Anda di halaman 1dari 22

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/295252132

PKM GT : SMARTECTOR : SMART TSUNAMI DEFLECTOR, INOVASI DINDING


ANTI TSUNAMI DENGAN BASIS METAMATERIAL UNTUK PULAU JAWA DAN
SUMATERA

Research · February 2016


DOI: 10.13140/RG.2.1.2527.4647

CITATIONS READS

0 1,317

1 author:

Aloysius Niko
National Central University
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Aloysius Niko on 20 February 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

SMARTECTOR : Smart Tsunami’s Deflector Project”, Konsep Inovatif


Pemanfaatan Aplikasi Metamaterial dalam Teknologi Dinding Anti Tsunami
di Pulau Sumatera dan Jawa

BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASANTERTULIS

Diusulkan oleh:

Aloysius Niko (1112100018) Angkatan 2012


Rachmad Januar (1112100024) Angkatan 2012
Puspita Fahmi Ariani (1112100025) Angkatan 2012
Susmita Rachmawati (1112100016) Angkatan 2012
Silvi Fitria (1313030016) Angkatan 2013

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2015

i
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Daftar Isi ....................................................................................................... iii
Daftar Gambar ................................................................................................. iii
Daftar Tabel .................................................................................................... iii
Ringkasan ....................................................................................................... iv

BAB I.PENDAHULUAN ................................................................................ 1


Latar Belakang ..................................................................................... 1
Tujuan................................................................................................... 2
Manfaat ................................................................................................. 2

BAB II. GAGASAN ........................................................................................ 2


Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan .................................................... 2
Kondisi Pergerakan Lempeng Tektonik di Indonesia .......................... 2
Aplikasi Metamaterial……………………………………………… 4
Solusi yang Pernah Ditawarkan ........................................................... 4
Gagasan Baru yang Ditawarkan ........................................................... 5
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan ............................. 7

BAB III.KESIMPULAN .................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10


DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................
Lampiran
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota ....................................................
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas ....
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim ...................................................

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Lempeng Tektonik di Indonesia…………………………………………1
Gambar 2. Sumatra Plate Boundary………………………………………………3
Gambar 3 Dinding Smartector…………………………………………………………5
Gambar 4. Pemodelan Dinding Smartector............................................................9
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Peristiwa Tsunami di Indonesia

i
RINGKASAN
Tsunami adalah gelombang laut yang terjadi karena adanya gangguan
impulsif yang dapat terjadi secara vertikal maupun horizontal pada dasar laut.
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terkena Tsunami karena letaknya
yang berada di daerah Ring of Fire dan juga terletak antara lempeng – lempeng bumi
yang sering bergerak, yaitu lempeng Pasifik, lempeng Indo-Austrlia, dan lempeng
Eurasia. Pulau Jawa bagian barat dan Pulau Sumatera adalah zona yang paling
rentan terkena bahaya Tsunami. Berbagai upaya penanggulan Tsunami telah
ditawarkan mulai dari meletakkan alarm – alarm tanda bencana tsunami di titik -
titik lepas pantai, sehingga apabila ada kenaikan permukaan air laut tiba – tiba,
maka otomatis mengirimkan sinyal ke kantor BMKG setempat untuk melakukan
tindakan evakuasi. Di Jepang pun saat ini mengembagkan ”Sky Village” yaitu
pembentukan bangunan yang berbentuk oval sehingga tidak dapat langsung
hancur.Namun, gagasan ini masih belumlah mampu menangani masalah tsunami
secara menyeluruh. Oleh karena itu, munculah gagasan baru yang ditawarkan
adalah adanya sebuah dinding besar yang berada di perairan di Pulau Jawa dan
Pulau Sumatera dengan jarak 50 kilometer dari pesisir pantai. Dinding ini
ditancapkan ke bagian tanah di dalam laut sepanjang Pulau Sumatera dan Pulau
Jawa. Dinding ini didesain dengan sistem buka-tutup, dimana dinding bisa naik
dengan tinggi maksimal 500 meter dan juga bisa turun hingga berada pada 100 m
di bawah permukaan laut. Apabila ada bahaya tsunami yang terdeteksi, secara
otomatis dinding akan naik hingga ketinggian maksimum. Dinding ini terbuat dari
baja yang kokoh serta dilapisi dengan metamaterial yang mampu membelokkan
gelombang mekanik. Dengan demikian, apabila terjadi gelombang tsunami, maka
gelombang laut yang datang akan dibelokkan kembali ke arah gelombang datang
dan juga ke samping, sehingga mampu memecah gelombang tersebut dan tidak
membahayakan.
Kata Kunci : Dinding, metamaterial, tsunami

