Makalah PPD Masa Bayi Perkembangan Fisik Dan Kognitif
Makalah PPD Masa Bayi Perkembangan Fisik Dan Kognitif
Disusun Oleh:
ANUGRAH (210209502003)
A.M. ICHWAN ALIFKA (210209501056)
MIFTAHUL KHAIRI S (210209501051)
NATATSA RASYID (210209501053)
SUCI RAHMANIA (210209500001)
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR MAKASSAR
2021
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4
BAB II .......................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 6
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 35
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas limpahan rahmat dan karunia-nya
kepada kami sehingga bisa menyelesaikan makalah tentang “Masa Bayi
Perkembangan Fisik dan Kognitif”.
Makalah ini sudah kami susun sedemikian rupa sampai maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga berjalan lancar dalam pembuatannya. Untuk
itu kami ingin menyampaikan rasa terimakasih kami kepda semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pengerjaan nya.
Terlepas dari kemaksimalan usaha dalam pembuatan makalah ini, kami dengan
penuh kesadaran menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami dengan lapang
dada menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
kesalahan dalam makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang “Masa Bayi Perkembangan
Fisik dan Kognitif” ini dapat memberikan manfaat serta inspirasi bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Masa bayi atau biasa juga disebut dengan periode infancy merupakan periode
dari kelahiran sampai usia dua puluh empat bulan (0–2 tahun). Masa ketika anak
sangat bergantung kepada orangtua. Aspek perkembangan yang baru dimulai
yaitu bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor dan pembelajaran
sosial.
Sebagai bayi yang baru lahir, kita bukanlah organisme yang berkepala kosong.
Kita memiliki beberapa refleks dasar, di antaranya menangis, menendang,
tertawa, tersenyum, dan batuk. Pada masa bayi, kita banyak tertidur dan
terkadang tersenyum, meskipun arti dari senyuman pertama tersebut tidak
sepenuhnya jelas apa maknanya. Kita makan dan kita mengalami pertumbuhan.
Kita merangkak dan kemudian berjalan perlahan, yang nantinya akan menjadi
perjalanan seribu mil yang dimulai dengan satu langkah. Terkadang kita
menyesuaikan diri dengan orang lain, namun tidak menutup kemungkinan
orang lain yang menyesuaikan diri dengan kita pada periode ini. Perkembangan
kita adalah penciptaan berkelanjutan yang lebih kompleks.
B. Pertumbuhan Fisik
Perkembangan fisik bayi dalam dua tahun pertama kehidupan sangatlah luas.
Kepala bayi yang baru lahir cukup besar jika dibandingkan dengan bagian tubuh
lainnya. Mereka hanya memiliki sedikit kekuatan di leher sehingga tidak dapat
mengangkat kepala. Akan tetapi, mereka memiliki beberapa refleks dasar.
Dalam rentang waktu 12 bulan, bayi sudah mampu duduk di mana saja, berdiri,
membungkuk, memanjat, dan biasanya berjalan. Selama tahun kedua,
pertumbuhan melambat, tetapi terjadi peningkatan pesat dalam aktivitas seperti
berlari dan memanjat. Perkembangan fisik pada masa bayi secara terperinci
terbagi menjadi 5, yaitu :
1) Pola Pertumbuhan
Proporsi yang luar biasa dari total tubuh ditempati oleh kepala selama
perkembangan prenatal dan awal masa bayi. Pola cephalocaudal adalah
urutan di mana pertumbuhan paling awal selalu terjadi di bagian atas —
kepala — dengan pertumbuhan fisik dan diferensiasi fitur secara bertahap
turun dari atas ke bawah (misalnya, bahu, batang tengah, dan sebagainya
(Pedroso, 2008). Pola yang sama terjadi di daerah kepala, karena bagian atas
kepala—mata dan otak—tumbuh lebih cepat daripada bagian bawah, seperti
rahang.
Perkembangan motorik umumnya berlangsung sesuai dengan prinsip
cephalocaudal. Misalnya, bayi melihat objek sebelum mereka dapat
mengontrol tubuhnya, dan mereka dapat menggunakan tangan mereka jauh
sebelum mereka dapat merangkak atau berjalan. Satu studi menemukan
bahwa bayi meraih mainan dengan kaki mereka sebelum meraih dengan
tangan mereka (Galloway & Thelen, 2004). Rata-rata, bayi pertama kali
menyentuh mainan dengan kaki mereka ketika mereka berusia 12 minggu
dan dengan tangan mereka ketika mereka berusia 16 minggu.
