Oleh :
DAFTAR ISI........................................................................................................................2
ABSTRAK...........................................................................................................................3
I. PENDAHULUAN.......................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................5
E. Langkah Percobaan................................................................................................10
F. Hasil Percobaan......................................................................................................11
G. Pembahasan............................................................................................................12
V. PENUTUP..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16
LAMPIRAN.......................................................................................................................17
ABSTRAK
Indonesia berada dalam cincin api atau biasa disebut ring of fire karena dikelilingi oleh
banyak gunung berapi sehingga kemungkinan untuk terjadinya bencana alam gempa
cukup besar potensi nya. Ketika bencana alam gempa terjadi, masih banyak masyarakat
kurang tanggap dalam menyadarinya, Banyak juga korban jiwa yang pada akhirnya tidak
dapat menyelamatkan diri karena minimnya informasi gempa terjadi dan terlambat dalam
melakukan evakuasi diri. Gempa bumi membuat banyak kerugian, baik dari segi fisik
maupun moril. Untuk mengurangi dampak dari gempa bumi, diperlukan suatu alat yang
dapat mendeteksi gempa bumi sedini mungkin. Project ini bertujuan untuk merancang
suatu early warning system yang ekonomis, efektif, dan portable sehingga bisa
ditempatkan di lokasi yang diinginkan dan gampang digunakan. Oleh karena itu penting
sekali peranan teknologi dalam membantu memperingati jika akan terjadinya gempa.
Karena bencana gempa bumi tidak dapat dihindari maka dari itu masyarakat dapat
waspada ketika mendapat pemberitahuan dari peranan alat pemberi kewaspadaan
terhadap gempa bumi kepada masyarakat. Sensor vibration dipekirakan dapat digunakan
sebagai sensor adanya gempa. Untuk dapat mengetahui apakah sensor vibration dapat
digunakan untuk mendeteksi gempa, kita akan mencoba membuat alarm gempa yang
akan berbunyi ketika terjadi gempa. Vibration sensor atau sensor getaran yang kami pakai
adalah sensor dalam bentuk modul yang didalamnya menggunakan SW-420 dan juga
pembanding LM393 untuk mendeteksi adanya getaran yang melampaui ambang batas.
Pada modul ini dilengkapi dengan potensiometer yang berfungsi untuk mengatur
sensitivitas tingkat getaran pada sensor. Vibration sensor atau sensor getar ini
membutuhkan suplai tegangan dari 3.3V sampai dengan 5V DC untuk dapat bekerja.
Aplikasi yang digunakan untuk menampilkan skala ritcher yaitu telemetry viewer dan
aplikasi yang digunakan untuk menampilkan grafik osiloskop yaitu PC Scope. Perbedaan
besar frekuensi yang terdeteksi oleh skala ritcher ketika sensor menangkap getaran yang
terjadi, semakin besar atau semakin tinggi getaran yang tertangkap oleh sensor maka pada
buzzer semakin kencang bunyinya, LED akan berwarna merah, dan LCD akan
menampilkan peringatan bahwa “Kondisi Berbahaya” begitupula sebaliknya, semakin
kecil atau semakin rendah getaran yang tertangkap oleh sensor maka buzzer akan
semakin kecil bunyinya, LED akan mati, dan LCD akan menampilkan peringatan bahwa
“Kondisi Aman”. Perbedaan jarak pada grafik akan berpengaruh dalam proses
pendeteksian gempa bumi, frekuensi yang diperoleh akan berbeda-beda pada tampilan
grafik tersebut. Perbedaan getaran akan berpengaruh pada frekuensi yang diperoleh.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak keindahan alam dengan banyaknya pantai,
perbukitan, gunung, dan keindahan alam lainnya. Namun dibalik banyak
keindahan tersebut, tentu ada resiko yang harus dijumpai oleh masyarakat atau
warga negara Indonesia. Resiko tersebut biasa disebut dengan kata bencana alam.
Mulai dari potensi tsunami, erupsi gunung aktif, banjir, dan lainnya. Bencana
alam yang dapat dirasakan sebagian besar warga Indonesia ketika terjadi adalah
bencana alam gempa. Wajar saja karena Indonesia dikelilingisetidaknya oleh 127
gunung aktif yang tersebar di berbagai wilayah dari sabang hingga merauke.
Gempa bumi terjadi karena adanya getaran yang terjadi di permukaan bumi
akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa bumi merupakan bencana alam yang datangnya secara tiba-tiba
dan dalam waktu yang relative singkat namun bisa menghancurkan semua yang
ada di muka bumi ini baik harta, benda, dan manusia. Gempa bumi di Indonesia
seringkali dijumpai mengingat Indonesia merupakan pertemuan tiga buah
lempeng tektonik yang membentuk jalur-jalur gempa dan jalur volkanisme yang
memberikan dampak begitu besar terhadap distribusi penyebaran gempa di
Indonesia. Gempa bumi seringkali terjadi dan dialami oleh masyarakat,
khususnya yang bertempat tinggal di daerah jalur gempa.
