Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


MASA BAYI
PERKEMBANGAN FISIK DAN KOGNITIF

Disusun Oleh:

ANUGRAH (210209502003)
A.M. ICHWAN ALIFKA (210209501056)
MIFTAHUL KHAIRI S (210209501051)
NATATSA RASYID (210209501053)
SUCI RAHMANIA (210209500001)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR MAKASSAR
2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 3

DAFTAR ISI ............................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4

A.Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 4

B.Rumusan Masalah ................................................................................................... 5

BAB II .......................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ......................................................................................................... 6

A.Pengertian Masa Bayi ............................................................................................. 6

B.Pertumbuhan Fisik ................................................................................................... 6

C.Perkembangan Motorik ......................................................................................... 10

D.Perkembangan Sensoris dan Persepsi .................................................................. 14

E.Perkembangan Bayi Menurut Teori Piaget .......................................................... 20

F.Perkembangan Bahasa Pada Bayi ......................................................................... 22

G.STIMULASI PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA ..................... 29

1. Usia 0-12 bulan .............................................................................................. 30

2. Usia 1-2 Tahun ............................................................................................... 30

3. Usia 2-3 tahun ................................................................................................ 31

4. Usia 3-4 tahun ................................................................................................ 31

5. Usia 4-5 tahun ................................................................................................ 31

BAB III ...................................................................................................................... 33

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 35

B.Daftar Pustaka ........................................................................................................ 36


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas limpahan rahmat dan karunia-nya
kepada kami sehingga bisa menyelesaikan makalah tentang “Masa Bayi
Perkembangan Fisik dan Kognitif”.
Makalah ini sudah kami susun sedemikian rupa sampai maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga berjalan lancar dalam pembuatannya. Untuk
itu kami ingin menyampaikan rasa terimakasih kami kepda semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pengerjaan nya.

Terlepas dari kemaksimalan usaha dalam pembuatan makalah ini, kami dengan
penuh kesadaran menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami dengan lapang
dada menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
kesalahan dalam makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang “Masa Bayi Perkembangan
Fisik dan Kognitif” ini dapat memberikan manfaat serta inspirasi bagi pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses perkembangan jasmani dan perkembangan rohani sudah dimulai


sejak anak di dalam kandungan, biasanya Sembilan bulan lamanya. Jadi
perkembangan bukan dimulai saat lahirnya.Pada saat bayi dilahirkan bayi berada
dalam kondisi yang sangat lemah dan tidak berdaya dan Selama beberapa bulan
masa bayi, ketidak berdayaan itu berangsur-angsur menurun.Dari hari ke hari,
minggu ke minggu sehingga pada saat masa bayi berakhir, yaitu kira-kira pada usia
2 tahun, ia telah menjadi seorang manusia yang berbeda dengan kondisi awal bayi.
Pada waktu lahir kemampuan otak telah terbentuk 50% dan kemampuan itu
akan terus bertambah sampai dengan umur 5 tahun. Perkembngan rohani tak dapat
diselidiki terlepas dari perkembangan jasmani. Sungguh pun ada perbedaan antara
keduanya, perbedaan itu tidak selalu perlu apalagi pada seorang bayi. Pada saat
lahir yang dapat dilakukan bayi ialah menggerakkan bibir dan lidahnya berupa
gerakan menghisap dan meludah.
Pada saat lahirnya, bayi yang satu menunjukkan perbedaan-perbedaan
dengan bayi lainnya, perbedaan keadaan tubuh dan perbedaan kesanggupan. Dalam
hal keadaan tubuh umpamanya berbeda beratnya, panjangnya, rambutnya, dan
sebagainya. Dalam hal kesanggupan umpamanya dapat menentang cahaya, dapat
menggenggam, menangis untuk menyatakan pesan tak senang, dan sebagainya.
Sedangkan bayi lain baru memperhatikan kesanggupan semacam itu setelah ia
berumur beberapa hari.
B. Rumusan Masalah

1. Mengetahui Pengertian dari Masa Bayi


2. Mengetahui Bagaiman Pertumbuhan Fisik Bayi
3. Mengetahui Bagaiman Perkembangan Motorik
4. Mengetahui Bagaiman Perkembangan Sensoris & Persepsi
5. Mengetahui Bagaimana Teori Piaget Mengenai Perkembangan Kognitif
Bayi
6. Mengetahui Bagaiman Perkembangan Bahasa pada Bayi
7. Mengetahui Bagaiman Perkembangan Kognitif dan Bahasa pada Bayi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Bayi

Masa bayi atau biasa juga disebut dengan periode infancy merupakan periode
dari kelahiran sampai usia dua puluh empat bulan (0–2 tahun). Masa ketika anak
sangat bergantung kepada orangtua. Aspek perkembangan yang baru dimulai
yaitu bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor dan pembelajaran
sosial.

Sebagai bayi yang baru lahir, kita bukanlah organisme yang berkepala kosong.
Kita memiliki beberapa refleks dasar, di antaranya menangis, menendang,
tertawa, tersenyum, dan batuk. Pada masa bayi, kita banyak tertidur dan
terkadang tersenyum, meskipun arti dari senyuman pertama tersebut tidak
sepenuhnya jelas apa maknanya. Kita makan dan kita mengalami pertumbuhan.
Kita merangkak dan kemudian berjalan perlahan, yang nantinya akan menjadi
perjalanan seribu mil yang dimulai dengan satu langkah. Terkadang kita
menyesuaikan diri dengan orang lain, namun tidak menutup kemungkinan
orang lain yang menyesuaikan diri dengan kita pada periode ini. Perkembangan
kita adalah penciptaan berkelanjutan yang lebih kompleks.

B. Pertumbuhan Fisik

Perkembangan fisik bayi dalam dua tahun pertama kehidupan sangatlah luas.
Kepala bayi yang baru lahir cukup besar jika dibandingkan dengan bagian tubuh
lainnya. Mereka hanya memiliki sedikit kekuatan di leher sehingga tidak dapat
mengangkat kepala. Akan tetapi, mereka memiliki beberapa refleks dasar.
Dalam rentang waktu 12 bulan, bayi sudah mampu duduk di mana saja, berdiri,
membungkuk, memanjat, dan biasanya berjalan. Selama tahun kedua,
pertumbuhan melambat, tetapi terjadi peningkatan pesat dalam aktivitas seperti
berlari dan memanjat. Perkembangan fisik pada masa bayi secara terperinci
terbagi menjadi 5, yaitu :

