Anda di halaman 1dari 11

PENINGKATAN BUDAYA SADAR

BENCANA BAGI MASYARAKAT ACEH


PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI
TAHUN 2004
Disusun Oleh:
Nurul Sylfia Meylinda
(2306104040074)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)


PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2023

1
KATA PENGANTAR

Tiada kalimat yang pantas saya ucapkan kecuali rasa syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "Peningkatan Budaya Sadar Bencana
Bagi Masyarakat Aceh Pasca Gempa Bumi dan Tsunami Tahun 2004".

Tidak lupa pula dukungan baik secara materil dan nonmateril yang diberikan kepada
saya dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, izinkan penulis mengucapkan rasa
terima kasih kepada:
-. Bapak Dr.Rida Safuan Selian, S.Pd,M.Pd., Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Pengetahuan Kebencanaan dan Lingkungan.

Tugas ini saya susun untuk memberikan gambaran singkat tentang pentingnya peran
masyarakat dalam mengurangi resiko bencana. Harapan saya makalah ini akan berkontribusi
dalam memperluas pemahaman kita.

Saya sadar bahwa makalah yang disusun ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
dengan rendah hati saya memohon kritik dan saran yang membangun dari bapak untuk
penyempurnaan makalah ini. Terima kasih banyak.

Banda Aceh ,20 November 2023

Nurul Sylfia Meylinda

2
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................4.5
B. Rumusan Masalah........................................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN
A. Kerusakan Pasca Tsunami...........................................................................................6
B. Upaya Penanggulangan Pasca Tsunami.......................................................................6.7
C. Kerusakan Pasca Gempa Bumi....................................................................................8
D. Upaya Penanggulangan Pasca Gempa Bumi............................................................... 8.9

BAB III : PENUTUPAN


A. Kesimpulan..................................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 11

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aceh merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di ujung utara pulau
Sumatera dan merupakan provinsi paling barat di Indonesia Aceh merupakan wilayah rawan
bencana gempa bumi yang berada di ujung pertemuan tiga lempeng bumi yang bergerak akti
setiap hari, yakni Australia, India dan Eurasia. Aceh termasuk wilayah zona merah gempa
bumi.
Pada tanggal 26 Desember 2004, Aceh terjadi Gempa bumi Samudra Hindia yaitu
gempa bumi berskala tinggi dibawah laut dengan episentrum dilepas pesisir barat Sumatera.
Gempa bumi ini terjadi ketika Lempeng Hindia disubduksi oleh Lempeng Burma dan
menghasilkan serangkaian tsunami mematikan di pesisir sebagian besar daratan yang
berbatasan dengan Samudra Hindia. Gelombang tsunami yang puncak tertingginya mencapai
30 meter (98 ft) ini menewaskan lebih dari 230.000 orang di 14 negara dan menenggelamkan
banyak permukiman tepi pantai. Ini merupakan salah satu bencana alam paling mematikan
sepanjang sejarah.
Indonesia adalah negara yang terkena dampak paling besar, diikuti Sri Lanka, India,
dan Thailand. Hiposentrum gempa utamanya kira-kira terletak di Samudra Hindia, 160km
(100mi) di sebelah utara pulau Simeulue, lepas pantai barat Sumatera Utara, pada kedalaman
30 km (19 mi) di bawah permukaan laut (awalnya dilaporkan 10km (6,2mi)). Bagian utara
megathrust Sunda patah sepanjang 1.300 km (810 mi). Gempanya (diikuti tsunami) secara
bersamaan mengguncang Bangladesh, India, Malaysia, Myanmar, Thailand, Singapura, dan
Maladewa. Patahan splay atau "patahan muncul" sekunder menyebabkan sebagian dasar laut
yang panjang dan sempit naik dalam hitungan detik. Peristiwa tersebut segera menambah
ketinggian dan kecepatan gelombang, sehingga terjadi kehancuran total di kota Lhoknga.
Dengan keadaan seperti itu, maka dalam konstruksi suatu bangunan gedung
diperlukan suatu rancangan strukur yang mampu menahan beban yang bekerja khusunya
beban gempa. Kekuatan struktur bangunan adalah salah satu faktor yang paling berpengaruh
dalam perencanaan struktur gedung bertingkat tinggi, jadi struktur gedung harus
direncanakan dan didesain sedemikian rupa agar dapat digunakan sebaik-baiknya, nyaman
dan aman terhadap bahaya gempa bagi pemakai (Nugraha, 2008).
Seismic Isolation merupakan pendekatan desain struktur untuk mengurangi pengaruh
gaya lateral terhadap bangunan, sehingga meminimalisir terjadinya kerusakan akibat beban
gempa. Permasalahan yang mendasar dalam mendesain bangunan tahan gempa adalah
Interstory Drift dan Floor Acceleration. Dua hal ini disebabkan adanya beban lateral yang
diterima oleh bangunan yang berasal dari beban gempa dan beban angin. Berbagai metode
telah diusahakan untuk memecahkan masalah ini, misalnya untuk mengurangi Interstory
Drift, perencana meningkatkan kekakuan struktur sehingga struktur lebih kaku dan drift yang
terjadi tidak terlalu besar. Namun dengan meningkatkan kekakuan struktur ini mengakibatkan
Floor Acceleration pada struktur meningkat. Dan sebaliknya, untuk mengurangi percepatan
yang terjadi, direncanakan struktur yang lebih fleksibel, sehingga saat menerima beban