Pertumbuhan juga mengikuti pola proximodistal, urutan di mana
pertumbuhan dimulai dari pusat tubuh dan bergerak menuju ekstremitas.
Misalnya, bayi mengontrol otot-otot batang dan lengan mereka sebelum
mereka mengontrol tangan dan jari mereka, dan mereka menggunakan
seluruh tangan mereka sebelum mereka dapat mengontrol beberapa jari.
2) Tinggi dan Berat Badan
Sembilan puluh lima persen bayi baru lahir memiliki panjang 18 hingga 22
inci dan berat antara 5 dan 10 pon. Dalam beberapa hari kehidupan pertama,
kebanyakan bayi baru lahir kehilangan 5 sampai 7 persen dari berat badan
mereka sebelum mereka menyesuaikan diri untuk makan dengan mengisap,
menelan, dan mencerna. Kemudian mereka tumbuh dengan cepat,
memperoleh rata-rata 5 sampai 6 ons per minggu selama bulan pertama.
Mereka menggandakan berat lahir mereka pada usia 4 bulan dan hampir tiga
kali lipat pada ulang tahun pertama mereka. Bayi tumbuh sekitar 1 inci per
bulan selama tahun pertama, sehingga kira-kira panjang mereka menjadi
dua kali lipat panjang lahir pada usia 1 tahun.
Pertumbuhan melambat secara signifikan pada usia 2 tahun. Berat bayi kira-
kira 26 hingga 32 pon, setelah bertambah seperempat hingga setengah pon
per bulan selama tahun kedua; mereka telah mencapai sekitar seperlima dari
berat dewasa mereka. Pada usia 2 tahun, rata-rata tinggi bayi adalah 32
hingga 35 inci.
3) Otak
Salah satu perubahan paling dramatis di otak pada usia 0-2 tahun adalah
penyebaran dendritik, yang meningkatkan koneksi antar neuron. Mielinisasi
akan mempercepat konduksi impuls saraf, yang akan berlanjut hingga masa
bayi dan bahkan hingga remaja.
Korteks serebral memiliki dua belahan (kiri dan kanan). Lateralisasi
mengacu pada spesialisasi fungsi di satu belahan otak atau yang lain.
Pengalaman awal memainkan peran penting dalam perkembangan otak.
Koneksi saraf terbentuk di awal kehidupan bayi. Sebelum lahir, gen
terutama mengarahkan neuron ke lokasi yang berbeda. Setelah lahir, aliran
masuk pemandangan, suara, bau, sentuhan, bahasa, dan kontak mata
membantu membentuk koneksi saraf otak, seperti halnya stimulasi dari
pengasuh dan orang lain.
4) Tidur
Ketika kita masih bayi, kita menghabiskan waktu untuk tidur lebih banyak
daripada sekarang. Bayi baru lahir biasanya tidur sekitar 18 jam sehari,
tetapi umumnya bayi baru lahir memiliki jam tidur yang sangat
bervariasi(Sadeh, 2008). Kisarannya dari sekitar 10 jam hingga sekitar 21
jam.
Bayi juga bervariasi dalam waktu yang disukai untuk tidur dan pola tidur
mereka. Meskipun jumlah total waktu yang dihabiskan untuk tidur tetap
sama, bayi dapat berubah dari tidur 7 atau 8 jam beberapa kali sehari
menjadi tidur hanya beberapa jam, tiga sampai empat kali sehari. Pada usia
6 bulan, bayi biasanya sudah mendekati pola tidur seperti orang dewasa,
menghabiskan sebagian besar waktu tidur di malam hari dan paling banyak
terjaga di siang hari (Sadeh, 2008).
Tidur REM—saat mimpi terjadi—lebih banyak terjadi pada awal masa bayi
daripada di masa kanak-kanak dan dewasa. Pengaturan tidur untuk bayi
bervariasi antar budaya. Di Amerika, bayi lebih cenderung tidur sendiri
daripada banyak budaya lain. Beberapa ahli percaya bahwa tidur bersama
dapat menyebabkan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), suatu
kondisi yang terjadi ketika bayi yang sedang tidur tiba-tiba berhenti
bernapas dan meninggal tanpa sebab yang jelas.