1) Pola Pertumbuhan
Proporsi yang luar biasa dari total tubuh ditempati oleh kepala selama
perkembangan prenatal dan awal masa bayi. Pola cephalocaudal adalah
urutan di mana pertumbuhan paling awal selalu terjadi di bagian atas —
kepala — dengan pertumbuhan fisik dan diferensiasi fitur secara bertahap
turun dari atas ke bawah (misalnya, bahu, batang tengah, dan sebagainya
(Pedroso, 2008). Pola yang sama terjadi di daerah kepala, karena bagian atas
kepala—mata dan otak—tumbuh lebih cepat daripada bagian bawah, seperti
rahang.
Perkembangan motorik umumnya berlangsung sesuai dengan prinsip
cephalocaudal. Misalnya, bayi melihat objek sebelum mereka dapat
mengontrol tubuhnya, dan mereka dapat menggunakan tangan mereka jauh
sebelum mereka dapat merangkak atau berjalan. Satu studi menemukan
bahwa bayi meraih mainan dengan kaki mereka sebelum meraih dengan
tangan mereka (Galloway & Thelen, 2004). Rata-rata, bayi pertama kali
menyentuh mainan dengan kaki mereka ketika mereka berusia 12 minggu
dan dengan tangan mereka ketika mereka berusia 16 minggu.
Pertumbuhan juga mengikuti pola proximodistal, urutan di mana
pertumbuhan dimulai dari pusat tubuh dan bergerak menuju ekstremitas.
Misalnya, bayi mengontrol otot-otot batang dan lengan mereka sebelum
mereka mengontrol tangan dan jari mereka, dan mereka menggunakan
seluruh tangan mereka sebelum mereka dapat mengontrol beberapa jari.
2) Tinggi dan Berat Badan
Sembilan puluh lima persen bayi baru lahir memiliki panjang 18 hingga 22
inci dan berat antara 5 dan 10 pon. Dalam beberapa hari kehidupan pertama,
kebanyakan bayi baru lahir kehilangan 5 sampai 7 persen dari berat badan
mereka sebelum mereka menyesuaikan diri untuk makan dengan mengisap,
menelan, dan mencerna. Kemudian mereka tumbuh dengan cepat,
memperoleh rata-rata 5 sampai 6 ons per minggu selama bulan pertama.
Mereka menggandakan berat lahir mereka pada usia 4 bulan dan hampir tiga
kali lipat pada ulang tahun pertama mereka. Bayi tumbuh sekitar 1 inci per
bulan selama tahun pertama, sehingga kira-kira panjang mereka menjadi
dua kali lipat panjang lahir pada usia 1 tahun.
Pertumbuhan melambat secara signifikan pada usia 2 tahun. Berat bayi kira-
kira 26 hingga 32 pon, setelah bertambah seperempat hingga setengah pon
per bulan selama tahun kedua; mereka telah mencapai sekitar seperlima dari
berat dewasa mereka. Pada usia 2 tahun, rata-rata tinggi bayi adalah 32
hingga 35 inci.
3) Otak
Salah satu perubahan paling dramatis di otak pada usia 0-2 tahun adalah
penyebaran dendritik, yang meningkatkan koneksi antar neuron. Mielinisasi
akan mempercepat konduksi impuls saraf, yang akan berlanjut hingga masa
bayi dan bahkan hingga remaja.
Korteks serebral memiliki dua belahan (kiri dan kanan). Lateralisasi
mengacu pada spesialisasi fungsi di satu belahan otak atau yang lain.
Pengalaman awal memainkan peran penting dalam perkembangan otak.
Koneksi saraf terbentuk di awal kehidupan bayi. Sebelum lahir, gen
terutama mengarahkan neuron ke lokasi yang berbeda. Setelah lahir, aliran
masuk pemandangan, suara, bau, sentuhan, bahasa, dan kontak mata
membantu membentuk koneksi saraf otak, seperti halnya stimulasi dari
pengasuh dan orang lain.
4) Tidur
Ketika kita masih bayi, kita menghabiskan waktu untuk tidur lebih banyak
daripada sekarang. Bayi baru lahir biasanya tidur sekitar 18 jam sehari,
tetapi umumnya bayi baru lahir memiliki jam tidur yang sangat
bervariasi(Sadeh, 2008). Kisarannya dari sekitar 10 jam hingga sekitar 21
jam.
Bayi juga bervariasi dalam waktu yang disukai untuk tidur dan pola tidur
mereka. Meskipun jumlah total waktu yang dihabiskan untuk tidur tetap
sama, bayi dapat berubah dari tidur 7 atau 8 jam beberapa kali sehari
menjadi tidur hanya beberapa jam, tiga sampai empat kali sehari. Pada usia
6 bulan, bayi biasanya sudah mendekati pola tidur seperti orang dewasa,
menghabiskan sebagian besar waktu tidur di malam hari dan paling banyak
terjaga di siang hari (Sadeh, 2008).
Tidur REM—saat mimpi terjadi—lebih banyak terjadi pada awal masa bayi
daripada di masa kanak-kanak dan dewasa. Pengaturan tidur untuk bayi
bervariasi antar budaya. Di Amerika, bayi lebih cenderung tidur sendiri
daripada banyak budaya lain. Beberapa ahli percaya bahwa tidur bersama
dapat menyebabkan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), suatu
kondisi yang terjadi ketika bayi yang sedang tidur tiba-tiba berhenti
bernapas dan meninggal tanpa sebab yang jelas.
5) Nutrisi
Bayi perlu mengonsumsi sekitar 50 kalori per hari untuk setiap pon
beratnya—lebih dari dua kali kebutuhan orang dewasa per pon. Saat
keterampilan motorik bayi meningkat, mereka berubah dari menggunakan
gerakan menghisap dan menelan dengan ASI atau susu formula menjadi
gerakan mengunyah dan menelan dengan makanan semi padat, kemudian
makanan yang lebih kompleks. Saat kontrol motorik halus mereka
meningkat pada tahun pertama, mereka beralih dari diberi makan oleh orang
lain menuju makan sendiri. Pada titik ini, bayi perlu memiliki pola makan
yang mencakup berbagai makanan— terutama buah-buahan dan sayuran
serta makanan tinggi nutrisi lainnya.
Pada masa bayi, ada beberapa orang tua yang lebih memilih memberikan
susu formula kepada bayinya. Padahal menyusui lebih unggul daripada
pemberian susu botol untuk bayi dan ibu. Selain itu, ASI mengandung
banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh anak usia 0-2 tahun dan lebih terjamin
daripada pemberian susu botol pada bayi.
C. Perkembangan Motorik

Bayi tidak perlu diajarkan keterampilan motorik dasar seperti merangkak,


menggengggam, dan berjalan. Mereka hanya membutuhkan ruang untuk
bergerak dan kebebasan untuk melihat apa yang dapat mereka lakukan. Saat
sistem saraf pusat, otot, dan tulang siap dan lingkungannya menawarkan
kesempatan yang bagus untuk melakukan eksplorasi dan praktik, para bayi
sering mengagetkan orang dewasa dengan kemampuan baru mereka.

a). Patokan Perkembangan Motorik Bayi

Perkembangan motorik ditandai dengan beberapa ciri, yaitu kemampuan


yang berkembang secara sistematik, setiap penguasaan kemampuan baru
mempersiapkan bayi untuk kemampuan berikutnya. Pertama bayi akan
belajar tentang keterampilan sederhana lalu kemudian
mengkombinasikannya ke dalam sistem tindakan yaitu sistem peningkatan
kombinasi keterampilan yang kompleks, sehingga memungkinkan cakupan
gerakan yang lebih luas dan lebih presisi serta kontrol yang lebih besar
terhadap lingkungan. Misalnya dalam perkembangan ketepatan
menggenggam, pertama seorang bayi akan mencoba untuk mendapatkan
sesuatu dengan menggunakan kedua tangannya, dari hal tersebut bayi akan
menguasai princer grasp. Kemudian dalam perkembangan berjalan,
pertama-tama seorang bayi akan dapat mengontrol beberapa gerakan tangan
dan kaki yang berbeda, lalu kemudian bayi akan menyatukan semua gerakan
tersebut untuk membuat langkah pertama.

b). The Denver Developmental Screening Test

Tes pemindaian yang diberikan kepada anak berusia 1 sampai 6 tahun untuk
mengetahui apakah mereka berkembang dengan normal. Tes ini digunakan
untuk mengukur keterampilan motorik kasar (gross motor skill) yaitu
kegiatan yang menggunakan sebagian besar otot (misalnya, berguling dan
menangkap bola), dan keterampilan motorik halus (fine motor skill) yaitu
keterampilan fisik yang melibatkan sedikit otot kecil serta koordinasi mata
dan tangan (misalnya, menangkap rattle atau menyalin lingkaran). Selain itu
tes ini juga digunakan untuk mengukur perkembangan bahasa (misalnya
memahami devinisi kata), dan kepribadian serta perkembangan sosial
(tersenyum sendiri dan berbaju tanpa dibantu).

c. Kontrol Kepala

Sebagian besar bayi yang baru lahir dapat menggerakkan kepalanya ke kiri
dan ke kanan ketika bayi tersebut ditidurkan terlentang. Dalam dua atau tiga
bulan pertama, ketika bayi ditidurkan tengkurap banyak dari mereka yang
sudah dapat mengangkat kepala mereka cukup tinggi, hingga suatu ketika
sampai pada titik di mana mereka kehilangan keseimbangan dan berguling.
Pada usia 4 bulan hampir semua bayi sudah bisa menjaga kepala mereka
tetap tegak ketika digendong dengan posisi duduk.

