OLEH
AHMAD HIFZILLAH
NIM 1220301002
PROGRAM STUDI
TEKNIK ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhana wataala yang telah
melimpahkan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun
Proposal Proyek Akhir dengan judul Sistem pendeteksi bencana alam berbasis WSN.
Proposal Proyek Akhir ini disusun bukan hanya sekedar sebagai syarat akademis
untuk menyelesaikan program D4 Teknik Elektronika Telekomunikasi. Akan tetapi,
penulis juga berharap proposal proyek akhir ini diakui dan kemudian dikembangkan
untuk mendapatkan nilai guna yang tinggi untuk perkembangan teknologi saat ini.
Untuk menyelesaikan proyek akhir ini, penulis memegang penuh teori selama
kegiatan perkuliahan berlangsung, bimbingan dari dosen pembimbing, serta pihakpihak lain yang sangat membantu hingga akhirnya proyek akhir ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa penulis adalah seorang makhluk yang tidak
sempurna, yang tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
penulis menerima setiap kritik dan saran dari pembaca untuk kebaikan penulis di
masa yang akan datang.
Pekanbaru, 30 Juli 2015
Penulis
RINGKASAN
Dengan berkembangnya jaringan sensor nirkabel (Wireless Sensor Network / WSN),
aplikasi untuk jaringan sensor nirkabel juga semakin bervariasi. Hadirnya teknologi
baru ini semakin mempermudah kita untuk melakukan pemantauan lingkungan
(environment monitoring), terutama pemantauan bencana alam seperti tanah longsor
dan gempa bumi. Dengan mengaplikasikan jaringan sensor nirkabel pada tanah
longsor dan gempa bumi, maka kita akan semakin mudah memahami karakteristik
pergerakan tanah, kelembapan tanah dan curah hujan, sehingga dapat dihasilkan
suatu sistem yang dapat memantau serta mendeteksi kapan tanah longsor dan
gempa bumi terjadi dan mengetahui bagaimana sifat dari longsor dan gempa
tersebut. Penelitian dilakukan dengan cara mengukur pergeseran tanah volume curah
curah hujan dan kelembaban tanah pada daerah yang berpotensi tinggi mengalami
longsor dan gempa bumi, dengan memanfaatkan tiga sensor dan mikrokontroller
arduino. Alat ini mampu mengukur pergeseran tanah, volume curah hujan dan
kelembaban tanah pada daerah tersebut, dan data tersebut dikirimkan menuju server
dengan menggunakan KYL, sehingga hasilnya dapat dilihat masyarakat luas, dan
tentu saja diharapkan mampu mengurangi dampak dari longsor dan gempa bumi itu
sendiri.
Kata Kunci : WSN, sensor nirkabel, longsor dan gempa bumi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
RINGKASAN...............................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................iv
DAFTAR TABEL...........................................................................................v
I PENDAHULUAN........................................................................................1
I.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
Mikrokontroller Arduino.............................................................................. 10
III PERANCANGAN....................................................................................15
III.1 Blok Diagram Sistem dan Cara Kerja Sistem...................................................15
III.2 Flowchart Sistem............................................................................................. 16
VI JADWAL DAN ANGGARAN BIAYA.............................................................18
VI.1 Jadwal.............................................................................................................. 18
V.2 Biaya................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................19
DAFTAR GAMB
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
2.
2.
2.
2.
3.
3.
3.
3.
1
2
3
4
1
2
3
4
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang...................8
Tabel 4. 1 Jadwal Pengerjaan Tugas Akhir.....................................................................17
Tabel 4. 2 Perkiraan Biaya............................................................................................ 17
I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Bencana alam merupakan suatu fenomena alam yang tidak dapat dihindari.
Fenomena tersebut hampir terjadi di berbagai belahan bumi. Bencana alam ini dapat
berupa perubahan permukaan bumi, perubahan cuaca, serta dan berbagai gejala alam
yang dapat mengakibatkan bencana alam. Salah satu bencana alam yang sering
terjadi adalah tanah longsor dan gempa bumi. Indonesia adalah negara yang rawan
terjadi tanah longsor dan gempa bumi karena letaknya yang berada di lempengan
bumi yang labil. Setiap terjadi tanah longsor dan gempa bumi besar, banyak nyawa
serta harta benda yang hilang akibat bencana tersebut.Sistem peringatan dini sangat
diperlukan untuk menghindari resiko dari tanah longsor dan gempa bumi.