5) Nutrisi
Bayi perlu mengonsumsi sekitar 50 kalori per hari untuk setiap pon
beratnya—lebih dari dua kali kebutuhan orang dewasa per pon. Saat
keterampilan motorik bayi meningkat, mereka berubah dari menggunakan
gerakan menghisap dan menelan dengan ASI atau susu formula menjadi
gerakan mengunyah dan menelan dengan makanan semi padat, kemudian
makanan yang lebih kompleks. Saat kontrol motorik halus mereka
meningkat pada tahun pertama, mereka beralih dari diberi makan oleh orang
lain menuju makan sendiri. Pada titik ini, bayi perlu memiliki pola makan
yang mencakup berbagai makanan— terutama buah-buahan dan sayuran
serta makanan tinggi nutrisi lainnya.
Pada masa bayi, ada beberapa orang tua yang lebih memilih memberikan
susu formula kepada bayinya. Padahal menyusui lebih unggul daripada
pemberian susu botol untuk bayi dan ibu. Selain itu, ASI mengandung
banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh anak usia 0-2 tahun dan lebih terjamin
daripada pemberian susu botol pada bayi.
C. Perkembangan Motorik
Tes pemindaian yang diberikan kepada anak berusia 1 sampai 6 tahun untuk
mengetahui apakah mereka berkembang dengan normal. Tes ini digunakan
untuk mengukur keterampilan motorik kasar (gross motor skill) yaitu
kegiatan yang menggunakan sebagian besar otot (misalnya, berguling dan
menangkap bola), dan keterampilan motorik halus (fine motor skill) yaitu
keterampilan fisik yang melibatkan sedikit otot kecil serta koordinasi mata
dan tangan (misalnya, menangkap rattle atau menyalin lingkaran). Selain itu
tes ini juga digunakan untuk mengukur perkembangan bahasa (misalnya
memahami devinisi kata), dan kepribadian serta perkembangan sosial
(tersenyum sendiri dan berbaju tanpa dibantu).
c. Kontrol Kepala
Sebagian besar bayi yang baru lahir dapat menggerakkan kepalanya ke kiri
dan ke kanan ketika bayi tersebut ditidurkan terlentang. Dalam dua atau tiga
bulan pertama, ketika bayi ditidurkan tengkurap banyak dari mereka yang
sudah dapat mengangkat kepala mereka cukup tinggi, hingga suatu ketika
sampai pada titik di mana mereka kehilangan keseimbangan dan berguling.
Pada usia 4 bulan hampir semua bayi sudah bisa menjaga kepala mereka
tetap tegak ketika digendong dengan posisi duduk.
d. Kontrol Tangan
e. Locomotion
Setelah tiga bulan, bayi normal pada umumnya akan mulai berguling
dengan sengaja (bukan karena kebetulan seperti sebelumnya). Pada usia
enam bulan, bayi sudah bisa duduk tanpa sandaran, dan diperkirakan dua
setengah bulan kemudian bayi sudah bisa duduk tanpa bantuan sekitar dua
setengah bulan kemudian.
Diusia 7 bulan ke atas bayi normal dapat berdiri dengan bertumpu pada
tangan atau perabot. Kemudian, kurang lebih empat bulan kemudian, bayi
sudah dapat berdiri sendiri. Seorang bayi normal dapat berdiri dengan baik
sekitar dua minggu sebelum ulang tahun pertamanya. Semua perkembangan
tersebut mengarah pada pencapaian keterampilan motorik utama pada bayi,
yaitu berjalan. Pada tahun kedua, anak mulai memanjat tangga dengan satu
persatu, dengan meletakkan satu kaki setelah kaki yang lainnya naik; pada
tahap selanjutnya mereka akan mulai bisa menggilir pergerakan kaki
tersebut. Pada tahun kedua sebagian besar balita sudah daoat berlari dan
melompat. Pada usia 3 setengah tahun, sebagian besar anak-anak dapat
berdiri seimbang satu kaki dalam jangka waktu pendek dan mulai melompat
dengan satu kaki.
- Perkembangan sensoris
Bayi yang baru lahir memiliki perkembangan otak yang memungkinkan
bayi untuk melakukan pengindraan yang cukup baik terhadap apa yang
mereka sentuh, lihat, cium, rasa, dan dengar, dan indra mereka berkembang
dengan cepat pada beberapa bulan pertama kehidupan.
Indra peraba merupakan indra yang pertama kali berkembang pada bayi,
dan untuk beberapa bulan pertama merupakan sistem sensor paling matang.
Seperti yang biasa kita lihat, ketika kita mendekatkan pipi kita didekat mulut
seorang bayi yang baru lahir maka bayi tersebut akan bereaksi mencari
papilla, isyarat gerak reflek dasar ini terjadi dua bulan setelah kehamilan.