i
1
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, tsunami menjadi salah satu bencana alam yang paling banyak
merugikan dan berbahaya.Tsunami adalah gelombang laut yang terjadi karena
adanya gangguan impulsif pada laut.Gangguan impulsif tersebut terjadi akibat
adanya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba dalam arah vertikal (Pond and
Pickard, 1983) atau dalam arah horizontal (Tanioka and Satake, 1995). Perubahan
tersebut disebabkan oleh tiga sumber utama, yaitu gempa tektonik, letusan gunung
api, atau longsoran yang terjadi di dasar laut (Ward, 1982).
Tsunami dapat merenggut jutaan jiwa hanya dalam selang beberapa detik
serta kerugian yang sangat besar. Pada Tsunami Aceh 2004 silam, lebih dari 42,7
Triliun kerugian dialami serta menewaskan 12 ribu jiwa. Total kerusakan mencakup
hancurnya 1,3 juta rumah dan gedung, delapan pelabuhan, empat depot bahan
bakar, 120 kilometer jalan, 18 jembatan dan sekitar 92 persen sistem sanitasi.
(Ihsan, Amal 2005) Terlebih Indonesia terletak di daerah Ring of Fire, dan juga
terletak antara lempeng – lempeng bumi yang sering bergerak, yaitu lempeng Pasifik,
lempeng Indo-Austrlia, dan lempeng Eurasia sehingga kemungkinan terjadi gempa
dan mengakibatkan terjadi tsunami sangat besar, terlebih di daerah selatan Pulau
Jawa dan Barat Sumatera. Hal ini terbukti dengan tsunami aceh 2004 dan Jawa
Tengah 2006 silam (BMKG,2015) .

Gambar 1. Peta Lempeng Tektonik di Indonesia

Metamaterial adalah satu dari disiplin ilmu dalam Fisika yang mempelajari
tentang adanya pembelokan gelombang. Metamaterial adalah salah satu struktur
metamaterial yang digunakan untuk mengontrol, memanipulasi gelombang, baik
cahaya, suara, maupun gelombang fisik/mekanik. Saat ini, metamaterial yang
berhasil diteliti mampu membelokkan cahaya. Dengan cara mengarahkan
gelombang cahaya di sekitar objek dan mengarahkannya kembali ke jalur
gelombang itu datang, sehingga seolah terlihat transparan.Metamaterial ini nantinya
akan sangat menjanjikan bagi perkembangan teknologi dan informasi di masa
depan.(http://metamaterials.duke.edu/research/metamaterials ). Metamaterial adalah
2

suatu media elektromagnetik yang property fisinya direkayasa baik struktur mikreo
nano nya dalam suatu kombinasi yang unik, di mana teknologi ini menjajikan di
masa depan, khususnya dalam bidang telekomunikasi dan
sebagainya.(Capolino,2009)
Dengan adanya kedua hal ini, maka dibuatlah gagasan untuk
menggabungkan keduanya. Oleh karena tsunami merupakan gelombang laut, dan
gelombang laut termasuk gelombang mekanik, maka dengan adanya metamaterial,
ingin membelokkan gelombang laut tersebut, sehingga gelombang laut tsunami tidak
akan membahayakan dan mampu mengurasngi resiko yang ditimbulkan. Dan di
Pulau Sumatera yang terletak di antara lempeng tektonik tadi, di mana rawan terjadi
Tsunami, maka prinsip metamaterial anti tsunami ini akan menjadi solusi inovatif
dan tepat jika diletakkan di sana.

