Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................3
1.3 Temuan Yang Ditargetkan ......................................................................3
1.4 Urgensi Riset ...........................................................................................3
1.5 Luaran Riset ............................................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Banjir Bandang.........................................................................................4
2.2 Masjid dan Rumah Ibadah........................................................................5
2.3 Speaker Pengeras Suara............................................................................5
2.4 Internet of Things (IoT)...........................................................................5
2.5 Mikrokontroler ........................................................................................6
BAB III. METODE RISET.....................................................................................7
3.1 Tempat dan Waktu Penelitiaan................................................................7
3.2 Alat dan Bahan Yang Digunakan ............................................................7
3.3 Variabel riset ...........................................................................................7
3.4 Tahapan riset ...........................................................................................7
3.5 Prosedur riset ...........................................................................................8
3.6 Luaran dan Indikator capaian ..................................................................8
3.7 Analisis data ............................................................................................8
3.8 Cara Penafsiran.........................................................................................8
3.9 Penyimpulan hasil riset ...........................................................................8
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................9
4.1 Anggaran Biaya .......................................................................................9
4.2 Jadwal Kegiatan ......................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................1 0
Lampiran 1. Biodata Ketua Dan Anggota serta Dosen Pendamping ................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan;.........................................................1 1
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas; ...........1 9
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana .................................................. 21

i
1

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banjir bandang merupakan banjir yang berada di daerah dengan
permukaan rendah akibat dari turunnya hujan secara terus menerus.
Banjir bandang sering juga disebut sebagai air bah yang datangnya secara
tiba-tiba dalam aliran yang deras dan dalam waktu yang cepat. Bencana
ini terjadi disebabkan karena keadaan air di wilayah yang terkena banjir ini
sudah berada pada titik jenuhnya sehingga air tidak lagi mampu diserap oleh
lapisan tanah, sedangkan jumlah aliran air dari daerah hulu sangat
besar. Bencana ini tergolong dalam bencana besar dan memberikan
kerugian yang juga besar, terutama dari segi ekonomi. Kerugian ini
umumnya diakibatkan oleh aliran air yang deras sehingga mampu
menghanyutkan bahkan menghancurkan benda- benda yang dilaluinya.
Selain itu, genangan air yang disisakan juga dapat menimbulkan
kerugian, misalnya menimbulkan wabah penyakit. (Firdaus, 2020).
Belakangan ini marak terjadinya suatu bencana terutama bencana
akibat faktor dari curah hujan seperti banjir bandang yang pernah terjadi di
beberapa tempat di Indonesia salah satunya yang terjadi di Garut pada tahun
2016. Garut ini merupakan kabupaten yang memiliki indeks risiko bencana
tertinggi kedua di Indonesia. Garut juga salah satu kabupaten yang
memiliki indeks risiko tinggi untuk bencana banjir. Banjir bandang yang
telah terjadi di Kabupaten Garut pada tahun 2016 adalah salah satu dari lima
bencana terbesar yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun. Banjir tersebut
juga bencana paling besar yang terjadi di Jawa Barat selama tahun 2016.
Selain itu, banjir bandang Garut ini bahkan dianggap sebagai banjir
bandang terbesar sepanjang sejarah di Kabupaten Garut. Banjir bandang
Garut 2016 mengakibatkan 6.361 orang mengungsi, 35 orang luka-luka, 34
orang meninggal dunia dan 19 orang hilang. Selain menimbulkan korban
jiwa, banjir bandang tersebut juga menyebabkan 575 rumah warga rusak
berat dan 1.209 mengalami rusak sedang dan ringan. Dua fasilitas kesehatan,
yaitu Rumah Sakit Umum (RSU) dr. Slamet dan Balai Kesehatan Paru
Masyarakat (BKPM) juga mengalami kerusakan yang menyebabkan
kerugian hingga 2,8 miliar. Kerugian total akibat banjir bandang ini pun
mencapai 296 miliar (Dina Adlina Amu, 2019).
2

