Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL KERJA PRAKTIK

ANALISIS PERUBAHAN TOPOGRAFI PASCA TSUNAMI MENGGUNAKAN


METODE WATERSHED (STUDI KASUS : PESISIR BARAT BANTEN)

Oleh :
NIKEN RAHAYUNINGTYAS (03311640000071)
ADELIA RAHMADANI (03311640000098)

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2019
i
Abstrak

Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang
ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan impulsive tersebut bisa berupa
gempabumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran (Bakornas PB, 2007). Tsunami
menyebabkan kerusakan infrastuktur serta perubahan topografi dan penurunan tanah di
wilayah tertentu. Pada tanggal 22 Desember 2018 terjadi tsunami di Selat Sunda, salah satu
wilayah yang terkena dampaknya adalah Pesisir Barat Banten.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk analisa perubahan topografi dan
penurunan tanah adalah menggunakan aplikasi penginderaan jauh yakni satelit Landsat 8
melalui pengolahan algoritma morfologi watershed. Metode watershed merupakan salah satu
metode dalam segmentasi citra yang membagi citra menjadi region yang berbeda dengan
menggambarkan citra sebagai relief topografi (Gunawan dkk, 2011). Satelit Landsat 8 atau
Landsat Data Continuity Mission (LDCM) merupakan satelit sumber daya milik Amerika
Serikat yang diluncurkan pada 11 Februari 2013.Satelit ini membawa dua sensor yaitu sensor
Operational Land Imager (OLI) dan sensor Thermal Infrared Sensor (TIRS).

Kata kunci : Tsunami, Watershed, Landsat 8

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... i


ABSTRAK ..................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tsunami Selat Sunda ................................................................................... 3
2.2 Satelit Landsat 8 ........................................................................................... 4
2.3 Watershed ..................................................................................................... 6
2.3.1 Morfologi Watershed ........................................................................... 7
2.3.2 Batasan Watershed............................................................................... 7
2.3.3 Segmentasi ........................................................................................... 9
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN
3.1 Alur Pengerjaan ......................................................................................... 10
3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................................. 12
BAB IV JADWAL KEGIATAN
4.1 Rencana Jadwal Kegiatan .......................................................................... 13
4.2 Pelaksana Kerja Praktik ............................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 14
LAMPIRAN .................................................................................................................. 15

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi yang Terdampak Tsunami Selat Sunda...................................................... 3


Gambar 2.2 Satelit Landsat 8...............................................................................................................6
Gambar 2.3 Contoh Sederhana dari Wilayah Watershed dan Batasannya............................ 8
Gambar 2.4 Segmentasi......................................................................................................................... 9
Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan.......................................................................................... 10
Gambar 3.2 Diagram Alir Pengolahan........................................................................................... 11

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kanal – kanal Satelit Landsat 8 dan Aplikasi.............................................................. 5


Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Kerja Praktik...................................................................................... 13