1.2 Tujuan
Tujuan dari Gagasan Ini adalah :
1. Mampu memanfaatkan Metamaterial sebagai bahan Anti Tsunami Di
Pulau Sumatra dan Jawa
2. Mampu melindungi Pulau Sumatera dan Jawa dari Bahaya Tsunami
3. Meminimalisir resiko yang ditimbulkan oleh bahaya Tsunami

Manfaat
Manfaat dari gagasan ini adalah
1. Mampu menciptakan dan memanfaatkan bahan metamaterial sebagai
pelapis dinding anti tsunami di perairan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
2. Mampu memacu para Ilmuwan di Indonesia dan dunia untuk meneliti
lebih lanjut bidang metamaterial.

Bab 2 GAGASAN

2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

2.1.1 Kondisi Pergerakan Lempeng Tektonik Di Indonesia

Permukaan bumi ini terdiri dari berbagai bagian yang disebut lempeng
tektonik, yang selalu bergerak dinamis. Pergerakan ini diakibatkan adanya
pergerakan dapur magma dari perut bumi/inti bumi, yang mengakibatkan arus
konveksi di dalam bumi dan konduksi yang mengakibatkan lempeng selalu
bergerak. Dan pergerakan lempeng ini mampu mengakibatkan Tsunami akibat
gelombang laut yang terdesak dan menjadi gelombang laut tinggi setelah terjebak
di antara pergerakan lempeng.
3

Di Pulau Jawa dan Sumatera, merupakan dua daerah yang paling rawan
Tsunami di Indonesia. Hal ini disebabkan kedua pulau ini terletak di antara
pertemuan lempeng Euarasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Di Sumatra terletak
antara lempeng Eurasia dan Indo-Australia.Di mana pertemuan kedua lempeng
yang berjarak 200km dari Barat Daya Sumatera. Sementara Pulau Jawa Terletak
Antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik.
Di pertemuan kedua lempeng ini, disebut Sumatra Subduction Trench.Di
sini terjadi penurunan subduksi ke bawah mantel bumi di bagian Lempeng
Eurasia, dengan kecepatan 4,5cm per tahun. Akibat terus – menerus terjadi
subduksi, maka terjadi tumpang tindih diantara kedua lempeng, sehingga setelah
bertahun- tahun bahkan berabad – abad, maka lempeng akan pecah dan terjadi
gerakan naik tiba – tiba dari sea floor. Apabila cukup besar, maka terjadi gempa
bumi yang besar dan mampu menaikkan permukaan air laut sehingga terjadi
tsunami seperti di Aceh 2004 silam.

Gambar 2. Sumatra Plate Boundary

Tabel 1. Daftar Peristiwa Tsunami di Indonesia ( Sumber BPS Indonesia)


No Tanggal Kota
1 11 April 1967 Tinabung, Sumatera Selatan
2 02 Juni 1994 Banyuwangi, Jawa Timur
3 17 Juli 1998 Garis Pantai Utara
4 26 Desember 2004 Aceh, Sumatera Utara
5 06 Januari 2005 Nias, Sumatera Barat
6 17 Juli 2006 Pangandaran, Jawa Barat

Dari tabel 1 ini dapat dilihat bahwa Pulau Jawa dan Sumatera sering
terjadi tsunami, dengan demikian kedua pulau ini termasuk rawan Tsunami.
4

2.1.2 Aplikasi Metamaterial

Metamaterial saat ini adalah bidang ilmu baru yang masih diteliti oleh
ilmuwan di seluruh dunia. Bidang ilmu ini terkait rekonstruksi dan rekayasa
material terhadap suatu gelombang elekotromagnetik, misalnya cahaya,
gelombang radio, internet, telekomunikasi dan sebagainya. Saat ini, salah satu
penemuan aplikasi metamaterial adalah pembelokkan gelombang cahaya untuk
membuat jubah tembus pandang. Namun, pada sisi lain, saat ini sejumlah
ilmuwan di Prancis sedang meneliti tentang bagaimana pembelokkan gelombang
mekanik, khususnya tsunami. Hal inilah yang mendasari gagasan tembok
metamaterial sebagai anti tsunami. Di Indonesia sendiri, saat ini belum banyak
penelitian dan pemanfaatan aplikasi metamaterial karena masih sangat baru.

