Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sampai saat ini penulis dapat menyusun Makalah Gempa Bumi
pada mata kuliah Gempa. Tujuan utama penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah
Makalah ini disusun berdasarkan hasil kerjasama tim kelompok sehingga laporan
ini dapat diselesaikan. Selain itu, laporan ini bertujuan menambah wawasan tentang
gempa bagi para pembaca maupun penulis.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penyajian Makalah Gempa ini masih
banyak kekurangan dalam penulisan dan kata, oleh karena itu penulis berharap saran dan
kritik untuk membangun kesempurnaan laporan ini.
Penyelesaian laporan ini berkat bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Terhormat kepada Bapak Rona Ariyansyah, S.ST., M.Tr. T yang telah
membantu dan memberikan kepercayaan kepada penulis dalam menjalankan
laporan ini sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
2. Anggota kelompok makalah

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih dan
memohon maaf apabila ada kesalahan kata. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi
penulis dan para pembacanya.

Pontianak, 28 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................…...
i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................…...
ii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................…...
iii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................................…...
iv

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................…...
1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................…
1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................….
2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................….. .
2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................
3
2.1 Struktur Geologi Bumi ..................................................................................................................
3
2.1.1 Lapisan Bumi..........................................................................................................................
3
2.1.2 Tektonik Lempeng Bumi........................................................................................................
12
2.2 Gempa Bumi..................................................................................................................................
17
2.2.1 Pengertian Gempa Bumi.........................................................................................................
17
2.2.2 Jenis-jenis Gempa Bumi.........................................................................................................
18
2.2.3 Gelombang Seismik Gempa....................................................................................................
20

ii
2.2.4 Skala Kekuatan Gempa ..........................................................................................................
23
2.2.5 Parameter Gempa Bumi..........................................................................................................
27
2.2.6 Akibat Gempa Bumi...............................................................................................................
28
2.2.7 Cara mengantisipasi Gempa Bumi .........................................................................................
29
2.2.8 Alat Pengukur Gempa Bumi ..................................................................................................
30
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................
33
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................
33
3.2 Saran...............................................................................................................................................
33
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................
34

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Lapisan Bumi ..............................................................................................................…


3
2.2 Gambar Pergerakan Lempeng...................................................................................................….
15
2.3 Gambar Deformasi Batuan......................................................................................................….. .
18
2.4 Gambar Gelombang Primer dan Gelombang Sekunder............................................................…
22
2.5 Gambar Gelombang Love dan Gelombang Rayleigh...............................................................….
23
2.6 Seismograf Horizontal............................................................................................................….. .
31
iii
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel Skala Richter ...................................................................................................................…
24
2.2 Tabel Skala MMI .....................................................................................................................….
25

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang disebabkan oleh
lempeng pada kerak bumi yang bergerak secara tiba-tiba, sehingga terjadi suatu
pelepasan energi dari pergeseran lempeng tersebut. Di hampir seluruh wilayah
Indonesia, gempa bumi memiliki frekuensi kejadian yang cukup sering terjadi dan
v
gempa bumi tersebut muncul dengan skala ancaman yang bervariasi tiap
waktunya. Penyebab atas seringnya gempa bumi di Indonesia dikarenakan
Indonesia yang masuk ke dalam daerah cincin api Pasifik. Indonesia yang dilewati
jalur cincin api Pasifik, ditandai oleh adanya gugusan gunung berapi dan juga
merupakan pertemuan antara tiga lempeng benua yaitu Indo-Australia pada bagian
selatan wilayah Indonesia, lempeng benua yaitu Eurasia pada bagian utara, serta
lempeng Samudra Pasifik pada bagian timur.
Gaya gempa pada permukaan tanah yang berupa gelombang yang mempunyai
frekuensi, dapat menggetarkan suatu bangunan bahkan dapat membuat bangunan
tersebut collapse apabila tidak mampu menahan goyangan gempanya. Gempa
bumi sendiri memiliki skala ancaman yang bervariasi seperti gempa bumi ringan,
sedang dan berat. Selain itu perencanaan beban gempa juga harus bergantung
dengan fungsional bangunan untuk menentukan kategori resikonya. Maka dari itu,
diperlukanlah adanya sistem penahan pada suatu bangunan bertingkat agar tidak
terjadi kemungkinan terburuk saat terjadi gempa yaitu collapse nya suatu
bangunan. Terdapat berbagai cara yang dapat digunakan untuk sebagai upaya
preventif untuk mencegah adanya collapse pada bangunan. Cara tersebut antara
lain membuat bangunan yang mampu menahan gempa, mengontrol getaran pada
bangunan dan base isolation.
Dalam perencanaan bangunan tahan gempa, terdapat berbagai pertimbangan
yang perlu diperhatikan agar perencanaan yang dilakukan tidak over 2 cost
ataupun under cost. Pertimbangan tersebut antara lain seperti kondisi geografis
bangunan, jenis tanah di tempat bangunan tersebut berdiri, fungsi dan ukuran
bangunan, dan lain sebagainya. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan suatu
struktur yang stabil, kuat, dan memiliki usia pakai yang lama. Maka dari itu,
diperlukanlah juga pemilihan elemen struktur yang mampu menahan gaya gempa
yang bersifat dinamis.
Setiap bangunan yang memiliki sistem penahan gempa, baik itu sistem
penahan seluruh gaya gempa ataupun sistem penahan gempa sebagian. Seperti
yang termuat dalam SNI 1726:2019, sistem penahan gempa pada bangunan
memiliki banyak jenisnya. Salah satu jenis sistem yang terdapat pada SNI
1726:2019 tersebut merupakan sistem rangka pemikul momen. Sistem rangka
pemikul momen sendiri masih dibagi menjadi tiga kategori yang bergantung
vi
terhadap resistensi terhadap gempa, yaitu sistem rangka pemikul momen khusus
(SRPMK), sistem rangka pemikul momen menengah (SRPMM), dan sistem
rangka pemikul momen biasa (SRPMB). Kota malang yang memiliki kategori
desain seismik D, perencanaan sistem penahan gempa diharuskan untuk memakai
sistem rangka pemikul momen khusus sebagai sistem perencanaan bangunannya
untuk jenis portal kaku.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja lapisan bumi?
2. Bagaimana teori tektonik lempeng bumi?
3. Apa pengertian gempa bumi?
4. Apa saja jenis-jenis gempa bumi?
5. Apa saja skala kekuatan gempa bumi?
6. Bagaimana dampak gempak bumi?
7. Bagaimana cara mengantisipasi gempa bumi?

1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui struktur geologi bumi
2. Agar mahasiswa memahami jenis-jenis gempa bumi
3. Agar mahasiswa memahami penyebab-penyebab gempa bumi
4. Agar mahasiswa memahami apa saja akibat gempa bumi
5. Agar mahasiswa lebih memiliki kesadaran untuk peduli mengantisipasi
terjadinya gempa bum

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur Geologi Bumi


2.1.1 Lapisan Bumi

vii
Gambar 2.1 Gambar Lapisan Bumi

Secara garis besar, lapisan bumi terdiri atas beberapa bagian, yaitu: kerak
bumi (crush), selimut (mantle), dan inti ( core). Struktur bumi seperti itu mirip
dengan telur, yaitu cangkangnya sebagai kerak, putihnya sebagai selimut, dan
kuningnya sebagai inti bumi.

 1.   Kerak Bumi (crush)

Lapisan ini menempati bagian paling luar dengan tebal 6-50 km. Tebal lapisan
ini tidak sama di setiap tempat, di benua tebalnya 20-50 km, samudra 0-5km atau
bersamaan dengan air diatasnya sekitar 6-12 km. Tersusun dari materi-materi padat
yang kaya silisium dan uluminium. Kerak bumi ini dapat dibagi 2 yaitu:

Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 0-5km atau bersamaan dengan


air diatasnya sekitar 6-12 km. Kerak samudera atau kerak oseanik, merupakan
kerak bumi yang menyusun lantai dasar samudera. Kerak ini menyusun sekitar
65% dari luas kerak bumi. Kedalaman dai kerak oseanik ini rata-rata sekitar 4000
meter dari permukaan air laut, meskipun pada beberapa palung laut kedalamannya
ada yang mencapai lebih dari 10 km. Batuan yang menyusun kerak samudera adalh
batuan yang bersifat basa atau mafik. Bagian atas dari kerak samudera dengan
ketebalan sekitar 1,5 kn disusun oleh batuan yang bersifat basa atau basaltik,
Sedangkan bagian bawahnya disusun oleh batuan metamorf dan batuan beku
gabbro. Permukaan kerak samudera ditutupi oleh endapan sedimen dengan
ketebalan rata-rata sekitar 500 meter.

Kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-50 km. Batuan penyusun kerak
benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt. Kerak benua
atau kerak kontinen, merupakan kerak bumi yang menyusun daratan atau benua.
Kerak benua mempunyai ketebalan antara 30 sampai 35 km dengan ketebalan rata-
viii
rata sekitar 35 km. Kerak benua ini menyusun sekitar 79% dari volume kerak
bumi. Ketinggian permukaan dari kerak benua rata-rata sekitar 800 meter dari
permukaan laut, meskipun ada daerah yang ketinggiannya mencapai lebih dari
8000 meter. Batuan yang menyusun kerak benua pada umumnya adalah batuan
granitik atau yang bersifat asam. Bagian atas dari kerak benua ini disusun oleh
batuan beku, batuan metamorf dan batuan endapan. Sedangkan secara keseluruhan
batuan beku dan batuan metamorf menyusun sekitar 95% , sisanya yang 5%
merupakan batuan endapan.

Kerak Bumi dan sebagian mantel Bumi membentuk lapisan litosfer dengan


ketebalan total kurang lebih 80 km. Suhu dibagian bawah kerak bumi mencapai
1.100 ◦C. Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak Bumi adalah: Oksigen (O)
(46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe)
(5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium (K)
(2,6%), Magnesium (Mg) (2,1%).

Berdasarkan materi-materi penyusunnya, kerak bumi masih dikelompokkan


menjadi beberapa lapisan yaitu :

1. Lapisan atas, pada lapisan ini merupakan tempat dimana makhluk hidup
berkembang biak. Lapisan atas terdiri atas pelapukan batuan dan sisa-
sisa makhluk hidup yang sudah mati. Lapisan ini disebut sebagai tanah
humus.

2.   Lapisan tengah, lapisan ini merupakan lapisan yang sedikit gersang dan
terdiri atas air serta pelapukan batuan. Lapisan tengah disebut dengan
nama lapisan tanah liat. Lapisan bawah, lapisan bawah merupakan
lapisan batuan yang masih belum sempurna pembentukannya. Lapisan
batuan induk, pada lapisan ini terdapat  bebatuan padat sebagai
penyusunnya.

2.    Selimut Bumi (Mantle)

Selimut atau selubung bumi merupakan lapisan yang letaknya dibawah


lapisan kerak bumi. Lapisan ini sebagian besar berupa silikat/besi dan
magnesium. Sesuai dengan namanya, lapisan ini berfungsi untuk melindungi

ix
bagian dalam bumi. Selimut bumi tebalnya mencapai 2.900 km dan
merupakan lapisan batuan yang padat yang mengandung silikat dan
magnesium. Suhu dibagian bawah selimut mencapai 3.000◦C,tetapi
tekanannya belum mempengaruhi kepadatan batuan. Selimut bumi dibagi
menjadi tiga bagian yaitu litosfer, astenosfer dan mesosfer.

 Litosfer

Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas
materi-materi padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 100
km. Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng
litosfer. Litosfer tersusun atas dua lapisan utama , yaitu laipsan sial dan
lapisan sima.

Lapisan Sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan
alumunium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan
Al2O3.. Batuan yang terdapat dalam lapisan sial antara lain batuan sedimen,
granit, andesit, dan metamorf.

Lapisan Sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silium dan
magnesium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SIO2 dan MgO. 
Berat jenis lapisan sima lebih besar jika dibandingkan dengan berat jenis
lapisan sial. Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan magnesium.

 Astenosfer

 Astenosfer merupakan lapisan yang teletak dibawah lapisan litosfer.


Lapisan ini tebalnya 100-400km ini diduga sebagai tempat formasi magma
(magma induk). Astenosfer ini terdiri dari materi dalam keadaan cair atau
semi-cair. Astenosfer suhu normalnya adalah antara 1.400 sampai 3.000
derajat Celcius derajat Celcius. Yang sangat tinggi suhu dalam segala hal
menyebabkan lapisan, termasuk batu, mencair. Hal ini terutama terdiri dari
silikat besi dan magnesium. Suhu astenosfer bervariasi dengan bahwa dari
barysphere atau inti. Pada daerah tertentu di permukaan bumi di mana suhu
inti lebih tinggi, masalah membangun astenosfer dapat ditemukan dalam
keadaan cair. astenosfer memainkan bagian integral dalam gerakan lempeng

x
tektonik dari kerak bumi. Lempeng tektonik merupakan bagian dari litosfer
yang mengapung di atas astenosfer semipadat bawah. Hal ini lempeng-
lempeng yang bertanggung jawab untuk perubahan geologis besar seperti
pembentukan pegunungan, lembah keretakan, dataran tinggi dan juga gempa
bumi dan letusan gunung berapi.

 Mesosfer

  Mesosfer merupakan lapisan yang terletak dibawah lapisan


astenosfer.Lapisan ini tebalnya 2.400-2.700km dan tersusun dari campuran
batuan basa dan besi.

3.     Inti Bumi (Core )

Inti bumi merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi yang
terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel
(8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km.

Lapisan ini dibedakan menjadi dua, yaitu lapisan inti luar (outer core)
dan inti dalam.

a. Inti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam bumi yang
melapisi inti bumi bagian dalam. Inti bumi bagian luar mempunyai
tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980 km. Inti bumi bagian
luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900°C.
b. Inti Bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling dalam
atau dapat juga disebut inti bumi. Inti bumi mempunyai tebal 1200km
dan berdiameter 2600km. Inti bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk
padat dengan temperatur dapat mencapai 4800°C.

Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian,


yakni lithosfer, hidosfer, atmosfer,dan biosfer.

xi
1.  Atsmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh
dengan ketebalan lebih dari 650 km.  Gerakan udara dalam atmosfer terjadi
terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran
bumi.  Perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa udara,
sehingga terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam
atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin..
Berdasarkan profil temperature secara vertical, lapisan-lapisan atmosfer dapat
dibagi menjadi :
1. Troposfer ( 0 – 10 Km) Merupakan atmosfer terbawah dan dekat dengan
Bumi. Pada lapisan ini, terjadi adanya awan, angin, hujan ,petir, dan lain –
lain.
2. Stratosfer ( 10 – 30 Km) Pada lapisan ini, terjadi peningkatan temperature
karena bertambahnya ketinggian. Ozon (O3) terdapat pada lapisan ini
dengan ketinggian 25 Km dari permukaan Bumi.
3. Mesosfer (30 – 50 Km) Lapisan ini mempunyai ion atau udara yang
bermuatan listrik (Lapisan D) yang berfungsi untuk memantulkan
gelombang radio. Karena adanya muatan listrik tersebut, Kita dapt
berkomunikasi dengan orang lain di luar negri.
4. Termosfer (50 – 400Km) Lapisan ini berfungsi untuk melindungi bumi
dari meteor dengan cara membakarnya. Hal ini disebabkan karena lapisan
atmosfer mempunyai atom yang bermuatan listrik atau terionisasi radiasi
matahari
5. Eksosfer  > 400 Km

Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi.  Pada lapisan ini,


kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah.  Batas antara ekosfr (yang
pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak
jelas.  Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah  yang masih
dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi.  Garis imajiner yang membatasi
ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause.

xii
Keberadaan atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan bumi memiliki arti
yang sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di muka
bumi.  Fungsi atmosfer antara lain :
1. Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang
hari dan hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari.
2. Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi

3. Menyediakan okisgen dan karbon dioksida.

4. Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi.

Peran atmosfer dalam mengurangi radiasi matahari sangat


penting.  Apabila tidak ada lapian atmosfer, suhu permukaan bumi bila 100%
radiasi matahari diterima oleh permukaan bumi akan sangat tinggi dan
dikhawatirkan tidak ada organisme yang mampu bertaham hidup, termasuk
manusia.
Dalam mendistribusikan air antar wilayah di permukaan bumi, peran atmosfer
ini terlihat dalam siklus hidrologi.  Ta2npa adanya atmosfer yang mampu
menampung uap air, maka seluruh air di permukaan bumi hanya akan
mengumpul pada tempat yang paling rendah. Sungai-sungai akan kering,
seluruh air tanah akan merembes ke laut, sehingga air hanya akan mengumpul
di samudera dan laut saja.  Pendistribusian air oleh atmosfer  ini memberikan
peluang bagi semua mahluk hidup untuk tumbuh dan berkembang di seluruh
permukaan bumi.
Selain itu, atmosfer dapat menyediakan oksigen bagi mahluk
hidup.  Kebutuhan tumbuhan akan CO2 juga dapat diperoleh dari atmosfer.

2.   Hidrosfer
Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom
oksigen menjadi H2O.  Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah
perairan.  Lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi  disebut
hidrosfer.  Siklus Air / Siklus hidrologi merupakan suatu proses peredaran
atau daur ulang air secara yang berurutan secara terus-menerus. Pemanasan
sinar matahari menjadi pengaruh pada siklus hidrologi. Air di seluruh
permukaan bumi akan menguap bila terkena sinar matahari. Pada ketinggian

xiii
tertentu ketika temperatur semakin turun uap air akan mengalami
kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air dan jatuh sebagai hujan.
Macam-macam Hidrosfer antara lain:
1. Samudera-samudera dan laut-laut

Samudera-samudera dan laut-laut menempati 71% permukaan


bumi.  Bila di lihat dari luar bumi, terlihat seperti bulatan air.  Tubir
samudera yang paling dalam 10 km, dengan rata-ratanya 4 km.  Bila
semua air ini diratakan di permukaan bumi dapat mencapai dalamnya
2,84 km.
2. Sungai
Sungai adalah aliran air tawar melalui suatu saluran menuju laut, danau
dan atau sungai lain yang lebih besar.  Air sungai dapat berasal dari
gletser (es), danau yang  meluap atau mata air pegunungan.  Dalam
perjalanannya, aliran air sungai mempunyai tiga aktivitas, ayitu
melakukan erosi, transportasi dan sedimentasi.
3.  Danau

Danau adalah masa airdalam jumlah besar yang berada dalam satu
cekungan atau basin diwilayah daratan.  Berdasarkan proses terjadinya,
danau terbagi menjadi :
1. Danau alam; terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia.
2. Danau buatan (waduk) yang merupakan buatan manusia untuk
keperluan tertentu. Misalnya waduk  Jatiluhur dan Saguliang di
Jawa Barat.  Waduk ini antara lain manfaatkan untuk pembangkit
listrik, pengairan lahan pertanian, pengendali banjir, rekreasi dan
budidaya ikan.
4.     Rawa
Rawa adalah tanah rendah yang selalu tergenang air karena tidak ada
pelepasan air (drainase).  Oleh karena itu, air rawa bersifat
asam.  Berdasarkan sifatnya, rawa dapat dibedakan menjadi :
a.       Rawa air asin, yaitu rawa yang terdapat di daerah pantai.
b.    Rawa air payau, yang terdapat di sekitar muara air sungai di dekat
laut.

xiv
c.     Rawa air tawar, yang terdapat di sekitar sungai-sungai besar.

5. Air Tanah

Merupakan air yang terdapat di lapisan tanah di bawah permukaan


bumi, berasal ari air hujan yang meresap ke dalam tanah.   Semakin
banyak air hujan yang meresap ke dalam tanah, semkain banyak pula air
yang tersimpan di dalam tanah.  Secara umum air tanah dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1. Air tanah dangkal, yang terdapat di atas lapisan batuan kedap air.
2. Air tanah dalam, yang terletak di antara dua lapisan batuan kedap
air.
Air tanah dapat juga keluar ke permukaan bumi dalam bentuk sumber
air panas yang disebut geyser.  Geyser merupakan sumber air panas yang
erat hubungannya dengan aktivitas vulkanisme.

3.  Lithosfer
Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan
sphera artinya lapisan.  Lithosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling
luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km.  Lithosfer
adalah lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan padat.  Lithosfer
tersusun dalam dua lapisan, yaitu kerak dan selubung, yang tebalnya 50 –
100 km.  Lithosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapt
menimbulkan persegeran benua.
Penyusun utama lapisan lithosfer adalah batuan yang terdiri ari campuran
antar mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur
atau padat.  Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan
cair pijar yang bersuhu sangat tinngi dan terdapat di bawah kerak
bumi.  Magma akan mengalami beberapa proses perubahan sampi menjadi
batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
Lithosfer memegang peranan penting dalam kehidupan
tumbuhan.  Tanah terbentuk apabila batu-batuan di permukaan litosfer
mengalami degradasi, erosi maupun proses fisika lainnya menjadi batuan

xv
kecil sampai pasir.  Selanjutnya bagian ini bercampur dengan hasil
pemasukan komponen organis mahluk hidup yang kemudian membentuk
tanah yang dapat digunakan sebagai tempat hidup organisme.
Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk
hidup.  Dalam wujud aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang
treletak berlapis di permukaan bumi. Melalui proses erosi mineral-mineral
yang menjadi usmber makanan mahluk hidup ini seringkali terbawa oleh
aliran sungai ke laut dan terdeposit di dasar laut.
Lithosfer terdiri dari dua bagian utama, yaitu :             
1.  Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium
dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3.
Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat
batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan
lain yang terdapat di daratan benua.Lapisan sial dinamakan juga lapisan
kerak, bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35km.  Kerak bumi ini
terbagi menjadi dua bagian yaitu :
a.    Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan
granit di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian
bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.
b.      Kerak samudera, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan
di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan
vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro
dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra
2.   Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang
tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk
senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih
besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium
yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan
bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .

4. Biosfer
Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari
gabungan ekosistem yang ada di planet bumi.  Sistem ini mencakup semua
xvi
mahluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan
utuh.
Secara entimologi, biosfer berasal dari dua kata, yaitu bio  yang berarti
hidup dan sphereyang berarti lapisan.  Dengan demikian dapat diartikan
biosfer adalah lapisan tempat tinggal mahluk hidup.  Termsuk semua bisofer
adalah semua bagian permukaan bumi yang dapat dihuni oleh mahluk
hidup.
Pemahaman mengenai biosfer sangat penting untuk pengelolaan
sumberdaya hayati, terutama karena perkembangan flora dan fauna yang
semakin berkurang.  Salah satu penyebabnya adalah terjadinya degradasi
hutan akibat kebakaran ataupun pembukaan hutan untuk pemukiman.
Organisme hidup tersusun oleh berbagai unsur yang berasal dari biosfer,
baik air, mineral maupun komponen-komponen penyusun atmosfer.  Secara
fisik biosfre ini terbagi tiga, yaitu litosfer, hidrosfer dan atmosfer.

2.1.2 Tektonik Lempeng Bumi


1. Teori Tektonik Lempeng

Teori-teori tektonik merupakan teori yang menjelaskan tentang


bergesernya permukaan bumi (kerak bumi) sehingga menyebabkan
perubahan bentuk muka bumi. Banyak ahli yang mengungkapkan
pendapatnya tentang pergerakan muka bumi mulai dari berbagai jaman.
Penyempurnaan teori terus terjadi sehingga kita bisa mengetahui alasan
terjadinya bumi seperti sekarang ini. Berikut macam-macam teori pergerakan
lempeng.

 Teori Kontraksi (contraction theory)

Anonim (2013) mengemukakan bahwa Teori kontraksi dikemukakan


pertama kali oleh Descrates pada tahun 1596–1650 dan Beliau
menyimpulkan bahwa bumi lama kelamaan akan menyusut dikarenakan
adanya pendinginan yang menyebabkan di bagian permukaannya muncul
adanya relief berupa daratan, lembah dan gunung. Teori ini kemudian
mendapat dukungan dari dua ilmuwan lainnya yakni James Dana (1847)
dan Elie de Baumant (1852). Kedua ilmuwan ini menyakini bahwa bagian
xvii
dalam bumi akan terjadi pendinginan akibat konduksi panas yang
mengakibatkan permukaan bumi mengerut sehingga muncul adanya
pegunungan dan lembah dan penampakan-penampakan alam lainnya.

 Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)

Teori ini dikemukakan oleh Edward Suess pada tahun 1831–1914 di mana
ia berkeyakinan bahwa dulunya semua benua yang ada di bumi sekarang
ini menyatu menjadi dua benua besar yakni benua Laurasia di kutub utara
dan benua Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut
kemudian bergerak saling mendekat ke arah daerah ekuator dan dalam
perjalanannya terpecah menjadi beberapa benua. Benua Laurasia terpecah
menjadi tuga benua yaitu menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara,
sedangkan benua Gondwana terpecah menjadi tiga benua juga yaitu
Afrika, Australia, dan Amerika Selatan.

 Teori Pengapungan Benua (Continental Drift)

Teori ini diperkenalkan pertama kali oleh Alferd Wegener (1915), beliau
menganggap bahwa benua yang sekarang berawal dari sebuah
superkontinen yang diberi nama pangea. Kemudian benua tersebut pecah
dan bergerak menuju posisinya seperti saat ini.

Teori tektonik lempeng pertama kali dikemukakan oleh McKenzie dan Robert
Parker (1967) yang kemudian disempurnakan oleh J. Tuzo Wilson. Teori ini
menyempurnakan teori-teori sebelumnya menjadi satu kesatuan konsep sehingga
bisa lebih diterima oleh para ahli geologi. Teori ini merupakan teori modern yang
sekarang ini diakui oleh para ahli dibidang tektonik lempeng dan bumi.

Teori tektonik lempeng adalah suatu teori yang menjelaskan mengenai sifat
bumi yang dinamis. Pada teori ini dirumuskan bahwa lapisan bumi paling atas yang
getas terdiri atas beberapa lempeng yang bergerak relatif antara satu dengan yang
lain (Tim Pembina Buku Olimpiade Kebumian, 2010: 9). Teori ini
menyempurnakan dari teori-teori sebelumnya. Teori ini sependapat dengan teori
pemekaran lantai samudra (sea floor spreanding) bahwa pergerakan lempeng
xviii
disebabkan oleh arus konveksi di dalam mantel bumi.  Djauhari (2014: 130) 
menuliskan bahwa dalam teori tektonik lempeng membagi kerak bumi menjadi
tigabelas lempeng besar dan kecil. Adapun lempeng penyusun kerak bumi sebagai
berikut.

 Lempeng Pasifik
 Lempeng Eurasia
 Lempeng India-Australia
 Lempeng Afrika
 Lempeng Amerika Utara
 Lempeng Amerika Selatan
 Lempeng Antartika

Serta beberapa lempeng kecil sebagai berikut.

 Lempeng Nasca
 Lempeng Arab
 Lempeng Karibia
 Lempeng Filiphina
 Lempeng Scotia
 Lempeng Cocos

Batas-batas dari ke tigabelas lempeng besar maupun kecil tersebut dapat


dibedakan berdasarkan interaksi antar lempeng tersebut. Berdasarkan Tim Pembina
Buku Olimpiade Kebumian (2010: 18) batas lempeng kerak bumi dapat dibedakan
menjadi tiga berdasarkan pergerakan dari lempeng tersebut sebagai berikut.

1. Batas divergen, dimana lempeng bergerak saling menjauh. Pada batas ini
dihasilkan dasar samudra yang baru karena ada penaikan material dari
mantel (seafloor spreading). Contoh paling terkenal dari batas lempeng jenis
divergen adalah punggung tengah samudra (mid oceanic ridge) yang berada
di samudra Atlantik.
2. Batas konvergen, dimana lempeng bergerak saling mendekat
(bertubrukan). Tubrukan bisa terjadi antara kerak samudra dan benua,
samudra dan samudra yang mengakibatkan adanya zona tunjaman
xix
(subduksi) atau benua dan benua (obduksi) yang mengkibatkan adanya
bubungan yang membentuk pegunungan (misalnya Alpen dan Himalaya).
Di Indonesia lempeng konvergen dengan tipe subduksi adalah kepulauan
Indonesia sebagai bagian dari lempeng benua Asia Tenggara dengan
lempeng samudra Hindia-Australia di sebelah selatan Sumatra-Jawa-NTB,
dan NTT. Batas kedua lempeng ini berupa palung yang memanjang dari
Sumatra, Jawa, hingga ke Nusa Tenggara Timur. 
3. Batas transform, dimana lempeng bergeser menyamping satu sama lain
menghasilkan suatu sesar mendatar. Contoh batas lempeng transform adalah
patahan San Andreas di Amerika Serikat yang merupakan pergeseran
lempeng  samudra Pasifik dengan lempeng benua Amerika Utara.

Berikut contoh gambar pergerakan lempeng :

Gambar 2.2 Pergerakan Lempeng

2. Bukti-Bukti Pergerakan Lempeng

Terdapat banyak bukti tentang terjadinya pergerakan lempeng di dunia


apalagi sekarang bermacam-macam ilmu bantu tentang lempeng sudah ada.
Bukti bahwa lempeng bergerak akibat arus konveksi yang terjadi di mantel
bumi adalah batuan basalt baru yang selalu muncul di pematang tengah
samudra, batuan basalt yang terbentuk memiliki pola pembalikan magnetik
yang teratur. Hal ini menunjukan bahwa pada saat basalt membeku, mineral
akan merekam pola magnetik kutub magnet bumi saat itu yang membuktikan
terjadinya pemekaran samudra.

xx
Dalam ilmu gempa juga dijelaskan bahwa posisi-posisi episentrum (lokasi
diatas permukaan bumi, diatas lokasi gempa) terkonsentrasi pada posisi
tertentu yang diyakini merupakan batas-batas lempeng. Hal ini disebabkan
batas lempeng tersebut merupakan zona yang secara tektonik sangat aktif
sehingga banyak menghasilkan gempabumi. Hal ini juga yang menjadi bukti
adanya penunjaman lempeng di bawah lempeng lain yang kemudian dikenal
dengan zona subduksi.
Informasi lainnya mengenai pergerakan lempeng datang dari studi
mengenai gunung api bawah permukaan. Contohnya adalah rangkaian gunung
api di kepulauan Hawaii, di mana dari hasil penentuan umur, umur batuan
vulkanik semakin tua pada gunung api yang semakin jauh dari Hawaii. Para
ahli meyakini bahwa hal ini terbentuk karena adanya hot spot, yaitu adanya
penaikan material mantel ke permukaan bumi. Pola umur batuan tersebut
dapat dijelaskan dengan mekanisme bahwa kerak samudra bergerak
sedangkan posisi hot spot tetap. Dengan demikian rangkaian gunung api yang
dihasilkan akan bergeser sesuai arah gerakan lempeng.

3. Dampak Pergerakan Lempeng Bagi Indonesia

Indonesia terletak diantara beberapa lempeng besar dunia yakni Pasifik,


India-Australia, dan Eurasia. Lempeng ini terus bergerak setiap tahunnya
akibat arus konveksi bumi Hal ini tentunya memberikan beberapa dampak
bagi Indonesia. Berikut dampak pergerakan lempeng yang terjadi di
Indonesia.
1)  Indonesia menjadi daerah rawan gempa dan tsunami. Hal ini terjadi jika
terjadi tumbukan antar lempeng besar tersebut. Contohnya seperti tsunami di
Aceh yang terjadi tahun 2004, dan gempa Yogyakarta 2006 silam.
2)   Terdapat gugusan gunung berapi di Indonesia yang berada mulai dari
Sumatera sampai Jawa. Keberadaan gunung api ini memberikan dampak
positif dan negatif. Dampak positifnya tanah disekitar gunung berapi subur
dan kaya akan barang tambang yang bisa dimanfaatkan. Dampak negatif
terjadi ketika letusan gunung berapi yang mengakibatkan kerugian pada
daerah yang terkena dampak. 

2.2 Gempa Bumi


2.2.1 Pengertian Gempa Bumi

Gempa bumi adalah guncangan di permukaan bumi disebabkan oleh


pergerakan yang cepat pada lapisan batuan terluar bumi. Gempa bumi
xxi
terjadi ketika energi yang tersimpan dalam bumi, biasanya dalam bentuk
tegangan pada batuan, secara tiba-tiba terlepas. Energi ini dirambatkan ke
permukaan bumi oleh gelombang gempa bumi. Atau dengan kata lain
gempa bumi adalah gerakan tibatiba atau suatu rentetan gerakan tanah yang
berasal dari suatu daerah terbatas dan menyebar dari titik tersebut ke segala
arah.

Menurut Teori Elastic Rebound yang dinyatakan oleh Seismolog


Amerika, Reid, (Bullen, 1965; Bolt 1985) menyatakan bahwa gempa bumi
merupakan gejala alam yang disebabkan oleh pelepasan energi regangan
elastis batuan, yang disebabkan adanya deformasi batuan yang terjadi pada
lapisan lithosfer. Deformasi batuan terjadi akibat adanya tekanan (stress)
dan regangan (strain) pada lapisan bumi. Tekanan atau regangan yang
terus-menerus menyebabkan daya dukung pada batuan akan mencapai
batas maksimum dan mulai terjadi pergeseran dan akhirnya terjadi patahan
secara tiba-tiba.

Mekanisme gempa bumi dapat dijelaskan secara singkat sebagai


berikut, jika terdapat 2 buah gaya yang bekerja dengan arah berlawanan
pada batuan kulit bumi, batuan tersebut akan terdeformasi, karena batuan
mempunyai sifat elastis. Bila gaya yang bekerja pada batuan dalam waktu
yang lama dan terus menerus, maka lama kelamaan daya dukung pada
batuan akan mencapai batas maksimum dan akan mulai terjadi pergeseran.
Akibatnya batuan akan mengalami patahan secara tiba-tiba sepanjang
bidang patahan. Setelah itu batuan akan kembali stabil, namun sudah
mengalami perubahan bentuk atau posisi. Pada saat batuan mengalami
gerakan yang tiba-tiba akibat pergeseran batuan, energi stress yang
tersimpan akan dilepaskan dalam bentuk getaran yang di kenal sebagai
gempa bumi. Garis putus-putus merupakan garis imajiner yang
menunjukkan 19 posisi batuan sebelum dan sesudah daya dukung batuan
terlampaui. Garis merah horizontal pada akhir proses deformasi merupakan
bidang sesar yang terjadi.

xxii
Gambar 2.3 Deformasi Batuan

Setiap kejadian gempa bumuani akan menghasilkan informasi seismik


berupa rangkaian gelombang seismik yang dapat dicatat atau direkam oleh
seismograf. Rekaman rangkaian gelombang seismik disebut dengan
seismogram. Setelah melalui proses pengumpulan, pengolahan dan
analisis maka akan didapat parameter gempabumi. Parameter gempabumi
meliputi: waktu kejadian, lokasi episenter, kedalaman sumber, dan
magnitudo.

2.2.2 Jenis-Jenis Gempa Bumi

Jenis-jenis gempa bermacam-macam, maka dari itu ada pengelompokkan


jenis jenis gempa yaitu :

 Berdasarkan penyebabnya gempa bumi diklasifikasikan menjadi menjadi


empat jenis, yaitu :
1. Gempa bumi tektonik
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas tektonik yaitu pergeseran
kulit bumi (lithosphere) yang umumnya terjadi di daerah patahan kulit
bumi. Gempa bumi jenis inilah yang menimbulkan kerusakan yang paling
besar karena magnitudo yang ditimbulkannya bisa besar.
2. Gempa bumi vulkanik
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas dari gunung berapi, baik
sebelum maupun saat meletusnya gunung berapi. Gempa bumi ini hanya
terasa di sekitar lokasi gunung api tersebut.
3. Gempa bumi runtuhan

xxiii
Gempa bumi ini terjadi karena adanya keruntuhan yang terjadi baik di
atas mapun di bawah permukaan tanah, Biasanya terjadi di daerah kapur
atau pada daerah pertambangan. Gempa bumi ini jarang terjadi dan
bersifat lokal, contohnya: tanah longsor, salju longsor, jatuhan batu dan
lain-lain.
4. Gempa bumi buatan
Gempa bumi jenis ini adalah getaran pada bumi akibat aktivitas dari
manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir ataupun palu yang dipukulkan
ke permukaan bumi dan biasanya untuk kegiatan ekplorasi.

 Berdasarkan kedalaman hypocenter, gempa bumi diklasifikasikan


menjadi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Gempa Bumi Dalam


Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat
gempa) berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam
kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu
berbahaya.
2. Gempa Bumi Menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya
berada antara 100 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa
bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan
getarannya lebih terasa.
3. Gempa Bumi Dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada
kurang dari 100 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya
menimbulkan kerusakan yang besar.

 Berdasarkan waktunya, gempa bumi diklasifikasikan menjadi menjadi 3


jenis, yaitu:
1. Gempa bumi utama (main shock)
Gempa bumi utama yaitu gempabumi yang terjadi pada goncangan awal
akibat deformasi yang di akibatkan oleh adanya interaksi antar lempeng.
2. Gempa bumi susulan (aftershock)

xxiv
Gempa bumi susulan merupakan gempa bumi yang terjadi setelah
datangnya gempabumi utama. Susulan berarti yang kedua, ketiga, dan
seterusnya. Ia berlaku di kawasan.
3. Gempa bumi swarm
Gempa bumi ini terjadi di zona labil seperti batuan kapur dengan
magnitude kecil sekitar 2-3 SR.

 Berdasarkan bentuk epicentre, gempa bumi diklasifikasikan menjadi


menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Gempa Sentral
Gempa bumi ini terjadi karena epicentrenya titik
2. Gempa Linier
Gempa bumi ini terjadi karena epicentrenya garis

 Berdasarkan jarak epicentre, gempa bumi diklasifikasikan menjadi


menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Gempa Lokal
Gempa bumi ini memiliki jarak epicenter kurang dari 10.000 Km
2. Gempa Jauh
Gempa bumi ini memiliki jarak epicenter sekitar 10.000 Km
3. Gempa Sangat Jauh
Gempa bumi ini memiliki jarak epicenter lebih dari 10.000 Km

2.2.3 Gelombang Seismik Gempa

Gelombang seismik adalah gelombang mekanis yang muncul akibat


adanya gempa bumi, sedangkan gelombang secara umum adalah fenomena
perambatan gangguan dalam medium sekitarnya. Gangguan ini mula-mula
terjadi secara lokal yang menyebabkan terjadinya osilasi atau pergeseran
kedudukan partikel-partikel medium, osilasi tekanan maupun osilasi rapat
massa, karena gangguan merambat dari suatu tempat ke tempat lain, berarti
ada transportasi energi. Gelombang seismik disebut juga gelombang elastik

xxv
karena osilasi partikelpartikel medium terjadi akibat interaksi antara gaya
gangguan (gradien stress) malawan gaya-gaya elastik.

Gelombang seismik dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok:

1. Gelombang Badan
Gelombang badan adalah gelombang yang merambat dalam badan medium,
yang berarti juga dapat merambat dipermukaan medium, yang mana dapat
dibedakan menjadi dua jenis:

a. Gelombang primer (P) atau gelombang longitudinal. Gelombang P atau


gelombang mampatan (compression wave), adalah gelombang yang
arah geraknya sejajar dengan arah arah perambatan gelombang.
Gelombang ini dapat merambatdi media padat maupun cair. Semakin
padat media yang dilewati kecepatannya semakin besar.

b. Gelombang sekunder (S) atau gelombang transversal. Gelombang S


atau gelombang sekunder (shear wave) adalah gelombang yang arah
geraknya tegk lurus dengan arah perambatan gelombang. Gelombang ini
tidak dapat merambat pada medium cair.

xxvi
Gambar 2.4 Gelombang Primer dan Gelombang Sekunder

2. Gelombang permukaan.

Gelombang permukaan adalah gelombang yang terjadi akibat interaksi


antara gelombang badan dengan bagian permukaan lapisan bumi terpandu
oleh suatu permukaan bidang batas medium. Gelombang permukaan dapat
dibedakan menjadi dua jenis:
a. Gelombang Rayleigh (R)

Gelombang Rayleigh adalah getaran partikel batuan yang bergerak


melingkar (circular orbit) berbentuk ellips terhadap arah perambatan
gelombang.
b. Gelombang Love (L)

Gelombang Love adalah getaran partikel dengan yang dihasilkan dari


interaksi antara SH-waves dengan permukaan tanah lunak dan tidak
memiliki komponen gerakan horizontal dari partikel.

xxvii
Gambar 2.5 Gelombang Love dan Gelombang Rayleigh

2.2.4 Skala Kekuatan Gempa


1. Skala Richter
Skala Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari
amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekaman
gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson, pada
jarak 100 kilometer dari pusat gempanya. Sebagai contoh, misalnya kita
mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang
terpasang sejauh 100 kilometer dari pusat gempanya, amplitudo
maksimumnya sebesar 1 mm, maka kekuatan gempa tersebut adalah log (10
pangkat 3 mikrometer) sama dengan 3,0 skala Richter. Skala ini diusulkan
oleh fisikawan Charles Richter.

Untuk memudahkan orang dalam menentukan skala Richter ini, tanpa


melakukan anggaran matematis yang berlilit, dibuatlah tabel sederhana
seperti gambar di samping ini. Parameter yang harus dikenali adalah
amplitudo maksimum yang terekam oleh seismometer (dalam milimeter) dan
beda waktu tempuh selang gelombang-P dan gelombang-S (dalam detik) atau

xxviii
jarak selang seismometer dengan pusat gempa (dalam kilometer). Dalam
gambar di samping ini dicontohkan sebuah seismogram mempunyai
amplitudo maksimum sebesar 23 milimeter dan selisih selang gelombang P
dan gelombang S adalah 24 detik maka dengan menarik garis dari titik 24 dt
di sebelah kiri ke titik 23 mm di sebelah kanan maka garis tersebut akan
memotong skala 5,0. Berlaku skala gempa tersebut sebesar 5,0 skala Richter.

Skala Richter pada mulanya hanya diproduksi kepada gempa-gempa


yang terjadi di daerah Kalifornia Selatan saja. Namun dalam
perkembangannya skala ini banyak diadopsi kepada gempa-gempa yang
terjadi di tempat lainnya. Skala Richter ini hanya cocok dipakai kepada
gempa-gempa dekat dengan magnitudo gempa di bawah 6,0. Di atas
magnitudo itu, anggaran dengan teknik Richter ini menjadi tidak representatif
lagi.

Perlu diingat bahwa anggaran magnitudo gempa tidak hanya


memakai teknik Richter seperti ini. Kadang-kadang terjadi kesalahpahaman
dalam pemberitaan di media tentang magnitudo gempa ini karena metode
yang dipakai kadang tidak dituturkan dalam pemberitaan di media, sehingga
mampu berlaku selang instansi yang satu dengan instansi lainnyanya
mengeluarkan agung magnitudo yang tidak sama.

Skala
Richter Efek gempa
< 2.0 Gempa kecil , tidak terasa
2.0-2.9 Tidak terasa, namun terekam oleh alat
3.0-3.9 Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan kerusakan
Mampu dikenali dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh
4.0-4.9
bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan.
Mampu menyebabkan kerusakan agung pada kontruksi pada ajang yang kecil.
5.0-5.9
Umumya kerusakan kecil pada kontruksi yang dirancang dengan baik
6.0-6.9 Mampu merusak ajang sampai jarak sekitar 160 kilometer
7.0-7.9 Mampu menyebabkan kerusakan serius dalam ajang lebih luas
8.0-8.9 Mampu menyebabkan kerusakan serius sampai dalam ajang ratusan mil
9.0-9.9 Menghancurkan ajang ribuan mil
10.0-
Terasa dan mampu menghancurkan sebuah benua
10.9
xxix
Skala
Richter Efek gempa
Mampu terasa di separuh sisi bumi. Biasanya hanya terjadi dampak tumbukan
11.0-
meteorit raksasa. Biasanya diikuti dengan gemuruh. Misalnya tumbukan
11.9
meteorit di teluk Chesepeak.
Mampu terasa di seluruh dunia. Hanya terekam sekali, masa tumbukan
12.0-
meteorit di semenanjung Yucatan, 65 juta tahun yang lalu yang membentuk
12.9
kawah Chicxulub
> 13.0 Belum pernah terekam

Tabel 2.1 Skala Richter

2. Skala Modified Mercalli Intensity (MMI)

Skala MMI adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan
ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe
Mercalli pada tahun 1902.
Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari
orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta
membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Oleh karena
itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan
perhitungan magnitudo gempa yang lain. Tetapi skala Mercalli yang
dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank
Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan
seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.
Berikut merupakan skala MMI sebagaimana dikutip dari situs BMKG :

xxx
MMI KETERANGAN

I Tidak terasa

II Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi

III Getaran dirasakan seperti ada kereta yang berat melintas.

IV Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding


rumah, benda tergantung bergoyang.
Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil
V
di atas rak mampu jatuh.
VI Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.

VII Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat
berjalan/berdiri.
VIII Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.

IX Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan tekuk.

X Jembatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor. Rel kereta api
bengkok.
XI Rel kereta api rusak. Bendungan dan tanggul hancur. Seluruh
bangunan hampir hancur dan terjadi longsor besar. Efek
bencana yang lain seperti tsunami, dan kebakaran.
XII Seluruh bangunan hancur lebur. Batu dan barang-barang terlempar
ke udara. Tanah bergerak seperti gelombang. Kadang- kadang aliran
sungai berubah. Pasir dan lumpur bergeser secara horizontal. Air
dapat terlempar dari danau, sungai dan kanal. Diikuti dengan suara
gemuruh yang besar. Biasanya bisa menyebabkan longsor besar,
kebakaran, banjir, tsunami di daerah pantai, dan aktivitas gunung
berapi. Pasir dan tanah halus terlihat meledak.

Tabel 2.2 Skala MMI


3. Skala Peak Ground Acceleration (PGA)
Percepatan adalah parameter yang menyatakan perubahan kecepatan
mulai dari keadaan diam sampai kecepatan tertentu. Percepatan getaran tanah
puncak atau Peak Ground Acceleration (PGA) adalah nilai percepatan
getaran tanah terbesar yang pernah terjadi di suatu tempat yang diakibatkan
oleh gelombang gempabumi. Percepatan getaran tanah maksimum yang
terjadi pada suatu titik tertentu dalam suatu kawasan dihitung dari akibat
semua gempabumi 21 yang terjadi pada kurun waktu tertentu dengan
memperhatikan besar magnitudo dan jarak hiposenternya, serta periode
xxxi
predominan tanah dimana titik tersebut berada (Kirbani, 2012). Percepatan
getaran tanah puncak adalah nilai percepatan getaran tanah yang terbesar
yang pernah terjadi di suatu tempat yang diakibatkan oleh gempa bumi.
Semakin besar nilai PGA yang pernah terjadi di suatu tempat, semakin besar
bahaya dan risiko gempa bumi yang mungkin terjadi. Efek primer gempa
bumi adalah kerusakan struktur bangunan baik yang berupa gedung
perumahan rakyat, gedung bertingkat, fasilitas umum, monumen, jembatan
dan infrastruktur struktur lainnya, yang diakibatkan oleh getaran yang
ditimbulkannya. (Ari Sungkowo, 2016).

Pengukuran percepatan tanah dilakukan dengan accelerograph yang


dipasang di lokasi penelitian. Akan tetapi apabila tidak dapat dilakukan
pengukuran di lokasi penelitian pengukuran percepatan tanah dapat
dilakukan dengan cara empiris, yaitu dengan pendekatan dari beberapa rumus
yang diturunkan dari parameter gempa bumi. Perumusan ini tidak selalu
benar bahkan dari satu metode ke metode lainnya tidak selalu sama, namun
cukup memberikan gambaran umum tentang PGA.

4. Skala Kekuatan Momen (Mw)


Skala kekuatan moment dikenalkan pada 1979 oleh Tom Hanks dan
Hiroo Kanamori sebagai pengganti skala Richter dan dipakai oleh
seismologis untuk membandingkan energi yang dilepas oleh sebuah gempa
bumi. Kekuatan moment   yaitu sebuah angka tanpa dimensi yang
didenifinisikan sebagai berikut

di mana   yaitu Moment seismik (menggunakan satu newton metre [N·m]


sebagai moment).
Sebuah peningkatan satu tahap dalam skala logaritmik ini berfaedah sebuah
peningkatan 101,5 = 31,6 kali dari banyak energi yang dilepas, dan sebuah
peningkatan 2 tahap berfaedah sebuah peningkatan 103 = 1000 kali kekuatan
awal.

2.2.6 Parameter Gempa Bumi


xxxii
Parameter gempa bumi merupakan informasi yang berkaitan dengan
kejadian gempa bumi. Paramtere gempa bumi ini meliputi waktu kejadian
(origin time), lokasi episenter, kedalaman sumber gempa bumi, dan
magnitudo. 21 Waktu kejadian gempabumi (origin time) adalah waktu
terlepasnya akumulasi tegangan (stress) yang berbentuk penjalaran
gelombang gempa bumi dan dinyatakan dalam hari, tanggal, bulan, tahun,
jam, menit dan detik dalam satuan UTC (Universal Time Coordinated)
Episenter adalah titik dipermukaan bumi yang merupakan refleksi
tegak lurus dari hiposenter atau focus gempa bumi. Lokasi episenter
dibuat dalam sistem koordinat kartesian bola bumi atau sistem koordinat
geografis dan dinyatakan dalam derajat lintang dan bujur. Kedalaman
sumber gempa bumi adalah jarak hiposenter dihitung tegak lurus dari
permukaan bumi. Kedalaman dinyatakan oleh besaran jarak dalam satuan
kilometer (km).
Intensitas gempa bumi merupakan ukuran gempa bumi yang pertama
kali digunakan untuk menyatakan besar gempa bumi sebelum manusia
dapat mengukur besarnya gempa bumi dengan alat. Ukuran ini dapat
diketahui dengan cara melakukan pengamatan langsung efek gempa bumi
terhadap manusia, struktur bangunan dan lingkungan pada suatu lokasi
tertentu.
Magnitudo gempa bumi adalah parameter gempa bumi yang
berhubungan dengan besarnya kekuatan gempa bumi di sumbernya. Jadi
pengukuran magnitudo yang dilakukan di tempat yang berbeda, harus
menghasilkan harga yang sama walaupun gempa bumi yang dirasakan di
tempat-tempat tersebut tentu berbeda.