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tsunami diartikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan
oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan impulsive tersebut bisa berupa
gempabumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran (Bakornas PB, 2007). Tsunami
mengakibatkan kerusakan yang besar terhadap infrastruktur yang bersifat multiple effect,
perubahan topografi, timbulnya korban jiwa serta dampak yang bersifat psikis.
Pada tanggal 22 Desember 2018 terjadi tsunami di Selat Sunda akibat aktivitas
vulkanik Gunung Anak Krakatau. Salah satu wilayah yang tedampak tsunami Selat
Sunda adalah Pesisir Barat Banten dengan tinggi gelombang tsunami berkisar 90
sentimeter (BMKG, 2018).
Menurut BNBP, Per 25 Desember, kerusakan material diketahui masih terus
bertambah. Terdapat 882 rumah yang rusak, 73 penginapan rusak dan 60 warung rusak.
Pada kendaraan, tercatat bahwa 434 perahu dan kapal rusak, 24 kendaraan roda 4 rusak,
41 kendaraan roda 2 rusak. Selain itu pula, terdapat 1 dermaga rusak, dan 1 shelter rusak.
Serta sekitar 426 orang tewas, 7.202 orang terluka dan 20 orang hilang. Kemudian
menurut laporan dari BBC Indonesia, hampir semua warung, toko, minimarket/swalayan
kecil, termasuk di Pantai Wisata Anyer. Tumpukan puing berserakan di tepi dan sudut
jalan, yang sebagian besarnya oleh bangunan semi permanen. Selain itu, di bidang
kelistrikan, ada 146 gardu listrik yang telah dapat dinyalakan, 102 masih padam, dan 20
saluran udara tegangan menengah roboh karena diterjang tsunami.
Dibutuhkan suatu pengamatan kondisi terkini pasca tsunami untuk mengidentifikasi
kerusakan dan kondisi terkini pasca tsunami Selat Sunda. Teknologi penginderaan jauh
dapat memainkan peran penting dalam mekanisme deteksi dan identifikasi secara tepat
distribusi kerusakan infrastruktur akibat tsunami. Studi ini akan difokuskan pada deteksi
perubahan topografi lahan dengan melakukan studi perbandingan antara pola topografi
sebelum dan pasca tsunami. Pada penelitian ini menggunakan algoritma morfologi
watershed dengan data citra spasial dari satelit Landsat 8.

1
1.2 Tujuan Kerja Praktik
Adapun tujuan yang ingin dicapai setelah pelaksaan Kerja Praktik ini diantaranya:
1. Mengetahui kodisi terkini pasca tsunami di Pesisir Barat Banten dan sekitarnya.
2. Mengetahui proses pengolahan data dan analisi dari metode watershed.
3. Mengetahui perubahan citra topografi pasca tsunami di Pesisir Barat Banten dan
sekitarnya.
4. Mengetahui pengolahan satelit Landsat 8.
5. Membuat peta analisa perubahan topografi dan penurunan tanah di wilayah Pesisir
Barat Banten dengan skala 1 : 25.000
1.3 Manfaat Kerja Praktik
Adapun manfaat yang ingin dicapai setelah pelaksanaan kerja praktik ini diantaranya :
1. Memberikan informasi geospasial(peta) yang bisa digunakan sebagai referensi
bagai institusi terkait.
2. Mahasiswa mendapatkan ilmu pengetahuan mengenai proses pembuatan dan
analisa serta proses pengolahan Landsat 8.
3. Sebagai referensi bagi kerja praktik atau penelitian selanjutnya.
4. Menghasilkan peta analisa perubahan topografi dan penurunan tanah di wilayah
Pesisir Barat Banten dengan skala 1 : 25.000

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tsunami Selat Sunda


Pada pukul 21:03 WIB (14:03 UTC), Anak Krakatau meletus dan merusak peralatan
seismografi terdekat, meskipun suatu stasiun lain mendeteksi getaran terus-menerus.
Pada pukul 21:27 WIB, BMKG mendeteksi suatu tsunami di Pesisir Barat Banten,
meskipun tidak ada peristiwa tektonik. Menurut fakta yang ada, terjadi longsoran dari
Gunung Anak Krakatau sebanyak 64 hektare yang memicu goncangan yang berujung
kepada tsunami. Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo
Purwo Nugroho merilis sebuah pernyataan yang menghubungkan tsunami dengan pasang
tinggi dan longsor bawah laut yang disebabkan oleh letusan Anak Krakatau. Menurut
kesaksian Indira Rezkisari (wartawan Republika) yang menyaksikan detik-detik
terjadinya tsunami, sebelum terjadinya tsunami itu memang sempat terdengar dentuman
keras dari laut.
Sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan gelombang tinggi untuk perairan
sekitar Selat Sunda. Tercatat tinggi gelombang tsunami berkisar 90 sentimeter (35 in) di
Serang dan 30 sentimeter (12 in) di Lampung, dengan ketinggian maksimal 2 meter (6,6
ft). Ihwal gelombang itu pun sempat tercatat dalam cuitan Twitter BMKG, sebelum pada
akhirnya dihapus pada pukul 01.01 WIB. Namun pada akhirnya, BMKG memverifikasi
bahwa tsunami memang terjadi pada sekitar 21.30 WIB, beriringan dengan kondisi
gelombang tinggi karena bulan purnama di Selat Sunda pada 21-25 Desember. Tsunami
yang menimpa daerah selatan pesisir Sumatra dan ujung barat Pulau Jawa ini tergolong
langka, karena fenomena ini terjadi tanpa melalui gempa bumi terlebih dahulu.