Tanah longsor dan gempa bumi di berbagai daerah merupakan kejadian yang
berbahaya bagi manusia dan dapat menimbulkan kerugian secara material. Peristiwa
bencana alam tidak mungkin dihindari, tetapi dapat dilakukan dengan memperkecil
resiko yang disebabkan oleh bencana alam tersebut. Salah satu cara untuk mengatasi
hal tersebut yaitu diperlukannya sistem monitoring pendeteksian dan peringatan dini
bencana (Early Warning System) longsor yang akurat. Teknologi Wireless Sensor
Network (WSN) atau Jaringan Sensor Nirkabel (JSN) digunakan sebagai salah satu
alternatif dalam pendeteksi dini terjadinya tanah longsor dan gempa bumi tersebut.
Dari persoalan di atas, maka perlu adanya alat yang dapat memonitoring aktifitas
tanah longsor dan gempa bumi secara lebih efisien. Pada teknologi deteksi tanah
longsor dan gempa bumi yang masih konvesional, sering ditemui kendala dalam
pengumpulan data, serta adanya ketergantungan pada tenaga manusia dalam
mengoprasikan alat konvensional tersebut. Hal ini menjadi penting untuk
dikembangkan, menginggat bencana alam gempa bumi merupakan bencana alam
yang cukup sering terjadi, dan terjadi pada kurun waktu yang begitu cepat, sehingga
kesigapan dalam sistem deteksi tanah longsor dan gempa bumi sangatlah penting
nilainya.
Joko priyanto (2015) dalam perancangannya, metode pendeteksian dalam
mengukur jarak pergeseran tanah yang terjadi adalah dengan menggunakan 2 (dua)
teknik sekaligus, yang keduanya menggunakan jenis sensor yang berbeda. Sensor
utama adalah LVDT (Linear Variable Diferential Transformer) yang bertugas
mendeteksi serta mengukur jarak pergeseran tanah. Dan sensor pendukung yaitu
Potensiometer geser yang dipasang dalam rentang lintasan dari area pendeteksian
LVDT, guna mengetahui pada koridor/titik mana pergeseran tersebut terjadi. Dalam
penelitian tersebut parameter yang digunakan hanya dari segi pergeseran tanah.
(Priyanto 2015)
Pada penelitian, Iswanto, Nia Maharani Raharja, Alif Subardono (2009), membuat
sistem peringatan dini tanah longsor berbasis atmega8535. Secara umum, pengujian
sistem peringatan dini tanah longsor yang telah dibuat akan mengamati pada tiga hal,
yaitu kinerja sensor curah hujan, kinerja sensor tanah longsor, serta interaksi dengan
aparat desa saat terjadi pergeseran tanah. Pengembangan dari penelitian ini yaitu
penambahan sensor kelembaban tanah, dimana kelembaban tanah sangat
mempengaruhi terjadinya longsor. (Iswanto, Raharja dan Subandono 2009)
Pada penelitian Muhammad Andang Novianta dalam rancangan sistem yang akan
dilakukan merupakan disain low cost yang berorientasi pada disain sederhana tapi
memiliki tingkat keakurasian tinggi, sehingga dibagi menjadi dua metode penelitian
yaitu perangkat keras dan perangka lunak. Untuk perangkat keras yang dirancang
merupakan bentuk rancang bangun aplikasi sensor getaran berbasis piezoelectric dan
mikrokontroler AT89C5. Cara kerja sistem merupakan bentuk aplikasi getaran gempa
bumi berbasis piezoelectric dan mikrokontroler yang dilengkapi dengan penampil LCD.
