2syaryadhi@unsyiah.ac.id
3aurahmn@unsyiah.ac.id
Abstrak— Bencana merupakan suatu peristiwa yang terjadi Gempa bumi dapat menyebabkan runtuhnya bangunan dan
secara tiba-tiba dan tidak dapat dihindari, seperti halnya gempa jatuhnya korban jiwa akibat terjebak dalam runtuhan tersebut,
bumi yang dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa manusia. diantara korban jiwa yang tertimpa runtuhan mungkin masih
Pasca terjadi bencana, evakuasi korban yang masih hidup harus ada korban yang hidup dan membutuhkan pertolongan
segera dilakukan untuk mengurangi dampak buruk yang
secepatnya untuk mengurangi dampak buruk yang
ditimbulkan, tim SAR (search and rescue) akan membantu
untuk menyelamatkan korban. Namun informasi tentang posisi ditimbulkan. Tim SAR (search and rescue) akan memberikan
korban belum dapat diketahui dengan dan lingkungan disekitar pertolongan dan melakukan evakuasi korban namun karena
lokasi bencana masih sangat berbahaya untuk ditinjau, sehingga tertimbun dan jauh dari pantauan mata maka tim SAR belum
beresiko jika tim SAR langsung turun ke lokasi tersebut. dapat mengetahui posisi keberadaan korban dan lokasi pasca
Penelitian ini menghasilkan rancangan prototipe sistem bencana masih sangat berbahaya ditinjau karena sangat
pendeteksi posisi korban bencana yang mampu menberikan beresiko bagi keselamatan jiwa mereka sendiri. Maka dengan
informasi posisi korban pada lokasi bencana dengan waktu itu diperlukan suatu alat dengan ukuran kecil yang dapat
singkat. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu robot masuk kedalam reruntuhan bangunan yang sulit dijangkau
sebagai platform dikontrol untuk berhenti pada suatu titik dan
oleh tim SAR untuk mengetahui keberadaan posisi korban
user mengaktifkan sistem untuk melakukan proses pendeteksian
posisi korban bencana. Prototipe sistem ini menggunakan sensor bencana.
PIR untuk mendeteksi ada atau tidaknya korban, sensor Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan
ultrasonik untuk mengukur jarak korban dengan prototipe dan prototipe sistem pendeteksi posisi korban bencana dengan
sensor kompas sebagai penunjuk arah korban. Data informasi menggunakan sensor PIR, sensor ultrasonik serta sensor
yang diperoleh dari sensor dikirim dan ditampilkan pada PC kompas dan mampu mengirimkan data informasi posisi
user secara nirkabel. Sistem ini mampu mendeteksi korban korban bencana tersebut secara nirkabel ke komputer tim SAR
dengn jarak maksimum 390 cm dengan kondisi korban tidak sehingga informasi yang diperoleh dapat membantu proses
terhalang seluruhnya oleh benda yang jatuh akibat bencana. penyelamatan dan evakuasi korban lebih cepat.
Persentase keberhasilan penunjukan posisi korban yaitu 94.37%
Prototipe sistem ini mampu mendeteksi keberadaan korban
dengan perbedaan sudut 12.59° dan persentase keberhasilan
pengukuran jarak korban dengan sistem 66.58% pada dengan batasan maksimum 380 cm dengan sudut pancaran
pengujian skala Laboraturium. yang dapat diterima oleh sensor PIR yaitu <50°, sedangkan
kemampuan untuk mengukur jarak dari prototipe sistem ke
Kata Kunci: Bencana, posisi korban, sensor PIR, sensor korban menggunakan sensor ultrasonik yang memiliki
ultrasonik, sensor kompas. batasan maksimum empat meter dan sensor kompas sebagai
penunjuk arah yang mampu menunujukkan arah korban dari
posisi 0°-360° dengan acuan pembacaan kompas berdasarkan
I. PENDAHULUAN medan magnet bumi. Motor servo digunakan sebagai aktuator
Indonesia adalah salah satu negara yang rawan terhadap untuk menggerakkan arah sensor-sensor yang mampu
bencana berdasarkan letak geografis dan geologis yang berputar secara kontinyu dari 0°-360°. Data yang diperoleh
mengakibatkan sering terjadi bencana. Bencana dapat dari prototipe sistem dikirim dan diterima secara nirkabel
menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerugian harta menggunakan ZigBee yang terdapat pada prototipe sistem dan
benda, kerusakan lingkungan dan dampak psikologis. Data data tersebut ditampilkan pada komputer. Zigbee mampu
dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mengirim dan menerima data informasi yang diperoleh
menunjukkan bahwa jumlah kejadian bencana di Indonesia dengan range maksimum 30 meter indoor dan 100 meter
pada tahun 2016 totalnya yaitu 2.171 kejadian bencana outdoor.
diantaranya gempa bumi, banjir, longsor dan lainnya [1].