Gambar 2.1 Lokasi yang Terdampak Tsunami Selat Sunda


Sumber : Nugroho, 2018

3
2.2 Satelit Landsat 8
Pada bulan April 2008, NASA memilih General Dynamics Advanced Information
Systems, Inc. untuk membangun satelit LDCM (Landsat data Continuity Mission).
Setelah meluncur di orbitnya, satelit tersebut akan dinamakan sebagai Landsat-8. Satelit
LDCM (Landsat-8) adalah misi kerjasama antara NASA dan USGS (U.S. Geological
Survey) dengan pembagian tanggung jawab masing-masing. NASA bertanggung jawab
akan penyediaan satelit LDCM (Landsat-8), instrumen - instrumen, pesawat peluncur,
dan elemen- elemen operasi misi Sistem Stasiun Bumi. NASA juga akan mengelola fase
awal peluncuran sampai dengan kondisi satelit beropersi di orbitnya pada ruas antariksa
(dari peluncuran sampai penerimaan). USGS bertanggung jawab akan penyediaan pusat
operasi-operasi misi dan sistem - sistem pengolahan pada Stasiun Bumi (termasuk
pengaripan dan jaringan - jaringan data), demikian juga tim operasi-operasi penerbangan.
USGS juga akan membiayai tim ilmuan Landsat (NASA,2008, http://space.skyrocket.de/i
ndex_frame.htm?http://www.skyrocket.de/space/doc_sdat/ldcm.htm;NASA,2008,http://dir
ectory.eoportal.org/get_anno unce.php?an_id=10001248).
Satelit LDCM (Landsat-8) dijadwalkan akan diluncurkan pada tahun 2011 dari VAFB,
CA. Penyedia peluncur adalah Lockheed Martin Commercial Launch Services (LMCLS of
Littleton, CO). Pesawat peluncur adalah Atlas-V401. Satelit LDCM (Landsat-
8) dirancang diorbitkan pada orbit mendekati lingkaran sikron-matahari, pada ketinggian
705 km, dengan inklinasi: 98.2º, periode: 99 menit, dengan waktu liput ulang (resolusi
temporal) adalah 16 hari dan waktu melintasi katulistiwa (Local Time on Descending
Node -LTDN) nominal pada jam 10:00 s.d 10:15 pagi. (NASA,2008, http://directory.
eoportal.org/get_announce.php?an_id=1 0001248).
Satelit LDCM (Landsat-8) menggunakan suatu platform dengan pengarahan titik
nadir yang distabilkan tiga-sumbu, suatu arsitektur modular yang berhubungan dengan
Bus SA200HP. Bus SA-200HP dengan dayaguna tinggi adalah dari DS1 (Deep Space 1)
dan merupakan warisan misi Coriolis. Satelit LDCM (Landsat-8) tersebut terdiri dari
suatu bingkai aluminium dan struktur panel utama. Subsistem Kontrol dan Penentuan
Sikap (Attitude Determination and Control Subsystem-ADCS) menggunakan 6 buah roda-
roda reaksi dan tiga batang tenaga putaran (torque rods) sebagai aktuator. Sikap satelit
diindera dengan tiga buah alat untuk mengikuti jejak bintang (star trackers) yang presisi,
sebuah SIRU (Scalable Inertial Reference Unit), 12 buah sensor matahari yang kasar,