d. Kontrol Tangan

Bayi dilahirkan dengan reflek menggenggam. Hal tersebut dapat kita


buktikan ketika kita meletakkan satu jari kita ke telapak tangan bayi, maka
tangan bayi tersebut akan reflek menggenggam jari kita. Pada usia 3
setengan bulan, sebagian besar bayi sudah dapat menggenggam benda
ukuran sedang seperti mainan, tetapi mereka akan kesulitan memegang
objek yang lebih kecil. Kemudian mereka akan mencoba menggenggam
satu objek dan mengalihkan nya ketangan yang lain, lalu setelah itu mereka
akan menggenggam (bukan mengambil) obyek kecil. Saat berumur 7-11
bulan, barulah tangan mereka sudah cukup terkoordinasi untuk mengambil
benda kecil, seperti daun, dengan menggunakan princer grasp. Seiring
berkembangnya bayi ketepatan kontrol tangan akan semakin meningkat
pula. Pada bulan ke 15, bayi normal dapat membangun sebuah menara
dengan dua kotak. Beberapa bulan setelah ulang tahun yang ketiga, anak
akan menyalin lingkaran dengan baik.

e. Locomotion
Setelah tiga bulan, bayi normal pada umumnya akan mulai berguling
dengan sengaja (bukan karena kebetulan seperti sebelumnya). Pada usia
enam bulan, bayi sudah bisa duduk tanpa sandaran, dan diperkirakan dua
setengah bulan kemudian bayi sudah bisa duduk tanpa bantuan sekitar dua
setengah bulan kemudian.

Antara 6 sampai 10 bulan, sebagian bayi sudah mulai merangkak atau


merayap dengan kekuatan mereka sendiri. Pencapaian self-locomotion ini
sangat mempengaruhi perkembangan kognitif dan psikososial. Merayap
sering kali disebut sebagai "setting event" (peristiwa pemicu) karena proses
merayap membentuk langkah untuk perubahan lain dalam diri bayi dan
dalam hubungannya dengan lingkungan serta orang yang ada di dalamnya
(Bertenthal & Campos, 1987; Bertenthal, Campos, & Barrett, 1984;
Bertenthal, Capos, & Kemonian, 1994).

Diusia 7 bulan ke atas bayi normal dapat berdiri dengan bertumpu pada
tangan atau perabot. Kemudian, kurang lebih empat bulan kemudian, bayi
sudah dapat berdiri sendiri. Seorang bayi normal dapat berdiri dengan baik
sekitar dua minggu sebelum ulang tahun pertamanya. Semua perkembangan
tersebut mengarah pada pencapaian keterampilan motorik utama pada bayi,
yaitu berjalan. Pada tahun kedua, anak mulai memanjat tangga dengan satu
persatu, dengan meletakkan satu kaki setelah kaki yang lainnya naik; pada
tahap selanjutnya mereka akan mulai bisa menggilir pergerakan kaki
tersebut. Pada tahun kedua sebagian besar balita sudah daoat berlari dan
melompat. Pada usia 3 setengah tahun, sebagian besar anak-anak dapat
berdiri seimbang satu kaki dalam jangka waktu pendek dan mulai melompat
dengan satu kaki.

f. Bagaimana Perkembangan Motor Terjadi

Kematangan dalam Konteks Rangkaian yang baru disebutkan di atas


diajarkan secar tradisional sebagai hal yang terprogram secara genetik
dengan kata lain sebagian besar merupakan rangkaian langkah yang bersifat
otomatis dan telah ditentukan, yang diarahkan oleh kematangan otak.
Perkembangan motorik merupakan proses berkesinambungan interaksi
anatara bayi dan lingkungan (Ester Thelen, 1995).

Bayi dan lingkungan membentuk sistem yang salin berkait, dan


perkembangan memiliki akibat yang saling berhubungan. Salah satunya
adalah motivasi bayi untuk melakukan sesuatu (memungut mainan, atau
bergerak ke sisi lain ruangan). Kerakteristik fisik bayi dan posisinya di-
setting tertentu (misalnya, dibaringkan miring atau digendong tegak di
kolam) menawarkan kesempatan dan batasan yang bergpengaruh apakah
dan bagaimana si bayi dapat mencapai tujuan tersebut. Akhirnya, solusi
muncul ketika bayi mencoba perilaky yang ada dan mempertahankan
perilaku yang paling efesien untuk melaksanakan tugas. Alih alih sebagai
penanggung jawab tunggal terhadap proses ini, kematangan otak hanyalah
merupakan bagian darinya.

Menurut Thelen, bayi yang normal mengembangkan keterampilan yang


sama dengan urutan yang sama karena mereka dibangun dengan cara yang
sama dan memiliki tantangan dan kebutuhan fisik yang sama. Oleh karena
itu, bayi akan menemukan bahwa berjalan lebih baik daripada merangkak,
di dalam sebagian besar situasi. Hipotesis Thelen yang menyatakan bahwa
penemuan ini bersumber dari tiap pengalaman khusus bayi dan konteks
tertentu dapat membantu menjelaskan mengapa sebagian besar bayi belajar
untuk berjalan lebih cepat dibandingkan yang lain.

g. Pengaruh Kultural Terhadap perkembangan Motorik

Walaupun perkembangan motoris mengikuti tahapan yang tampak


universal, akan tetapi langkah-nya tampak tidak merespon faktor
kontekstual. Tingkat perkembangan bayi normal di satu kultur tidak sama
dengan yang ada di kultur lain.

Sebagian kultur secara aktif mendorong perkembangan kemampuan


motoris. Di banyak kultur di Afrika dan Indian Barat dengan perkembangan
motor bayi yang lebih dini, orang dewasanya menggunakan kegiatan rutin"
seperti latihan memantul dan melangkah untuk menguatkan otot bayi
(Hopkins & Westra, 1988). Dalam sebuah penelitian, ibu bayi Jamica
menggunaka handling routine setiap harinya, hal tersebut membuat bayi
dari Jamaica bisa lebih cepat duduk, merangkak, dan berjalan dibandingkan
dengan bayi Inggris yang ibunya tidak pernah memberikan bantuan khusus
(Hopkin & Westra, 1990).

D. Perkembangan Sensoris dan Persepsi

- Perkembangan sensoris
Bayi yang baru lahir memiliki perkembangan otak yang memungkinkan
bayi untuk melakukan pengindraan yang cukup baik terhadap apa yang
mereka sentuh, lihat, cium, rasa, dan dengar, dan indra mereka berkembang
dengan cepat pada beberapa bulan pertama kehidupan.

a. Sentuhan dan Rasa Sakit

Indra peraba merupakan indra yang pertama kali berkembang pada bayi,
dan untuk beberapa bulan pertama merupakan sistem sensor paling matang.
Seperti yang biasa kita lihat, ketika kita mendekatkan pipi kita didekat mulut
seorang bayi yang baru lahir maka bayi tersebut akan bereaksi mencari
papilla, isyarat gerak reflek dasar ini terjadi dua bulan setelah kehamilan.
Lalu pada usia delapan bulan kehamilan, seluruh bagian tubuh bayi sangat
sensitif terhadap sentuhan, dan sensitivitas ini akan semakin meningkat
selama lima hari pertama kehidupan (Hairth 1986).

Pada hari pertama kelahiran seorang bayi, bayi tersebut sudah mampu
merasakan sakit, dan mereka akan menjadi sangat sensitiv terhadap rasa
sakit tersebut beberapa hari kemudian. American of Pediatrics and Canadian
Pediatric Society (2000) menyatakan bahwa rasa sakit yang lama atau parah,
dapat mengakibatkan bahaya jangka panjang bagi seorang bayi.

b. Mencium dan Merasa


Kedua indra ini juga sudah mulai berkembang pada saat di dalam rahim.
Rasa dan bau makanan yang dikonsumsi calon ibu dapat ditransmisikan
kepada janin melalui cairan amniotik. Setelah melahirkan, proses transmisi
tersbut dilakukan melalui ASI (Manella & Beauchamp, 1996).