35
Vol.1 No.3 2016 @2016 kitektro
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.1 No.3 2016: 35-42
36
Vol.1 No.3 2016 @2016 kitektro
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.1 No.3 2016: 35-42
Pemancar
Ultrasonik
Maksimum transfer rate untuk tiap data pada tiap
+5 V lebar pita adalah sebagai berikut 250 Kbps untuk 2.4
GHz, 40 kbps untuk 915 MHz, dan 20 Kbps untuk 868
MHz.
Trigger
Objek
Echo Mempunyai throughput yang tinggi dan latency yang
rendah untuk duty cycle yang kecil.
5) Motor Servo
Jarak
Penerima Motor Servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar
Ultrasonik (motor) yang mampu bekerja dua arah (Clockwise dan
Gambar 2 Cara kerja sensor ultrasonik Counter Clockwise) dan dilengkapi rangkaian kendali dengan
sistem umpan balik loop tertutup yang terintegrasi pada motor
Sensor ultrasonik bekerja dengan mengirimkan gelombang tersebut. Arah putaran dan sudut dari sumbu motor servo
suara menuju target dan mengukur waktu yang diperlukan dapat diatur berdasarkan pengaturan duty cycle sinyal PWM
untuk pulsa melenting kembali. Waktu yang diperlukan gaung (Pulse Width Modulation) pada pin kendali motor servo.
untuk kembali ke sensor berbanding lurus dengan jarak atau Operasional dari motor servo dikendalikan oleh pulsa
tinggi dari objek, sebab suara mempunyai kecepatan konstan. selebar kurang lebih 20 ms yang mana lebar pulsa antara 0,5
Pada umumnya sensor ultrasonik memiliki jangkauan ms dan 2 ms menyatakan akhir dari range sudut maksimum.
pembacaan efektif 3 cm hingga 3 meter [11]. Prinsip kerja dari motor servo adalah motor servo akan bekerja
3) Sensor Kompas degan baik apabila bagian pin kendalikannya diberi sinyal
Sensor kompas atau magnetometer merupakan sensor arah PWM. Lebar pulsa sinyal kontrol yang diberikan akan
elektronik yang dapat mendeteksi medan magnet bumi. Salah menentukan posisi sudut putaran dari poros motor servo.
satu kegunaan dari sensor kompas adalah untuk menentukan Contohnya bila diberikan pulsa dengan besar 1,5 ms mencapai
arah mata angin. Berdasarkan jenisnya sensor kompas dapat gerakan 90º, maka bila kita berikan data kurang dari 1,5 ms
bekerja pada dua axis gerak (x, y) atau tiga axis gerak dengan maka posisi mendekati 0º dan bila diberi data lebih dari 1,5
sumbu (x, y, z). Prinsip kerja dari sensor kompas ini ms maka posisi mendekati 180º [14].