Secara prinsip sistem akan mendeteksi arah gelombang perambatan gempa bumi
dalam arah vertikal maupun horisontal dan mengolah level sinyalnya untuk digunakan
sebagai acuan penggerak alarm. (Novianta 2012)
Dalam pengembangan proyek ini sensor yang digunakan yaitu ada tiga, pertama
sensor pergeseran tanah, curah hujan dan kelembaban tanah, dimana dengan
ditambahnya ketiga sensor ini akan lebih cepat mengetahui perubahan apa yang
terjadi pada tanah dan mengetahui hal apa yang akan terjadi selanjutnya. Selain itu
penambahan pada proyek ini yaitu sistem penerimanya berbasis WSN sehingga bisa
digunakan didaerah manapun.
I.2 Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan diselesaikan pada proyek akhir ini adalah
sebagai berikut :
1.
3. Bagaimana cara setiap modul pengukur dapat mengirim data secara Wireless
Sensor Network.
1.
2.
I.5 Manfaat
Selain sebagai media bagi masyarakat dalam menanggulangi bencana longsor
sedini mungkin, manfaat lain dengan adanya alat ini adalah meningkatkan kesadaran
masyarakat itu sendiri dalam metode penanganan dan pengevakuasian bencana.
Sehingga mampu meminimalkan jumlah korban akibat dari bencana longsor dan
gempa bumi yang terjadi.
I.6 Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam penyusunan proyek akhir ini adalah:
1. Studi Literatur
Mempelajari referensi yang berhubungan dengan sistem pendeteksi bencana alam
seperti longsor dan gempa bumi.
2. Diskusi dan konsultasi
Melakukan diskusi dan konsultasi dengan dosen pembimbing dan teman-teman
yang memiliki tema proyek akhir yang sama.
3. Perancangan, simulasi, dan optimasi hasil simulasi sistem
Merancang sistem berdasarkan hasil survei sekaligus simulasi dan optimasi hasil
simulasi sistem jika tidak sesuai yang diharapkan.
4. Implementasi dan evaluasi sistem
Melakukan optimasi hasil evaluasi berguna untuk menyempurnakan kinerja sistem
agar bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
5. Analisis dan penulisan laporan
Dalam penulisan laporan ini akan mengacu pada pedoman penulisan ilmiah, dalam
hal ini penulisan proyek akhir yang bentuk bakunya telah diatur oleh pihak
Politeknik Caltex Riau.
I.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan proyek akhir ini digambarkan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi hal-hal yang melatar belakangi pemilihan judul proyek akhir,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, serta metodologi dalam
pembuatan proyek akhir ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian tinjauan pustaka ini akan dikemukakan teori teori yang digunakan
sebagai referensi dalam proses perancangan serta pembuatan proyek akhir. Adapun
landasan teori dari proyek akhir ini antara lain penulisan-penulisan sebelumnya
dengan jarak tahun yang masih baru.
BAB III PERANCANGAN
Bab ini menjelaskan tentang penjelasan singkat mengenai proyek akhir, blok
diagram sistem, cara kerja sistem, perancangan sistem yang dilakukan..
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang referensi untuk membuat proyek akhir
II TINJAUAN PUSTAKA
sebagai sensor untuk memantau regangan tanah hingga maksimal 5 cm. Ketika hujan
lebat turun dan retakan tanah melebar sampai jarak 5 cm, maka sistem pada alat
akan menganggap kondisi tersebut sudah dalam keadaan bahaya longsor. Keadaan
bahaya yang dimaksud dibagi dalam dua level alarm. Level alarm pertama muncul
pada saat curah hujan mencapai 50mm/hour sebagai tanda siap siaga bagi
masyarakat. Level alarm kedua muncul ketika pergeseran ekstensometer telah
mencapai 5cm, sebagai tanda untuk melakukan evakuasi. Bentuk alarm peringatan
yang digunakan saat level alarm pertama adalah menggunakan alat tradisional seperti
kentongan. Namun jika kondisi meningkat sampai level alarm kedua, maka sirine
akan berbunyi sebagai tanda bagi masyarakat untuk langsung melakukan evakuasi.