Pada saat masih dalam janin, pemilihan aroma yang menyenangkan


tampaknya sudah dipelajari, dan juga saat beberapa hari pertama setelah
kelahiran. Dan aroma yang dikoontribusikan oleh ASI memberikan
kontribusi lebih lanjut terhadap pembelajaran ini (Baertoshuk & Beuchamp,
1994). Pernyataan tersebut dapat kita buktikan bahwa seorang bayi yang
berumur enam hari yang mengonsumsi ASI lebih memilih aroma susu
ibunya dibandingkan dengan susu ibu lain yang juga menyusui, tetapi
fenomena tersebut tidak berlaku pada bayi berusia 2 hari. Dari hal tersebut
kita dapat melihat bahwa bayi membutuhkan beberapa hari pengalaman
untuk belajar membaui tubuh ibu mereka (Mafarlane, 1975).

Pemilihan rasa tertentu tampaknya merupakan hal yang alami. Seorang bayi
yang baru lahir lebih memilih rasa yang manis dibandingkan dengan rasa
yang asam atau pahit (Haith, 1986). Peneliti membuktikan hal tersebut
dengan memberikan air yang diberi berbagai rasa dasar kepada bayi yang
baru lahir. Hasilnya, air yang diberi pemanis dapat menenangkan tangis bayi
yang baru lahir, terlepas apakah bayi tersebut prematur atau lahir dengan
usia kandungan yang cukup. Bukti yang ada menyatakan bahwa bukan
hanya rasa yang tampaknya berkembang cukup baik pada bulan ke lima
kehamilan tapi mekanisme yang memproduksi efek tenang ini juga sudah
berfungsi sebelum waktu normal (A. A. Smith & Blass, 1996)

C. Pendengaran

Sebelum kelahiran indra pendengar juga sudah berfungsi. Pengenalan dini


terhadap suara dan bahasa yang didengar di dalam rahim merupakan
pondasi hubungan antara orang tua dan anak.
Setelah kelahiran diskriminasi auditori berkembang dengan pesat. Bayi
yang berusia tiga hari sudah dapat mengetahui suara dari mereka yang telah
mereka dengar sebelumnya (L. R. Brody, Zelazo, & Chaika, 1984). Bayi
sudah dapat membedakan suara yang mirip seperti "ba" dan "pa" pada usia
satu bulan (Eimas, Siqueland, Juszcyk, & Vigorito, 1971).

Pendengaran merupakan kuci dari perkembangan bahasa, kekurangan


dalam pendengaran harusnya diidentifiksi dan ditangani sejak saat dini. The
National Institutes of Health (1993) merekomendasikan setiap bayi untuk
dipindai, hal tersebut untuk mengetahui kelainan pendengaran pada tiga
bulan pertama.

d. Pengelihatan

Indra pengelihatan merupakan indra yang baru berkembang tepat ketika


seorang bayi dilahirkan. Struktur retina mata seorang bayi belum komplet,
dan saraf optiknya sedang berkembang, oleh karena itu mata seorang bayi
yang baru lahir, lebih kecil dibandingkan mata mereka yang dewasa. Bayi
yang baru lahir buta terhadap cahaya yang terang. Peralatan pengelihatan
seorang bayi sangatlah sempit, dan akan bertambah dua kali lipat lebih luas
pada usia 2 hingga 10 minggu (E. Tronick, 1972). Tidak hanya itu,
kemampuan untuk mengikuti target bergerak, dan juga persepsi terhadap
warna, akan berkembang dengan cepat pada bulan pertama.

Pengelihatan akan semakin membaik dan akurat pada tahun pertama,


mencapai level 20/20 pada usia enam bulan (Alin, 1987). Adapun
pengelihatan binokular yaitu penggunaan kedua bola mata untuk fokus,
memungkinkan persepsi dalam dan jauh biasanya baru akan berkembang
pada bulan ke-4 dan ke-5 (Bushnell & Boudreau, 1993).

- Perkembangan Persepsi

a. Teori Ekologi
Bebeapa dekade terakhir, banyak peneliti perkembangan perseptual bayi
dituntun oleh pandangan ekologi dari Eleanor dan James J. Gibson (E.
Gibson, 1969, 1989, 2001; J. Gibson, 1966, 1979).

Merujuk kepada Gibsons, aktivitas motor dan sensoris lebih atau kurang
terkoordinasi dari lahir. Pembelajaran perseptual terjadi melalui
kemampuan mendeteksi dan membedakan yang terus tumbuh, kerakteristik
lingkungan kaya sensoris. Kemampuan inilah yang mengizinkan bayi dan
balita untuk mengenali affordance, dan kesadaran ini merupakan keharusan
untuk mengatasi suatu medan.

b. Metode Penelitian Persepsual pada Bayi

1. Visual Perfensi Visual

Robert Fantz (1963)0 adalah pelopor pada metode ini. Fantz membuat
penemuan penting yang meningkatkan kemampuan untuk meneliti persepsi
visual bayi: bayi melihat pada hal yang berbeda-beda pula. Ini
memungkinkan si eksperimenter untuk menentukan berapa lama bayi yang
baru berumur 2 hari melihat lebih lama pada stimulus yang terpola. Metode
penelitian Fantz disebut sebagai metode prefferensi visual yaitu
mempelajari apakah bayi dapat membedakan satu stimulus dari stimulus
lain dengan mengukur panjang waktu yang digunakan untuk stimulus yang
berbeda-beda.

2. Habituasi dan Dishabituasi

Cara lain yang digunakan peneliti untuk mempelajari persepsi bayi adalah
dengan memberikan stimulus seperti pemandangan atau suara beberapa
kali. Habituasi adalah menurunnya respons terhadap stimulus setelah
penyajian yang berulang-ulang. Dishabituasi adalah pengembalian respons
habituasi setelah sura, baum atau sentuhan yang berulang-ulang (Rovee
Collier, 2004). Beberapa pengukuran yang digunakan peneliti dalam studi
habituasi adalah perilaku menghisap, detak jantung dan pemafasan, serta
panjang waktu bayi melihat pada satu objek.

3. High-Amplitude Sucking

Metode ini digunakan untuk mengukur perhatian bayi pada suara. Dalam
metode ini, bayi diberi puting susu buatan untuk dihisap, dan puting susu
tersebut dihubungkan dengan sistem yang menghasilkan suara. Awalnya,
bayi menghisap berulang-ulang, sehingga suara tersebut juga sering terjadi.
Kemudian, secara bertahap, mereka kehilangan minat mendengarkan
pengulangan suara yang sama dan mulai jarang menghisap. Setelah itu,
eksperimenter pun mengubah suara yang dihasilkan oleh puting susu buatan
tersebut. Ketika bayi mengulangi peningkatan perilaku menghisap seperti
tahap awal, kita dapat menyimpulkan bahwa bayi tersebut telah mengenali
perubahan suara dan menghisap lebih sering karena mereka ingin
mendengar suara baru yang menarik tersebut. 4. Respons Orientasi dan
Tracking Suatu teknik yang digunakan untuk menentukan apakah bayi dapat
melihat atau mendengar. Teknik ini berhubungan dengan memutar kepala
ke arah pemandangan atau suara. Teknik lain, yaitu Tracking terdari
gerakan mata yang mengikuti sebuah objek yang bergerak dan dapat
digunakan untuk menentukan apakah bayi dapat melihat.