berdasarkan medan magnet bumi, seperti kompas analog III. METODE PENELITIAN
konvensional namun sensor kompas ini dikemas dalam
bentuk chip tidak menggunakan jarum penunjuk arah. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan
Magnetometer digunakan untuk mengukur medan magnet. karya ilmiah ini yaitu pada tahap awal dilakukan pemahaman
Fluxgate magnetometer dibentuk dari batang logam dan pendalaman konsep terkait dengan penelitian yang
ferromagnetik yang dililitkan kawat dan dialiri arus listrik dilakukan dari beberapa sumber seperti buku, jurnal, artikel
melalui kawat tersebut. Efek medan magnet dari sensor ini dan website. Tahapan kedua dari penelitian ini adalah
dihasilkan berdasarkan arus listrik yang mengalir melalui perancangan hardware, pada tahap ini dilakukan perancangan
sensor. Arus listrik ini berfungsi sebagai penginduksinya. alat dengan merangkai komponen-komponen ke
Pengukuran dan sensitivity dari sensor akan lebih baik dengan mikrokontroler. Kemudian masuk ke tahap pemrograman
arus yang cukup [12], [13]. sistem menggunakan Arduino dengan mikrokontroler
ATmega328. Pada tahap ini dilakukan pemrograman untuk
4) ZigBee masing-masing komponen. Tahapan selanjutnya setelah
ZigBee adalah spesifikasi untuk protokol komunikasi perancangan hardware dan pemograman sistem maka masuk
tingkat tinggi yang mengacu pada standart IEEE 802.15.4 ke tahap prototipe sistem. Pada tahap ini dilakukan kombinasi
yang berhubungan dengan wireless personel area networks semua komponen hingga menjadi sebuah sistem dan
(WPANs). Teknologi dari ZigBee digunakan untuk sistem dilakukan pengujian sistem secara keseluruhan. Pada
pengiriman data secara nirkabel dengan transmisi data rendah pengujian sistem dilihat hasil yang didapat sesuai yang
dan komsumsi daya rendah. Kelebihan ZigBee dibandingkan diharapkan atau tidak, jika tidak kembali lagi ke perancangan
WPANs lain seperti Bluetooth yaitu memiliki transfer rate hardware dan pemrograman sistem. Data yang diperoleh dari
sekitar 250 Kbps dan memiliki jangkauan jarak hingga 76 m hasil pengujian dianalisa serta akan diambil beberapa
(meter), yang lebih rendah dibandingkan dengan bluetooth kesimpulan dan dilakukan penyusunan laporan.
yang mempunyai transfer rate dengan 1 Mbps. Beberapa
A. Perancangan Hardware
karekteristik dari ZigBee adalah sebagai berikut:
Perancangan prototipe sistem pendeteksi posisi korban
Bekerja pada Frekuensi 2,4 GHz, 868 MHz dan 915 bencana digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
MHz, dimana ketiga rentang frekuensi ini merupakan
korban dan mengetahui posisi korban bencana tersebut.
rentang frekuensi yang gratis yaitu 2,4 - 2.4835 GHz,
Perancangan sistem ini menggunakan ZigBee sebagai sistem
868 - 870 MHZ, dan 902 – 928 MHz.
komunikasi pengiriman dan penerimaan data secara nirkabel
Mempunyai konsumsi daya yang rendah dari mikrokontroler. Data informasi posisi korban yang
37
Vol.1 No.3 2016 @2016 kitektro
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.1 No.3 2016: 35-42
XBee
S1
mendeteksi adanya korban dan akan berlogika low jika tidak ATmega328
HMC5883L
Y
Sensor
ultrasonik
38
Vol.1 No.3 2016 @2016 kitektro
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.1 No.3 2016: 35-42
LOKASI E
BENCANA
Titik C
U
F POSKO
D
Titik B
Titik A 6 Meter
Ada korban
Jaraknya: 200 cm
Arah : 350 Utara
Proto-
XBee
tipe
S1
B
C
Start
Ket :
39
Vol.1 No.3 2016 @2016 kitektro
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.1 No.3 2016: 35-42
40
Vol.1 No.3 2016 @2016 kitektro
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.1 No.3 2016: 35-42
Sensor PIR memiliki sudut pendeteksian 110° (55° ke kiri dan REFERENSI
55° ke kanan), namun pada sistem ini sudut pendeteksian
sensor PIR dibatasi hanya mencapai 50° (25° kekiri dan 25° [1] BNPB, “Data dan Informasi Bencana Indonesia,” November 2016.
kekanan) agar sistem dapat mendeteksi korban tepat pada [Online]. Available: http://dibi.bnpb.go.id/. [Accessed 07 Desember
posisi korban, sehingga hasil pengukuran jarak dan arah 2016].
korban sesuai dengan posisi korban sebenarnya dan memiliki [2] M. Taqwan, “Disaster Management (Penanggulangan Bencana),” 07
persentase kesalahan yang rendah. Hasil pengukuran jarak Oktober 2012. [Online]. Available: http://bit.ly/23VxcXF. [Accessed
6 Maret 2016].
korban ke prototipe dengan menggunakan sensor ultrasonik
[3] B. S. Nasional, “Laporan Kinerja Badan SAR Nasional,” 2014.