2.2.6 Akibat Gempa Bumi


Adapun akibat gempa bumi yang ditinjau dari beberapa segi yaitu
dampak fisik dan dampak sosial.
1. Dampak fisik :
 Bangunan banyak yang hancur atau roboh.

 Tanah longor akibat goncangan.

 Jatuhnya korban jiwa.

 Permukaan tanah menjadi merekat, retak dan jalan menjadi putus.

 Banjir karena rusaknya tanggul.

xxxiii
 Gempa dasar laut dapat menyebabkan tsunami, dsb.

2. Dampak sosial :
 Menimbulkan kemiskinan.

 Kelaparan.

 Menimbulkan penyakit.

 Bila pada sekala yang besar (dapat menimbulkan tsunami yang


besar), bisa melumpuhkan politik, sistem ekonomi, dsb.

2.2.7 Cara Mengantisipasi Gempa Bumi


1. Sebelum Terjadi Gempa

Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu/masyarakat sebelum terjadi


gempa adalah sebagai berikut:

 Pastikan kita mengetahui jalan yang paling aman untuk meninggalkan


rumah jika terjadi gempa.
 Tentukan tempat yang aman untuk bertemu dengan anggota keluarga
jika terjadi gempa.
 Periksa apakah rumah kokoh fondasinya.
 Letakkan barang yang besar dan berat di bagian bawah.
 Simpanlah barang pecah belah di bagian bawah rak yang dapat dikunci.
 Segera perbaiki kabel-kabel yang rusak.
2. Saat Terjadi Gempa

Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu/masyarakat saat terjadi gempa


adalah sebagai berikut:

 Utamakan keselamatan diri, bukan barang.


 Lari secepat mungkin keluar ruangan atau rumah.
Carilah tanah lapang.
 Jika tidak mungkin untuk melarikan diri dari dalam bangunan, carilah meja
atau benda lain yang kuat yang dapat dipakai untuk berlindung.

xxxiv
 Jauhi jendela kaca, kompor, atau peralatan rumah yang mungkin akan
jatuh.
 Jika kamu berada di pegunungan, waspadalah terhadap runtuhan batu dan
tanah longsor.
 Jika kamu berada di pantai, segeralah berlari ke daerah yang agak tinggi
karena gempa di dasar laut dapat menyebabkan tsunami.
 Waspadalah akan kemungkinan gempa susulan.
 Berdoa, Mohon perlindungan dari Sang pencipta.
3. Setelah Terjadi Gempa Bumi

Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu/masyarakat setelah terjadi


gempa adalah sebagai berikut”

 Jauhi bangunan yang rusak atau pohon yang miring.


 Jauhi kabel atau instalasi listrik lainnya.
 Periksa dan tolong diri sendiri, kemudian menolong orang terdekat yang
memerlukan bantuan.
 Hubungi serta cek keluarga dan sanak keluarga.
 Hubungi pihak-pihak yang dapat memberikan pertolongan.
4. Penyelamatan dan Pemulihan Pasca Gempa

Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu/masyarakat untuk


penyelamatan dan pemulihan akibat gempa adalah sebagai berikut:

 Melakukan evakuasi dan mendirikan tenda-tenda pengungsian bagi korban.


 Melakukan penyelamatan.
 Menyediakan bantuan medis.
 Menyediakan MCK (mandi, cuci, kakus), air minum, dan makanan.
 Menyediakan pendidikan darurat.
 Melakukan pemulihan psikologis pada korban.
 Memperbaiki dan membangun kembali gedung, sarana, dan fasilitas
lainnya.

xxxv
2.2.8 Alat Pengukur Gempa

Alat pengukur gempa yaitu seismograf. Seismograf terdiri dari 3 bagian


yaitu; jarum, benda stationer (massa Stationer), dan pita. Jika terjadi
gempa, massa stasioner dan jarum yang terletak padanya tetap. Yang
bergerak adalah benda yang berisi pita roll yang dipancangkan ditanah.
Karena ujung jarun menempel pada pita roll, maka ketika terjadi gempa
akan tergambar getaran gempa pada pita tersebut. Pita itulah yang disebut
sebagai Seismogram.

Adapun jenis-jenis seismograf, yaitu:

a. Seismograf Horizontal

Gambar 2.6 Seismograf Horizontal

Seismograf Horizontal berfungsi untuk mencatat getaran bumi


pada arah mendatar. Pada Seismograf Horizontal, massa stasioner
digantung dengan sebuah tali. Dibagian bawah terdapat jarum yang
ujungnya menyentuh roll pita, yang selalu berputar searah jarum jam.
Tiang penompang roll pita terpancang pada tanah. Pada waktu terjadi
gempa, roll pita bergetar, sedang massa stasioner dan jarum jam tetap.

Maka terbentuklah goresan pada roll pita tersebut yang disebut


Seismogram.

xxxvi
b. Seismograf Vertikal

Seismograf Vertikal berfungsi untuk mencatat getaran gempa


vertikal. Massa Stasioner pada Seismograf vertikal ditahan oleh sebuah
pegas (P) dan sebuah tangkai berengsel. Ujung massa stasioner yang
berjarum disentuhkan pada roll pita yang selalu bergerak searah jarum
jam.
Dengan menggunakan alat pengukur gempa, seismograf vertikal dan
seismograf horizontal gempa yang terjadi baik gempa vertikal maupun
gempa horizontal akan tercatat dan terdeteksi. Untuk mengetahui
keakuratan data gempa yang diperoleh, maka lebih baik jika pada
sebuah stasion BMG di pasang 3 alat pengukur gempa atau Seismograf.
Yaitu 2 pasang Seismograf Horizontal yang dipasang arah utara-selatan
dan arah timur–barat, serta satu seismograf Vertikal. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui dari arah mana getaran gempa terjadi.

xxxvii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi
akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi).
Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami
selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer.
Momen magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk
seluruh dunia.
Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat
ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.
3.2 Saran

Melalui pembahasan dalam makalah ini diharapkan mahasiswa, maupun para


pembaca mampu dan mau mengetahui dan memahami struktur geologi bumi, tentang
gempa bumi, proses terjadinya gempa bumi, penyebab terjadinya gempa bumi, akibat
yang ditimbulkan, dan solusi dalam menanggulangi dampaknya.

38
DAFTAR PUSTAKA

 http://bpbd.bandaacehkota.go.id/2018/08/05/pengertian-gempa-bumi-
jenis-jenis-penyebab-akibat-dan-cara-menghadapi-gempa-bumi/
 https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/2754/05.3%20bab
%203.pdf?sequence=9&isAllowed=y
 http://p2k.unimus.ac.id/id1/1-3040-2937/Skala-Richter_39377_p2k-
unimus.html
 https://wiki.edunitas.com/ind/114-10/Magnitudo-
Gempa_92156__eduNitas.html
 http://teguhdwiimanda.blogspot.com/2016/02/teori-tektonik-
lempeng.html

39

Anda mungkin juga menyukai