Diajukan untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Rekayasa Gempa
Dosen Pengampu :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, marilah panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Kerusakan Bangunan Akibat Gempa dan Konsep
Bangunan Tahan Gempa”
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
mengurangi dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh bencana gempa. Oleh
karena itu, salah satu upaya nyata untuk mengurangi atau mencegah pengaruh
gempa bumi yang akan datang adalah dengan memberikan ketahanan gempa
yang cukup terhadap bangunan-bangunan tersebut.
1.3 Tujuan
Agar kita mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya gempa bumi,
dampak yang ditimbulkan terhadap struktur bangunan, dan konsep bangunan
tahan gempa.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api
tersebut.
4
Gelombang primer (gelombang longitudinal) adalah gelombang yang
merambat di tubuh bbumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik. Getaran ini
berasal dari hiposentrum.
2. Gelombang sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau
getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang
sudah berkurang, yakni 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat
merambat melalui lapisan cair.
Pusat gempa atau focus adalah titik di bawah permukaan bumi di mana
gelombang gempa untuk pertama kali dipancarkan. Fokus biasanya ditentukan
berdasarkan perhitungan data gempa yang diperoleh melalui peralatan
pencatat gempa (seismograf). Lokasi sumber gempa pada umumnya terdapat
diperbatasan antara pelat-pelat tektonik, di mana pada tempat ini sering terjadi
patahan bidang permukaan bumi. Pada prinsipnya gempa adalah suatu
peristiwa pelepasan energi pada suatu tempat di perbatasan antara pelat-pelat
tektonik. Episentrum ( Epicenter ) adalah titik pada permukaan bumi yang
didapat dengan menarik garis melalui focus, tegak lurus pada permukaan
bumi. Episentrum dapat ditentukan melalui peralatan pencatat gempa atau
secara makroseismik. Episentrum yang ditentukan melalui peralatan pencatat
getaran gempa disebut instrumental epicenter. Bilamana tidak ada hasil
pencatatan getaran gempa, episentrum ditentukan berdasarkan pengamatan
terhadap kerusakan pada suatu daerah. Episentrum pada cara ini adalah titik di
mana kerusakan terbesar terjadi, dan disebut macroseismic epicente.
5
Kedalaman fokus adalah kedalaman jarak antara fokus dengan epicentrum.
Berdasarkan kedalaman fokus ini, suatu gempa dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Gempa dengan kedalaman fokus lebih kecil dari 70 km, disebut Gempa
Dangkal.
Gempa dengan kedalaman fokus antara 70 km sampai dengan 300 km,
disebut Gempa Menengah.
Gempa dengan kedalaman fokus lebih besar dari 300 km, disebut Gempa
Dalam.
6
bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat
besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi
(jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke
dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan
di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan
bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia
senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh
manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
7
a. retak besar (lebar celah lebih besar dari 0,6 cm) pada dinding.
b. retak menyebar luas di banyak tempat, seperti pada dinding pemikul
beban, kolom;cerobong miring; dan runtuh.
c. kemampuan struktur untuk memikul beban sudah berkurang sebagian.
8
Gambar 2.4 Kerusakan Tingkat Berat
d. Kerusakan Total
Suatu bangunan dikategorikan sebagai rusak total / roboh apabila
terjadi hal-hal sebagai berikut :
a. Bangunan roboh seluruhnya ( > 65%)
b. Sebagian besar komponen utama struktur rusak
9
6. Bangunan tradisional joglo, sistim sambungan sunduk terkait lidah alur,
lemah pada sistem sambungan antar batang komponen, mudah patah dan
roboh total
7. Bangunan bertingkat yang dirancang oleh ahli bangunan mengalami rusak
atau roboh total akibat tidak mengikuti ketentuan SNI bang. Tahan gempa
( soft story, short column effect and column share failure, short beam weak
column and weak joint, strong beam weak column and weak joint, salah
detail tulangan karna tidak mengikuti ketentuan SNI, kurangnya sengkang
penahan geser dan pengekang di inti join).
10
SNI 03-2847-1992, Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung
SNI 03 – 1729 - 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk
Bangunan.
SNI 03 – 6816 – 2002, Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton
Bertulang Indonesia
Pada suatu proyek bangunan Teknik Sipil, pada umumnya biaya yang
diperhitungkan meliputi biaya untuk perencanaan, biaya pelaksanaan atau
pembangunan konstruksi, dan biaya perawatan atau perbaikan jika terjadi
kerusakan. Makin tinggi tingkat kekuatan dari struktur bangunan terhadap
pengaruh gempa, maka akan semakin besar biaya yang diperlukan untuk
pembuatan konstruksi bangunan, akan tetapi akan semakin kecil biaya
11
yang diperlukan untuk perbaikan jika bangunan tersebut mengalami
kerusakan akibat gempa. Begitu juga sebaliknya, makin kurang kuat
struktur bangunan terhadap gempa, maka akan semakin kecil biaya yang
diperlukan untuk pembuatan konstruksi bangunannya, tetapi akan semakin
besar biaya yang harus disediakan untuk perbaikan jika bangunan tersebut
mengalami kerusakan akibat gempa. Dari beberapa segi pertimbangan
tersebut di atas, maka merupakan suatu hal yang tidak wajar, atau bahkan
tidak mungkin untuk membuat konstruksi bangunan yang tidak mengalami
kerusakan sama sekali pada saat terjadi gempa. Dari segi konstruksi, perlu
ditinjau tingkat kerusakan yang dapat terjadi pada bangunan pada saat
terjadi gempa. Kerusakan yang terjadi pada bangunan dapat berupa
kerusakan ringan, kerusakan berat, atau bahkan keruntuhan dari bangunan.
Menurut saran dari Applied Technology Council (ATC, 1984), struktur
bangunan tahan gempa harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai
berikut :
12
2.8 Konsep Bangunan Tahan Gempa
Pada dasarnya bentuk-bentuk atap yang terlalu besar dan terlalu berat
dapat membahayakan keamanan struktur, karena dapat mengakibatkan
beban gempa yang lebih besar. Oleh karena itu pemakaian atap bangunan
dianjurkan untuk memakai bahan-bahan yang ringan seperti seng, asbes
atau alimunium.
13
Gambar 2.6 Atap Tahan Gempa
14
Gambar 2.7 Pondasi Tahan Gempa
2. Kolom dan Balok
15
3. Dinding
16
masing mempunyai waktu untuk menyelamatka diri sebelum Bangunan
roboh seketika. Berikut ini adalah ilustrasi pembentukan sendi plastis
dalam perencanaan bangunan tahan gempa.
17
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
3.2 Saran
1. Karena gempa bumi merupakan bencana alam yang tidak dapat dipastikan
kapan terjadi, diperlukan pengembangan IPTEK yang lebih tinggi untuk
bisa memprediksi kapan dan dimana gempa bumi terjadi.
2. Tidak ada acuan pasti tentang bangunan tahan gempa.
18
3. Sumber informasi yang terbatas sehingga sedikit menghambat dalam
mengumpulkan data materi makalah.
4. Tidak adanya ruang lingkup atau batasan bahasan makalah sehingga
sedikit sulit menentukan isi makalah.
19
DAFTAR PUSTAKA
Elvis Saputra. (2018) Filosofi dan Konsep Bangunan Tahan Gempa. from
blogspot: https://farmadel.wordpress.com/2018/10/26/filosofi-dan-konsep-
bangunan-tahan-gempa
www.perencanaanstruktur.com/2010/07/perencanaan-bangunan-tahan-
gempa.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_Bumi