2.2 SOLUSI YANG PERNAH DITAWARKAN

Di Jepang, untuk tsunami, dilakukan langkah-langkah untuk melindungi


kawasan-kawasan pantai guna menghindari atau mengurangi kerugian yang
ditimbulkan oleh tsunami. Antara lain diberlakukannya sistem peringatan dini
secara cepat dan penyiaran informasi ramalan tsunami, juga pembangunan dan
perbaikan tembok-tembok laut, pintu-air pada tembok laut, dll. Di pulau Okushiri,
misalnya, telah dibangun tembok penghambat tsunami sepanjang 14 kilometer
garis pantai, dengan tinggi 12 meter. Diperlukan biaya yang cukup tinggi untuk
pemeliharaan tembok panjang ini. Sistem peringatan dini tsunami di Jepang telah
mengalami penyempurnaan dan peningkatan sejak dibangun pada tahun 1952.
Ada 6 pusat regional pemantauan dalam sistem ini yang berpusat di Tokyo. Di
samping itu, 180 stasiun sinyal seismik terdapat di berbagai penjuru Jepang,
sementar sensor-sensor yang dipasang di laut selalu dipantai terus menerus selama
24 jam sehari oleh Earthquake and Tsunami Observation System (ETOS) yang
dijalankan dengan komputer. Jepang mempunyai teknologi maju dalam
penyusunan data base yang dapat menganalisa gempa bumi dan memperkirakan
tsunami. Selain itu, di tempat-tempat yang diperkirakan rawan bencana, seperti
gempa bumi dan tsunami, letusan gunung api, dll., penduduk mendapat buku
petunjuk mengenai bencana yang bersangkutan. Pemerintah daerah pun mengajak
penduduk untuk menjalani latihan penyelamatan secara reguler, dan membangun
jalan-jalan khusus untuk menyelamatkan diri. Peringatan dini bencana dilakukan
oleh pemerintah daerah antara lain dengan membunyikan sirene, memberikan
pengumuman dengan pengeras suara berkeliling dan menyiarkannya melalui
televisi. Pemerintah daerah mempunyai akses informasi melalui sistem satelit dan
sistem komunikasi lainnya. Demikian pula untuk bantuan yang diperlukan. Di
5

Jepang pun saat ini mengembagkan ”Sky Village” yaitu pembentukan bangunan
yang berbentuk oval sehingga tidak dapat langsung hancur.Bangunan ini dibangun
di rumah – rumah penduduk yang terletak di daerah pesisir pantai
(http://sains.kompas.com/read/2012/04/13/16534552/Sky.Village.Kampung.Anti.
Tsunami.ala.Jepang).
Solusi yang pernah ada di Indonesia yaitu adanya alarm – alarm tanda
bencana tsunami di titik - titik lepas pantai. Sehingga apabila ada kenaikan
permukaan air laut tiba – tiba, maka otomatis mengirimkan sinyal ke kantor
BMKG setempat untuk melakukan tindakan evakuasi.
Kelemahan dari gagasan – gagasan ini yang pertama adalah waktu yang
singkat antara penginfoan dengan waktu evakuasi warga. Kemudian, dari sisi
tembok yang dibangun memang cukup efektif, namun masih tetap rawan rusak
akibat tsunami karena hanya bersifat menahan gelombang laut yang besar,
sehingga masih belum maksimal dalam mencegah bahaya tsunami.