Lalu pada usia delapan bulan kehamilan, seluruh bagian tubuh bayi sangat
sensitif terhadap sentuhan, dan sensitivitas ini akan semakin meningkat
selama lima hari pertama kehidupan (Hairth 1986).
Pada hari pertama kelahiran seorang bayi, bayi tersebut sudah mampu
merasakan sakit, dan mereka akan menjadi sangat sensitiv terhadap rasa
sakit tersebut beberapa hari kemudian. American of Pediatrics and Canadian
Pediatric Society (2000) menyatakan bahwa rasa sakit yang lama atau parah,
dapat mengakibatkan bahaya jangka panjang bagi seorang bayi.
Pemilihan rasa tertentu tampaknya merupakan hal yang alami. Seorang bayi
yang baru lahir lebih memilih rasa yang manis dibandingkan dengan rasa
yang asam atau pahit (Haith, 1986). Peneliti membuktikan hal tersebut
dengan memberikan air yang diberi berbagai rasa dasar kepada bayi yang
baru lahir. Hasilnya, air yang diberi pemanis dapat menenangkan tangis bayi
yang baru lahir, terlepas apakah bayi tersebut prematur atau lahir dengan
usia kandungan yang cukup. Bukti yang ada menyatakan bahwa bukan
hanya rasa yang tampaknya berkembang cukup baik pada bulan ke lima
kehamilan tapi mekanisme yang memproduksi efek tenang ini juga sudah
berfungsi sebelum waktu normal (A. A. Smith & Blass, 1996)
C. Pendengaran
d. Pengelihatan
- Perkembangan Persepsi
a. Teori Ekologi
Bebeapa dekade terakhir, banyak peneliti perkembangan perseptual bayi
dituntun oleh pandangan ekologi dari Eleanor dan James J. Gibson (E.
Gibson, 1969, 1989, 2001; J. Gibson, 1966, 1979).
Merujuk kepada Gibsons, aktivitas motor dan sensoris lebih atau kurang
terkoordinasi dari lahir. Pembelajaran perseptual terjadi melalui
kemampuan mendeteksi dan membedakan yang terus tumbuh, kerakteristik
lingkungan kaya sensoris. Kemampuan inilah yang mengizinkan bayi dan
balita untuk mengenali affordance, dan kesadaran ini merupakan keharusan
untuk mengatasi suatu medan.
Robert Fantz (1963)0 adalah pelopor pada metode ini. Fantz membuat
penemuan penting yang meningkatkan kemampuan untuk meneliti persepsi
visual bayi: bayi melihat pada hal yang berbeda-beda pula. Ini
memungkinkan si eksperimenter untuk menentukan berapa lama bayi yang
baru berumur 2 hari melihat lebih lama pada stimulus yang terpola. Metode
penelitian Fantz disebut sebagai metode prefferensi visual yaitu
mempelajari apakah bayi dapat membedakan satu stimulus dari stimulus
lain dengan mengukur panjang waktu yang digunakan untuk stimulus yang
berbeda-beda.
Cara lain yang digunakan peneliti untuk mempelajari persepsi bayi adalah
dengan memberikan stimulus seperti pemandangan atau suara beberapa
kali. Habituasi adalah menurunnya respons terhadap stimulus setelah
penyajian yang berulang-ulang. Dishabituasi adalah pengembalian respons
habituasi setelah sura, baum atau sentuhan yang berulang-ulang (Rovee
Collier, 2004). Beberapa pengukuran yang digunakan peneliti dalam studi
habituasi adalah perilaku menghisap, detak jantung dan pemafasan, serta
panjang waktu bayi melihat pada satu objek.
3. High-Amplitude Sucking
Metode ini digunakan untuk mengukur perhatian bayi pada suara. Dalam
metode ini, bayi diberi puting susu buatan untuk dihisap, dan puting susu
tersebut dihubungkan dengan sistem yang menghasilkan suara. Awalnya,
bayi menghisap berulang-ulang, sehingga suara tersebut juga sering terjadi.