Dampak buruk dari gempa tentu berbahaya dan merupakan ancaman bagi
keselamatan manusia. Gempa terbagi menjadi 2 tipe yaitu, gempa tektonik yang
diakibatkan oleh pergeseran lempeng tektonik, dan gempa vulkanik yang
disebabkan oleh aktivitas magma di dalam perut bumi sebelum gunung meletus.
C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya Alat Kewaspadaan Terhadap Gempa Bumi yaitu :
1. Agar masyarakat tahu bahwa adanya peringatan kewaspadaan terhadap
getaran gempa bumi.
2. Untuk mengetahui keefektifan alat kewaspadaan terhadap gempa bumi
baik menggunakan rangkaian Arduino Uno dan rangkaian ESP8266
Node MCU 12e
3. Untuk mengetahui daya terhadap frekuensi, relative frekuensi, relative
skala ritcher, serta skatatis suatu getaran yang diwaspadai sebagai gempa
bumi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
IoT adalah jaringan berbagai hal, dengan identifikasi elemen yang jelas, tertanam
dengan kecerdasan perangkat lunak, sensor, dan konektivitas yang ada di mana-
mana untuk Internet. IoT memungkinkan hal atau objek untuk bertukar informasi
dengan produsen, operator, dan/atau perangkat lain yang terhubung
menggunakan telekomunikasi infrastruktur Internet. Hal ini memungkinkan objek
fisik untuk dirasakan (untuk memberikan informasi spesifik) dan dikendalikan
dari jarak jauh di Internet, sehingga menciptakan peluang untuk integrasi yang
lebih langsung antara dunia fisik dan sistem berbasis komputer dan menghasilkan
peningkatan efisiensi, akurasi, dan manfaat ekonomi (Rayes dkk., 2022).
Sensor SW-420 adalah pendeteksi getaran yang bereaksi terhadap getaran dari
berbagai sudut. Pada kondisi statis / tanpa getaran, komponen elektronika
berfungsi seperti saklar yang berada pada kondisi menutup (normally closed) dan
bersifat konduktif, sebaliknya pada terguncang (terpapar getaran) saklar akan
membuka / menutup dengan kecepatan pengalihan (switching frequency)
proporsional dengan kekerapan guncangan. Pengalihan bergantian secara cepat
ini mirip seperti cara kerja PWM (pulse width modulation) yang merupakan
sinyal pseudo-analog berupa tingkat tegangan yang kemudian dibandingkan oleh
sirkuit terpadu LM393 (Voltage Comparator IC) dengan besar nilai ambang batas
(threshold) tegangan pembanding diatur oleh sebuah resistor eksternal (Saputra,
2018).
F. Hasil Percobaan
G. Pembahasan
Pada alat kewaspadaan terhadap gempa bumi yang telah kami buat ini
menggunakan sistem pemantauan gempa bumi yang berbasis sensor module SW-
420. Pada teknologi deteksi getaran gempa yang masih konvesional, sering
ditemui kendala dalam pengumpulan data dari gempa bumi, serta adanya
ketergantungan pada tenaga manusia dalam mengoprasikan alat konvensional
tersebut. Salah satu masalah yang dihadapi di antaranya adalah mengetahui lebih
awal akan terjadinya
getaran gempa. Dengan adanya alat ini, dapat mempermudah dalam pengukuran
data, serta memberikan suatu system deteksi getaran gempa yang lebih efektif.
Dalam sistem pemantauan gempa bumi diperlukan suatu sistem sensor yang
memiliki persebaran tinggi, dan memiliki kemudahan dalam proses instalasi.
Pada alat yang kami buat terdapat satu buah rangkaian Arduino yang telah di
seeting khusus agar dapat menampilkan grafik yang diperoleh dari sebuah
getaran yang tertangkap oleh sensor. Aplikasi yang digunakan untuk penganbilan
data adalah EFY’s PC Scope di layar laptop dengan variabel frekuensi getaran
yang mana :
Skala Ritcher adalah skala logaritmis dan setiap selisih satu skala perbedaan
energi adalah 31,5 kali lebih besar. C.F. Ritcher menyusun skala gempa bumi
berdasarkan skala magnitudo (ukuran besarnya gempa) dengan menggunakan
klasifikasi angka 0 sampai 8. Semakin besar angkanya, makan semakin besar
magnitudonya.