2.3 GAGASAN BARU YANG PERNAH DITAWARKAN

2.3.1 Konsep Smart Tsunami Deflection’s Project


Gagasan baru yang ditawarkan adalah adanya sebuah dinding besar yang
berada di perairan di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dengan jarak 50 kilometer
dari pesisir pantai. Dinding ini akan ditancapkan ke bagian tanah di dalam laut
dan memanjang sepanjang kepulauan Jawa dan Sumatera, khususnya di bagian
selatan Pulau Jawa dan Barat Daya Sumatera. Dinding ini bisa didesain dengan
sistem naik-turun. Di mana, dinding ini bisa naik dengan tinggi maksimal 50
meter dan juga bisa turun hingga berada pada 100 meter di bawah permukaan laut.
Kemudian, juga dibuat dengan baja yang kokoh sehingga tidak mudah terkena
guncangan.
Sistem naik turun dinding ini terintegrasi dengan sistem peringatan bahaya
tsunami yang dilengkapi dengan sensor. Dengan demikian, apabila ada peringatan
bahaya tsunami, maka secara otomatis dinding akan naik dan menghalangi
tsunami untuk menerjang. Kecepatan naik tembok ini kurang lebih 5-10 menit
dari waktu penginfoan sinyal bahaya tsunami. Kemudian, tidak hanya itu. Dinding
ini dilengkapi dengan lapisan metamaterial. Dengan adanya lapisan ini, maka,
apabila terjadi gelombang tsunami, maka gelombang laut yang datang akan
dibelokkan kembali ke arah gelombang datang dan juga ke samping, sehingga
mampu memecah gelombang tersebut dan meniadakan energi gelombang dari
tsunami ini. Dengan demikian tidak ada gelombang tsunami yang menerjang
wilayah penduduk.
6

Struktur Bangunan Tsunami Deflection’s Project


Struktur Bangunan dari proyek ini adalah dinding setebal 10 m dengan
bentuk oval dengan terbuat dari baja. Kemudian secara umum struktur pada
bagian bawah terdiri dari tiang – tiang pier yang ditancapkan ke dasar laut, guna
menjaga kekokohan bangunan. Dengan bagian bawah punya tebal yang lebih
sekitar 25 meter sehingga mampu menahan tekanan di bagian bawah air.

Gambar 3. Desain Awal Dinding Anti Tsunami

Dinding ini dibuat dengan merekonstruksi bahan baja sehingga mampu


memiliki sifat metamaterial. Dengan merekonstruksi dari struktur nano baja
dibuat struktur berulang di bagian indeks refraksi bahannya, sehingga peka
terhadap gelombang, dalam hal ini gelombang mekanis. Ketika gelombang datang,
maka dengan sifat metamaterial ini akan membelokkan ke samping dan juga arah
datang gelombang, sehingga gelombang tsunami yang datang akan dihilangkan.
Di bagian bawah laut ditancapkan tiang – tiang dengan ketebalan dan
kokoh untuk menunjang berdirinya bangunan. Kemudian, dinding ini bisa dibuat
muncul ke permukaan laut saat tsunami datang, dan bisa masuk ke dalam laut saat
tidak terjadi ancaman tsunami. Energi yang digunakan didapat dari energi
matahari. Di bagian atas dinding diberikan solar cell dan juga bahan metamaterial
itu sendiri, sehingga mampu menyerap energi matahari dengan sempurna dan
mampu memanfaatkannya / mengkonversi energi matahari menjadi listrik dengan
efisiensi tinggi.Selain itu, warna dinding yang cenderung ke hitam juga membantu
proses penyerapan energi matahari, di mana warna hitam mampu menyerap energi
matahari dengan baik.
7