Kemudian, secara bertahap, mereka kehilangan minat mendengarkan
pengulangan suara yang sama dan mulai jarang menghisap. Setelah itu,
eksperimenter pun mengubah suara yang dihasilkan oleh puting susu buatan
tersebut. Ketika bayi mengulangi peningkatan perilaku menghisap seperti
tahap awal, kita dapat menyimpulkan bahwa bayi tersebut telah mengenali
perubahan suara dan menghisap lebih sering karena mereka ingin
mendengar suara baru yang menarik tersebut. 4. Respons Orientasi dan
Tracking Suatu teknik yang digunakan untuk menentukan apakah bayi dapat
melihat atau mendengar. Teknik ini berhubungan dengan memutar kepala
ke arah pemandangan atau suara. Teknik lain, yaitu Tracking terdari
gerakan mata yang mengikuti sebuah objek yang bergerak dan dapat
digunakan untuk menentukan apakah bayi dapat melihat.
5. Peralatan
c. Pengelihatan
Bayi yang baru lahir tidak dapat melihat benda kecil yang jauh. Sebuah
objek yang berada pada jarak 20 kaki sama jelasnya bagi bayi yang baru
normal dengan jarak 600 kaki bagi orang dewasa dengan pengelihatan
normal. Seiring berkembangnya bayi pengelihatannya pun akan semakin
berkembang pula, pada usia 1 tahun pengelihatan bayi akan sama dengan
peneglihatan orang dewasa. Begitu pula pada pengenalan warna, seluruh
reseptor peka warna pada mata akan berfungsi saat berusia 2 tahun. Namun
bayi yang baru lahir tidak memiliki kemampuan pengelihatan binokuler,
kemampuan tersebut akan mulai berfungsi saat usia 3 atau 4 bulan.
Peneliti menemukan bahwa bayi berusia 2 atau 3 bulan lebih suka melihat
gambar berpola dibandingkan dengan gambar yang tidak berpola. Bayi yang
sangat muda segera mengubah cara mereka mengumpulkan informasi dari
dunia visual. Para peneliti melakukan penelitian dengan memproyeksikan
gambar wajah manusia didepan mata bayi sehingga gerakan mata bayi dapat
difoto. Hailnya bayi yang berusia 2 bulan melihat lebih banyak bagian
wajah dan menghabiskan waktu lebih lama untuk meneliti detail wajah
dibandingkan bayi umur 1 bulan.
2. Kontansi Perseptual
3. Konstansi Ukuran
Konstansi ini merupakan persepsi bahwa objek tetap sama meskipun retinal
dari objek tersbut berubah. Peneliti menemukan bahwa bayi berusia 3 bulan
menunjukkan konstansi ukuran, namun kemampuan ini masih dalam tahap
berkembang pada usia tersebut. Pada usia 4 sampai 5 bulan kemampuan ini
akan meningkat, dan untuk kemajuan lebih jauh dalam mempersepsikan
konstansii ukuran berlanjut hingga usia 10 atau 11 tahun.
4. Konstansi Bentuk.
Persepsi bahwa objek tetap sama bentuknya meskipun orientasinya bagi kita
berubah. Seperti halnya konstansi ukuran, penelliti menemukan bayi usia 3
bulan sudah memiliki konstansi bentuk (Bower, 1996; Day & McKenzie,
1973). Meskipun demikian bayi umur 3 buan tidak memiliki konstansi
bentuk untuk objek yang terbentuk secara tidak teratur.
d. Persepsi Intermodal
Persepsi ini meliputi penggabungan informasi dari dua atau lebih modalitas
sensorik, seperti pengelihatan dan pendengaran. Bentuk penjelajahan
mentah dari persepsi intermodal dimiliki oleh bayi yang baru lahir. Bentuk
penjelajahan ini menajam seiring dengan pengalaman pada tahun pertama
kehidupan (Banks, 2005; Hollich, Newman, & Jusczyk, 2005). Pada enam
bulan pertama, bayi mengalami kesulitan dalam menghubungkan input
sensorik dari sumber yang berbeda, tetapi dalam paruh kedua tahun pertama
mereka menunjukkan kemampuan yang meningkat untuk membuat
hubungan ini secara mental. Oleh karena itu, bayi dilahirkan ke dunia ini
dengan beberapa kemampuan untuk mempresepsikan hubungan antar
modalitas sensorik, tetapi kemampuan intemodal mereka berkembang
seiring dengan pengalaman. Dalam perkembangan perseptual, sebagaimana
halnya dengan seluruh aspek perkembangan nature dan nurture berinteraksi
dan bekerja sama (Condy, Smith, & Spelke, 2001; Lickliter & Bahrick,
2000).