tidak selalu tepat menunjukkan jarak korban sebenarnya, hal [Online]. Available: http://bit.ly/1OwS93W. [Accessed 09 Mei 2016].
ini disebabkan karena jarak ke korban dengan prototipe sistem [4] E. A. Salahuddin, “Rancang Bangun Robot Pencari Korban Bencana
terhalang oleh benda yang jatuh akibat bencana, sehingga Alam dengan Kontrol Wireless Modulasi FM (Frequency
hasil pembacaan sensor menunjukkan jarak benda yang Modulation) - FSK (Frequency Shift Keying),” Jurnal Litek (ISSN:
terhalang. Sensor ultrasonik bekerja melakukan pengukuran 1693-8097), vol. 10, no. 2, pp. 80-83, 2013.
jarak dengan mengirimkan gelombang ultrasonik ke objek [5] Deny, Satrya and Irawan, “Pendeteksi Korban Bencana Gempa Pada
Robot iSRo-G2 Berbasis Computer Vision Menggunakan Analisa
yang ada didepannya dan mengukur waktu yang diperlukan
Pendeteksi Ant Colony Optimization (ACO),” Electronics
untuk pulsa meleting kembali, hal ini lah yang berpengaruh Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), 2012.
terhadap pengukuran jarak korban, ketika terdapat benda lain. [6] R. R. Diani, “Sistem pendeteksi keamanan ruangan dengan
Sistem tidak dapat mendeteksi posisi korban jika korban mikrokontroler ATmega 16 berbasis layanan SMS gateway,” pp. 6-7,
tersebut terhalang benda yang tebal dan jaraknya melebihi 2012.
kemampuan sensor. Hal ini disebabkan karena salah satu sifat [7] B. Mulya, “Sensor Pasive Infra Red,” 03 Agustus 2010. [Online].
dari infra merah tidak dapat menembus materi yang tidak Available: http://green-elektronik.blogspot.co.id/2010/08/sensor-
pasif-infra-red-pir.html. [Accessed 07 Desember 2016].
tembus pandang sehingga pancaran infra merah tersebut tidak
[8] S. Mohd, “Sistem keran wudhuk menggunakan sensor PIR berbasis
dapat diterima oleh sensor karena terhalang oleh benda, mikrokontroler AT89C2051,” Jurnal Rekayasa Elektrika, vol. 6, no.
namun apabila benda tersebut berbahan tipis seperti kain, 1, 2007.
plastik dan kertas, maka sensor masih dapat menerima
pancaran infra merah tersebut. Sensor PIR dapat mendeteksi
korban dengan jarak maksimum 390 cm, sedangkan sensor
ultrasonik mampu mendeteksi dengan jarak maksimum 400
cm. Pada sistem ini putaran motor servo tidak selalu tepat
berputar 90°, hal ini disebabkan karena motor servo memiliki
backlash yang dapat membuat pergerakan motor servo
menjadi kurang akurat dan juga diperngaruhi oleh catu daya
yang diberikan berkurang.
V. KESIMPULAN
Prototipe sistem pendeteksi posisi korban bencana ini
mampu memberikan data informasi posisi korban dengan
mengirimkan data keberadaan korban, jarak korban dan arah
korban yang ditampilkan pada PC user menggunakan sistem
pengiriman data secara nirkabel. Sistem ini mampu
mendeteksi posisi korban dengan jarak maksimum 390 cm
dengan kondisi posisi tubuh korban tidak terhalang
seluruhnya. Sistem ini menggunakan sensor ultrasonik yang
dapat bekerja dengan baik pada saat jarak antara korban
dengan sistem tidak terhalang oleh benda-benda yang ada
pada lokasi bencana, selain sensor ultrasonik terdapat juga
sensor kompas yang bekerja dengan baik menentukan arah
korban sesuai dengan pendeteksian sensor PIR ketika
mendeteksi adanya korban. Persentase keberhasilan
penunjukan arah korban yaitu 94.37% sedangkan persentase
keberhasilan pengukuran jarak korban 66.58%. Berdasarkan
hasil pengujian pada scenario pasca bencana dengan tiga titik
pengujian, persentase keberhasilan dari system ini yaitu
83.33%.
41
Vol.1 No.3 2016 @2016 kitektro
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.1 No.3 2016: 35-42
42
Vol.1 No.3 2016 @2016 kitektro