5. Peralatan

Adapun beberapa peralatan yang digunakan peneliti untuk mengukur


persepsi pada bayi yitu: videotape memungkinkan peneliti untuk meneliti
perilaku abstrak, komputer berkecepatan tinggu memungkinkan peneliti
untuk melakukan analisis data kompleks dalam hitungan menit, dan masih
banyak peralatan lain yang digunakan puntuk merekam pernafasan, detak
jantung, gerakan tubuh, fiksasi visual, dan perilaku menghisap, yang
memberikan kunci terhadap apa yang dipersepsikan bayi.

c. Pengelihatan
Bayi yang baru lahir tidak dapat melihat benda kecil yang jauh. Sebuah
objek yang berada pada jarak 20 kaki sama jelasnya bagi bayi yang baru
normal dengan jarak 600 kaki bagi orang dewasa dengan pengelihatan
normal. Seiring berkembangnya bayi pengelihatannya pun akan semakin
berkembang pula, pada usia 1 tahun pengelihatan bayi akan sama dengan
peneglihatan orang dewasa. Begitu pula pada pengenalan warna, seluruh
reseptor peka warna pada mata akan berfungsi saat berusia 2 tahun. Namun
bayi yang baru lahir tidak memiliki kemampuan pengelihatan binokuler,
kemampuan tersebut akan mulai berfungsi saat usia 3 atau 4 bulan.

1. Pola-pola Berpersepsi (Bagaimana dunia terlihat oleh bayi?)

Peneliti menemukan bahwa bayi berusia 2 atau 3 bulan lebih suka melihat
gambar berpola dibandingkan dengan gambar yang tidak berpola. Bayi yang
sangat muda segera mengubah cara mereka mengumpulkan informasi dari
dunia visual. Para peneliti melakukan penelitian dengan memproyeksikan
gambar wajah manusia didepan mata bayi sehingga gerakan mata bayi dapat
difoto. Hailnya bayi yang berusia 2 bulan melihat lebih banyak bagian
wajah dan menghabiskan waktu lebih lama untuk meneliti detail wajah
dibandingkan bayi umur 1 bulan.

2. Kontansi Perseptual

Kontansi perseptual merupakan hal yang penting bagi. Perkembangan


konstansi perseptual membuat bayi mampu mempresepsikan dunianya
sebagai sasuatu yang stabil. Dua macam konstansi perseptual adalah
konstansi ukuran dan konstansi bentuk

3. Konstansi Ukuran

Konstansi ini merupakan persepsi bahwa objek tetap sama meskipun retinal
dari objek tersbut berubah. Peneliti menemukan bahwa bayi berusia 3 bulan
menunjukkan konstansi ukuran, namun kemampuan ini masih dalam tahap
berkembang pada usia tersebut. Pada usia 4 sampai 5 bulan kemampuan ini
akan meningkat, dan untuk kemajuan lebih jauh dalam mempersepsikan
konstansii ukuran berlanjut hingga usia 10 atau 11 tahun.

4. Konstansi Bentuk.

Persepsi bahwa objek tetap sama bentuknya meskipun orientasinya bagi kita
berubah. Seperti halnya konstansi ukuran, penelliti menemukan bayi usia 3
bulan sudah memiliki konstansi bentuk (Bower, 1996; Day & McKenzie,
1973). Meskipun demikian bayi umur 3 buan tidak memiliki konstansi
bentuk untuk objek yang terbentuk secara tidak teratur.

d. Persepsi Intermodal

Persepsi ini meliputi penggabungan informasi dari dua atau lebih modalitas
sensorik, seperti pengelihatan dan pendengaran. Bentuk penjelajahan
mentah dari persepsi intermodal dimiliki oleh bayi yang baru lahir. Bentuk
penjelajahan ini menajam seiring dengan pengalaman pada tahun pertama
kehidupan (Banks, 2005; Hollich, Newman, & Jusczyk, 2005). Pada enam
bulan pertama, bayi mengalami kesulitan dalam menghubungkan input
sensorik dari sumber yang berbeda, tetapi dalam paruh kedua tahun pertama
mereka menunjukkan kemampuan yang meningkat untuk membuat
hubungan ini secara mental. Oleh karena itu, bayi dilahirkan ke dunia ini
dengan beberapa kemampuan untuk mempresepsikan hubungan antar
modalitas sensorik, tetapi kemampuan intemodal mereka berkembang
seiring dengan pengalaman. Dalam perkembangan perseptual, sebagaimana
halnya dengan seluruh aspek perkembangan nature dan nurture berinteraksi
dan bekerja sama (Condy, Smith, & Spelke, 2001; Lickliter & Bahrick,
2000).

E. Perkembangan Bayi Menurut Teori Piaget

Teori Piaget adalah cerita umum yang menyatukan tentang bagaimana


biologi dan pengalaman membentuk perkembangan kognitif. Piaget
berpikir bahwa, sama seperti tubuh fisik kita memiliki struktur yang
memungkinkan kita beradaptasi dengan dunia, kita membangun struktur
mental yang membantu kita beradaptasi dengan dunia.Adaptasimelibatkan
penyesuaian dengan tuntutan lingkungan baru. Piaget menekankan bahwa
anak-anak secara aktif membangun dunia kognitif mereka sendiri; informasi
tidak hanya dituangkan ke dalam pikiran mereka dari lingkungan. Dia
berusaha untuk menemukan bagaimana anak-anak pada titik yang berbeda
dalam perkembangan mereka berpikir tentang dunia dan bagaimana
perubahan sistematis dalam pemikiran mereka terjadi.

1) Proses kognitif
Dalam teori Piaget, anak-anak secara aktif membangun dunia kognitif
mereka sendiri, membangun struktur mental untuk beradaptasi dengan
dunia mereka. Skema adalah tindakan atau representasi mental yang
mengatur pengetahuan. Skema perilaku (aktivitas fisik) mencirikan
masa bayi, sedangkan skema mental (aktivitas kognitif) berkembang di
masa kanak-kanak. Asimilasi terjadi ketika anak-anak menggunakan
skema yang ada untuk menangani informasi baru; akomodasi mengacu
pada penyesuaian anak-anak dari skema mereka dalam menghadapi
informasi baru. Melalui organisasi, anak-anak mengelompokkan
perilaku yang terisolasi ke dalam sistem kognitif yang lebih tinggi dan
berfungsi lebih lancar. Ekuilibrasi adalah mekanisme yang diusulkan
Piaget untuk menjelaskan bagaimana anak-anak berpindah dari satu
tahap kognitif ke tahap berikutnya. Ketika anak-anak mengalami
konflik kognitif dalam mencoba memahami dunia, mereka
menggunakan asimilasi dan akomodasi untuk mendapatkan
keseimbangan. Hasilnya adalah tahap pemikiran baru. Menurut Piaget,
ada empat tahap pemikiran yang berbeda secara kualitatif.
2) Tahap Sensorimotor
Dalam pemikiran sensorimotor, yang pertama dari empat tahap Piaget,
bayi mengatur dan mengoordinasikan sensasi dengan gerakan fisik.
Tahap ini berlangsung sejak lahir sampai sekitar usia 2 tahun. Pikiran
sensorimotor memiliki enam subtahap: refleks sederhana; kebiasaan
pertama dan reaksi sirkular primer; reaksi melingkar sekunder;
koordinasi reaksi melingkar sekunder; reaksi melingkar tersier,
kebaruan, dan rasa ingin tahu; dan internalisasi skema. Salah satu
pencapaian kunci dari tahap ini adalah objek permanen, kemampuan
untuk memahami bahwa objek terus ada meskipun bayi tidak lagi
mengamatinya. Aspek lain melibatkan pemahaman bayi tentang sebab
dan akibat.
3) Mengevaluasi Piaget Tahap Sensorimotor
Piaget membuka cara baru dalam memandang perkembangan bayi
dalam hal mengoordinasikan masukan sensorik dengan tindakan
motorik. Dalam dekade terakhir, revisi pandangan Piaget telah
diusulkan berdasarkan penelitian. Sebagai contoh, para peneliti telah
menemukan bahwa dunia persepsi yang stabil dan berbeda terbentuk
lebih awal dari yang dibayangkan Piaget, dan bayi juga mulai
mengembangkan konsep. Isu naturenurture dalam kaitannya dengan
perkembangan kognitif bayi terus diperdebatkan. Spelke mendukung
pendekatan pengetahuan inti, yang menyatakan bahwa bayi dilahirkan
dengan sistem pengetahuan bawaan khusus domain. Kritikus
berpendapat bahwa Spelke belum memberikan perhatian yang memadai
pada pengalaman awal yang dimiliki bayi.