2.4 PIHAK YANG MAMPU MENGIMPLEMENTASI GAGASAN


Pihak-pihak yang dapat membantu agar Konsep Smart Tsunami
Deflection’s Projectdapat terimplementasikan antara lain:
1. Ilmuwan Fisika Optik dan Bahan
Peran dari seorang ilmuwan dalam mewujudkan Konsep Smart Tsunami
Deflection’s Projectsangatlah penting. Peran utama dari seorang ilmuwan
khususnya dalam bidang metamaterial adalah menemukan bahan
metamaterial yang kokoh dengan kemampuan dapat membelokkan
gelombang mekanik berupa gelombang air atau tsunami.
Selain itu peran ilmuwan yaitu dapat mampu memperhitungkan dengan
tepat kekuatan dari bahan material yang digunakan, posisi peletakan
dinding metamaterial, kepekaan sensor terhadap tanda-tanda tsunami dan
juga pengukuran terhadap ukuran dinding yang akan digunakan.
2. Arsitek dan Insinyur (Engineering)
Seorang arsitek memiliki peran utama dalam konsep ini yaitu
mentransformasikan bahan metamaterial menjadi bangunan dinding besar
di pinggir pantai dengan struktur yang tepat dan tetap memberikan nilai
estetik di dalamnya.
Peran kedua dari seorang arsitek harus mampu membuat desain dinding
besar dari bahan metamaterial yang mempunyai posisi yang kokoh dari
beberapa kemungkinan yang tidak terduga seperti perubahan iklim dan
cuaca.
3. Konsultan Perencana
Konsultan perencana memiliki peranan dalam menganalisa kelayakan dari
dinsing metamaterial dari kekuatan struktur. Analisa yang dilakukan
meliputi (1) analisa daya dukung tanah di pantai dan pondasi, (2) analisa
kekuatan bahan metamaterial sebagai struktur utama bangunan, (3) analisa
gelombang dan arus air pantai, (4) analisa mekanika teknik pergerakan
dinding dan (5) proses pemilihan material yang sesuai, kuat dan ekonomis
sebagai elemen tambahan dalam pembuatan konsep Smart Tsunami
Deflection’s Project.
4. Kontraktor
Kontraktor merupakan pihak yang berperan dalam mewujudkan konsep ini
secara nyata. Beberapa perusahaan rekayasa sipil dapat ambil bagian
dalam proyek ini. Penyesuaian metode dan model konstruksi terhadap
kondisi lokasi pembangunan boleh jadi diperlukan untuk mencapai
spesifikasi yang diinginkan.
5. Pemerintah
Secara fundamental, Pemerintah selain harus memenuhi kebutuhan warga
negaranya, pemerintah juga harus memperhitungkan keseimbangan antara
8

keselamatan, kondisi sosial dan lingkungan, serta stabilitas dan


pertumbuhan ekonomi. Penelitian, lokakarya, uji penerapan dan simulasi
dapat dilaksanakan bersama pihak universitas dalam negeri dan mungkin
melibatkan beberapa pakar luar negeri dengan difasilitasi oleh departemen-
departemen terkait. Secara spesifik tugas beberapa departemen-
departemen di Kementrian Pemerintah dapat dirinci sebagai berikut:

1. Departemen keuangan bertanggung jawab dalam pengawasan keuangan


pra, proses dan pasca pengerjaan proyek
2. Departemen Kelautan bertanggung jawab dalam pengawasan dan proses
pembangunan proyek di tengah laut agar tidak merusak biota di dalamnya.
3. Departemen Riset bertanggung jawab dalam penelitian dan pengembangan
proyek agar menghasilkan bahan yang benar – benar sempurna.
4. Departemen Lingkungan Hidup bertanggung jawab dalam mengatasi dan
mencegah hal hal negatif dari proyek terhadap lingkungan sekitar.

Bab 3 KESIMPULAN
3.1 Konsep Dasar Gagasan SMARTECTOR
Tsunami merupakan gelombang laut yang terjadi akibat adanya pergeseran
lempeng yang terletak di dasar laut. Penanggulangan bencana Tsunami dapat
dilakukan dengan membuat dinding yang berbentuk oval sepanjang wilayah
perairan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Dinding ini ditancapkan di tanah bawah
dasar laut. Dinding yang berbentuk oval ini dibuat dengan bahan dasar baja yang
kokoh serta dilapisi dengan metamaterial yang telah diteliti dan mampu
membelokkan gelombang tsunami ketika gelombang datang. Dinding dibuat
dengan sistem naik turun otomatis, yaitu ketika terdeteksi bahaya Tsunami dari
sensor yang ada di laut, secara otomatis dinding akan naik dengan ketinggian
maksimumnya yaitu 50 meter, dan akan turun menjadi 100 meter dengan
kecepatan naik 5-10 menit, apabila keadaan telah aman sehingga tidak
mengganggu aktivitas di perairan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Untuk energi
di dinding ini menggunakan solar cell sehingga aman bagi lingkungan.

