigi, struktur skelet, dan karakteristik seksual.Pertumbuhan pada masa anak –
anak mengalami perbedaan yang bervariasi sesuai dengan bertambahnya usia anak.
Secara umum, pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke kaki (cephalokaudal).
Kematangan pertumbuhan tubuh pada bagian kepala berlangsung lebih dahulu,
kemudian secara berangsur – angsuran diikuti oleh tubuh bagian bawah. Selanjutnya,
pertumbuhan bagian bawah akan bertambah secara teratur.
2.2. Perkembangan Bayi
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan fungsi tubuh dari yang
sederhana ke yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat di ramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan. Di dalam perkembangan terdapat proses
pematangan sel – sel tubuh, jaringan tubuh, organ – organ, dan sistem organ yang
berkembang sehingga masing – masing dapat melakukan fungsinya. Perkembangan
berkaitan dengan pematangan fungsi organ / individu, seperti perkembangan emosi,
intelektual, kemampuan motorik halus, motorik kasar, bahasa, dan personal sosial
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.Perkembangan pada anak mencakup
perkembangan motorik kasar, perkembangan motorik halus, perkembangan personal
sosial dan perkembangan bahasa.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada makhluk
hidup. Pertumbuhan dan perkembangan menyangkut semua aspek kemajuan yang
dicapai sejak dalam kandungan hingga dewasa.Pertumbuhan adalah bertambahnya
ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagai atau seluruhnya karena adanya
multiplikasi (bertambah banyak) sel – sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel.
Adanya multiplikasi dan pertambahan ukuran sel berarti ada pertambahan secara
kuantitatif dan hal tersebut terjadi sejak terjadinya konsepsi, yaitu bertemunya sel telur
dan sperma hingga dewasa. Jadi, pertumbuhan lebih ditekankan pada pertumbuhan
ukuran fisik seseorang, yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti
pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala atau kenaikan berat
badan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi
Bayi (usia 0-11 bulan) merupakan periode emas sekaligus periode kritis karena
pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang mencapai
puncaknya pada usia 24 bulan. Tujuan pemberian gizi yang baik adalah tumbuh kembang
anak yang adekuat.
Rekomendasi WHO dalam rangka pencapaian tumbuh kembang optimal yaitu
memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir,
memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak
lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-
ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan meneruskan pemberian ASI sampai
anak berusia 24 bulan atau lebih.
Selain diare dan infeksi pernafasan, ASI juga ditengarai dapat menurunkan insiden
infeksi telinga (otitis media) dan berbagai penyakit lainnya. Selain itu, ASI dan kegiatan
menyusu memiliki pengaruh terhadap kemampuan motorik dan bahasa anak, serta
kemungkinan memiliki pengaruh terhadap inteligensia. Pemberian ASI tidak hanya
memberikan menfaat bagi bayi dan anak saja. Manfaat lainnya juga bagi kesehatan ibu.
Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for Infant
and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang
harus dilakukan yaitu; pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu
30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau
pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga
memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan
sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan
atau lebih (WHO, 2003)
Di Indonesia, Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal
128 ayat 1 menyatakan bahwa, “setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif
sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis”.
Kebutuhan energi bayi yang cukup selama tahun pertama kehidupan sangat bervariasi
menurut usia dan berat badan. Taksiran kebutuhan energi selama 2 bulan pertama, yaitu
masa pertumbuhan cepat, adalah 120 kkal/kg BB/hari. Secara umum, selama 6 bulan
pertama kehidupan, bayi memerlukan energi sebesar kira-kira 115-120 kkal/Kg/hari,
yang kemudian berkurang sampai sekitar 105 – 110 kkal/Kg/hari pada 6 bulan
sesudahnya (Budiyanto, 2002).
Wanita hamil 11
3.3.2. Kwasiorkor
Kwasiorkor merupakan salah satu bentuk defisiensi protein kronis pada kondisi
asupan kalori yang adekuat. Anak-anak di negara berkembang yang memiliki risiko
tinggi mengalami kwasiorkor adalah mereka yang sedang mengalami masa
penyapihan air susu ibu (ASI), sedangkan di negara maju kondisi malnutrisi ini
terjadi pada anak-anak dengan perawatan lama di rumah sakit, riwayat kelahiran
prematur, malabsorpsi kronis, dan anak-anak dengan penyakit yang membutuhkan
pembatasan makanan.1 Kwasiorkor tidak hanya disebabkan oleh defisiensi protein
saja, namun multipel akibat defisiensi asam amino esensial, vitamin, dan trace
elements terutama zink.