Gambar 1.1 : Banjir bandang yang terjadi di


Garut Sumber : Website BBC Indonesia

Faktor pemicu banjir bandang di daerah Garut diatas terjadi


karena minimnya sistem peringatan dini di DAS Cimanuk yang memperparah
dampak bencana banjir bandang serta pemetaan detail skalanya kecil
sehingga untuk memberikan peringatan bencana banjir bandang cukup sulit
dijangkau untuk masyarakat di daerah tersebut (Artharini, 2016). Itu
sebabnya mengapa sistem peringatan dini sangat penting khususnya di
daerah-daerah terpencil.
Kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir bandang mengakibatkan
korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana prasarana umum, serta menimbulkan gangguan
terhadap tata kehidupan dan penghidupan manusia (Purba, 2005). Untuk
menghindari bencana seperti itu maka diperlukan suatu alat peringatan dini
bencana banjir bandang, agar masyarakat dapat mengetahui dan
mempersiapkan diri untuk menghadapi bencana tersebut sehingga dapat
meminimalisir dampak terburuk yang dapat terjadi.
Sistem peringatan dini bencana merupakan elemen yang sangat
penting dalam upaya pengurangan risiko bencana. Dengan adanya
peringatan dini bencana, maka masyarakat dapat melakukan respon
yang sesuai untuk melakukan penyelamatan. Agar sistem peringatan dini
dapat berjalan secara efektif maka dibutuhkan partisipasi aktif masyarakat
yang berada di daerah beresiko. Alat penyampaian peringatan bencana harus
bekerja secara otomatis, memfasilitasi kegiatan-kegatan penyadaran
publik dan kesiapsiagaan masyarakat, serta alat penyampaian peringatan
bencana yang akurat dan dapat terpercaya (Deni, 2012).
Sejauh ini telah banyak penelitian tentang sistem peringatan dini bencana
(Early Warning System) contohnya penelitian sistem peringatan dini
bencana (Early Warning System) berbasis Mikrokontroler dan ada
penelitian sistem peringatan dini banjir berbasis IoT dan Twitter. Namun
sistem peringatan dini berbasis mikrokontroler dan sistem peringatan dini
banjir berbasis IoT dan Twitter kami rasa kurang efektif untuk di
kembangkan pada masyarakat Indonesia terkhusus di daerah-daerah
terpencil karena masih banyak daerah yang jaringannya masih terbatas
serta masih banyak orang yang belum memiliki gadget sehingga
menyebabkan masih kurang efektif dalam penyampaian alaram ketika
terjadi suatu bencana.
Berdasarkan latar belakang diatas tentang sistem peringatan dini bencana
maka kami dari tim program kreativitas mahasiswa riset eksakta
ingin melakukan sebuah penelitian dengan merekayasa sistem
peringatan dini bencana terintegrasi pengeras suara masjid (Early Warning
System) berbasis IoT dengan memanfaatkan sistem pengeras suara masjid
sebagai penyampaian informasi kepada masyarakat bahwa akan terjadi suatu
bencana banjir bandang
3

tanpa adanya hambatan karena kita ketahui bahwa Masjid ada di setiap
daerah bahkan di daerah terpencil sehingga lebih memasifkan penyaluran
informasi ketika akan terjadi suatu bencana banjir bandang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana hasil pengembangan Sistem Peringatan Dini
Bencana Terintegrasi Pengeras Suara Masjid (Early Warning System)
Berbasis IoT ?
2. Bagaimana hasil pengujian Sistem Peringatan Dini Bencana
Terintegrasi Pengeras Suara Masjid (Early Warning System) Berbasis IoT
?
1.3 Tujuan Riset
1. Untuk mengambangkan Sistem Peringatan Dini Bencana
Terintegrasi Pengeras Suara Masjid (Early Warning System) Berbasis IoT.
2. Untuk mengetahui hasil pengujian Sistem Peringatan Dini
Bencana Terintegrasi Pengeras Suara Masjid (Early Warning System)
Berbasis IoT.

1.4 Manfaat Riset


1. Manfaat akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan mengenai pemanfaatan pengeras suara masjid
sebagai alat peringatan dini bencana.
2. Menghasilkan prototype modul EWS yang dapat digunakan
masyarakat untuk memudahkan ketika akan terjadinya suatu bencana
banjir bandang.
3. Dapat menjadi pertimbangan untuk diterapkan di Indonesia sebagai
sistem peringatan dini bencana banjir bandang untuk meminimalisir
korban jiwa ketika terjadi bencana banjir bandang.