3.2 Teknik Implementasi Gagasan Smaretector


Implementasi gagasan ini dilakukan berdasarkan sinergi kerja antar elemen
– elemen yang mampu mengimplementasi gagasan. Di sini ilmuwan khususnya
dalam bidang metamaterial berperan dalam menemukan bahan metamaterial yang
kokoh dengan kemampuan dapat membelokkan gelombang mekanik berupa
gelombang air atau tsunami. Arsitek memiliki peran utama dalam konsep ini yaitu
mentransformasikan bahan metamaterial menjadi bangunan dinding besar di
pinggir pantai dengan struktur yang tepat dan tetap memberikan nilai estetik di
9

dalamnya. Konsultan perencana memiliki peranan dalam menganalisa kelayakan


dari dinsing metamaterial dari kekuatan struktur bangunan. Kemudian, pemerintah
dengan beberapa departemen yaitu Keuangan,Riset, Kelautan dan Lingkungan
Hidup berperan dalam bidang masing – masing. Untuk masyarakat berperan
dalam perawatan komponen – komponen dalam lingkungan tersebut.

3.3 Prediksi Keberhasilan Gagasan


Tsunami masih menjadi salah satu bencana alam yang masih sulit dicegah saat ini,
khususnya di Indonesia yang masih minim teknologi dan informasi serta kendala
teknis lainnya. Dengan adanya gagasan Smartector ini, mampu menjawab
permasalahan tsunami di Indonesia, terlebih Indonesia dengan kekayaan alamnya
mampu memberikan bahan yang terbaik dalam gagasan ini.
Berikut manfaat yang dapat diberikan dari Smartector :
1. Bagi Masyarakat Indonesia, khususnya daerah Pulau Jawa dan
Sumatera.
Mampu membuat rasa aman dan nyaman dari bahaya tsunami,
masyrakat dan kependudukan akan terhindar dari bahaya tsunami.
Dengan demikian, tidak ada lagi korban jiwa dan juga kerugian yang
besar.
2. Bagi Ilmuwan di Indonesia
Mampu menjadikan Indonesia sebagai rujukan dalam pengembangan
metamaterial di dunia. Mampu menjadi model pengembangan alat
pencegah bahaya tsunami dan diimplementasikan di seluruh dunia
yang rawan tsunami
3. Bagi Daerah rawan tsunami di dunia
Mampu menjadi contoh manfaat dan aplikasi metamaterial sebagai anti
tsunami.

Gambar 4. Pemodelan Dinding Smartector


10
DAFTAR PUSTAKA

Capoilinp F. 2009. Aplikasi Metamaterial


Caltech Educations. Diakses dari
http://www.tectonics.caltech.edu/outreach/highlights/sumatra/why.html, pada
tanggal 26 Februari 2015, 11.14 WIB.
http://www.drs.dpri.kyoto-
u.ac.jp/eqtap/report/indonesia/tsunamis_in_indonesia/tsunamis_in_indonesia.html
diakses pada tanggal 26 Februari 2015, 12.40
Kementrian ESDM Indonesia. http://esdm.go.id/berita/geologi/42-geologi/6737-
19-wilayah-indonesia-rawan-tsunami-masyarakat-diminta-waspada.html Diakses
pada tanggal 26 Februari 2015, 10.30 WIB.
http://metamaterials.duke.edu/research/metamaterials Diakses pada tanggal 26
Februari 2015, 11.05
http://science.howstuffworks.com/invisible-tank1.htm Diakses pada tanggal 26
Februari 2015, 12.30
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas

Alokasi
No Nama/NIM Program Studi Bidang Ilmu Waktu Uraian Tugas
(jam/minggu)
1. Aloysius Niko Fisika Optik 8 Jam Mengkoordinir
dan melakukan
riset literatur
2. Rachmad Fisika Optik 8 jam Melakukan
Januar Riset literatur
3. Puspita Fahmi Fisika Optik 7 jam Melakukan
Ariani desain dan
perancangan
bangunan
4. Susmita Fisika Bahan 7 jam Melakukan riset
Rachmawati tentang bahan
yang dipakai
dan
administrasi
5 Silvi Fitria D3 Statistika 7 jam Administrasi
dan Mencari
studi referensi
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai