Disusun Oleh:
Mandarin (230101065)
BINJAI
2024/2025
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur sepantasnya dihaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, penulis diberi
kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW sebab berkat
beliau kita dapat terbebas dari belenggu kebodohan.
Untuk itu, kekurangan yang ada akan menjadi sebuah pelajaran bagi
penulis, dan penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun dari pembaca
untuk perbaikan di masa yang akan datang. Mudah-mudahan makalah yang telah
penulis sajikan ini dapat sangat bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 3. PENUTUP...................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................ 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan
seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa bayi sangat peka terhadap
lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat
singkat dan tidak dapat diulang kembali. Bayi adalah individu yang lemah dan
memerlukan adaptasi. Kesulitan proses adaptasi akan menyebabkan bayi
mengalami penurunan berat badan, keterlambatan perkembangan, perilaku yang
tidak teratur bahkan bisa sampai meninggal dunia, sehingga bayi sangat
memerlukan peran seorang orang tua. Orang tua adalah perawat utama bagi bayi.
Sebaik-baik orang lain mengasuh bayi, jauh lebih baik karena orang tua sekaligus
memberikan kasih sayang.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi merupakan suatu hal yang penuh
teka-teki dan pertanyaan karena bayi terlihat bagai makhluk yang perilaku
umumnya tampak tidak terorganisasi, ia akan menangis ketika merasa tidak
nyaman dan tidak aman. Serta hanya terdiam saja ketika sebaliknya. Hal itu
membuat orang bertanya-tanya sebenarnya hal apa saja yang bias ia lakukan
apakah dengan terdiamnya serta kebiasaanya yang selalu tidur hingga 16-17 jam
per hari bayi juga bias melihat, mendengar dan merasakan rangsangan dari
sekitarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Perkembangan Fisik ?
2. Apa Pengertian Perkembangan Kognitif?
3. Apa Pengertian Perkembangan Psikososial ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Perkembangan Fisik
2. Untuk Mengetahui Apa Itu Perkembangan Kognitif
3. Untuk Mengetahui Apa Itu Perkembangan Psikososial
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Fisik
1. Perkembangan fisik Anak Usia 0-2 tahun
b. Perkembangan Refleks
Pada masa bayi terlihat gerakan-gerakan spontan yang disebut refleks.
Refleks adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak terkoordinir
sebagai reaksi terhadap rangsangan-rangsangan tertentu serta memberi bayi respon
penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Hoffnung menjelaskan terdapat 12
reflek gerak bayi yang pertama adalah menghisap, pernafasan, mencari, menelan
1
Rahmi Utami,Modul Psikologi Perkembangan,(Binjai:2024), h. 34
2
Ibid
2
mengedip, biji mata, Moro, memegang, penguatan, leher, babinski, melangkah
berenang.3
Secara garis besar 12 reflek tersebut dapat dibagi menjadi dua pertama
refleks survival yaitu refleks yang secara nyata berguna untuk memenuhi
kebutuhan fisik bayi terutama dalam penyesuaian diri dengan lingkungan barunya.
Kedua adalah refleks primitif yaitu refleks yang tidak secara nyata berguna bagi
pemenuhan kebutuhan fisik. Walaupun demikian mungkin tingkah laku refleks
primitif in penting pada tahap awal evolusi manusia yang diwariskan oleh nenek
moyang kita.
1) Refleks Menghisap dan Mencari
Refleks mencari terlihat ketika pipi bayi disentuh dan diusap dengan
lembut maka ia langsung merespon dengan memalingkan kepalanya ke arah pipi
yang disentuh. Tingkah laku pencaharian inilah yang disebut dengan refleks
mencari refleks mencan. Jika kemudian bayi menemukan payudara ibunya sebagai
refleber makanan. Jika kemudian bayi menemukan puting susu ibu maka ia akan
langsung belajar untuk menghisap secara kuat dan berirama tanpa belajar terlebih
dahulu. Jadi dengan refleks menghisap akan memudahkan bayi memperoleh
makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu dengan makanan.
