Anda di halaman 1dari 11

SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA TSUNAMI

KELOMPOK I

• DEWI HAPRIANI
• ERNAWATI
• NI NYOMAN WIDYAWATI
• SILFANA
• SURIANTI
• SRI AULIANNISA

UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA PALU


PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul
“SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA TSUNAMI”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dari teman-teman sekalian. Kami
berharap semoga tugas ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Palu, 26 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR .....................................................................................................ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Manajemen Bencana..........................................................................................5
B. Klasifikasi Bencana..............................................................................................5
C. Definisi Tsunami..................................................................................................6
D. Penyebab Terjadinya Tsunami............................................................................6
E. Gejala dan Peringatan Dini..................................................................................7
F. Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Tsunami............................7
G. Apa Yang Dilakukan Sebelum Dan Pada Saat Terjadi Tsunami...........................8
H. Apa Yang Dilakukan Setelah Terjadi Tsunami.....................................................8
I. Sistem Penanggulangan Bencana di Indonesia...................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut United Nation Development Program (UNDP), bencana adalah suatu
kejadian yang ekstrem dalam lingkungan alam atau manusia yang secara merugikan
mempengaruhi kehidupan manusia, harta benda atau aktivitas sampai pada tingkat
menimbulkan bencana.
Sedangkan menurut Ramli dkk, 2010 bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh factor alam dan atau factor nonalam maupun
factor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Manajemen bencana adalah upaya sistematis dan komprehensif untuk
menanggulangi semua kejadian bencana secara cepat, tepat, dan akurat untuk
menekan korban dan kerugian yang ditimbulkan. Penyelenggaraan penanggulangan
bencana adalah serangkaian upaya meliputi penetapan kebijakan pembangunan
yang beresiko timbulnya bencana, kegiatanh pencegahan bencana, tanggap darurat,
dan rehabilitasi. Manajemen bencana pada dasarnya dapat dibagi atas tingkatan
yaitu tingkat lokasi, tingkat unit atau daerah dan tingkat nasional atau korporat.
Tingkat lokasi disebut manajemen insiden (incident management), pada tingkat
daerah atau unit disebut manajemen darurat (emergency management), dan pada
tingkat yang lebih tinggi disebut manajemen krisis (crisis management).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana sistem pengeloaan bencana di Indonesia saat terjadi bencana Tsunami ?

C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana sistem pengeloaan bencana saat terjadi bencana
Tsunami
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Bencana

Manajemen bencana adalah upaya sistematis dan komprehensif untuk


menanggulangi semua kejadian bencana secara cepat, tepat, dan akurat untuk menekan
korban dan kerugian yang ditimbulkan. Manajemen bencana bertujuan untuk :

1. Mempersiapkan diri menghadapi semua bencana atau kejadian yang tidak diinginkan.

2. Menekan kerugian dan korban yang dapat timbul akibat dampak suatu bencana atau
kejadian.

3. Meningkatkan kesadaran semua pihak dalam masyarakat atau organisasi tentang


bencana sehingga terlibat dalam proses penanganan bencana.

4. Melindungi anggota masyarakat dari bahaya atau dampak bencana sehingga korban dan
penderitaan yang dialami dapat dikurangi.
Beberapa perundangan yang menyangkut manajemen bencana antara lain:

1. UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

2. Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penaggulangan


Bencana.

3. Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2008 tentang Pendanaan Dan Pengelolaan Bantuan
Bencana.

4. Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional
Dan Lembaga Asing Nonpemerintah Dalam Penanggulangan Bencana.

5. Peraturan Presiden N0.08 tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1653 tahun 2005 tentang Pedoman Penanganan
Bencana Bidang Kesehatan.

B. Klasifikasi Bencana

Menurut Undang-Undang No. 24 tahun 2007, bencana diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Bencana Alam Yaitu bencana yang bersumber dari fenomena alam seperti gempa bumi,
letusan gunung api, meteor, pemanasan global, banjir, topan, dan tsunami.
2. Bencana Non Alam Yaitu bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemic, dan wabah penyakit.