(Fatani 2007)
II. 1.3 Sistem Peringatan Dini Tanah Longsor Berbasis Atmega8535
Pada penelitian ini, Iswanto, Nia Maharani Raharja, Alif Subardono (2009),
membuat sistem peringatan dini tanah longsor berbasis atmega8535. Secara umum,
pengujian sistem peringatan dini tanah longsor yang telah dibuat akan mengamati
pada tiga hal, yaitu kinerja sensor curah hujan, kinerja sensor tanah longsor, serta
interaksi dengan aparat desa saat terjadi pergeseran tanah.
Berikut blok diagram sistem yang digunakan.
tapi memiliki tingkat keakurasian tinggi, sehingga dibagi menjadi dua metode
penelitian yaitu perangkat keras dan perangka lunak. Untuk perangkat keras yang
dirancang merupakan bentuk rancang bangun aplikasi sensor getaran berbasis
piezoelectric dan mikrokontroler AT89C5. Cara kerja sistem merupakan bentuk aplikasi
getaran gempa bumi berbasis piezoelectric dan mikrokontroler yang dilengkapi
dengan penampil LCD. Secara prinsip sistem akan mendeteksi arah gelombang
perambatan gempa bumi dalam arah vertikal maupun horisontal dan mengolah level
sinyalnya untuk digunakan sebagai acuan penggerak alarm. Pada saat getaran
gelombang gempa terdeteksi oleh bagian vibration sensor, bagian ini akan
mengkonversi sinyal getaran tersebut menjadi sinyal listrik berlevel AC. Sinyal
tersebut masih memiliki level yang sangat kecil sehingga perlu dikuatkan terlebih
dahulu menggunakan bagian signal amplifier. Sinyal AC hasil penguatan bagian signal
amplifier, kemudian dikuatkan dan disearahkan menjadi tegangan DC menggunakan
bagian buffer. Tegangan DC hasil proses inilah yang diinisialisasi oleh saluran input
bagian ADC sebagai level sinyal getaran gempa yang terdeteksi. Tegangan DC yang
disalurkan ke bagian ADC untuk dikonversi menjadi data digital dalam format 8 bit.
Data digital inilah yang diolah oleh bagian mikrokontroler dan ditampilkan nilainya ke
LCD. (Novianta 2012)
II.1.5 Sistem Deteksi Gempa Bumi Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel
Pada penelitian ini Bagus Seto Wahyono, membuat sistem deteksi gempa bumi
berbasis jaringan sensor nirkabel. Pada metodologi penelitian tugas akhir ini dibagi
menjadi dua tahap, yaitu yang pertama ialah pengukuran simulasi gempa bumi
dengan mengunakan seismograf pada shaking table, dan yang kedua ialah
pengukuran dengan menggunakan sistem jaringan sensor nirkabel yang telah kita
rancang. Kemudian dari dua pengukuran tersebut dapat kita analisa dari tiap-tiap
pengukuran, yang kemudian akan ditarik sebuah kesimpulan. Pada tugas akhir kali ini
sistem deteksi gempa bumi berbasis jaringan sensor nirkabel dibangun dengan cara
menyebar ke tiga node yang telah diinject dengan program ke dalam bak shaking
table. Peletakkan ke tiga node yang telah disebar dilakukan ketika node dalam
keadaan on, kemudian node akan di diamkan selama 15 detik, kemudian setelah
memasuki detik ke 15, shaking table dinyalakan sehingga akan terjadi permodelan
gempa bumi yang dilakukan oleh shaking table. Dari hasil analisa yang dilakukan ,
beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah:
1. Jaringan sensor nirkabel sesuai apabila digunakan sebagai sistem pemantauan
bencana alam dalam hal ini gempa bumi.
2. Dalam pembacaan gempa bumi, jaringan sensor nirkabel dirancang agar dapat
membaca PGA (Peak Ground Acceleration) pada permukaan tanah yang lunak
maupun permukaan tanah yang solid.