4
penerima–penerima GPS (Viceroy), dan 12 buah TAMs (Three Axis Magnetometers).
Persyaratan teknis yang dirancang untuk dipenuhi adalah sebagai berikut:
 Kesalahan kontrol sikap satelit (3σ) (Attitude control error (3σ)) : ≤ 43 µrad.
 Kesalahan pengetahuan sikap satelit (3σ) (Attitude knowledge error (3σ)): ≤
29 µrad.
 Stabilitas pengetahuan sikap satelit (3σ) (Attitude knowledge stability (3σ): ≤
1.7 µrad dalam waktu 2,5 detik.
Dalam bulan Juli 2007, NASA telah menyerahkan kontrak kepada BATC
(Ball Aerospace Technology Corporation), Boulder, CO. untuk mengembangkan
instrument kunci OLI (Operational Land Imager) pada LDCM (Landsat-8). BATC
melakukan kontrak untuk perancangan, pengembangan, pembuatan dan integrasi dari
sensor pencitra OLI. Perusahaan tersebut juga diperlukan untuk pengujian,
pengiriman dan memberikan dukungan pengirimanlanjut dan 5 tahun dukungan di
orbit untuk instrumen tersebut. Sensor pencitra OLI mempunyai kanal-kanal spektral
yang menyerupai sensor ETM+ (Enhanced Thermal Mapper plus) dari Landsat-7.
Sensor OLI ini mempunyai kanal-kanal yang baru yaitu : kanal untuk deteksi aerosol
garis pantai (kanal-1: 443 nm) dan kanal untuk deteksi cirrus (kanal 9: 1375 nm),
akan tetapi tidak mempunyai kanal inframerah termal. (NASA, 2008)

Tabel 2.1 Kanal - Kanal Pada satelit Landsat 8 dan Aplikasi ( Sumber : USGS,
2015)
KANAL Resolusi Panjang Contoh Aplikasi
spasial (m) gelombang ( μm)

Kanal 1 - Pesisir 30 0,43 - 0,451 Kajian pesisir dan Aerosol


& Aerosol

Kanal 2 – Biru 30 0,45 - 0,51 Pemetaan bathimetrik,


membedakan tanah dari
vegetasi dan daun dari
vegetasi
conifer
Kanal 3 – Hijau 30 0,533 - 0,590 Analisa pantulan puncak
vegetasi yang bermanfaat
untuk menilai kekuatan
tumbuhan
Kanal 4 – Merah 30 0,636 - 0,673 Analisis perubahan vegetasi

5
Kanal 5 – NIR 30 0,851 - 0,879 Analisa Kandungan
biomassa dan garis pantai
Kanal 6 - SWIR 30 1,566 - 1,651 Membedakan kelembapan
1 tanah dan vegetasi dengan
lebih baik, mampu
menembus awan tipis
Kanal 7- SWIR 2 30 2,107 - 2,294 Membedakan kelembapan
tanah dan vegetasi dengan
lebih baik, mampu
menembus awan tipis
Kanal 8 - 15 0,503 - 0,676 Resolusi spasial 15 m, hasil
Pankromatik perekaman yiang lebih tajam
Kanal 9 - Cirrus 30 1, 363 - 1,384 Mendeteksi awan cirrus dan
kontaminasi
Kanal 10 - TIRS 100 10,60 - 11,19 Pemetaan suhu permukaan
1 laut dan estimasi
kelemebapan tanah
Kanal 11 - 100 11,50 - 12, 51 Pemetaan suhu permukaan
Inframerah laut dan estimasi
Thermal (TIRS kelemebapan tanah
2)