1) Proses kognitif
Dalam teori Piaget, anak-anak secara aktif membangun dunia kognitif
mereka sendiri, membangun struktur mental untuk beradaptasi dengan
dunia mereka. Skema adalah tindakan atau representasi mental yang
mengatur pengetahuan. Skema perilaku (aktivitas fisik) mencirikan
masa bayi, sedangkan skema mental (aktivitas kognitif) berkembang di
masa kanak-kanak. Asimilasi terjadi ketika anak-anak menggunakan
skema yang ada untuk menangani informasi baru; akomodasi mengacu
pada penyesuaian anak-anak dari skema mereka dalam menghadapi
informasi baru. Melalui organisasi, anak-anak mengelompokkan
perilaku yang terisolasi ke dalam sistem kognitif yang lebih tinggi dan
berfungsi lebih lancar. Ekuilibrasi adalah mekanisme yang diusulkan
Piaget untuk menjelaskan bagaimana anak-anak berpindah dari satu
tahap kognitif ke tahap berikutnya. Ketika anak-anak mengalami
konflik kognitif dalam mencoba memahami dunia, mereka
menggunakan asimilasi dan akomodasi untuk mendapatkan
keseimbangan. Hasilnya adalah tahap pemikiran baru. Menurut Piaget,
ada empat tahap pemikiran yang berbeda secara kualitatif.
2) Tahap Sensorimotor
Dalam pemikiran sensorimotor, yang pertama dari empat tahap Piaget,
bayi mengatur dan mengoordinasikan sensasi dengan gerakan fisik.
Tahap ini berlangsung sejak lahir sampai sekitar usia 2 tahun. Pikiran
sensorimotor memiliki enam subtahap: refleks sederhana; kebiasaan
pertama dan reaksi sirkular primer; reaksi melingkar sekunder;
koordinasi reaksi melingkar sekunder; reaksi melingkar tersier,
kebaruan, dan rasa ingin tahu; dan internalisasi skema. Salah satu
pencapaian kunci dari tahap ini adalah objek permanen, kemampuan
untuk memahami bahwa objek terus ada meskipun bayi tidak lagi
mengamatinya. Aspek lain melibatkan pemahaman bayi tentang sebab
dan akibat.
3) Mengevaluasi Piaget Tahap Sensorimotor
Piaget membuka cara baru dalam memandang perkembangan bayi
dalam hal mengoordinasikan masukan sensorik dengan tindakan
motorik. Dalam dekade terakhir, revisi pandangan Piaget telah
diusulkan berdasarkan penelitian. Sebagai contoh, para peneliti telah
menemukan bahwa dunia persepsi yang stabil dan berbeda terbentuk
lebih awal dari yang dibayangkan Piaget, dan bayi juga mulai
mengembangkan konsep. Isu naturenurture dalam kaitannya dengan
perkembangan kognitif bayi terus diperdebatkan. Spelke mendukung
pendekatan pengetahuan inti, yang menyatakan bahwa bayi dilahirkan
dengan sistem pengetahuan bawaan khusus domain. Kritikus
berpendapat bahwa Spelke belum memberikan perhatian yang memadai
pada pengalaman awal yang dimiliki bayi.
A. Mendefinisikan Bahasa
1. Fonologi
Setiap bahasa terdiri dari suara dasar. Fonologi adalah suara sistem
bahasa, termasuk bunyi yang digunakan dan bagaimana bunyinya
gabungan (Menn & Stoel-Gammon, 2009). Misalnya, bahasa Inggris
memiliki inisial gugus konsonan spr seperti pada musim semi, tetapi
tidak ada kata yang dimulai dengan gugus rsp.
2. Morfologi
Morfologi mengacu pada unit makna yang terlibat dalam pembentukan
kata. Sebuah morfem adalah unit makna minimal; itu adalah kata atau
bagian dari kata yang tidak dapat dipecah menjadi bagian-bagian kecil
yang bermakna. Setiap kata dalam bahasa Inggris bahasa terdiri dari satu
atau lebih morfem. Beberapa kata terdiri dari satu morfem (misalnya,
bantuan), sedangkan yang lain terdiri dari lebih dari satu morfem
(misalnya, helper memiliki dua morfem, help + er , dengan morfem – er
berarti “orang yang”, dalam hal ini “orang yang membantu”). Jadi, tidak
semua morfem adalah kata-kata sendiri; misalnya, pra-, -tion, dan -ing
adalah morfem.
3. Sintaks
Sintaks melibatkan cara kata-kata digabungkan untuk membentuk frasa
yang dapat diterima dan kalimat (Tager-Flusberg & Zukowski, 2009).