F. Perkembangan Bahasa Pada Bayi

A. Mendefinisikan Bahasa

Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi, baik spontan, tertulis, atau


isyarat, yang didasarkan pada sistem simbol. Bahasa terdiri dari kata-kata
yang digunakan oleh masyarakat dan aturan untuk memvariasikan dan
menggabungkannya. Bahasa dicirikan oleh generativitas tak terbatas.
Organisasi melibatkan lima sistem aturan: fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, dan pragmatic.

B. Sistem Aturan Bahasa

Ketika penulis Amerika abad kesembilan belas Ralph Waldo Emerson


berkata, “Dunia dibangun secara berurutan, dan atom-atom berbaris
selaras,” dia pasti memiliki bahasa dalam pikiran. Bahasa sangat teratur
dan terorganisir (Berko Gleason, 2009; Bohannon & Bonvillian, 2009).
Organisasi melibatkan lima sistem aturan: fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, dan pragmatik.

1. Fonologi
Setiap bahasa terdiri dari suara dasar. Fonologi adalah suara sistem
bahasa, termasuk bunyi yang digunakan dan bagaimana bunyinya
gabungan (Menn & Stoel-Gammon, 2009). Misalnya, bahasa Inggris
memiliki inisial gugus konsonan spr seperti pada musim semi, tetapi
tidak ada kata yang dimulai dengan gugus rsp.

2. Morfologi
Morfologi mengacu pada unit makna yang terlibat dalam pembentukan
kata. Sebuah morfem adalah unit makna minimal; itu adalah kata atau
bagian dari kata yang tidak dapat dipecah menjadi bagian-bagian kecil
yang bermakna. Setiap kata dalam bahasa Inggris bahasa terdiri dari satu
atau lebih morfem. Beberapa kata terdiri dari satu morfem (misalnya,
bantuan), sedangkan yang lain terdiri dari lebih dari satu morfem
(misalnya, helper memiliki dua morfem, help + er , dengan morfem – er
berarti “orang yang”, dalam hal ini “orang yang membantu”). Jadi, tidak
semua morfem adalah kata-kata sendiri; misalnya, pra-, -tion, dan -ing
adalah morfem.

3. Sintaks
Sintaks melibatkan cara kata-kata digabungkan untuk membentuk frasa
yang dapat diterima dan kalimat (Tager-Flusberg & Zukowski, 2009).
Jika seseorang berkata kepada Anda, “Bob slugged Tom" atau "Bob
dislugged oleh Tom," Anda tahu siapa yang melakukan slugging dan
yang lamban dalam setiap kasus karena Anda memiliki pemahaman
sintaksis tentang ini struktur kalimat. Anda juga mengerti bahwa kalimat,
“Kamu tidak tinggal, kan Anda?" adalah kalimat gramatikal, tetapi
"Kamu tidak tinggal, bukan? tidak dapat diterima dan ambigu.

4. Semantik
Semantik mengacu pada arti kata dan kalimat. Setiap kata memiliki
seperangkat fitur semantik, yang merupakan atribut yang diperlukan
terkait dengan makna. Gadis dan wanita , misalnya, berbagi banyak fitur
semantik, tetapi mereka berbeda secara semantic dalam hal usia.

5. Pragmatik
Seperangkat aturan bahasa terakhir melibatkan pragmatik, yang sesuai
penggunaan bahasa dalam konteks yang berbeda. Pragmatik mencakup
banyak wilayah (Bryant, 2009). Ketika Anda bergiliran berbicara dalam
diskusi atau menggunakan pertanyaan untuk menyampaikan sebuah
perintah ("Mengapa begitu berisik di sini?" Apa ini, Stasiun Grand
Central?"), Anda menunjukkan pengetahuan tentang pragmatik.

 Bagaimana Bahasa Berkembang

Menurut seorang sejarawan kuno, pada abad ketiga belas kaisar Jerman,
Frederick II, punya ide yang kejam. Dia ingin tahu bahasa apa anak-anak
akan berbicara jika tidak ada yang berbicara dengan mereka. Dia memilih
beberapa bayi yang baru lahir dan mengancam pengasuh mereka dengan
kematian jika mereka pernah berbicara dengan bayi. Frederick tidak
pernah menemukan bahasa apa yang digunakan anak-anak karena
mereka semua mati. Hari ini, kami masih penasaran tentang
perkembangan bahasa bayi, meskipun percobaan dan pengamatan kami
paling tidak, jauh lebih manusiawi daripada Frederick yang jahat. Bahasa
apa pun yang mereka pelajari, bayi di seluruh dunia mengikuti jalan yang
sama dalam perkembangan bahasa. Apa saja tonggak penting dalam
perkembangan ini?

1. Mengenali Bunyi Bahasa Jauh


sebelum mereka mulai belajar kata-kata, bayi dapat membuat perbedaan
yang halus di antara bunyi-bunyi bahasa (Sachs, 2009). Di dalam Patricia
Kuhl (1993, 2000, 2007; Kuhl & Damasio, 2009; Kuhl & lainnya, 2006)
penelitian, fonem dari bahasa di seluruh dunia disalurkan melalui speaker
untuk didengar bayi (lihat Gambar 5.13). Sebuah kotak dengan mainan
beruang di dalamnya ditempatkan di mana bayi dapat melihatnya.
Serangkaian suku kata yang identik dimainkan; maka suku kata tersebut
adalah diubah (misalnya, ba ba ba ba , dan kemudian pa pa pa pa ). Jika
bayi memutar kepalanya ketika suku kata berubah, kotak menyala dan
beruang menari dan drum, menghadiahi bayi karena memperhatikan
perubahannya.

2. Mengoceh dan Vokalisasi Lainnya Jauh sebelum bayi


mengucapkan kata-kata yang dapat dikenali, mereka menghasilkan
sejumlah vokalisasi (Sachs, 2009). Fungsi vokalisasi awal ini adalah
untuk berlatih membuat suara, untuk berkomunikasi, dan untuk menarik
perhatian (Kunci, 2004). Suara bayi melewati urutan ini selama tahun
pertama:

• Menangis. Bayi menangis bahkan saat lahir. Menangis dapat


menandakan kesusahan, tetapi,
seperti yang akan kita bahas di Bab 6, ada berbagai jenis tangisan yang
menandakan hal yang berbeda.

• Memasak. Bayi pertama kali coo sekitar 2 sampai 4 bulan (Menn &
Stoel-Gannon, 2009). Ini adalah suara gemericik yang dibuat di bagian
belakang tenggorokan dan biasanya mengungkapkan kesenangan selama
interaksi dengan pengasuh.
• Mengoceh. Di pertengahan tahun pertama, bayi mengoceh—yaitu,
mereka menghasilkan string kombinasi konsonan-vokal, seperti "ba, ba,
ba, ba."