Gambar 2.2 Satelit Landsat 8


Sumber : www.NASA.gov
2.3 Watershed
Operasi watershed merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
mensegmentasi citra. Metode watershed membagi skala keabuan atau citra berwarna
dalam region berbeda dengan merepresentasikan citra sebagai relief topografi. Analisis
ini dijelaskan melalui metafora yang didasarkan pada perilaku air dalam bentang alam.
Ketika hujan, tetesan air jatuh di daerah yang berbeda, maka akan mengikuti permukaan
yang menurun. Air akan berakhir di bagian bawah lembah sehingga untuk setiap lembah
akan ada daerah yang semua air mengalir ke dalamnya. Ketika air yang naik dari dua
lembah penampungan hendak bergabung, maka dibangun sebuah dam untuk mencegah
penggabungan tersebut. Aliran air akan mencapai tingkat yang diinginkan dan berhenti

6
mengalir ketika bagian atas dari dam terlihat. Tepi dam yang terlihat inilah yang menjadi
batasan dan hasil dari segmen citra. Dengan anggapan bentuk topografi tersebut, maka
didapatkan tiga macam titik yaitu: (Gunawan dkk, 2011)
a. Titik yang merupakan daerah terendah.
b. Titik yang merupakan tempat dimana jika setetes air dijatuhkan, maka air
tersebut akan jatuh hingga ke sebuah posisi minimum tertentu.
c. Titik yang merupakan tempat dimana jika air dijatuhkan, maka air tersebut
mempunyai kemungkinan untuk jatuh ke salah satu posisi minimum (tidak
pasti jatuh ke sebuah titik minimum, tetapi dapat jatuh ke titik minimum
tertentu atau titik minimum yang lain).
Untuk sekumpulan pixel yang memiliki nilai intensitas minimum tertentu dan
memenuhi kondisi (b) akan disebut sebagai lembah penampungan (catchment
basin), sedangkan sekumpulan pixel yang memenuhi kondisi (c) disebut sebagai
garis watershed. Jadi segmentasi dengan metode watershed mempunyai tujuan
untuk melakukan pencarian garis wateshed.
2.3.1 Morfologi Watershed
Langkah pertama dari morfologi watershed adalah morfologi gradien. Level
gradien dari sebuah gambar dilihat sebagai level ketinggian dari bentuk permukaan
topografi. Air yang membanjiri permukaan ini akan mengalir ke bagian yang lebih
rendah dari permukaan karena gravitasi. Air akan mengalir ke setiap lembah
penampungan, jika air diberikan di setiap lembah penampungan dan tetap
membanjirinya, maka air dari lembah penampungan yang berbeda akan meluap dan
sebelum meluap ke wilayah penampungan yang lain, batasan akan dibangun.
Watershed, dimana bekerja dengan bagian dari sebuah gambar dengan level gradien
yang tinggi, akan dideteksi dan akan digunakan untuk membagi citra ke dalam banyak
wilayah dekat yang sama.
2.3.2 Batasan Watershed
Sebuah citra digambarkan sebagai daratan kering yang mendapat curahan
hujan. Gradien citra digunakan untuk memperkirakan arah dari daratan kering dalam
citra. Dengan mengikuti gradien citra dari setiap pixel, aliran setiap titik dalam citra
dapat diidentifikasi.
Langkah pertama dalam mengoperasikan watershed untuk sebuah citra adalah
mengidentifikasi bagian intensitas minimum. Titik ini merupakan dasar dari