4
lateral, acceleration yang muncul tidak terlalu besar. Namun lagi- lagi hal ini tidak bisa
dilakukan, karena semakin fleksibel suatu struktur, maka nilai drift yang terjadi akan semakin
besar.
Kondisi ideal yang diharapkan oleh perencana ialah struktur bangunan yang nilai
Interstory Drift dan Floor Acceleration masih dalam batas rencana saat menerima beban
lateral. Sehingga solusi yang saat ini tengah berkembang untuk memecahkan permasalahan
ini ialah penggunaan “Base Isolation System” (Nacim dan Kelly, 1999). Performa dari base
isolation dalam mengurangi pengaruh gaya akibat gempa, sangat tergantung terhadap
kalibrasi dari frekuensi isolator itu sendiri yang dimana harus menjadi perhatian khusus
mengenai karakteristik dinamis dari super structure. Secara umum, isolator harus bisa
menyerap energi saat terjadi interaksi freuensi pada super structure dan menyalurkan energi
tersebut sehingga tidak mempengaruhi perilaku super structure (Alessandro dan Ileana,
2004).
Dalam analisa, kesulitan yang mungkin muncul ialah bagaimana merencanakan
struktur gedung tinggi yang kuat dan stabil terhadap beban lateral terutama beban gempa.
Maka dari itu diperlukan analisa lebih lanjut mengenai pengaruh beban gempa terhadap
perilaku struktur bangunan gedung tinggi yang menggunakan base isolation. Sehingga
diharapkan dalam perencanaan struktur gedung tinggi, dapat dihasilkan disain optimum
struktur base isolation yang kuat dan stabil dalam menghadapi beban lateral yang besar
dengan menggunakan sistem base isolation.

B. Rumusan Masalah

 Kerusakan pasca tsunami


 Upaya – Upaya penanggulangan pasca tsunami
 Upaya perencanaan tata ruang pasca tsunami
 Kerusakan pasca gempa bumi
 Upaya – Upaya penanggulangan pasca gempa bumi

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kerusakan Pasca Tsunami

Seperti yang kita ketahui bahwa tsunami aceh bukan hanya memakan korban jiwa
tetapi juga berdampak pada ekonomi yang mana penduduk kehilangan tempat kerja,rumah
hancur serta harta mereka habis lenyap. Dan beberapa kehancuran seperti:
 Sebagian besar jalan raya Banda Aceh-Meulaboh tergerus tsunami.
 Beberapa jembatan di Banda Aceh hancur.
 Beberapa pelabuhan besar maupun kecil di Banda Aceh mengalami kerusakan
namun masih bisa digunakan.

B. Upaya-Upaya Penanggulangan Pasca Tsunami

Sembilan belas tahun pasca gempa dan tsunami dahsyat meluluh lantakkan Aceh,
warga Indonesia kini sudah lebih sadar bencana dan memahami strategi menyelamatkan diri.
Namun lebih banyak upaya yang harus dilakukan kedepan, termasuk memasukkan
pendidikan tentang bencana. Pendidikan sadar bencana hingga saat ini dikatakan cukup
berhasil, terbukti dengan semakin banyak dan semakin fariatif cara warga menyelamatkan
diri hal ini di sampaikan oleh Doni,kepala BNBP. Meskipun mengakui, selalu ada kejadian
baru yang membuat dirinya dan juga warga harus menemukan cara baru mengatasinya.Maka
dari itu di Aceh Pendidikan akan sadar bencana di tetapkan di kurikulum sebagai mata kuliah
umum. Bukan hanya mahasiswa tetapi Masyarakat juga amat sangat berpengaruh dalam hal
ini,maka dari itu BNBP juga menggalakkan “KATANA” atau Keluarga Tangguh Bencana,
yang merupakan kelanjutan program “DESANA” atau Desa Tangguh Bencana. Mengapa ini
penting, karena selama ini yang ikut latihan kewaspadaan bencana hanya perangkat desa,
BPBD, Basarnas, TNI/Polridll. Masyarakat tidak pernah. Ke depan, latihan simulasi akan
menyentuh lapisan kedepan. Banyak masyarakat kita yang tidak punya akses telpon dan sulit
mendapat informasi kapan harus evakuasi dan bagaimana. Mereka harus disadarkan bahwa
jika kekuatan gempa sekian, tidak perlu menunggu perintah evakuasi, langsung evakuasi
sendiri. Agar tidak banyak memakan korban, Masyarakat di harapkan mampu memahami
Upaya-upaya penanggulangan bencana. Adapun upayanya yaitu:

1. Pahami Peringatan Dini

 Kenali gejala peringatan tsunami seperti gempa bumi kuat atau lonjakan air laut.
 Perhatikan juga pemberitahuan tsunami dari pihak berwenang setempat atau
sistemperingatan tsunami.

6
2. Evakuasi Awal

 Saat ada peringatan tsunami, segera evakuas idan tinggalkan wilayah pantai dan area
yang berada di bawah ancaman.
 Jika rumah berada di sekitar pantai, segera rapikan berkas-berkas penting untuk di
selamatkan, seperti ijazah, Kartu Keluarga, Akte Kelahiran, dll.
 Siapkan tas darurat dengan persediaan air, makanan, pakaian, obat-obatan, senter, dan
peralatan penting lainnya
 Ikuti jalur evakuasi yang sudah ditentukan dan patuhi petunjuk dari pihak berwenang.
 Jika tidak ada saran tempat evakuasi dari pihak berwenang, maka cari tempat yang
tinggi yang jauh dari garis pantai.

3. Komunikasi

Dalam kondisi apapun, komunikasi adalah hal yang penting. Pada saat becana alam
seperti tsunami, maka berusahalah sebisamungkin untuk berkomunikasi dengan keluarga dan
teman-teman untuk memastikan keselamatan.

Selain itu, pantau juga informasi dan instruksi dari pihak berwenang melalui radio
atau ponsel. Selalu patuhi rekomendasi dan saran yang dikeluarkan pihak berwenang.

4. Keselamatan Pasca-Tsunami

Setelah tsunami surut, hindari kembali ke wilayah terdampak sebelum mendapatkan


persetujuan dari pihak berwenang setempat. Bersiaplah untuk bantuan dan perawatan medis
jika diperlukan.

5. Sosialisasikan Mitigasi

Pada daerah rawan bencana atau tidak, sosialisasi mitigasi merupakan edukasi yang
penting dibagikan agar lebih banyak masyarakat yang lebih paham bagaimana cara
persiapan hingga evakuasi saat terjadi bencana.
Sosialisasi mitigasi juga termasuk kedalam cara penanggulangan bencana alam agar
meminimalisir jumlah korban nyawa hingga harta dan masyarakat tentunya akan lebih
siap siaga.
Selalu di ingat, dalam menghadapi peringatan atau gejala tsunami, tindakan respons
cepat dan evakuasi yang tepat waktu adalah kunci utama dalam melindungi diri
sendiri dan orang lain dari bahaya ini.
Selain itu, satu hal penting saat terjadi bencana alam adalah bersatu, baik korban yang
terdampak dan yang tidak, caranya dengan memberikan dukungan moral dan material.
Itulah cara penanggulangan tsunami yang perlu diketahui oleh masyarakat.

7
C. Kerusakan Pasca Gempa Bumi
Gempa bumi yang tidak dapat diprediksi berdampak pada kerusakan fisik dan sosial
yang mengakibatkan perubahan penutup/penggunaan lahan, besar kecilnya dampak dapat
berbeda tergantung dari karakteristik wilayah. Pada tanggal 28 September 2018 gempa bumi
dengan kekuatan 7,4 SR terletak sekitar 80 km di utara Kota Palu mengakibatkan ratusan
bangunan mengalami kerusakan. Kehadiran teknologi penginderaan jauh yang terus
berkembang dapat dimanfaatkan dalam mengetahui dampak dari gempa bumi dengan
bantuan integrasi sistem informasi geografis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
kerusakan bangunan pasca gempa bumi di Kota Palu dengan menggunakan citra satelit
WorldView-2 melalui pengenalan ciri fisik dan pola dari interpretasi Object Based Image
Analysis (OBIA). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Object Based
Image Analysis (OBIA) terdiri dari dua tahap segmentasi dan klasifikasi citra. Manfaat yang
dihasilkan dari penelitian ini mengetahui kemampuan citra satelit WorldView-2 hasil Pan
Sharpening dalam mengidentifikasi kerusakan bangunan dimana menghasilkan ketelitian
sebesar 84,21%.