Refleks mencari dan menghisap akan menghilang setelah bayi berusia kira-
kira 3 hingga 4 bulan. Kemudian dalam usia 1 tahun refleks menghisap menyatu
dan diperluas dengan aktivitas semacam yang disengaja. Bayi mulai menggunakan
mulutnya untuk sesuatu yang menjadi cara utama mempelajari objek-objek baru.
Lebih 85% bayi yang sering menghisap ternyata tidak melakukannya untuk
mendapatkan makanan mereka menghisap jari kepalan tangan mereka dan dot
untuk kesenangan saja
2) Refleks Moro
Refleks Moro adalah suatu respon tiba-tiba dari bayi yang baru lahir
sebagai akibat adanya suara atau gerakan yang mengejutkannya. Refleks moro
satu upaya mempertahankan hidup. Karena itu ia merupakan hal yang normal bagi
semua bayi yang baru lahir. Bahkan belakangan ini refleks Moro dianggap sangat
penting karena dapat membantu dokter dalam mendiagnosa perkembangan sistem
3
Ibid
3
saraf normal bayi. Bayi yang sehat akan menunjukkan respon tersebut apabila ia
terkejut.
3) Refleks Menggenggam
Refleks menggenggam terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan
bayi dan bayi akan merespon dengan cara menggenggamnya dengan kuat. Refleks
menggenggam merupakan langkah awal bagi bayi untuk lebih memudahkan
melakukan aktivitas menggenggam selanjutnya yang lebih disengaja. Pada bulan
ketiga refleks menggenggam ini berkurang dan bayi memperlihatkan suatu
genggaman yang lebih spontan yang sering dihasilkan oleh rangsangan visual.
Ketika perkembangan motoriknya semakin lancar bayi itu akan menggenggam
benda-benda menggunakannya dengan hati-hati serta mengamati benda-benda
tersebut. Pada akhirnya gerakan-gerakan refleks pada bayi akan bergabung sejalan
dengan bertambahnya usia bayi menjadi suatu tindakan yang lebih kompleks dan
spontan.
4
Ibid,h.35
4
6 bulan masa tidur bayi rata rata hanya 13 sampai 14 jam perhari dan pada umur
24 bulan berkurang menjadi hanya 11 jam hingga 12 jam perhari.
2) Pola makan dan minum
Perkembangan fisik bayi terkandung pada ukuran makanan yang
baikmakanan yang mengandung sejumlah protein kalori vitamin dan mineral.
Akan selama 2 tahun pertama. Sebagaimana orang dewasa bayi membutuhkan
tetapi sesuai dengan berat badannya bayi harus mengkonsumsi makanan jauhlebih
banyak dibandingkan dengan orang dewasa atau anak-anak. Sebagai contoh, setiap
hari selama 3 bulan, lebih baik idealnya harus menerima lebih dari 2 ons cairan 0,5
kg berat badan sedangkan anak usia 8 tahun lebih hanya memerlukan sekitar
sepertiga jumlah itu. Bayi laki-laki usia 4 sampai 6 bulan pertama ASI atau susu
formula lain merupakan sumber utama dan energi yang utama.
Namun belakangan semakin disadari bahwa pemberian ASI jauh lebih baik
dari susu formula lainnya. Hal ini dikarenakan memberikan ASI berarti memberi
susu yang bersih dan dapat dicerna serta menolong mengimunisasi bayi yang baru
lahir dari penyakit. Setelah usia bayi mencapai 6 bulan secara bertahap dan
berangsur-angsur bayi dapat diperkenalkan dengan makanan padat seperti beras
gandum atau buah yang disaring. Makanan ini dikenal dengan istilah MPASI atau
makanan pengganti air susu ibu. Kualitas gizi yang diberikan oleh orang tua
kepada bayi harus diperhatikan semakin dewasa usia bayi maka akan semakin baik
pula konsumsi makanannya yang mengandung beberapa hal-hal seperti protein
vitamin kalori dan mineral.
3) Pola Buang Air
Buang air yang terkendali atau terlatih merupakan suatu
bentukketerampilan fisik dan motorik yang harus dicapai oleh bayi. Kemampuan
untuk mengendalikan buang air ini sangat bergantung pada kematangan otot dan
motivasi yang mereka miliki. Ketika baru dilahirkan bayi belum mampu
mengendalikan buang airnya sehingga buang air setiap saat. Pada usia 4 bulan
interval buang airnya sudah bisa diramalkan. Pengendalian buang air besar ratarata
dimulai pada usia 6 bulan dan kebiasaan pengendalian buang air besar baru
terbentuk pada akhir masa bayi. Perkembangan keterampilan motorik
perkembangan keterampilan motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-
5
bagian tubuh yang disengaja, otomatis, cepat, dan akurat. Gerakan-gerakan ini
merupakan rangkaian koordinasi dari beratus-ratus otot yang rumit.
4) Perkembangan Keterampilan Motorik
Perkembangan keterampilan motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau
bagian-bagian tubuh yang disengaja, otomatis,cepat,dan akurat. Gerakan-gerakan
inui merupakan keterampilan motorik ini dapat dikelompokan menurut ukuran-
ukuran otot dan bagian tubuh yang terkait yaitu keterampilan motorik kasar dan
keterampilan motorik halus. 5
5
Ibid,h.36
6
sekitar usia 5 atau 6 tahun, kadang periode ini disebut tahun pra sekolah. Kelas
satu sekolah dasar biasanya menandai akhirnya periode ini.2 Dari penjelasan di
atas dapat disimpulkan bahwa, masa kanak-kanak awal masa perkembangan anak
dari usia 2 tahun sampai usia 6 tahun, yang mana bisa disebut juga dengan periode
prasekolah. Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan
berikutnya, dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh baik berat badan maupun
tinggi badan serta kekuatannya, memungkinkan anak untuk lebih aktif dan
berkembang keterampilan fisiknya, dan juga berkembangnya eksplorasi terhadap
lingkungan tanpa bantuan orang tuanya. Perkembangan sistem syaraf pusat
memberikan kesiapan pada anak untuk lebih meningkatkan pemahaman dan
penguasaannnya terhadap tubuhnya.
B. Perkembangan Kognitif
1. Anak usia 0-2 Tahun
Istilah "Cognitive" berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian,
mengerti. Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan,
dan penggunaan pengetahuan. Pengertian kognitif adalah proses yang terjadi
secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang
berpikir.6 Perkembangan kognitif adalah perkembangan pada manusia yang
berkaitan dengan peningkatan kemampuan dalam memahami, mengolah
informasi, mengingat, serta mengambil keputusan. Perkembangan ini termasuk
dalam proses tumbuh kembang anak yang dapat memengaruhi beberapa aspek,
yaitu: Perhatian, yaitu proses pemusatan fokus dan konsentrasi pada suatu aktivitas
atau objek. Memori dan daya ingat, yaitu fungsi kognitif yang berhubungan
dengan kemampuan dalam menyimpan, memproses, dan mengingat kembali
pengalaman atau informasi yang sudah didapatkan. Peran eksekutif, yaitu
kemampuan dalam merencanakan, merealisasikan keinginan, dan menyelesaikan
suatu masalah pada kehidupan. Kemampuan berbahasa, yaitu fungsi kognitif yang
berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk merangkai kata-kata saat berbicara
dengan orang lain. Merasa dan mengamati, yaitu fungsi kognitif yang membuat
6
Khadijah, Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini, Perdana Publishing, (Medan:2016)
7
seseorang mampu mengenali, memahami, dan merasakan rangsangan dari
lingkungan di sekitar.
Tahapan Perkembangan Kognitif Anak Berdasarkan Teori Piaget:
a) Tahap Sensorimotor (Usia 18–24 Bulan)
b) Tahap Praoperasional (Usia 2–7 Tahun)
Fungsi kognitif adalah fungsi kompleks pada otak yang melibatkan
berbagai aspek, seperti daya ingat, perhatian, penalaran, logika, dan kemampuan
berpikir. Pada dasarnya, fungsi kognitif manusia akan berkembang secara bertahap
dan dimulai dari masa kanak-kanak.