Defisiensi Vitamin A
Manifestasi utama defisiensi vitamin A adalah kelainan visual. Kelainan kulit
dapat menyertai gejala kelainan mata, yaitu atrofi kelenjar minyak dan keringat serta
kondisi frinoderma (toad skin). Frinoderma adalah gejala kulit klasik akibat defisiensi
vitamin A yang ditandai dengan papul folikuler hiperkeratotik multipel berdiameter
kurang lebih 2-6 mm, tersebar diskret dan sumbatan keratotik di bagian tengah lesi.
Pellagra
Pellagra adalah kondisi defisiensi vitamin B3 atau niasin yang merupakan salah
satu vitamin larut dalam air. Daging sapi, unggas, kacang-kacangan, dan telur merupakan
sumber utama niasin.Sindrom klinis pellagra dikenal dengan 4D, yaitu diare, dermatitis,
demensia, dan jika terjadi malnutrisi berat dapat terjadi ‘death’ (kematian).
Defisiensi Vitamin B12
Vitamin B12 atau kobalamin merupakan vitamin yang tidak dapat disintesis
sendiri oleh tubuh manusia, sehingga harus didapat dari makanan terutama makanan
hewani. Defisiensi vitamin B12 pada bayi dan anak umumnya sekunder akibat defisiensi
maternal, terutama pada ibu menyusui dengan pola makan vegetarian.16 Penyebab
defisiensi maternal vitamin B12 lainnya adalah malabsorpsi vitamin B12 serta penyakit
gastrointestinal (achlorchydria, penyakit celiac, penyakit Crohn, infeksi Helicobacter
pylori, dan penggunaan obat proton pump inhibitor). Diagnosis dini defisiensi vitamin
B12 sangat penting untuk mencegah komplikasi lanjut pada perkembangan otak.
3.4. Kelebihan Nutrisi Pada Bayi
Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang diberikan pada bayi
setelah usia 6 bulan. Jika makanan pendamping ASI diberikan terlalu dini (sebelum usia
6 bulan) akan menurunkan konsumsi ASI dan bayi bisa mengalami gangguan
pencernaan. Namun sebaliknya jika makanan pendamping ASI diberikan terlambat akan
mengakibatkan bayi kurang gizi, bila terjadi dalam waktu panjang.
3.4.1. Obesitas
Kelebihan dalam memberikan makanan adalah risiko utama dari
pemberian makanan yang terlalu dini pada bayi. Konsekuensi pada usia-usia
selanjutnya adalah terjadi kelebihan berat badan ataupun kebiasaan makan yang
tidak sehat.
3.4.2. Hipertensi
Kandungan natrium dalam ASI yang cukup rendah (± 15 mg/100 ml).
Namun, masukan dari diet bayi dapat meningkatkan drastis jika makanan telah
dikenalkan. Konsekuensi dikemudian hari akan menyebabkan kebiasaan makan
yang memudahkan terjadinya gangguan/hipertensi.
3.4.3. Arteriosklerosis
Pemberian makanan pada bayi tanpa memperhatikan diet yang
mengandung tinggi energi dan kaya akan kolesterol serta lemak jenuh, sebaliknya
kandungan lemak tak jenuh yang rendah dapat menyebabkan terjadinya
arteriosklerosis dan penyakit jantung iskemik.
3.4.4. Alergi Makanan
Alergi Makanan Belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada
umur yang dini dapat menyebabkan alergi terhadap makanan. Manifestasi alergi
secara klinis meliputi gangguan gastrointestinal, dermatologis, dan gangguan
pernapasan, dan sampai terjadi syok anafilaktik.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Bayi dengan usia 0-11 bulan merupakan periode emas sekaligus periode
kritis karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang
mencapai puncaknya pada usia 24 bulan. Tujuan pemberian gizi yang baik pada bayi
adalah untuk tumbuh kembang anak yang adekuat.
Rekomendasi WHO dalam pencapaian tumbuh kembang optimal yaitu memberikan
air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan
pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan
makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24
bulan, dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih.