7
watershed. Nilai integer citra sering sulit mendekati permukaan yang rata sehingga
input citra dikonversi ke titik banjir dan dikaburkan dengan menggunakan Gaussian
filter untuk menghasilkan citra yang rata f(x,y). Ini mengeliminasi dataran tinggi
dalam citra dan menyederhanakan proses identifikasi maksimum dan minimum.
Untuk membedakan titik yang rumit ini, setiap titik akan dibandingkan dengan
delapan titik tetangga terdekatnya. Jika semua tetangga lebih besar daripada titik di
tengah, maka titik diidentifikasi sebagai intensitas minimum. Sebaliknya, jika delapan
tetangganya memiliki intensitas yang lebih kecil dari titik tengah, maka titik tersebut
memiliki intensitas maksimum.
Langkah selanjutnya adalah menghitung gradien citra. Tujuannya adalah
untuk mengidentifikasi arah dataran untuk setiap pixel dalam citra. Delapan tetangga
untuk setiap titik akan dicari untuk menghitung kemiringan daerah terutama arah
kemiringan atas bukit yang paling curam dan arah kemiringan bawah bukit yang
paling curam (gradien morfologi). Arah ini mungkin dapat berupa arah yang
berlawanan yang merupakan ciri tersendiri dari titik tersebut. Kemudian titik citra
yang telah dibanjiri akan dikaburkan sehingga dapat digunakan untuk menghindari
masalah yang diakibatkan oleh daerah yang tinggi.
Pembagian input citra melalui watershed dimulai dengan menandai lokasi dari
intensitas minimum dengan wilayah yang unik dan diidentifikasi sebagai output citra.
Untuk setiap titik dalam citra, informasi gradien digunakan untuk mengikuti turunan
citra untuk beberapa intensitas minimum. Identifikasi untuk perbedaan yang tinggi
akan disimpan dalam output pixel yang berhubungan dengan titik mulainya. Saat
semua pixel dalam citra telah dihimpun dengan masing-masing nilai minimum, output
citra akan mengandung wilayah watershed dari citra.
Batas dari wilayah watershed berhubungan dengan daerah intensitas tertinggi
dari citra. Batasan watershed akan dicatat dengan membaca bagian citra dari kiri ke
kanan dan dari atas ke bawah, untuk mendeteksi perubahan dari jumlah wilayah
watershed.

Gambar 2.3 Contoh Sederhana dari Wilayah Watershed dan


Batasannya Sumber : Gunawan dkk, 2011

8
2.3.3 Segmentasi
Pada pemrosesan citra digital, terdapat sebuah proses penting yang sering
digunakan sebagai pre-processing untuk proses yang lain. Proses tersebut adalah
segmentasi. Proses segmentasi adalah sebuah proses untuk memisahkan satu objek
dengan objek lain atau antara objek dengan background (latar belakang) yang terdapat
dalam sebuah gambar. Dengan proses segmentasi tersebut, masing-masing objek pada
gambar dapat diambil secara individu sehingga dapat digunakan sebagai input bagi
proses yang lain.
Secara umum, proses segmentasi terbagi menjadi dua kelompok yaitu
segmentasi berdasarkan tepi (edge based segmentation) dan segmentasi berdasarkan
daerah (region based segmentation). Segmentasi berdasarkan tepi adalah proses
segmentasi untuk mendapatkan garis yang ada pada gambar dengan anggapan bahwa
garis tersebut merupakan tepi dari objek yang memisahkan objek yang satu dengan
objek yang lain atau antara objek dengan background. Segmentasi berdasarkan daerah
adalah proses segmentasi yang dilakukan untuk mendapatkan daerah yang diyakini
merupakan sebuah objek. Untuk mendapatkan daerah tersebut, dilakukan analisis
terhadap kesamaan tekstur dan warna pada pixel yang terdapat pada citra.