1.3 Temuan Yang Ditargetkan


1. Dapat mengembangkan sistem peringatan dini bencana (Early
Warning System) yang telah ada.
2. Dapat Menguji suatu sistem peringatan dini bencana terintegrasi
dengan pengeras suara masjid (Early Warning System) Berbasis IoT.

1.4 Urgensi Riset


Riset ini penting dilakukan untuk mengembangkan suatu sistem
peringatan dini bencana (Early Warning System) banjir bandang terhadap
masyarakat indonesia mengingat bahwa tingginya curah hujan di Indonesia.

1.5 Luaran Riset


Luaran yang diharapkan dari Program Kreativitas Mahasiswa Riset
Eksakta ini yaitu :
1. Prototype modul EWS yang terintegrasi pengeras suara masjid berbasis
IoT yang dapat mendeteksi bencana alam banjir bandang.
2. Laporan kemajuan
3. Laporan akhir
4. Artikel ilmiah
4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Banjir Bandang
Banjir bandang adalah aliran air dalam jumlah besar yang mengalir
mengirim air dari hulu ke hilir sungai dengan kecepatan yang tinggi.
Banjir mempunyai arus aliran yang sangat cepat, daya rusak yang besar,
genangan airnya cepat hilang dan membawa material lumpur yang banyak
serta sering disertai dengan material batu dan pepohonan. Banjir bandang
merupakan banjir yang terjadi secara tiba-tiba pada wilayah dataran rendah
yang disebabkan oleh cuaca dan curah hujan tinggi atau terdapat bendungan
yang jebol. Kondisi ini terjadi jika tanah menjadi sangat jenuh dengan air dan
volume air tersebut tidak dapat merembes ke dalam tanah, sehingga
menyebabkan terjadinya luapan air yang berlangsung cepat pada sisi tebing
yang akan menyapu berbagai macam material yang terdapat sepanjang
daerah aliran. Keadaan yang terjadi secara tiba-tiba tersebut menyebabkan
peristiwa banjir bandang yang sangat membahayakan (Purwastuty,
2019). Salah satu peristiwa banjir bandang yang terjadi beberapa tahun lalu
terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur (NTT) menyampaikan data
keseluruhan korban bencana alam dampak Siklon Tropis Seroja yang
melanda pada 4 April 2021 hingga 28 April 2021, tercatat 182 orang telah
meninggal dunia. Ke- 182 korban meninggal dunia itu tersebar di 10
kabupaten dan kota di NTT, yakni: Flores Timur 72 orang, Lembata 46,
Alor 29, Kabupaten Kupang 12, Malaka 11, Kota Kupang 6, Sabu Raijua
3, Rote Ndao 1, Ende 1 dan Sikka 1 orang. Sementara itu, korban hilang 47
orang tersebar di 6 kabupaten dan kota. selain korban meninggal dan hilang,
tercatat ada 184 orang mengalami luka-luka akibat bencana alam
dampak Siklon Tropis Seroja di NTT. Adapun total pengungsi sebanyak
84.876 jiwa, tersebar di 63 titik pada 10 kabupaten dan kota. Fasilitas umum
rusak 3.494 dan 21 dari 22 Kabupaten dan kota terdampak. sarana dan
prasarana yang sempat rusak akibat bencana di NTT mulai pulih. Data 23
April 2021, progres pemulihan listrik mencapai 97,5 persen untuk seluruh
NTT, meski 99 gardu masih padam.
80 72
70
60 46
50
40 29
Korban Jiwa

30
1
20 1
10 1 1 1
0
Flores Lembata Kupang Malaka Alor Ende Sikka Rote Sabu
Timur Ndao Raijua
Nama Daerah
Gambar 2.1 : grafik korban jiwa banjir bandang di
NTT. Sumber : Penulis dikutip dari merdeka.com
5

Maka dari itu kami dari tim program kreativitas mahasiswa di bidang
riset eksakta akan melakukan riset terhadap sistem peringatan dini banjir
bandang yang telah ada apakah efektif untuk meminimalsirkan korban
jiwa ketika terjadinya suatu peristiwa banjir bandang.