3. Bencana Sosial Yaitu bencana yang diakibatkan oleh peristiwa yang diakibatkan oleh
manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat
dan terror.

C. Definisi Tsunami

Definisi Tsunami menurut Bapenas adalah berasal dari bahasa Jepang. “tsu” berarti
pelabuhan, “nami” berarti gelombang, sehingga secara umum diartikan sebagai pasang laut
yang besar di Pelabuhan. Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode
panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut (Ramli dkk, 2010)
Gangguan impulsive tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik atau
longsoran. Kecepatan tsunami yang naik ke daratan (run-up) berkurang menjadi sekitar 25-
100 Km/jam dan ketinggian air tsunami yang pernah tercatat terjadi di Indonesia adalah 36
meter yang terjadi pada saat letusan gunung api Krakatau tahun 1883.
Pemerintah Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah
mengembangkan Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early
Warning System - InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) di Jakarta. Sistem ini memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan
tsunami jika terjadi gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada
sekarang ini sedang disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3
tingkat peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan (Decision Support System - DSS).
Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak, baik
instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga internasional, lembaga non-
pemerintah. Koordinator dari pihak Indonesia adalah Kementrian Negara Riset dan
Teknologi(RISTEK). Sedangkan instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk
mengeluarkan INFO GEMPA dan PERINGATAN TSUNAMI adalah BMKG (Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika). Sistem ini didesain untuk dapat mengeluarkan peringatan
tsunami dalam waktu paling lama 5 menit setelah gempa terjadi.

D. Penyebab Terjadinya Tsunami


1. Gempa bumi yang diikuti dengan dislokasi/ perpindahan masa tanah/ batuan yang
sangat besar di bawah air (laut/ danau).

2. Tanah longsor di dalam laut .

3. Letusan gunung api di bawah laut atau gunung api pulau.

E. Gejala dan Peringatan Dini

1. Gelombang air laut dating secara mendadak dan berulang dengan energy yang sangat
kuat.

2. Kejadian mendadak dan pada umumnya di Indonesia didahului dengan gempa bumi
besar dan susut laut.

3. Terdapat selang waktu antara waktu terjadinya gempa bumi sebagai sumber tsunami
dan waktu tiba tsunami di pantai mengingat kecepatan gelombang gempa jauh lebih
besar dibandingkan kecepatan tsunami.

4. Metode pendugaan secara cepat dan akurat memerlukan teknologi tinggi.

5. Di Indonesia pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah
terjadinya gempa bumi di bawah laut.
Adanya tsunami tidak bisa diramalkan dengan tepat kapan terjadinya, akan tetapi
kita bisa menerima peringatan akan terjadinya tsunami sehingga kita masih ada waktu untuk
menyelamatkan diri.

F. Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Tsunami

1. Peningkatan kewaspadaan dan kesiap siagaan terhadap bahaya tsunami.

2. Pendidikan kepada masyarakat terutama yang tinggal di daerah pantai tentang bahaya
tsunami.

3. Pembangunan Tsunami Early Warning System (Sistem Peringatan Dini Tsunami).

4. Pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai yang beresiko.

5. Penanaman mangrove serta tanaman lainnya sepanjang garis pantai untuk meredam
gaya air tsunami.

6. Pembangunan tempat-tempat evakuasi yang aman disekitar daerah pemukiman yang


cukup tinggi dan mudah dilalui untuk menghindari ketinggian tsunami.
7. Peningkatan pengetahuan masyarakat local khususnya yang tinggal di pingggir pantai
tentang pengenalan tanda-tanda tsunami cara-cara penyelamatan diri terhadap bahaya
tsunami.

8. Pembangunan rumah yang tahan terhadap bahaya tsunami.

9. Mengenali karakteristik dan tanda-tanda bahaya tsunami.

10.Memahami cara penyelamatan jika terlihat tanda-tanda akan terjadi tsunami.