3. Gerakan
Bayi mulai menggunakan gerakan, seperti menunjukkan dan menunjuk,
di sekitarusia 8 sampai 12 bulan. Mereka mungkin melambaikan tangan
sampai jumpa, mengangguk berarti “ya”, tunjukkan dan cangkir kosong
untuk menginginkan lebih banyak susu, dan tunjuk seekor anjing untuk
menarik perhatian padanya. Beberapa Gestur awal adalah simbolis,
seperti ketika bayi menepuk bibirnya untuk menunjukkan makanan/
minum. Menunjuk dianggap oleh para ahli bahasa sebagai indeks penting
dari aspek sosial bahasa, dan mengikuti urutan perkembangan ini: dari
menunjuk tanpa memeriksa tatapan orang dewasa untuk menunjuk
sambil melihat ke depan dan ke belakang antara objek dan orang dewasa
(Goldin-Meadow, 2010; Rowe & Goldin-Meadow, 2009a). Kurangnya
menunjuk merupakan indikator yang signifikan dari masalah dalam
komunikasi bayi sistem. Misalnya, kegagalan untuk terlibat dalam
penunjukan mencirikan banyak orang anak-anak autis.

4. Kata-Kata Pertama
Anak-anak memahami kata-kata pertama mereka lebih awal daripada
mereka mengucapkannya (Pan & Uccelli, 2009). Sejak usia 5 bulan, bayi
sudah mengenali namanya ketika seseorang mengatakannya. Rata-rata,
bayi memahami sekitar 50 kata di sekitar 13 bulan, tetapi mereka tidak
bisa mengucapkan banyak kata sampai sekitar 18 bulan (Menyuk,
Liebergott, & Schultz, 1995). Jadi, pada masa bayi kosa kata reseptif
(kata-kata yang dimengerti anak) jauh melebihi kosa kata yang
diucapkan (kata-kata digunakan anak).

5. Pengucapan Dua Kata


Pada saat anak-anak berusia 18 hingga 24 bulan, merekabiasanya
mengucapkan ucapan dua kata. Untuk menyampaikan makna hanya
dengan dua kata, theanak sangat bergantung pada isyarat, nada, dan
konteks. Kekayaan makna anak-anak dapat berkomunikasi dengan
ucapan dua kata meliputi hal-hal berikut (Slobin, 1972):

• Identifikasi: “Lihat anjing.”

• Lokasi: “Pesan di sana.”

• Pengulangan: “Lebih banyak susu.”

• Negasi: “Bukan serigala.”

• Kepemilikan: "Permen saya."

• Atribusi: “Mobil besar.”

• Tindakan agen: “Mama jalan.”

• Objek langsung aksi: "Pukul kamu."

• Objek tindakan tidak langsung: “Berikan Papa.”

• Instrumen tindakan: “Pisau potong”.

• Pertanyaan: “Bola mana?”

Ini adalah contoh dari anak-anak yang bahasa pertamanya adalah

Inggris, Jerman, Rusia, Finlandia, Turki, atau Samoa.

 PENGARUH BIOLOGI DAN LINGKUNGAN

perkiraan waktu di mana bayi biasanya mencapai tonggak ini. Tapi apa
yang membuat perkembangan yang menakjubkan ini menjadi mungkin?
Setiap orang yang menggunakan bahasa dalam beberapa hal "tahu"
aturannya dan memiliki kemampuan untuk membuat angka tak terbatas
dari kata dan kalimat. Dari mana pengetahuan ini berasal? Apakah itu?
Produk biologi? Apakah bahasa dipelajari dan dipengaruhi oleh
pengalaman? Pengaruh Biologis Kemampuan

1. berbicara dan memahami bahasa membutuhkan a


alat vokal tertentu serta sistem saraf dengan kemampuan tertentu. Itu
sistem saraf dan alat vokal pendahulu manusia berubah lebih dari ratusan
ribuan atau jutaan tahun. Dengan kemajuan dalam sistem saraf dan
struktur vokal, Homo sapiens melampaui dengusan dan jeritan orang lain
hewan untuk mengembangkan bicara. Meskipun perkiraan bervariasi,
banyak ahli percaya bahwa manusia memperoleh bahasa sekitar 100.000
tahun yang lalu, yang dalam waktu evolusioner, mmerupakan akuisisi
yang sangat baru. Itu memberi manusia keunggulan besar atas yang lain.

2. Pengaruh Lingkungan
Puluhan tahun yang lalu, behavioris menentang Chomsky's hipotesis dan
berpendapat bahwa bahasa mewakili tidak lebih dari rantai tanggapan
yang diperoleh melalui penguatan (Skinner, 1957). Seorang bayi
kebetulan mengoceh "Mama"; Mama menghadiahi bayi dengan pelukan
dan senyuman; bayi berkata "Mama" semakin. Sedikit demi sedikit, kata
para behavioris, bahasa bayi dibangun. hewan dan meningkatkan
peluang kelangsungan hidup manusia. Menurut behavioris, bahasa
adalah keterampilan belajar yang kompleks, seperti bermain piano atau
menari.

Jika penguasaan bahasa hanya bergantung pada biologi, maka Wild Boy
of Aveyron dan Genie (dibahas sebelumnya di bab ini) seharusnya
berbicara tanpa kesulitan. Pengalaman seorang anak mempengaruhi
pemerolehan bahasa. Tapi kita punya terlihat bahwa bahasa memang
memiliki landasan biologis yang kuat. Tidak peduli berapa banyak Anda
berbicara dengan seekor anjing, itu tidak akan belajar berbicara.
Sebaliknya, anak-anak secara biologis siap belajar bahasa. Anak-anak di
seluruh dunia memperoleh tonggak bahasa pada waktu yang hampir
bersamaan dan dalam urutan yang hampir sama.

G. STIMULASI PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA

A. Stimulasi Kognitif Pada Bayi

Kemampuan bayi untuk mengenal sebuah objek, mengingat dan


menggunakan bahasa termasuk aspek kognitif. Mama bisa menstimulasi
perkembangan kognitif bayi dengan kebiasaan yang diterapkan dan
dengan mainan yang sesuai..

Berikut ciri-ciri perkembangan kognitif pada bayi:

 Bayi belajar melalui panca inderanya dan gerak refleks.

 Mulai memahami permanensi sebuah objek Misalnya saat bayi Mama


menggenggam mainan. Bayi mulai mengerti ketika mainan tersebut tidak
ada dalam genggamannya. Bayi akan berusaha mencarinya.

 Bayi memahami bahwa tindakannya akan mendapatkan reaksi tertentu.


Di sini bayi belajar mengenai sebab akibat.

 Aktif menggunakan tangan untuk menjelajahi sekitarnya.

 Mulai berbahasa walau belum jelas.

 Meniru suara yang ia dengar.

B. Stimulasi Bahasa Pada Bayi

Selain pertumbuhan yang dapat diukur oleh angka, si Kecil juga


mengalami perkembangan yang ditandai dengan perubahan perilaku atau
kemampuan si Kecil. Salah satu tahap perkembangan yang penting
adalah tahap perkembangan Bahasa anak. Bahasa adalah alat komunikasi
yang digunakan untuk berpikir, mengekspresikan perasaan, dan
menerima pikiran dan perasaan orang lain. Karena itu, aspek
perkembangan bahasa anak usia dini perlu ditelaah lebih lanjut.
Nah, ternyata tahapan perkembangan Bahasa itu dimulai sejak dini.
Ketika memasuki usia di atas 1 tahun biasanya si Kecil sudah bisa
mengatakan beberapa kata pengulangan kata dan mengucapkan kata-kata
sederhana. Aspek perkembangan Bahasa anak usia dini ternyata cukup
kompleks dan fasenya berbeda-beda pada setiap anak. Oleh karena itu,
Mama harus mengenali tahap perkembangan Bahasa anak usia dini agar
bisa memantau perkembangannya dengan baik. Beberapa tahap
perkembangan bahasa anak usia dini yang Mama wajib ketahui yakni
antara lain sebagai berikut:

1. Usia 0-12 bulan


Tahapan perkembangan bahasa anak usia dini yang pertama dimulai dari
si Kecil baru lahir hingga memasuki usia 12 bulan. Pada awalnya si Kecil
hanya bisa merespon suara Mama dan menunjukkannya dengan
memberikan ekspresi pada wajah Mama. Selanjutnya, si Kecil akan
mulai merespon dengan mengulang konsonan atau vokal (babbling),
memahami perintah verbal, dan mampu mengetahui arah datangnya
suara.