3. Pembacaan hasil simulasi gempa bumi juga cukup akurat, dengan tingkat
akurasi yang cukup tinggi, yaitu dengan Fault Tolerance hingga 0,7 %. (Wahyono
7
2013)
II.2 Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Proyek Akhir Penulis
Tabel 2. 1 Perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang
Uraian
Joko priyanto
Muhammad
Andang
Iswanto, Nia
Novianta
Maharani
Fathani
(2007)
Bagus Seto
Wahyono
Penelitian
Penulis
Raharja, Alif
Subardono
Rancang
Sistem
Sistem
Alat yang
Bangun
Peringatan Deteksi Dini
Dihasilkan
Pendeteksi
Gempa
Dini Tanah
Longsor Dan
Pergeseran
Longsor Dengan Piezo
Tanah
Elektrik
Berbasis
Menggunakan
Berbasis
Sensor Lvdt Atmega8535
Mikrokontrole
Berbasis
Mikrokontroler
r At89c51
Pengontrol SMS
SMS
LCD
Mikrokontr
oler
Atmega 8535
Atmega
8535
Sensor
Pergeseran
tanah
Curah hujan,
pergeseran
tanah
Mikrokontrol
er At89c51
Vibrations
Sensor
Alat Deteksi
Longsor
SMS
Sistem
Sistem Pendeteksi
Deteksi
Bencana Alam
Gempa Bumi
Berbasis Wsn
Berbasis
Jaringan
Sensor
Nirkabel
GSM
Atmega 8535
Extensometer
KYL
Arduinoo
Acceleromete
r
Pergeseran
tanah, curah
hujan,
kelembaban
tanah
Wireless Sensor Network (WSN) adalah suatu infrastruktur jaringan wireless yang
menggunakan sensor untuk memonitoring fisik atau kondisi lingkungan sekitar, seperti suhu, suara,
getaran, gelombang elektromagnetik, tekanan, gerakan, dan lainlain. Masingmasing node dalam
jaringan sensor nirkabel biasanya dilengkapi dengan radio tranciever atau alat komunikasi wireless
lainnya, mikrokontroler kecil, dan sumber energi, biasanya baterai.
Dengan adanya teknologi WSN, memungkinkan peneliti untuk mendapat
informasi yang maksimal tanpa harus berada di area sensor. Informasi dapat diakses
dari jarak jauh melalui gadget seperti laptop, remote control, server dan sebagainya.
Simpel / praktis / ringkas karena tidak perlu ada instalasi kabel yang rumit dan dalam
kondisi geografi tertentu sangat menguntungkan.
Sensor menjadi bersifat mobile, artinya pada suatu saat dimungkinkan untuk memindahkan
sensor untuk mendapat pengukuran yang lebih tepat tanpa harus khawatir mengubah disain
ruangan maupun susunan .
gambar 2.2 terlihat bahwa WSN dibangun dari Access Point dan Sensor Point. Sensor
Point dapat juga dikatakan sebagai pemroses data analog dari perubahan sensor.
Aplikasi ini menggunakan BASCOM-AVR yang memanfaatkan fitur dari Microcontroller
ATMega 8535. Data analog sensor akan diubah menjadi digital untuk kemudian dikirim
ke Access Point melalui media Wireless. (Irwanto. M 2012)
Agus Bejo (2007) menjelaskan bahwa Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram
berulang kali, baik ditulis atau dihapus. Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan
manual pada perangkat elektronika. Dalam Datasheet Arduino dijelaskan bahwa Arduino adalah kit
mikrokontroler yang multifungsi dan penggunaannya sangat mudah. Sebenarnya Arduino ini
dirancang untuk pemula, tetapi pada faktanya banyak dipakai oleh professional untuk membuat
proyek-proyek elektronika. Saat ini Arduino telah populer dan sudah banyak digunakan untuk
membuat proyek-proyek seperti drum digital, pengontrol LED, web server, MP3 player, pengendali
robot, pengendali motor, sensor suhu/kelembaban, pengontrol kamera, dan lain lain.
Jika dilihat dari sisi robotika, Mikrokontroler adalah pengendali mikro yang berbentuk chip
atau IC yang dapat diprogram menggunakan komputer. Di dalam chip tersebut terdapat ruang untuk
menyimpan program dan ruang menyimpan data (EEPROM). Mikrokontroler adalah otak
elektronik yang dapat mengendalikan perangkat-perangkat elektronik lain nya. Oleh karena itu
mikrokontroller sering digunakan untuk mengendalikan relay, menampilkan gambar di LCD, dan
lain lain.