1) Tahap Sensorimotor (Usia 18-24 Tahun)
Tahap sensorimotor adalah tahap pertama dari perkembangan kognitif
anak yang terjadi pada usia 0–2 tahun. Pada tahap ini, anak akan belajar untuk
mengenal diri sendiri dan dunia luar melalui kemampuan sensorik (melihat dan
mendengar) serta tindakan motorik (menyentuh dan menggapai). Semua hal yang
dipelajari anak pada tahap sensorimotor akan didasarkan pada pengalaman dan
trial and error. Misalnya, anak akan menangis jika ingin mendapatkan perhatian
atau mengetahui keberadaan orang tua saat bermain petak umpet.7
2. Tahap Praoperasional (Usia 2-7 Tahun)
Tahap praoperasional adalah masa di mana anak akan mengembangkan
kemampuannya dalam mengingat dan berimajinasi. Selain itu, pada tahap ini, anak
memiliki kecenderungan untuk meniru cara seseorang dalam berbicara dan
berperilaku. Perlu diketahui, pada tahap ini, anak masih belum bisa menggunakan
logika maupun mengubah, menggabungkan, dan memisahkan pikiran atau idenya.
Hal inilah yang membuat anak usia 2–7 tahun kerap memiliki teman imajinasi.
C. Perkembangan Psikososial
1. Pengertian Psikososial
Psikososial adalah perkembangan manusia dalam bentuk tingkah laku,
hubungan dan interaksi, serta bagaimana pikiran, perasaan, emosi, dan tindakan
tersebut dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain, pengalaman sosial
atau situasi sosial yang ada di sekitarnya. Psikososial adalah suatu kondisi yang
7
Tim medis siloam hospitals, tahapan perkembangan kognitif anak, 2023, diakses pada 5 maret
8
terjadi pada individu yang mencakup aspek psikologis atau psikis dan aspek sosial,
dimana kedua aspek tersebut saling berhubungan satu sama lainnya.
Psikososial merupakan istilah yang menggambarkan hubungan antara
kondisi sosial seseorang dengan kesehatan mental/emosinya. Psikososial
merupakan setiap bentuk perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat
psikologi maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik.
Psikososial memberikan gambaran pada individu bahwasanya setiap
individu akan mengalami proses integrasi melalui penalaran dalam dirinya dan
interaksi dimana dalam hal ini akan didominasi oleh faktor intelektual dan
emosional. Menurut Hidayat (2008), terdapat beberapa jenis kebutuhan psikososial
pada manusia, yaitu sebagai berikut: Kebutuhan akan kasih sayang. Kebutuhan
kasih sayang merupakan cerminan arti kebutuhan asih yang dapat memberikan
kehidupan dan ketenteraman secara psikologis, Rasa aman. Kebutuhan rasa aman
dan perlindungan terbagi menjadi perlindungan fisik (meliputi perlindungan atas
ancaman terhadap tubuh seperti penyakit, kecelakaan) dan perlindungan psikologis
(perlindungan atas ancaman dari pengalaman yang baru dan asing). Harga diri.
Kebutuhan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang lain terkait dengan
keinginan untuk mendapatkan kekuatan serta meraih prestasi, rasa percaya diri dan
pengakuan dari orang lain. Rasa memiliki. Rasa memiliki merupakan suatu
kebutuhan. Individu merasa benda-benda yang dimiliki harus segera
dilindunginya. Kebutuhan mendapat pengalaman. Pengalaman merupakan hal
yang sangat berharga. Individu akan lebih percaya diri dan merasakan kesuksesan
yang besar dari pengalaman yang ada untuk digunakan dalam aktivitas yang
dilakukan.
2. Membentuk Psikososial
a. Membangun Kejujuran Pada Anak
Perilaku jujur adalah salah satu dasar penting dalam akhlak Islam yang
membutuhkan kerja keras dalam menanamkannya dan mengokohkannya.
Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam memberi perhatian khusus tentang
penanaman perilaku ini pada diri anak. Beliau mengawasi perlakuan kedua
orangtua kepada anak mereka agar terhindar dari hinanya berdusta kepada anak.