Gambar 2.4 Segmentasi


Sumber : Gunawan dkk, 2011

9
BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1 Alur Pengerjaan

Mulai

Pengenalan Instansi

Studi Literatur

Pengumpulan data

Pengolahan Data

Hasil dan Analisa

Pembuatan Laporan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan

10
Citra Satelit Landsat 8

Representasikan setiap pixel pada


citra dengan matriks

Segmentasi citra dengan metode


watershed pada matlab

Simpan data hasil segmentasi

Ekstrasi ciri citra

Citra yang sudah


terekstrasi

Geocoding

Pembuatan Peta Administratif

Analisa Perubahan Topografi

Hasil dan Pembahasan

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Pengolahan Data

11
Penjelasan Diargram Alir :
a. Studi Literatur
Kami mempelajari mengenai literatur yang mendukung pekerjaan yang akan
dilakukan. Studi literatur kami dapatkan dengan arahan pembimbing kami selama
melaksanakan kerja praktik
b. Pengumpulan Data
Pengumpulan Data didapatkan dari data-data dari Instansi, Data-data yang diperlukan
untuk menunjang pemetaan. Data citra satelit yang dibutuhkan, misalnya data citra
satelit Landsat 8 dan Peta Administrasi.
c. Pengolahan Data
Setelah data-data yang diperlukan diperoleh, maka dilakukan pengolahan.
Pengolahan data dapat menggunakan bantuan dari software Pengolahan Citra
misalnya : ER Mapper, ENVI, ArcGis, untuk mengolah data citra satelit. pengolahan
segmentasi citra menggunakan software Matlab.
d. Penyajian Data
Setelah data diolah, kemudian diproses sehingga menjadi peta digital yang kemuadian
dapat disajikan dalam presentasi hasil kerja praktik.
e. Pembuatan Laporan
Laporan yang dibuat mencakup laporan kegiatan selama Kerja Praktik beserta teori
yang mendukung serta pengolahan data. Format laporan mengacu pada buku Aturan
Penyusunan Kerja Praktik & Tugas Akhir.

3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan Kerja Praktik ini adalah :
1. Waktu : Tanggal 8 Juli s/d 8 Agustus 2019 atau menyesuaikan dengan waktu yang
diberikan oleh PT NARCON.
2. Tempat : PT NARCON.
3. Alamat : Jl. RS. Fatmawati No. 85, Cipete Utara Kebayoran Baru Jakarta Selatan
12150 DKI Jakarta - Indonesia

12
BAB IV

JADWAL KEGIATAN

4.1 Rencana Jadwal Kegiatan


Kerja Praktik Dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus s/d 2 September 2019. Jadwal
ini sewaktu-waktu dapat berubah menyesuaikan waktu yang diberikan perusahaan.
Jadwal rencana kegiatan kerja praktik ini dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut
ini :
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Kerja Praktik Bulan Agustus s/d September 2019
No. Kegiatan Minggu ke-
1 2 3 4 5
1. Pengenalan Instansi
2. Pengambilan Data
3. Pengolahan Data
4. Penyajian Data
5. Pembuatan Laporan

4.2 Pelaksana Kerja Praktik


Peserta Kerja Praktik merupakan mahasiswa aktif Departemen Teknik Geomatika,
Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya yang berjumlah 2 orang sebagai berikut :
a. Nama : Niken Rahayuningtyas
NRP : 03311640000071
(curriculum vitae terlampir)
b. Nama : Adelia Rahmadani
NRP : 03311640000098
(curriculum vitae terlampir)

13
DAFTAR PUSTAKA

Barbara J. R., and Bruce K. Quirk, 2007. Long Term Data Continuity, Landsat Program on
Track for 2011, ACSM BULLETIN, December 2007. (http://science. hq. nasa. gov/
research/daac/lp_daac.html).
General Dinamics, 2008. Landsat Data Continuity Mission (LDCM) Space Observatory,
(URL: http://www. gd-space. com/ documents/ LDCM%20081014.pdf).
Iron, J. R., Masek, J. G., 2006. Requirements for a Landsat Data Continuity Mission,
PE&RS, Vol. 72, No 10, Oct. 2006, pp. 11021108 ; (http://ldcm.nasa.gov/).
Iron, J. R., 2006. New Landsat Data Continuity Mission (LDCM) Memorandum from OSTP,
The Earth Observer, NASA/GSFC, Vol. 18, Issue 1, January-February 2006, pp. 4-5,
URL: (http:// eospso.gsfc.nasa.gov/eos_observ/ pdf/Jan-Feb06.pdf).
NASA, 2007. NASA Awards Contract For Land-Imaging Instrument, (URL:
http://ldcm.nasa.gov/0716-2007.html).
R. Adipranata, Kombinasi Metode Morphological Gradient dan Transformasi Watershed
pada Proses Segmentasi Citra Digital, Universitas Kristen Petra.
J. M. Gauch, 1999, Image Segmentation and Analysis via Multiscale Gradient Watershed
Hierarchies, IEEE.
S. Lefevre, 2007, Knowledge From Marker in Watershed Segmentation, CAIP'07
Proceedings of the 12th International Conference on Computer Analysis of Images and
Patterns, France.
M. Mancas and B. Gosselin, 2003, Fuzzy Tumor Segmentation Based on Interative
Watersheds, Belgium.