Ketika si Kecil memasuki usia 10-16 bulan, si Kecil akan mulai


mengucapkan beberapa kata pertama seperti Mama atau nama panggilan
kepada orang-orang di sekitarnya.

2. Usia 1-2 Tahun


Setelah si Kecil memasuki usia 1-2 tahun, tahap perkembangan bahasa
anak selanjutnya adalah si Kecil akan mampu untuk memahami kata-kata
tunggal atau sederhana serta mampu memproduksi kata-kata tersebut. Si
Kecil mulai bisa menunjukan bagian-bagian tubuh seperti hidung,
tangan, mata dan telinga. Lebih lanjut, dalam tahap perkembangan
bahasa pada anak, si kecil mampu memahami makna di balik kalimat-
kalimat sederhana seperti kata tepuk tangan dan ambil mainan.
Beberapa ahli mengatakan bahwa ledakan Bahasa si Kecil pada usia 19-
20 bulan, si Kecil dapat mempelajari beberapa kata-kata baru dalam
sehari. Pastikan Mama mempersiapkan si Kecil untuk mempelajari kata-
kata sederhana pada usia ini ya Ma.

3. Usia 2-3 tahun


Tahap perkembangan Bahasa berikutnya adalah ketika si Kecil sudah
memasuki usia 24 bulan atau 2 tahun hingga usia 3 tahun. Pada usia ini,
si Kecil sudah mampu memahami kata-kata sederhana, kemudian si
Kecil mulai belajar memahami kalimat sederhana. Lebih lanjut, pada usia
2 tahun, si Kecil akan mampu mengingat nama orang tua, keluarga dan
nama binatang peliharaannya. Pada usia ini si Kecil juga sudah bisa
mengatakan kalimat sederhana seperti Mama saya mau makan yang
sebelumnya hanya bisa mengatakan Mama makan.

4. Usia 3-4 tahun

Memasuki usia 3 sampai 4 tahun si Kecil sudah mulai memikirkan


lingkungan di sekitarnya dan mulai bersosialisasi. Hal ini didukung oleh
kemampuan Bahasa si Kecil yang sudah makin membaik dan
pemahaman kosa kata si Kecil juga semakin luas. Pada usia ini, tahapan
perkembangan bahasa anak usia dini sudah mampu mengingat nama
teman di sekolah dan sudah dapat berbicara dengan kalimat sederhana
yang berisi 3 sampai 4 kata.

Ketika sudah bersosialisasi dengan teman sekitar, si Kecil akan mulai


mempertanyakan banyak hal kepada Mama. Oleh karena itu, Mama
harus sabar menjawab setiap pertanyaan yang ada agar rasa ingin tahu si
Kecil tidak berkurang seiring berjalannya waktu.

5. Usia 4-5 tahun


Tahap perkembangan Bahasa anak usia dini memasuki tahap akhir yaitu
pada usia 4-5 tahun. Pada usia ini, Si Kecil sudah dapat berbicara
menggunakan kalimat kompleks dengan jelas, bisa membedakan banyak
warna dan bentuk serta mulai belajar bercerita.

Anda juga bisa melakukan stimulasi perkembangan bahasa anak usia dini
dengan lagu atau permainan edukasi

Sebagian kecil anak pada usia 4-5 tahun sudah bisa memberikan opini
terhadap suatu kejadian, mengajukan pertanyaan hingga memberikan
saran.

Itulah 5 tahap perkembangan bahasa anak usia dini yang wajib Mama
ketahui. Untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil Mama harus
memberikan nutrisi yang lengkap seimbang agar si Kecil bisa sehat, aktif
dan memiliki karakter yang Resilient seperti mandiri. Mama juga bisa
bantu melengkapi kebutuhan nutrisi si Kecil untuk tingkatkan
imunitasnya dengan Nutrilon Royal 3.

Nutrilon Royal hadir dengan Kombinasi Emas ActiDuoBio+, FOS:GOS


1:9, Vitamin C&E yang berfungsi untuk bantu perkuat imunitas si Kecil.
selain itu, Nutrilon Royal 3 juga dilengkapi dengan Omega 3, DHA,
Omega 6, dan Zat Besi untuk mendukung kemampuan berpikir si Kecil.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa bayi atau biasa juga disebut dengan periode infancy merupakan periode
dari kelahiran sampai usia dua puluh empat bulan (0–2 tahun). Masa ketika anak
sangat bergantung kepada orangtua. Aspek perkembangan yang baru dimulai
yaitu bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor dan pembelajaran
sosial. Perkembangan fisik pada masa bayi terbagi menjadi
5,yaitu:PolaPertumbuhan,tinggi dan berat badan,otak,tidur dan
nutrisi.Perkembangan motorik pada masa bayi juga dibagi menjadi 7 hal
yaitu,Patokan perkembangan motorik bayi, The Denver Developmental
Screening Test,Kontrol kepala,Kontrol tangan,Locomotion, Bagaimana
Perkembangan Motorik Terjadi dan juga bagaiman pengaruh kultural terhadap
perkembangan motorik.

Perkembangan sensoris dan persepsi pada masa bayi dibagi menjadi


Perkembangan sensoris dan perkembangan persepsi.Perkembangan bayi
menurut teori piaget dibagi berdasarkan proses kognitif,tahap sensorimotor dan
juga mengevaluasi piaget tahap sensorimotor.Perkembangan bahasa pada bayi
Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi, baik spontan, tertulis, atau isyarat, yang
didasarkan pada sistem simbol. Bahasa terdiri dari kata-kata yang digunakan
oleh masyarakat dan aturan untuk memvariasikan dan menggabungkannya.
Bahasa dicirikan oleh generativitas tak terbatas. Organisasi melibatkan lima
sistem aturan: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatic.

Stimulasi perkembangan kognitif dan bahasa pada bayi juga dibagi


berdasarkan Stimulasi kognitif pada bayi yaitu Kemampuan bayi untuk
mengenal sebuah objek, mengingat dan menggunakan bahasa termasuk aspek
kognitif. Mama bisa menstimulasi perkembangan kognitif bayi dengan
kebiasaan yang diterapkan dan dengan mainan yang sesuai.. dan juga Stimulasi
Bahasa pada Bayi yaitu . Ketika memasuki usia di atas 1 tahun biasanya si Kecil
sudah bisa mengatakan beberapa kata pengulangan kata dan mengucapkan kata-
kata sederhana. Aspek perkembangan Bahasa anak usia dini ternyata cukup
kompleks dan fasenya berbeda-beda pada setiap anak.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.popmama.com/baby/0-6-months/sysilia-tanhati/kegiatan-untuk-
meningkatkan-kemampuan-kognitif-bayi-3-6-bulan/2

John Santrock – Life-Span Development , 13 th Edition (2010, McGraw-Hill


Humanities_Social Sciences_Languages)

Papalia, Diane E., Old, S. W., Feldman, Ruth D. (2008). Human Development
(Psikologi Perkembangan) edisi 9. Jakarta:Penerbit KENCANA.

Rosiyanah, Yufiarti, Sri M.(2020).Pengembangan media stimulasi sensori anak


usia 4-6 tahun berbasis aktivitas bermain tujug indera.Jurnal pendidikan
anak usiadini.941-957.Diaksesdari
https://obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/view/758.

Sntrock, John W.(2007).Perkembangan anak (Child Development) edisi


11.Jakarta:Penerbit Erlangga

Tri Murti. (2018).Perkembangan fisik motorik dan perseptual serta implikasi pada
pembelajaran disekeolah dasar.Wahana sekolah dasar. 28. 0854-
8293.Diakses dari https://journal2.um.ac.id/index.php/wsd/.

Uswatun Hasanah. (2016). Perkembangn kemampuan fisik motorik melalui


permainan tradisional anak usia dini. Jurnal Pendidikan anak.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpa/article/view/12368/0

Anda mungkin juga menyukai