2.2 Masjid dan Rumah Ibadah


Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat islam dan memiliki
fungsi strategis dalam masyarakat Islam. Masjid berfungsi sebagai media
sarana penyebaran umat secara menyeluruh atau keseluruhan serta
Rasulullah SAW membangun masjid pertama di kota Madinah dengan tujuan
mencerahkan umat dan mengenalkan risalah ilahiah. Masjid bukan
hanya digunakan untuk melaksanakan kegiatan ibadah ritual saja seperti
shalat berjamaah, dzikir, membaca al-Quran, dan berdoa tetapi dapat
juga digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial
keagamaan dalam upaya mengembangkan masyarakat (Herdiana,
2018). Bahkan saat ini keberadaan masjid menjadi sangat potensial di
berbagai daerah bahkan di daerah terpencil maka dari itu kami menjadikan
masjid sebagai sarana untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat
ketika akan terjadi suatu bencana di daerah tersebut melalui pengeras
suara masjid.

2.3 Speaker Pengeras Suara


Pengeras suara pada tempat ibadah seperti masjid merupakan
kelengkapan yang sangat penting keberadaannya. Pengeras suara ini
berfungsi untuk memperkeras suara kegiatan yang dilakukan di masjid,
sehingga dapat menjangkau jamaah atau penduduk yang rumahnya cukup
jauh dari masjid. (Didik Riyanto, 2018).

Gambar 2.2 : Pengeras Suara Masjid


Sumber : Website cnnindonesia.com
Sehingga pada penelitian kali ini kami memilih speaker pengeras
suara masjid sebagai alat atau media dalam menyampaikan bencana alam
karena menurut kami speaker pengeras suara ini cukup efektif dan mudah
didapatkan dimana-mana bahkan di daerah terpencil sekalipun yang
tidak memiliki jaringan yang stabil.

2.4 Internet of Things (IoT)


Internet of things diartikan dengan sesuatu konsep yang tujuannya
untuk memperluas manfaat dari adanya konektivitas internet yang tersambung
secara
6

terus menerus yang memungkinkan kita untuk dapat menghubungkan alat -


alat dan benda fisik lainnya dengan sensor jaringan dan aktuator untuk
dapat memperoleh data dan mengelola kinerjanya sendiri, sehingga
memungkinkan mesin untuk berkolaborasi dan bahkan bertindak
berdasarkan informasi baru yang diperoleh secara independen. Internet Of
Things merupakan sebuah gagasan dimana semua benda di dunia nyata
dapat berkomunikasi satu sama lain sebagai bagian dari satu kesatuan
sistem terpadu menggunakan jaringan internet sebagai penghubungnya
(Efendi, 2018). Fungsi IoT pada penelitian ini digunakan guna untuk
memasukan data dan bentuk suara ke dalam server dan amplifier untuk
menghasilkan suara sirine pada pengeras suara masjid ketika melewati batas
garis aman.

2.5 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah chip IC (Integrated Circuit) yang bertugas
untuk menerima sinyal input, mengolah serta memberikan sinyal output
sesuai dengan program yang dimasukkan. Dalam mikrokontroller terdapat
CPU, memori, jalur Input/Output (I/O) dan perangkat pelengkap
lainnya. Mikrokontroler digunakan dalam produk dan alat yang
dikendalikan secara otomatis oleh sistem. mikrokontroler mengandung
beberapa periferal yang langsung bisa dimanfaatkan. Tujuan utama
digunakannya mikrokontroler adalah untuk efektivitas sistem elektronik
yang akan lebih ringkas, rangkai bangun sistem elektronik akan lebih
cepat karena pada dasarnya sebagian besar dari sistem adalah perangkat
lunak yang bisa dimodifikasi serta pencarian gangguan atau error pada sistem
akan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak (Adam Ahlul
Karim Ramadhan, 2020).
Oleh karena itu, manfaat atau fungsi mikrokontroler pada penelitian kami
saat ini yaitu digunakan sebagai alat pengatur kendali sebuah sistem
mitigasi bencana. Sistem kendali yang terhubung oleh mikrokontroler
merupakan sistem pengatur sebuah relay yang tersambung dengan 4 speaker.
Speaker yang digunakan adalah speaker yang telah dipasang di rumah ibadah
tersebut.