9
Beliau menetapkan satu kaidah umum bahwa anak juga manusia yang memiliki
hak-hak dalam hubungan sosial sesama manusia. Sehingga, kedua orangtua tidak
boleh menipu atau membohonginya dengan media dan sarana apa pun.8
b. Mengajarkan Anak untuk Menjaga Rahasia
Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam merasakan pentingnya menum-
buhkan anak dengan perilaku menjaga rahasia. Sebab, itu merefleksikan kebaikan
si anak di masa sekarang dan masa mendatang serta keselamatan keluarga dan
menjaga pembangunan masyarakat. Seorang anak yang terbiasa menjaga rahasia,
dia akan tumbuh dengan memiliki keinginan kuat, tabah dan tertata lidahnya.
Dengan demikian, akan tumbuh kepercayaan dalam masyarakat dengan masing-
masing menjaga rahasia satu sama lain.9
c. Mencarikan Teman Yang baik Untuk Anak
Di antara hubungan interaksi sesama manusia adalah berteman. Manusia
adalah makhluk sosial yang selalu berusaha untuk berkumpul dengan manusia
lainnya, mengenal mereka, membentuk ikatan dan hubungan dengan mereka dan
hidup bersama mereka dalam cinta dan persaudaraan. Apabila kedua orangtua
sanggup memilihkan teman yang baik bagi anak mereka, berarti orangtua tersebut
berhasil membuka pintu pendidikan yang layak bagi pertumbuhan si anak. Kita
semua tahu bahwa anak pasti akan memilih teman, sebab kita tidak mungkin
memutarbalikkan fitrah manusia. Jadi, sebaiknya orangtua ikut membantu si anak
dalam memilih teman baik dan saleh yang akan membantunya taat kepada Allah
dan menjalankan ajaran Islam dengan sempurna. Oleh sebab itu, kita dapati bahwa
Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam bermain bersama anak-anak di kala
beliau kecil.10
d. Menjauhi Anak dari Sifat Iri Dengki
Bersihnya hati dari sifat iri dan dengki merealisasikan keseimbangan jiwa
bagi manusia, membiasakannya mencintai kebaikan bagi masyarakat, dan
melepaskan kekuatan kebaikan dalam jiwa manusia hingga mencapai puncaknya.
Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam menyeru seorang anak yang sedang tumbuh,
8
Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Cara Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam Mendidiki
Anak, Pro-O Media,(Yogyakarta:2010), h.421
9
Ibid, h.423
10
Ibid, h.389
10
Anas bin Malik, untuk selalu membersihkan kotoran jiwanya siang dan malam;
memaafkan orang yang menyakitinya, mengosongkan hati dari bisikan setan dan
tiupannya di kepala dan jiwa. Mari kita bersama-sama menyimak seruan yang
menakjubkan lagi agung ini.11
e. Menanamkan Sikap Amanah Pada Anak
Amanah adalah perilaku mendasar. Nabi kita Muhammad Shallallahu
'alayhi wa sallam memiliki sifat ini dari sejak anak-anak hingga menjadi rasul
Sampai kaum musyrikin memberinya sifat “Orang yang jujur lagi amanah.” Ini
merupakan pelajaran bagi anak Muslim agar meneladani Rasulullah Shallallahu
'alayhi wa sallam untuk membantunya kelak berdakwah di jalan Allah Subhanahu
wa Ta'ala. Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa Sallam menentukan tanggung jawab
seorang anak atas harta bapaknya, sehingga dia menjadi orang yang diamanahi
untuk membelanjakan harta bapaknya dengan tanpa berlebih-lebihan sebagaimana
disebutkan dalam kitab ash Shahih:
"Seorang anak adalah pemimpin pada harta bapaknya dan dia ber- tanggung jawab
atas apa yang dipimpinnya." Kita lihat perhatian Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa
sallam terhadap perilaku amanah dan penanamannya di dalam diri seorang anak.
Beliau tidak memaafkan kesalahan anak pada aspek ini. Beliau menghukum si
anak ke tika dia tidak menjalankan amanah dengan baik. Beliau menjewer
telinganya.12
11
Ibid, h.425
12
Ibid, h.424
11
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Suwaid, Muhammad Nur Abdul Hafizh, Cara Nabi Mendidik Anak, Yokyakarta:
Pro-U Media, 2010
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/tahapan-
perkembangan-kognitif-anak. (diakses pada 5 Maret 2024)
13