Pemberian ASI dan kegiatan menyusui memiliki pengaruh terhadap kemampuan
motorik dan bahasa anak, serta kemungkinan memiliki pengaruh terhadap
inteligensia. Pemberian ASI tidak hanya memberikan menfaat bagi bayi saja, tetapi
untuk kesehatan ibunya juga.
Bayi yang mengalami kekurangan nutrisi akan mengalami stunting.
Penyebab kejadian stunting terjadi sejak kehamilan akibat kekurangan nutrisi pada
masa ibu, inisiasi menyusui dini kurang dari 1 jam kelahiran maupun tidak sama
sekali, pemberian ASI terhenti 12 bulan, dan makanan yang diberikan tidak
bervariasi dengan frekuensi dan tekstur yang tidak sesuai usia.
Selain prevalensi tersebut, dampak akibat stunting juga dapat
menghambat masa depan bangsa. Pada dampak jangka pendek, anak dapat
mengalami gangguan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan
metabolisme dalam tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang, dapat menurunnya
kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga
mudah sakit, risiko tinggi munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit
jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke dan disabilitas pada usia tua,
meningkatkan risiko penyakit dan kematian perinatal-neonatal, serta kualitas kerja
yang tidak kompetitif dan akan menghasilkan rendahnya kualitas sumber daya
manusia (SDM) yang berakibat pada rendahnya produktifitas ekonomi.
4.2. Saran
4.2.1. Bagi ibu hamil
Diharapkan ibu yang ada pada masa hamil harus bisa memenuhi atau
menyeimbangkan kebutuhan nutrisi nya supaya janin yang ada di kndungan
nya sehat dan tidak kekurangan gizi.
4.2.2. Bagi Penulis
Dengan adanya makalah ini diharapkan penulis dapat memahami materi
mengenai nutrisi pertumbuhan dan perkembangan pada bayi secara
mendalam agar paham saat menemui klien dalam konsultasi.
4.2.3. Bagi Pembaca
Dengan adanya makalah ini kami menyarankan pembaca untuk lebih
meningkatkan keinginan dalam membacanya, terutama dalam membaca
tentang nutrisi pada bayi agar mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang
luas.
4.2.4. Bagi Lahan Praktik
Dengan adanya makalah ini diharapkan agar bisa menjadi masukan terhadap
tenaga kesehatan dalam meningkatkan pelayanan untuk mengedukasi
masyarakat mengenai pentingnya nutrisi untuk pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi.
4.2.5. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan adanya makalah ini diharapkan agar bisa menjadi bahan informasi
untuk belajar dan evaluasi selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anggryni, M., Mardiah, W., Hermayanti, Y., Rakhmawati, W., Ramdhanie, G. G., &
Mediani, H. S. (2021). Faktor Pemberian Nutrisi Masa Golden Age dengan Kejadian
Stunting pada Balita di Negara Berkembang. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, 5(2), 1764–1776. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.967
2. Dewei, P. F., Aliwardani, A., Rosita, F., & Widhiati, S. (2021). Manifestasi Kulit
Terkait Defisiensi Nutrisi pada Anak. Cermin Dunia Kedokteran, 48(10), 403–408.
Goi, M., & Bayi, G. (n.d.). G i z i b a y i. 1–17.
3. Soebroto, I. (2016). Buku Pintar Kesehatan & Gizi. In Buku Pintar Kesehatan & Gizi
(pp. 3–58).
4. Yulianeu, A., & Rahmayati, N. M. (2017). Sistem Pakar Penentu Makanan
Pendamping Air Susu Ibu Pada Bayi Usia 6 Bulan Sampai 12 Bulan Menggunakan
Metode Forward Chaining. Jurnal Teknik Informatika (JUTEKIN), 21–30.
5. Fitri, Dian Insana, Eva Chundrayetti, and Rima Semiarty. "Hubungan pemberian ASI
dengan tumbuh kembang bayi umur 6 bulan di Puskesmas Nanggalo." Jurnal Kesehatan
Andalas 3.2 (2014).
6. Agustian, Leon, Tiangsa Sembiring, and Ani Ariani. "Peran zinkum terhadap
pertumbuhan anak." Sari Pediatri 11.4 (2016): 244-9.
7. Susilaningrum, Rekawati, and Sri Utami. "Asuhan keperawatan bayi dan anak." (2013).