Kesulitan utama bagi pemula yang ingin membuat proyek mikrokontroler adalah dalam
membuat program dan menanamkan program itu pada chip mikrokontroler. Tetapi beruntunglah
sekarang ada sebuah kit mikrokontroler yang bisa membantu kita mempelajari mikrokontroler atau
membuat robot. Nama kit tersebut adalah Arduino. Arduino merupakan proyek open source. Artinya
desain hardware maupun software terbuka untuk umum dan bisa dikembangkan sendiri. Walaupun
10
demikian, bagi seorang pemula mikrokontroler tentu akan repot saat membuat Arduino Board nya,
karena untuk membuatnya diperlukan sebuah chip programmer, dimana kegunaan chip programmer
ini adalah untuk menanamkan bootloader Arduino pada chip.
Kegunaan Arduino tergantung kepada user yang membuat program. Arduino bisa digunakan
untuk mengontrol LED, bisa juga digunakan untuk mengontrol helikopter. Contoh yang sudah
pernah dibuat adalah MP3 player, pengontrol motor, mesin CNC, monitor kelembaban tanah,
pengukur jarak, penggerak servo, balon udara, pengontrol suhu, monitor energi, pembaca RFID,
drum elektronik, GPS logger, monitoring bensin dan lain lain.
Dari penjelasan diatas, sebenarnya masih terdapat beberapa kelebihan dari mikrokontroller arduino
ini, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Tidak perlu perangkat chip programmer karena di dalamnya sudah ada bootloader yang akan
menangani upload program dari komputer.
2. Sudah memiliki sarana komunikasi USB, sehingga pengguna Laptop yang tidak memiliki
port serial/RS323 bisa menggunakan nya.
3. Bahasa pemrograman relatif mudah karena software Arduino dilengkapi dengan kumpulan
library yang cukup lengkap.
4. Memiliki modul siap pakai (shield) yang bisa ditancapkan pada board Arduino. Misalnya
shield GPS, Ethernet, SD Card, dan lain lain.
Bahasa pemrograman yang digunakan pada Arduino adalah bahasa C. Tetapi bahasa ini
sudah dipermudah menggunakan fungsi-fungsi yang sederhana sehingga para pemula bisa
mempelajarinya dengan cukup mudah. Untuk membuat program Arduino dan mengupload ke
dalam board Arduino, maka dibutuhkan software Arduino IDE (Integrated Development
Enviroment). (Irwanto. M 2012)
II.3.4 Sensor Pergeseran Tanah
Sensor pergeseran pada prinsipnya dirancang dan dibuat untuk dapat
mendeteksi pergeseran antar lempeng dari suatu tebing. Sensor ini dirancang dengan
11
12
II.3.7 KYL-500S
Kyl 500S digunakan sebagai media transmisi untuk mengirimkan data yang terdeteksi oleh
sensor-sensor tanpa kabel (nircable). Untuk dapat mengirimkan data serial melalui udara minimal
diperlukan suatu device yang dapat melakukan proses penumpangan data serial digital ke frekuensi
pembawa dengan frekuensi yang lebih tinggi untuk kemudian dipancarkan ke udara. Salah satu
contoh device yang dapat melakukan hal tersebut adalah modul KYL-500S Wireless Transceiver.
Modul KYL-500S Wireless Data Transceiver dapat mengirimkan dan menerima data serial
melalui media udara, dengan frekuensi 433/868/915 MHz dan baud rate sebesar 9600 bps.
Penggunaan modul tersebut cukup praktis karena dari segi ukuran tersebut bekerja dengan supply
antara 3,3 sampai 5 VDC. Begitu pula data yang di terima, akan di ambil oleh mikrokontroler
secara serial. Jarak yang bisa ditempuhnya sekitar 100 m 1Km. (Irwanto. M 2012)
Panel solar adalah sebuah alat yang bisa menghasilkan energi listrik dengan bantuan tenaga
matahari. Alat ini bisa mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Ada banyak keuntungan
yang bisa dapatkan apabila menggunakan solar panel ini. Panel solar merupakan alat penyedia
listrik yang ramah lingkungan. Tanpa polusi dan limbah. Dengan menggunakan solar panel, Juga
bisa berinteraksi langsung untuk mengurangi global warming.