Berdasarkan hasil data Skala ritcher pada Gambar 4.4, terbaca bahwa frekuensi
relative dimulai dari 0.0 hingga 0.8. Pada kekuatan (W) terdapat 10-4 , 10-3 , 10-2,
10-1, dan 100 sedangkan frekuensi (Hz) DFT of GEMPA ialah 0, 50, 100, 150, 200,
250, 300, 350, 400, 450, dan 500 (nilai frekuensi ini selisih sebesar 50). Grafik
pada power (W) atau kekuatan dan Frequency (Hz) atau frekuensi pun naik turun
atau tidak beraturan. Pada telemetry viewer nilai sampel dimulai dari yang
terendah sampai tertinggi (0 – 700) sedangkan skala richter berurutan ialah 0, 5,
10, 15, 20,
25, dan 30.
Pada hasil data statistics di atas dapat di simpulkan bahwa nilai scala ritcher pada
90th percentile berada pada batas maximum dan nilai scala ritcher pada 10th-
80th berada pada batas minimum. Sebenarnya, skala richter tidak memiliki angka
yang baku. Karena skala ini dihitung secara detail oleh seismograf, jadi angka
yang dihasilkan bisa beragam. Namun secara garis besar, seperti inilah
pembagian skala Ritcher berdasarkan dampak gempanya.
V. PENUTUP
Dari analisa dan pembahasan yang telah dibuat, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Berhasil membuat model atau alat peraga peringatan gempa bumi sebagai alat
pengingat agar waspada terjadinya gempa bumi yang secara otomatis dapat
bekerja sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan dengan menggabungkan
beberapa komponen dan rangkaian, diantaranya yaitu :
a. ESP8266 Node MCU 12e, sebagai control sistem sensor dan sebagai
kontrol aplikasi telemetry viewer
b. Arduino Uno, sebagai control aplikasi PC Scope
c. Buzzer
d. Vibration sensor (sensor getar)
e. LED
f. Dan lain sebagainya seperti yang telah terlampir di alat dan bahan
2. Vibration sensor (sensor getar) sangat peka dan sensitive pada suatu gerakan
yang berakibat terjadinya suatu getaran sebagai pertanda yang bisa menyebabkan
gempa bumi. Semakin besar atau semakin tinggi getaran yang tertangkap oleh
sensor maka pada buzzer semkin kencang bunyinya, begitupula sebaliknya,
semakin kecil atau semakin rendah getaran yang tertangkap oleh sensor maka
buzzer akan semakin kecil bunyinya.
3. Alat peraga yang kelompok kami buat ini dapat menentukan besarnya frekuensi
suatu getaran, banyak nya getaran dan amplitudo getaran yang menyentuh sensor
dengan menggunakan bantuan yaitu aplikasi OC Osiloskop dan skala richter.
Dimana pada aplikasi ini akan terdeteksi grafik pada getaran yang telah tersensor.
4. Cara kerja alat kewaspadaan terhadap gempa bumi ini digunakan sebagai alat
bantu peringatan gempa bumi agar masyarakat dapat waspada terhadap terjadinya
getaran yang di waspadai sebagai getaran gempa bumi
DAFTAR PUSTAKA
Burkett, E. R., Given, D. D., Jones, L. M., Erin R. Burkett, Given, D. D., & Jones, L. M.
(2014). ShakeAlert-An Earthquake Early Warning System for the United States
West Coast. U.S. Geological Survey Fact Sheet, (February). Retrieved from
https://pubs.usgs.gov/fs/2014/3083/pdf/fs 2014-
3083.pdf%0Ahttps://pubs.er.usgs.gov/pu blication/fs20143083
Given, D. D., Allen, R. M., Baltay, A. S., Bodin, P., Cochran, E. S., Creager, K., …
Yelin, T. S. (2018). Revised technical implementation plan for the ShakeAlert
system—An earthquake early warning system for the West Coast of the United
States. In Open-File Report. Virginia. https://doi.org/10.3133/ofr20181155
Grover, V., & Sharma, A. (2017). Prediction of Earthquake Using 3 Axis Accelerometer
Sensor (ADXL335) and ARDUINO UNO. IEEE International Journal of Science
and Research, 6(9).
Rayes, A., & Salam, S. (2022). Internet of Things from Hype to Reality (3rd Ed.).2
Saputra, J. F., Rosmiati, M., & Sari, M. I. (2018). Pembangunan Prototype Sistem
Monitoring Getaran Gempa Menggunakan Sensor Module SW-420. eProceedings
of Applied Science, 4(3).
Strauss, J. A., & Allen, R. M. (2016). Benefits and costs of earthquake early warning
Seismological Research Letters, 87(3), 765– 772.
https://doi.org/10.1785/0220150149
Wu, Y. M., & Kanamori, H. (2008). Development of an earthquake early warning system
using real-time strong motion signals. Sensors, 8(1), 1–9.
https://doi.org/10.3390/s801000