Jika seseorang berkata kepada Anda, “Bob slugged Tom" atau "Bob
dislugged oleh Tom," Anda tahu siapa yang melakukan slugging dan
yang lamban dalam setiap kasus karena Anda memiliki pemahaman
sintaksis tentang ini struktur kalimat. Anda juga mengerti bahwa kalimat,
“Kamu tidak tinggal, kan Anda?" adalah kalimat gramatikal, tetapi
"Kamu tidak tinggal, bukan? tidak dapat diterima dan ambigu.
4. Semantik
Semantik mengacu pada arti kata dan kalimat. Setiap kata memiliki
seperangkat fitur semantik, yang merupakan atribut yang diperlukan
terkait dengan makna. Gadis dan wanita , misalnya, berbagi banyak fitur
semantik, tetapi mereka berbeda secara semantic dalam hal usia.
5. Pragmatik
Seperangkat aturan bahasa terakhir melibatkan pragmatik, yang sesuai
penggunaan bahasa dalam konteks yang berbeda. Pragmatik mencakup
banyak wilayah (Bryant, 2009). Ketika Anda bergiliran berbicara dalam
diskusi atau menggunakan pertanyaan untuk menyampaikan sebuah
perintah ("Mengapa begitu berisik di sini?" Apa ini, Stasiun Grand
Central?"), Anda menunjukkan pengetahuan tentang pragmatik.
Menurut seorang sejarawan kuno, pada abad ketiga belas kaisar Jerman,
Frederick II, punya ide yang kejam. Dia ingin tahu bahasa apa anak-anak
akan berbicara jika tidak ada yang berbicara dengan mereka. Dia memilih
beberapa bayi yang baru lahir dan mengancam pengasuh mereka dengan
kematian jika mereka pernah berbicara dengan bayi. Frederick tidak
pernah menemukan bahasa apa yang digunakan anak-anak karena
mereka semua mati. Hari ini, kami masih penasaran tentang
perkembangan bahasa bayi, meskipun percobaan dan pengamatan kami
paling tidak, jauh lebih manusiawi daripada Frederick yang jahat. Bahasa
apa pun yang mereka pelajari, bayi di seluruh dunia mengikuti jalan yang
sama dalam perkembangan bahasa. Apa saja tonggak penting dalam
perkembangan ini?
• Memasak. Bayi pertama kali coo sekitar 2 sampai 4 bulan (Menn &
Stoel-Gannon, 2009). Ini adalah suara gemericik yang dibuat di bagian
belakang tenggorokan dan biasanya mengungkapkan kesenangan selama
interaksi dengan pengasuh.
• Mengoceh. Di pertengahan tahun pertama, bayi mengoceh—yaitu,
mereka menghasilkan string kombinasi konsonan-vokal, seperti "ba, ba,
ba, ba."
3. Gerakan
Bayi mulai menggunakan gerakan, seperti menunjukkan dan menunjuk,
di sekitarusia 8 sampai 12 bulan. Mereka mungkin melambaikan tangan
sampai jumpa, mengangguk berarti “ya”, tunjukkan dan cangkir kosong
untuk menginginkan lebih banyak susu, dan tunjuk seekor anjing untuk
menarik perhatian padanya. Beberapa Gestur awal adalah simbolis,
seperti ketika bayi menepuk bibirnya untuk menunjukkan makanan/
minum. Menunjuk dianggap oleh para ahli bahasa sebagai indeks penting
dari aspek sosial bahasa, dan mengikuti urutan perkembangan ini: dari
menunjuk tanpa memeriksa tatapan orang dewasa untuk menunjuk
sambil melihat ke depan dan ke belakang antara objek dan orang dewasa
(Goldin-Meadow, 2010; Rowe & Goldin-Meadow, 2009a). Kurangnya
menunjuk merupakan indikator yang signifikan dari masalah dalam
komunikasi bayi sistem. Misalnya, kegagalan untuk terlibat dalam
penunjukan mencirikan banyak orang anak-anak autis.
4. Kata-Kata Pertama
Anak-anak memahami kata-kata pertama mereka lebih awal daripada
mereka mengucapkannya (Pan & Uccelli, 2009). Sejak usia 5 bulan, bayi
sudah mengenali namanya ketika seseorang mengatakannya. Rata-rata,
bayi memahami sekitar 50 kata di sekitar 13 bulan, tetapi mereka tidak
bisa mengucapkan banyak kata sampai sekitar 18 bulan (Menyuk,
Liebergott, & Schultz, 1995). Jadi, pada masa bayi kosa kata reseptif
(kata-kata yang dimengerti anak) jauh melebihi kosa kata yang
diucapkan (kata-kata digunakan anak).
perkiraan waktu di mana bayi biasanya mencapai tonggak ini. Tapi apa
yang membuat perkembangan yang menakjubkan ini menjadi mungkin?