11.Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi tsunami.
12.Melaporkan secepatnya jika mengetahui tanda-tanda akan terjadinya tsunami kepada
petugas yang berwenang: Kepala Desa, Polisi, Stasiun Radio, SATLAK Penanggulangan
Bencana maupun institusi terkait.

13.Melengkapi diri dengan alat komunikasi.

G. Apa Yang Dilakukan Sebelum Dan Pada Saat Terjadi Tsunami

1. Nyalakan radio untuk mengetahui apakah tsunami terjadi setelah adanya gempabumi di
sekitar wilayah pantai.

2. Cepat bergerak ke arah daratan yang lebih tinggi dan tinggal di sana sementara waktu.

3. Jauhi pantai. Jangan pernah menuju ke pantai untuk melihat datangnya tsunami. Apabila
Anda dapat melihat gelombang, anda berada terlalu dekat. Segera menjauh.

4. Waspada apabila terjadi air surut, jauhi pinggir pantai. Ini merupakan salah satu
peringatan tsunami dan harus diperhatikan.

H. Apa Yang Dilakukan Setelah Terjadi Tsunami

1. Jauhi area yang tergenang dan rusak sampai ada informasi aman dari pihak berwenang.

2. Jauhi reruntuhan di dalam air. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keamanan perahu
penyelamat dan orang-orang di sekitar.

3. Utamakan keselamatan dan bukan barang-barang Anda.

I. Sistem Penanggulangan Bencana di Indonesia :

Indonesia membangun sistem nasional penanggulangan bencana. Sistem nasional ini


mencakup beberapa aspek antara lain :
1. Legislasi

Dari sisi legislasi, Pemerintah Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 24


Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Produk hukum di bawahnya antara lain
Peraturan Pemerintah , Peraturan Presiden, Peraturan Kepala Kepala Badan, serta
peraturan daerah. (Lebih detail lihat Produk Hukum).

2. Kelembagaan

Kelembagaan dapat ditinjau dari sisi formal dan non formal. Secara formal, Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan focal point lembaga pemerintah
di tingkat pusat. Sementara itu, focal point penanggulangan bencana di tingkat provinsi
dan kabupaten/kota adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Dari sisi
non formal, forum-forum baik di tingkat nasional dan lokal dibentuk untuk memperkuat
penyelenggaran penanggulangan bencana di Indonesia. Di tingkat nasional, terbentuk
Platform Nasional (Planas) yang terdiri unsur masyarakat sipil, dunia usaha, perguruan
tinggi, media dan lembaga internasional. Pada tingkat lokal, kita mengenal Forum PRB
Yogyakarta dan Forum PRB Nusa Tenggara Timur.

3. Pendanaan

Saat ini kebencanaan bukan hanya isu lokal atau nasional, tetapi melibatkan
internasional. Komunitas internasional mendukung Pemerintah Indonesia dalam
membangun manajemen penanggulangan bencana menjadi lebih baik. Di sisi lain,
kepedulian dan keseriusan Pemerintah Indonesia terhadap masalah bencana sangat
tinggi dengan dibuktikan dengan penganggaran yang signifikan khususnya untuk
pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang
ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut (Ramli dkk, 2010) Gangguan impulsive
tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran. Pemerintah
Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah mengembangkan Sistem Peringatan
Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System - InaTEWS). Sistem ini
berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Sistem ini
memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika terjadi gempa yang berpotensi
mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang ini sedang disempurnakan. Kedepannya,
sistem ini akan dapat mengeluarkan 3 tingkat peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Decision Support System - DSS).

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami buat, kami menyadari bahwa makalah yang saya buat
masih jauh dari kata sempurna dan masih memilki begitu banyak kekurangan. Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi
perbaikan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Ramli, Soehatman dkk. (2010). Pedoman Praktis Manajemen Bencana. Jakarta: Dian Rakyat

Nurjana dkk. (2013). Manajemen Bencana. Bandung: Alfabeta

Sistem Penanggulangan Bencana - BNPB

Siaga Bencana Tsunami - BNPB

Anda mungkin juga menyukai