Gambar 2.3 : Arduino uno R3


Sumber : Jurnal Prosisko
7

BAB III. METODE RISET


Research and development (R&D) merupakan suatu proses atau
langkah- langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang sudah ada dan dapat dipertanggungjawabkan
(Dedy Mulyadi, 2021). Contoh dalam penelitian pengembangan ini merupakan
contoh prosedural deng an metode prototype.

3.1 Tempat dan Waktu Riset


Penelitian akan dilakasanakan di bendungan bili-bili, Gowa,
Provinsi Sulawesi selatan. Waktu penelitian adalah sekitar 4 bulan terhitung
dari Maret- Juni 2022. Mulai dari perizinan, penelitian, konsultasi ke
pembina, dan coaching dari Fasilitator di Lab Repository, serta penyusunan
proposal, laporan kemajuan dan laporan akhir.

3.2 Alat dan Bahan Yang Digunakan


1. Alat
a) Laptop Acer Intel(R) Celeron(R) N5100 @1. 1GHz 1.11 GHz RAM 4 GB
b) Laptop Lenovo AMD Ryzen 5 4000u @2.3 GHz 4 GHz RAM 8 GB
2. Bahan : Arduino Uno, Breadboard, Sensor Telemetri, Pengeras
suara, Power Supply, Alat Pengukur air, Baterai, Kabel jumper, Soket
Baterai, Memory Card 8GB, relay 1 channel.

3.3 Variabel riset


Riset ini menggunakan Variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Variabel terikat tidak dimanipulasi, melainkan diamati variasinya
sebagai hasil yang dipradugakan berasal dari variabel bebas. Variabel bebas
adalah variabel yang dimanipulasikan atau dimainkan oleh pembuat
eksperimen.

3.4 Tahapan riset


a. Konsep Alat
8

Gambar 3.1 Konsep alat pendeteksi banjir


Sumber : Penulis

Early Warning System Berbasis IoT yang dibuat pada penelitian ini
yaitu sebuah prototype. Prototype ini akan mendeteksi ketika akan terjadi
banjir bandang di bendungan atau sungai dan terhubung ke menara
masjid lalu terhubung ke pawer supply masjid dan kemudian akan
mengeluarkan bunyi.

3.5 Prosedur riset


Analisis kebutuhan adalah angkah awal yang digunakan dalam
prosedur pembuatan prototype EWS berbasis IoT, dalam hal ini peneliti
terlebih dahulu melakukan observasi dan pengumpulan data serta
membuat perancangan setelah itu peneliti mulai mencari kebutuhan
perangkat keras dan perangkat lunak untuk membuat prototype EWS
berbasis IoT ini.

3.6 Luaran dan Indikator capaian


Pada tahap luaran dan capaian, peneliti melakukan uji coba
terhadap semua modul yang digunakan dalam mengembangkan prototype.
Mengetahui keuntungan dan pengaruh dari sistem peringatan dini bencana
yang terintegrasi pengeras suara masjid berbasis Internet of things.

3.7 Analisis data


Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan yaitu
deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data deskriptif merupakan teknik
analisis yang dipakai untuk menganalisis data dengan
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan
seadanya tanpa ada maksud membuat generalisasi dari hasil penelitian
(Maharani, 2018).

3.8 Cara Penafsiran


Berdasarkan hasil diskusi dengan pihak kepala desa, peneliti telah
mengetahui masalah yang dialami bendungan bili-bili. Berdasarkan hasil
diskusi tersebut, peneliti menawarkan membuat sebuah prototype yang akan
mendeteksi tinggi rendahnya air di bendungan dan mengeluarkan bunyi
ketika air mencapai ketinggian yang rawan yang terintegrasi dengan
pengeras suara masjid.

