DOSEN PENGAMPU:
KELOMPOK 1/ R003
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Alllah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Perkembangan
Pesserta Didik dengan judul “Perkembangan Biologis, Motorik, Kognitif, Dan
Sosioemosional Pada Masa Bayi ”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
3.1 Kesimpulan..........................................................................................13
3.2 Saran.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan da perkembaga bayi merupakan suatu hal yang penuh teka-
teki dan pertanyaan karena bayi terlihat bagae mahlik yag perilaku umumnya
tampak tidak terorgaisasi, ia akan menangis ketika merasa tidak nyaman dan
tidak aman. Serta hanya terdiam saja ketika sebaliknya. Hal itu membuat orag
bertanya-tanya sebenarnya hal apa saja yang bias ia lakukan apakah dengan
terdiamnya serta kebiasaanya yang selalu tidur hingga 16-17 jam perhari bayi
juga bias melihat, mendengar dan merasakan rangsangan dari sekitarnya.
Sang ibu biasanya memliki permasalahan komunikasi degan bayinya. Ibu
ingin memenuhi kenyamana dan keiginan bayi sepenuhnya namun kadang
kita tidak tau apa maksud dari tangisan bayi. Dalam makalah ini akan
membahas mengenai bagaemana sebenarya pertumbuhan dan perkembangan
bayi tersebut. Sehingga kita dapat memahami bagaemana dunia sang bayi
tersebut dimana hal tersebut akan mendorong perkembangan dan pertumbuhan
bayi secara optimal.
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana perkembangan Biologis pada masa bayi?
2) Bagaimana perkembangan Motorik pada masa bayi?
3) Bagaimana perkembangan Kognitif pada masa bayi?
4) Bagaimana perkembangan sosioemosional pada masa bayi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan biologis pada masa bayi
2. Untuk mengetahui perkembangan motorik pada masa bayi
3. Untuk mengetahui perkembangan kognitif pada masa bayi
4. Untuk mengetahui perkembangan sosioemosional pada masa bayi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Berat
Pada usia empat bulan, berat bayi biasanya bertambah dua kali
lipat. Pada usia satu tahun barat bayi rata-rata tiga kali lipat berat pada
waktu lahir atau sekitar 21 pon. Pada usia dua tahun ratarata berat bayi
Amerika adalah 25 pon.
B. Tinggi
Pada usia empat bulan, ukuran bayi antara 23 dan 24 inci, pada usia satu
tahun, antara 28 dan 30 inci, dan usia dua tahun, antara 32 dan 34.
C. Proporsi Fisik
2
Pertumbuhan kepala berkurang dalam masa bayi, sedangkan
pertumbuhan badan dan tungkai meningkat. Jadi bayi berangsur– angsur
menjadi kurang berat di atas dan tampak lebih ramping dan tidak gempal
pada masa akhir bayi.
D. Tulang
Urat-otot sudah ada pada waktu lahir tetapi dalam bentuk yang
belum berkembang. Urat-otot itu berkembang lambat selama masa bayi
dan lemah. Seba;iknya, jaringan lemak berkembang pesat, sebagian karena
tingginya kadar lemak didalam susu yang merupakan bahan makanan
pokok bagi bayi.
F. Bangun tubuh
G. Gigi
Rata-rata bayi mempunyai empat hingga enam gigi susu pada usia
satu tahun da 16 pada usia dua tahun. Gigi yang pertama muncul adalah
gigi depan, sedangkan yang terakhir adalah geraham. Empat gigi susu
3
yang terakhir biasanya baru muncul pada tahun pertama masa kanak-
kanak.
H. Susunan Saraf
Pada waktu lahir, berat otok adalah seperdelapan berat total bayi.
Pertambahan berat otat paling pesat pada usia dua tahun. Otak kecil yang
berperan penting untuk menjaga keseimbangan dan pengendalian tubuh,
bertambah beratnya tiga kali lipat satu tahun sesudah kelahiran. Ini berlaku
juga untuk otak besar.
I. Perkembangan Organ
Perasa Pada usia tiga bulan, otot mata sudah cukup. Terkoordinasi
untuk memungkinkan mereka melihat sesuatu secara jelas dan nyata dan
sel-sel kerucut sudah berkembang baik untuk memungkinkan mereka
melihat warna. Pendengaran berkembang pesat selama waktu ini.
Penciuman dan pengecapan yang berkembang baik pada waktu kelehiran,
terus membaik selama masa bayi. Bayi sangat tanggap terhadap semua
perangsang kulit karena tekstur kulit mereka yang tipis dan karena semua
organ perasa yang berhubungan dengan peraba, tekanan, rasa, sakit dan
suhu berkembang dengan baik.