Keuntungan lain yang bisa dapatkan adalah dengan menggunakan solar panel bisa mengurangi
biaya listrik di rumah. Karena solar panel ini menggunakan energi yang tidak pernah habis dan
gratis yaitu tenaga surya. Jadi sekali beli atau invest, nikmati untuk bertahun-tahun kemudian.
13
III PERANCANGAN
Pada bab ini menjelaskan tentang uraian singkat mengenai proyek akhir, blok
diagram sistem, cara kerja sistem, perancangan sistem yang akan dilakukan.
14
Sensor
pergeseran/ge
tar tanah
Sensor
kelembaban
tanah
Sensor curah
hujan
Mikrokontrol
KYL
KYL
Laptop/PC
15
Pengolahan
data pada
Data dikirim
oleh kyl
Selesai
Mulai
Pengumpulan data
Data diproses
Data
ditampilkan
16
Selesai
Gambar 3. 4 Flowchart sistem
pengirim
Sesuai dengan gambar flowchart diatas bahwa sistem terbagi menjadi dua
bagian, yaitu bagian pengirim dan bagian penerima. Maka flowchart pun dibuat
menjadi dua flowchart. Di bagian pengirim terdapat sensor-sensor yang akan di olah
oleh mikrokontroler. Kemudian data akan dikirimkan melalui KYL, data dari semua
sensor di ambil kemudian di olah pada mikro lalu data akan dikirim melalui KYL.
Pada bagian penerima seperti flowchart dapat dijelaskan bahwa data yang di
terima akan dikumpulkan kemudian diolah baru ditampilkan pada Laptop/PC. Data
yang ditampilkan berupa nilai-nilai yang akan menunjukkan gejala akan terjadinya
longsor dan gempa.
6
7
Tahapa
n
Bimbing
an
Pembua
tan
Proposal
Seminar
Proposal
Pembua
tan Alat
Pengujia
n dan
Analisa
Penulisa
n
Laporan
Seminar
Hasil
Febru
ari
Maret
17
April
Mei
Juni
Sidang
Proyek
Akhir
V.2 Biaya
Pada perkiraan biaya agar proyek akhir dapat berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan metodologi yang digunakan, penulis membutuhkan biaya untuk
peralatan yang dibutuhkan dalam mengerjakan proyek akhir ini. Adapun peralatan
serta biaya yang digunakan sebagai berikut.
Tabel 4. 2 Perkiraan Biaya
N
o
1
2
3
4
5
6
7
Nama Barang
Arduino
KYL 500S
Sensor pergeseran
tanah
Sensor curah hujan
Sensor kelembaban
tanah
Solar cell
Jumlah
Harga
2
3
800.000
1.200.000
2
2
2
1
DAFTAR PUSTAKA
Fisya, Maha Randi. Pendeteksi Dini Banjir. Tugas akhir, Pekanbaru: Politeknik Caltex
Riau, 2013.
Hikmy, Fatihul. Prototype Aktifitas Monitoring Gunung. Tugas Akhir, Pekanbaru:
Politeknik Caltex Riau, 2014.
Irwanto. M, Andi. Sistem Akuisisi Parameter Hujan Menggunakan Wireless Sensor
Network. Tugas Akhir, Pekanbaru: Politeknik Caltex Riau, 2012.
Iswanto, Nia Maharani Raharja, dan Alif Subandono. Sistem Peringatan Dini Tanah
Longsor Berbasis Atmega8353. Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada, 2009:
1-5.
Novianta, Muhammad Andang. Sistem Deteksi Dini Gempa Dengan Piezo Elektrik
Berbasis Mikrokontroler At89c51. Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta, 2012: 1-8.
Priyanto, Joko. Rancang bangun Pendeteksi Longsor dan Pergeseran Tanah
Menggunakan Sensor Lvdt Berbasis Mikrokontroler. Tugas Akhir, Pekanbaru:
Politeknik Caltex Riau, 2015.
Wahyono, Bagus Seto. Sistem Deteksi Gempa Bumi Berbasis Jaringan Sensor
18
19