Setiap orang yang menggunakan bahasa dalam beberapa hal "tahu"
aturannya dan memiliki kemampuan untuk membuat angka tak terbatas
dari kata dan kalimat. Dari mana pengetahuan ini berasal? Apakah itu?
Produk biologi? Apakah bahasa dipelajari dan dipengaruhi oleh
pengalaman? Pengaruh Biologis Kemampuan
2. Pengaruh Lingkungan
Puluhan tahun yang lalu, behavioris menentang Chomsky's hipotesis dan
berpendapat bahwa bahasa mewakili tidak lebih dari rantai tanggapan
yang diperoleh melalui penguatan (Skinner, 1957). Seorang bayi
kebetulan mengoceh "Mama"; Mama menghadiahi bayi dengan pelukan
dan senyuman; bayi berkata "Mama" semakin. Sedikit demi sedikit, kata
para behavioris, bahasa bayi dibangun. hewan dan meningkatkan
peluang kelangsungan hidup manusia. Menurut behavioris, bahasa
adalah keterampilan belajar yang kompleks, seperti bermain piano atau
menari.
Jika penguasaan bahasa hanya bergantung pada biologi, maka Wild Boy
of Aveyron dan Genie (dibahas sebelumnya di bab ini) seharusnya
berbicara tanpa kesulitan. Pengalaman seorang anak mempengaruhi
pemerolehan bahasa. Tapi kita punya terlihat bahwa bahasa memang
memiliki landasan biologis yang kuat. Tidak peduli berapa banyak Anda
berbicara dengan seekor anjing, itu tidak akan belajar berbicara.
Sebaliknya, anak-anak secara biologis siap belajar bahasa. Anak-anak di
seluruh dunia memperoleh tonggak bahasa pada waktu yang hampir
bersamaan dan dalam urutan yang hampir sama.
Anda juga bisa melakukan stimulasi perkembangan bahasa anak usia dini
dengan lagu atau permainan edukasi
Sebagian kecil anak pada usia 4-5 tahun sudah bisa memberikan opini
terhadap suatu kejadian, mengajukan pertanyaan hingga memberikan
saran.
Itulah 5 tahap perkembangan bahasa anak usia dini yang wajib Mama
ketahui. Untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil Mama harus
memberikan nutrisi yang lengkap seimbang agar si Kecil bisa sehat, aktif
dan memiliki karakter yang Resilient seperti mandiri. Mama juga bisa
bantu melengkapi kebutuhan nutrisi si Kecil untuk tingkatkan
imunitasnya dengan Nutrilon Royal 3.
A. Kesimpulan
Masa bayi atau biasa juga disebut dengan periode infancy merupakan periode
dari kelahiran sampai usia dua puluh empat bulan (0–2 tahun). Masa ketika anak
sangat bergantung kepada orangtua. Aspek perkembangan yang baru dimulai
yaitu bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor dan pembelajaran
sosial. Perkembangan fisik pada masa bayi terbagi menjadi
5,yaitu:PolaPertumbuhan,tinggi dan berat badan,otak,tidur dan
nutrisi.Perkembangan motorik pada masa bayi juga dibagi menjadi 7 hal
yaitu,Patokan perkembangan motorik bayi, The Denver Developmental
Screening Test,Kontrol kepala,Kontrol tangan,Locomotion, Bagaimana
Perkembangan Motorik Terjadi dan juga bagaiman pengaruh kultural terhadap
perkembangan motorik.
https://www.popmama.com/baby/0-6-months/sysilia-tanhati/kegiatan-untuk-
meningkatkan-kemampuan-kognitif-bayi-3-6-bulan/2
Papalia, Diane E., Old, S. W., Feldman, Ruth D. (2008). Human Development
(Psikologi Perkembangan) edisi 9. Jakarta:Penerbit KENCANA.
Tri Murti. (2018).Perkembangan fisik motorik dan perseptual serta implikasi pada
pembelajaran disekeolah dasar.Wahana sekolah dasar. 28. 0854-
8293.Diakses dari https://journal2.um.ac.id/index.php/wsd/.