4
Motorik halus meliputi otot-otot kecil yang ada seluruh tubuh, seperti
menyentuh dan memegang. Bayi dilahirkan dengan dilengkapi seperangkat
komponen penting yang kelak akan menjadi gerakan-gerakan lengan, tangan
dan jari, yang terkoordinir dengan baik. Meskipun demikian, pada saat baru
dilahirkan, bayi masih mengalami kesulitan dalam mengontrol keterampilan
motorik halusnya. Keterampilam-keterampilan sederhana, seperti menjangkau
dan menggenggam muncul pada saat usia bayi mencapai 4-5 bulan, dan
selama 2 tahun pertama kehidupan bayi ketermpilan tersebut semakin baik.
A. Perkembangan Sensor
B. Pengecapan
Bayi yang baru lahir juga telah memiliki kepekaan terhadap rasa.
Hal ini terbukti dengan jelas bahwa bayi lebih menyukai rasa manis dan
mreka akan menghisap putting susu tiruan (dot) lebih kuat dan cepat
ketika mengeluarkan air gula disbanding ketika dot mengeluarkan air
tawar (Mistretta & Bradley,1985). Menurut hasil penelitian lain, bayi yang
baru lahir memperlihatkan suatu ekspresi, seperti senyum, setelah diberi
larutan manis, tetapi akan mengerutkan lidahnya setelah diberi larutan
asam (Stainer,1979 dalam Santrock,1995).
5
C. Penciuman
Bayi yang baru lahir juga memiliki reaksi terhadap berbagai bau,
baik bau harum maupun busuk. Bau cuka atau almuniak membuat wajah
bayi yang berusia 1 minggu meringis dan mengalihkan kepalanya. Dalam
suatu penelitian, bayi yang minum ASI memperlihatkan suatu keinginan
yang jelas atas bau kain pelapis ibu mereka ketika mereka berusia 6 hari
tetapi, ketika berusia 2 hari mereka tidak memperlihatkan keinginan ini.
Hal ini menunjukkan bahwa bayi memerlukan beberapa hari untuk
menyadari bau tersebut (Santrock,1995).
D. Pedengaran
E. Penglihatan
Secara psikologis dan anatomis bayi yang baru lahir telah memiliki
kesiapan untuk merespon secara diferensial sebagai aspek penglihatanya
(Reese & Lipsitt,1979). Meskipun telah memiliki kemampuan merespons
lingkungan visual, namun sampai sekarang sedikit orang memahami
seberapa banyak bayi benar-benar dapat melihat (Hetherington & parke,
1970). Penelitian mengenai penglihatan bayi dilakukan secara luas
dipelopori oleh (Fantz,1963), yang menarik beberapa kesimpulan bahwa :
pertama, bayi yang baru lahir mampu membuat diskriminasi visual secara
baik. Kedua, bayi merespon secara selektif berbagai stimulus visual.
Misalnya, bayi lebih senang melihat pola atau bentuk dari pada warna atau
kecerahan (Johnson & Medinnus, 1974).
6
2.3 Perkembangan Kognitif pada Masa Bayi
7
Menurut Piaget, mekanisme perkembangan sensorimotor ini
menggunakan proses asimilasi dan akomodasi. Tahap-tahap perkembangan
kognitif anak dikembangkan dengan perlahan-lahan melalui proses asimilasi
dan akomodasi terhadap skema-skema anak karena adanya masukan,
rangsangan, atau kontak dengan pengalaman dan situasi yang baru.
Piaget membagi tahap sensorimotor dalam enam periode, yaitu:
A. Periode 1 : Refleks (umur 0 – 1 bulan)
Periode paling awal tahap sensorimotor adalah periode refleks. Ini
berkembang sejak bayi lahir sampai sekitar berumur 1 bulan. Pada periode
ini, tingkah laku bayi lebih banyak bersifat refleks, spontan, tidak
disengaja, dan tidak terbedakan. Tindakan seorang bayi didasarkan pada
adanya rangsangan dari luar yang ditanggapi secara refleks.
B. Periode 2 : Kebiasaan (umur 1 – 4 bulan)
Pada periode perkembangan ini, bayi mulai membentuk kebiasan-
kebiasaan awal. Kebiasaan dibuat dengan mencoba-coba dan mengulang-
ngulang suatu tindakan. Refleks-refleks yang dibuat diasimilasikan dengan
skema yang telah dimiliki dan menjadi semacam kebiasaan, terlebih dari
refleks tersebut menghasilkan sesuatu. Pada periode ini, seorang bayi
mulai membedakan benda-benda di dekatnya. Ia mulai mengadakan
diferensiasi akan macam-macam benda yang dipegangnya.