3.9 Penyimpulan hasil riset


Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan, dapat diperoleh
kesimpulan yaitu hasil pengembangan prototype peringatan dini pendeteksi
di bendungan air atau sungai mampu mendeteksi serta memonitoring tinggi
rendahnya air menggunakan sensor telemetri yang memungkinkan informasi
resiko bencana disebarkan dengan cepat kepada masyarakat dengan
harapan tindakan antisipatif dapat diambil dengan segera.
9

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


No Jenis pengeluaran Sumber Dana Besaran Dana (Rp)
1. Bahan habis pakai Belmawa Rp. 3.600.000
Perguruan Tinggi Rp. 415.000
Instansi Lain (jika ada)
2. Sewa dan jasa Belmawa Rp. 725.000
Perguruan Tinggi Rp. 125.000
Instansi Lain (jika ada)
3. Transportasi lokal Belmawa Rp. 1.830.000
Perguruan Tinggi Rp. 1.110.000
Instansi Lain (jika ada)
4. Lain-lain Belmawa Rp. 845.000
Perguruan Tinggi Rp. 100.000
Instansi Lain (jika ada)
Jumlah Rp. 8.750.000
Rekap Sumber Dana Belmawa Rp. 7.000.000
Perguruan Tinggi Rp. 1.750.000
Instansi Lain (jika ada)
Jumlah Rp. 8.750.000

4.2 Jadwal Kegiatan


No Jenis Kegiatan Bulan Penanggung Jawab
1 2 3 4
1 Penentuan Ide Aprilia
2 Observasi Dan Rijalil dan Anugrah
Pengumpulan Data
3 Analisis Data Anugrah
4 Perancangan Sistem Aprilia dan Rijalil
5 Pembuatan Prototype Aprilia, Rijalil, Anugrah
6 Cek Fungsional Aprilia, Rijalil, Anugrah
7 Uji Coba Aprilia dan Rijalil
8 Pembuatan Laporan Anugrah
10

DAFTAR PUSTAKA
Adam Ahlul Karim Ramadhan, E. K. (2020). perancangan sistem peringatan
dini banjir berbasis mikrokontroler dan short message service
(sms). e- Proceeding of Engineering. 7 (1) : 178- 186.

Artharini, I. (2016). Tidak ada peringatan dini' dalam baqanjir di Garut. URL
: https://www.bbc.com/indonesia/berita indonesia/2016/09/160925
indones ia banjir garut.Diakses tanggal 17 maret 2022

Mulyadi, D. (2021). Penerapan Metode Fuzzy Simple Additive Weighting (SAW)


untuk Menentukan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Paling Baik.
Teknois: Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi dan Sains. 11(1):1- 10.

Deni. (2012). “Pedoman Sistem Peringatan Dini Berbasis Masyarakat” .


URL: http://bpbd.bantenprov.go.id/upload/deni/foto/Pedoman EWS
Masya
rakat.pdf. Dikses Pada 17 maret 2022.

Didik Riyanto, M. (2018). PENGERAS SUARA MASJID DARUSALAM


JANTI SLAHUNG. Jurnal Dedikasi Masyarakat. 2(1):30-36.

Dina Adlina Amu, T. E. (2019). Analisis jejaring sosial pada koordinasi


klaster kesehatan dalam tanggap darurat bencana banjir bandang
garut 2016. Manajemen Bencana. 5 (1): 1- 18.

Efendi, Y. (2018). Internet Of Things (Iot) Sistem Pengendalian


Lampu Menggunakan Raspberry Pi Berbasis Mobile. Jurnal
Ilmiah Ilmu Komputer. 4 (2):21-27

Firdaus, F., Kadir, A., Nur, M., & Yasin, H. (2020). Perubahan Sosial Pasca
Banjir Bandang pada Masyarakat Rabadompu Timur Kota Bima.
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan. 7(1), 12-28.

Ridwanullah, A. I., & Herdiana, D. (2018). Optimalisasi Pemberdayaan


Masyarakat Berbasis Masjid. Ilmu Dakwah: Academic Journal for
Homiletic Studies, 12(1):82-98.

Purba. (2005). Bencana dan Kerugian yang Ditimbulkan. URL:


http://repository.unand.ac.id/19867/3/bab%20i.pdf. Diakses pada tanggal
18 Maret 2022.

Purwastuty, I. (2019). KECEMASAN MASYARAKAT TERHADAP


BENCANA BANJIR . Mimbar Kesejahteraan Sosial. 2(1): 1- 10.