D. Upaya – Upaya Penanggulangan Pasca Gempa Bumi


Gempa Bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan
antar lempeng bumi, aktivitas sesar (patahan), aktivitas gunung api, atau runtuhan batuan.

Berikut langkah mitigasi harus dilakukan baik sebelum, saat, dan pascabencana bencana
Gempa Bumi:

1. Pra Bencana:
Menyiapakn rencana untuk penyelamatan diri apabila gempa bumi terjadi
Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi reruntuhan saat gempa bumi,
seperti merunduk, perlindungan terhadap kepala, berpegangan ataupun dengan bersembunyi
di bawah meja
Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar, dan persediaan obat-obatan.
Membangun kontruksi rumah tahan terhadap goncangan gempa bumi dengan fondasi yang
kuat.

2.Saat Bencana:
Berlindung di bawah meja untuk menghindari dari benda-benda yang mungkin jatuh dan
jendela kaca
Tetap lindungi kepala dan segera menuju ke lapangan terbuka
Hindari menggunakan lift dan eskalator, gunakan tangga darurat\
Jangan berdiri dekat tiang, pohon/ sumber listrik/ gedung yang mungkin roboh
Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti pada sudut bangunan

8
3. Pasca Bencana:
Tetap waspada terhadap gempa bumi susulan
Periksa keberadaan api dan potensi terjadinya bencana kebakaran
Berdirilah di tempat terbuka jauh dari gedung dan instalasi listrik dan air
Apabila di luar bangunan dengan tebing di sekeliling, hindari daerah yang rawan longsor
Setelah gempa bumi terjadi, pastikan beberapa langkah berikut:
Bangunan yang terdampak aman untuk diakses/ dihuni
Apabila ingin mendirikan tenda keluarga di sekitar rumah, hindari potensi tertimpa bangunan
Pastikan informasi dari sumber resmi dari BNPB, BMKG, ataupun BPBD
Jangan terpancing isu hoaks maupun meneruskannya ke orang lain.

9
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Pendidikan sadar bencana sangat penting di terapkan kepada seluruh Masyarakat agar
Ketika terjadi bencana kita tau bagaimana cara untuk menyelamatkan diri karena bencana
datangnya tanpa kita ketahui.oleh karena itu,dengan adanya pengetahuan sadar bencana kita
bisa mengevakuasi diri.

B. Saran
Saran saya Masyarakat harus betul-betul peduli akan pembelajaran ini agar kita
mengetahui bagaimana cara mengevaluasi diri saat bencana dating.Dan banyak-banyak
beribadah dan berdoa agar tuhan yang maha kuasa menyayangi kita dan tidak murka kepada
kita.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.untag-sby.ac.id/1045/2/BAB%20I.pdf
https://bpbd.bogorkab.go.id/gerakan-budaya-sadar-bencana-mulailah-dari-diri-dan-keluarga/
https://bpbd.klaten.go.id
https://bpbd.klaten.go.id
https://e-journal.iainsalatiga.ac.id/index.php/imej/article/download/8289/2422
https://www.bnpb.go.id/definisi-bencana
https://www.bola.com/ragam/read/5133544/pengertian-tsunami-penyebab-tanda-dampak-dan-cara-
menyelamatkan-diri?page=2
https://www.researchgate.net/profile/Salwa-Nursyahida/publication/
237075099_STUDY_ETHNOMATHEMATICS_SEBAGAI_SOLUSI_ALTERNATIF_PENGEMB
ANGAN_PENDIDIKAN_MATEMATIKA_DAN_BUDAYA_DI_ACEH/links/
0046351b44a15aae25000000/STUDY-ETHNOMATHEMATICS-SEBAGAI-SOLUSI-
ALTERNATIF-PENGEMBANGAN-PENDIDIKAN-MATEMATIKA-DAN-BUDAYA-DI-
ACEH.pdf
https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-ar-raniry/pengantar-sosiologi-
antropologi/makalah-bencana-tsunami-di-aceh-2004/46646280

11

Anda mungkin juga menyukai