Pada periode ini pula, koordinasi tindakan bayi mulai berkembang
dengan penggunaan mata dan telinga. Bayi mulai mengikuti benda yang
bergerak dengan matanya. Ia juga mulai menggerakkan kepala ke sumber
suara yang ia dengar. Suara dan penglihatan bekerja bersama. Ini
merupakan suatu tahap penting untuk menumbuhkan konsep benda.
C. Periode 3 : Reproduksi kejadian yang menarik (umur 4 – 8 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi mulai menjamah dan memanipulasi
objek apapun yang ada di sekitarnya (Piaget dan Inhelder 1969). Tingkah
laku bayi semakin berorientasi pada objek dan kejadian di luar tubuhnya
sendiri. Ia menunjukkan koordinasi antara penglihatan dan rasa jamah
(perabaan). Pada periode ini, seorang bayi juga menciptakan kembali
kejadian-kejadian yang menarik baginya. Ia mencoba menghadirkan dan
8
mengulang kembali peristiwa yang menyenangkan diri (reaksi sirkuler
sekunder). Piaget mengamati bahwa bila seorang anak dihadapkan pada
sebuah benda yang dikenal, seringkali hanya menunjukkan reaksi singkat
dan tidak mau memperhatikan agak lama. Oleh Piaget, ini diartikan
sebagai suatu “pengiyaan” akan arti benda itu seakan ia mengetahuinya.
D. Periode 4 : Koordinasi Skemata (umur 8 – 12 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi mulai membedakan antara sarana
dan hasil tindakannya. Ia sudah mulai menggunakan sarana untuk
mencapai suatu hasil. Sarana-sarana yang digunakan untuk mencapai
tujuan atau hasil diperoleh dari koordinasi skema-skema yang telah ia
ketahui. Bayi mulai mempunyai kemampuan untuk menyatukan tingkah
laku yang sebelumnya telah diperoleh untuk mencapai tujuan tertentu.
Pada periode ini, seorang bayi mulai membentuk konsep tentang tetapnya
(permanensi) suatu benda. Dari kenyataan bahwa dari seorang bayi dapat
mencari benda yang tersembunyi, tampak bahwa ini mulai
mempunyaikonsep tentang ruang.
E. Periode 5 : Eksperimen (umur 12 – 18 bulan)
Unsur pokok pada periode ini adalah mulainya anak
mengembangkan cara-cara baru untuk mencapai tujuan dengan cara
mencoba-coba (eksperimen) bila dihadapkan pada suatu persoalan yang
tidak dipecahkan dengan skema yang ada, anak akan mulai mecoba-coba
dengan Trial and Error untuk menemukan cara yang baru guna
memecahkan persoalan tersebut atau dengan kata lain ia mencoba
mengembangkan skema yang baru. Pada periode ini, anak lebih
mengamati benda-benda disekitarnya dan mengamati bagaimana benda-
benda di sekitarnya bertingkah laku dalam situasi yang baru. Menurut
Piaget, tingkah anak ini menjadi intelegensi sewaktu ia menemukan
kemampuan untuk memecahkan persoalan yang baru. Pada periode ini
pula, konsep anak akan benda mulai maju dan lengkap. Tentang keruangan
anak mulai mempertimbangkan organisasi perpindahan benda-benda
secara menyeluruh bila benda-benda itu dapat dilihat secara serentak.
F. Periode Representasi (umur 18 – 24 bulan)
9
Periode ini adalah periode terakhir pada tahap intelegensi
sensorimotor. Seorang anak sudah mulai dapat menemukan cara-cara baru
yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan eksternal, tetapi juga
dengan koordinasi internal dalam gambarannya. Pada periode ini, anak
berpindah dari periode intelegensi sensori motor ke intelegensi
representatif. Secara mental, seorang anak mulai dapat menggambarkan
suatu benda dan kejadian, dan dapat menyelesaikan suatu persoalan
dengan gambaran tersebut. Konsep benda pada tahap ini sudah maju,
representasi ini membiarkan anak untuk mencari dan menemukan objek-
objek yang tersembunyi. Sedangkan dalam konsep keruangan, anak mulai
sadar akan gerakan suatu benda sehingga dapat mencarinya secara masuk
akal bila benda itu tidak kelihatan lagi.
Karakteristik anak yang berada pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1. Berfikir melalui perbuatan (gerak),
2. Perkembangan fisik yang dapat diamati adalah gerak-gerak refleks
sampai ia dapat berjalan dan berbicara,
3. Belajar mengkoordinasi akal dan geraknya, Cenderung intuitif
egosentris, tidak rasional dan tidak logis.
10
menangis. Sekitar usia 3 atau 4 bulan seorang anak sudah dapat mengenal
wajah ibunya. Setelah itu baru pada orang lain yang ikut merawatnya
setiap hari, misalnya ayah, kakak, nenek dan anggota keluarga yang lain.