Supriatin. (2021). Total Korban Jiwa akibat Siklon Tropis di NTT Jadi 182
Orang. URL : https://www.merdeka.com/peristiwa/total-korban-
jiwa-akibat- siklon-tropis-di-ntt-jadi- 182-orang.html. Diakses tanggal 21
Maret 2022.
11
12
13
14
15
16
17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan;

Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan Total


No (Rp) (Rp)
1 Belanja bahan
Alat tulis 6 paket Rp.60.000 Rp. 360.000
Kuota internet 4 paket Rp. 100.000 Rp.400.000
Kertas HVS 1 Rim Rp. 32.000 Rp. 32.000
Arduino Uno 3 buah Rp. 550.000 Rp. 1.650.000
Breadbord Mini 3 Buah Rp. 15.000 Rp. 45.000
Power Supply 3 Buah Rp. 250.000 Rp. 750.000
Speaker 3 Buah Rp. 100.000 Rp. 300.000
Audio Player 3 Buah Rp. 50.000 Rp. 150.000
Kabel Jumper 3 paket Rp. 20.000 Rp. 60.000
Tinta Printer Epson 1 paket Rp. 90.000 Rp. 90.000
Relay 1 Channel 5 volt 3 Buah Rp. 27.000 Rp. 81.000
Kertas Folio Bergaris 1 rim Rp. 97.000 Rp. 97.000
SUB TOTAL Rp. 4.015.000
2 Belanja Sewa
Vendor Pembuatan 1 Rp. 350.000 Rp. 350.000
Video
Sewa Animator 1 Rp. 450.000 Rp. 450.000
Pembuatan desain 1 Rp. 50.000 Rp. 50.000
konsep Alat
SUB TOTAL Rp. 850.000
3 Perjalanan lokal
Kegiatan penyiapan 5x3 Rp. 50.000 Rp. 750.000
bahan
Kegiatan 7x3 Rp.40.000 Rp. 840.000
pendampingan
Biaya Survey 2x3 Rp. 225.000 Rp. 1.350.000
SUB TOTAL Rp.2.940.000
4 Lain-lain
Masker 3 dus Rp. 40.000 Rp. 120.000
Handsanitizer 6 botol Rp. 15.000 Rp. 90.000
Pengujian Seluruh 1 kali Rp. 510.000 Rp. 510.000
Sensor
Pengukur Suhu Tubuh 1 buah Rp. 150.000 Rp. 150.000
Publikasi 1 Rp. 75.000 Rp. 75.000
18

SUB TOTAL Rp. 945.000


GRAND TOTAL Rp. 8.750.000
GRAND TOTAL : Delapan Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah
19

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas;

No Nama / Program Bidang Alokasi Waktu Uraian Tugas


NIM Studi Ilmu (Jam/Minggu)
1 Aprilia Pendidikan Ilmu 28 jam/minggu • Mengkoordini
Manda Teknik Komputer r anggota
Putri Informatika serta mengatur
/2102095 dan pelaksanaan
02121 Komputer kegiatan.
• Mengatur
keperluan
yang
dibutuhkan
serta alat
dan bahan
yang akan
digunakan.
• Membeli
semua
komponen.
• Pengambilan
sampel serta
pengujian
sampel
• Pembuatan
Laporan
2 Rijalil Pendidikan Ilmu 28 jam/minggu • Membantu
Akhyar Teknik Komputer ketua untuk
Syarif Informatika melaksanakan
/2102095 dan kegiatan
02125 Komputer PKM-RE
terutama
persiapan alat
dan bahan.
• Pengurusan
proses
perizinan riset.
• Pengambilan
sampel serta
pengujian
sampel
20

• Pembuatan
3 Anugrah Pendidikan Ilmu 28 jam/minggu • Membantu
/2102095 Teknik Komputer ketua untuk
02003 Informatika melaksanakan
dan kegiatan
Komputer PKM-RE
terutama
terkait
pengambilan
sampel.
• Penyusunan
laporan dan
analisa
penyajian
data.
• Pengambilan
sampel serta
pengujian
sampel
• Pembuatan
Laporan
21

Anda mungkin juga menyukai