Batas lingkup hubungan social ini terbatas para orang-orang seisi rumah
dan pada unit keluarga saja. Terhadap orang-orang diluar rumah yang
tidak dikenalnya, dia merasa asing, namun lama kelamaan setelah terbiasa
bertemu ia tidak merasa takut atau asing lagi.
Jadi orang yang dikenal lebih dahulu oleh seorang bayi adalah
orang yang selalu dekat dengannya, yang sering dia jumpai setiap saat,
baru orangorang lain yang berada diluar rumah. Perilaku social-pribadi
untuk bayi usia 4 minggu sampai dengan 12 bulan, diawali dengan mulai
memerhatikan wajah. Kemudian bermain-main dengan tangan dan
bajunya, mampu mengenali botol, serta mulai memasukkan makanan ke
mulut. Tahap berikutnya adalah mulai bermain dengan kaki dan mainan,
mengharapkan suasana ketika sedang makan. Selanjutnya diikuti oleh
kemampuan untuk bermain permainan anak-anak yang sederhana, serta
mampu makan biscuit sendiri. Pada usia sekitar 12 bulan, bayi akan mulai
tampak kemauan untuk dipakaikan baju, mampu berbagi mainan, serta
mampu makan dengan jari-jari tangan.
Perilaku sosial pribadi yang ditunjukkan oleh anak yang berusia 18
bulan adalah kemampuan untuk makan dengan menggunakan sendok,
meskipun masih terdapat remah-remah makanan yang terjatuh. Selain itu
keinginan untuk buang air besar ataupun kecil sudah mulai teratur.
Kemampuan mengatur keinginan buang air ini akan akan diikuti oleh
kemampuan untuk menyatakan keinginan buang air serta kemampuan
untuk bermain dengan boneka ketika anak berusia 2 tahun.
B. Perkembangan Emosional
Emosi sebagai perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang
sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap
penting olehnya. Emosi diwakili oleh perilaku yang mengekspresikan
kenyamanan atau ketidak nyamanan terhadap keadaan atau interaksi yang
sedang dialami. Emosi juga bisa berbentuk sesuatu yang spesifik separti
11
rasa senang, takut, marah, dan seterusnya. Sebagai contoh, seorang bayi
bisa menunjukkan ketakutan yang luar biasa atau yang biasa saja pada
situasi tertentu.
Bayi menangis karena ia merasa lapar, dan tangisan itu berubah
menjadi tangisan panik bila didiamkan terlalu lama. Pada masa bayi emosi
terbagi menjadi dua:
i. Emosi Primer, yang muncul pada manusia dan juga binatang. Yang
termasuk emosi primer ini adalah terkejut, tertarik, senang, marah, sedih,
takut, dan jijik. Semua emosi ini muncul pada usia 6 bulan pertama.
ii. Emosi yang disadari, yang memerlukan kognisi, terutama kesadaran
diri. Yang termasuk jenis emosi ini adalah empati, cemburu dan
kebingungan yang muncul pada 1,5 tahun pertama (setelah timbulnya
kesadaran diri), selain itu juga ada bangga, malu, rasa bersalah yang mulai
muncul pada 2,5 tahun pertama.
Pada usia tiga bulan, bayi bisa merasakan perasaan tertekan disatu
pihak dan dan perasaan senang atau gembira dilain pihak. Berarti senang
dan gembira merupakan perkembangan emosi baru yang sifatnya baru dan
tidak terdapat ketika bayi lahir. Pada usia lima bulan muncul perasaan
marah dan benci, yang merupakan sisi lain perkembangan perasaan
tertentu yang terganggu. Usia tujuh bulan mulai nampak adanya perasaan
takut.
Kemudian umur 10-20 bulan, perasaan bersemangat dan kasih
sayang mulai terpisah dari perasaan senang atau gembira. Makin besar
anak itu, makin besar pula kemampuannya untuk belajar dari lingkungan,
sehingga perkembangan emosinya semakin rumit. Perkembangan perasaan
melalui proses kematangan hanya terjadi sampai seorang anak berusia satu
tahun. Setelah itu perkembangan emosi selanjutnya lebih banyak
ditentukan oleh proses dan hasil belajar.
BAB III
12
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Semoga makalah yang kami buat ini dapat dijadikan sebagai salah
satu sumber referensi dalam mata kuliah Perkembagan Perserta Didik
terutama untuk Perkembangan biologis, motorik, kognitif dan
sosioemosional pada masa bayi. Makalah kami ini masih jauh dari kata
sempurna untuk itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran dari
pembaca agar makalah yang kami buat ini bisa mencapai kesempurnaan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14