14
LAMPIRAN I
1. Curriculum Vitae Pemohon 1
Nama Lengkap : Niken Rahayuningtyas
Nama Panggilan : Niken
NRP : 03311640000071
IPK/Semester : 3.16/ 6
Jenis Kelamin : Perempuan
Golongan Darah :B
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
Tempat/Tanggal Lahir: Jombang/01 November 1998
Alamat Asal : Dusun Gempoldampet Desa Ngrandulor rt/rw 021/010 Kecamatan
Peterongan Kabupaten Jombang
Alamat Domisili : Keputih gang Makam nomer 16 Keputih Sukolilo Surabaya
No. Telp : 085235243796
Email : nikenrahayuningtyas98@gmail.com
Hobi : Makan dan Tidur

RIWAYAT PENDIDIKAN
No. Jenjang Instansi Jurusan Tahun
1. TK RA Miftahul Falah - 2001-2004
2. SD/MI MI Miftahul Falah - 2004-2010
3. SMP SMPN 2 Kesamben - 2010-2013
4. SMA SMAN 1 Jombang IPA 2013-2016
5. Perguruan Institut Teknologi Sepuluh S1- Teknik 2016- Sekarang
Tinggi Nopember Surabaya Geomatika

15
RIWAYAT ORGANISASI
No. Nama Organisasi Jabatan Tahun
1. HIMAGE-ITS (Himpunan Staff Kewirausahaan 2017-2018
Mahasiswa Geomatika- ITS) (KWU)
2. HIMAGE-ITS (Himpunan Kabiro Sarana dan 2018- Sekarang
Mahasiswa Geomatika- ITS) Prasarana
3. UKM ITS Volley Ball Sektretaris Divisi 2017-2018
Eksternal
4. UKM ITS Volley Ball Kepala Divisi 2018- Sekarang
Hubungan Luar

RIWAYAT PELATIHAN
No. Nama Pelatihan Tempat Tahun
1. Pelatihan Spiritual dan Kebangsaan ITS 2016
2. Pra-LKMMTD(PraLatihan FTSP - ITS 2016
Keterampilan Manajemen Mahasiswa
Tingkat Dasar)
3. Spatial (Studi Pemahaman Tarbiyah BSO GIS – 2016
Islam) HIMAGE ITS
4. Pelatihan Karya Tulis Ilmiah (PKTI) HIMAGE-ITS 2017
5. LKMW-TD (Latihan Keterampilan HIMAGE-ITS 2017
Mahasiswa Wirausaha Tingkat Dasar)

RIWAYAT KEPANITIAAN
No. Nama Kepanitiaan Penyelenggara Jabatan Tahun
1. Gesture (Geomatics Study HIMAGE-ITS Sie Acara 2016
of Future)
2. Spatial 2017 BSO GIS Sie Kestari 2017
HIMAGE ITS
3. Geosentric 2017 HIMAGE ITS Sie Kestari 2017

16
4. Farewell Party FTSP FTSP Sie Bazzar dan 2017
Games
5. ITS OPEN 2017 UKM IBC (ITS Sie Publikasi 2017
BADMINTON dan
CLUB) Dokumentasi
6. IBC Intern Cup UKM IBC (ITS Sie Publikasi 2016
BADMINTON dan
CLUB) Dokumentasi
7. Pomits 2017 Cabang UKM IBC (ITS Sie Publikasi 2017
Olahraga Bulutangkis BADMINTON dan
CLUB) Dokumentasi
8. Pomits 2018 Cabang UKM IBC (ITS Sie Publikasi 2018
Olahraga Bulutangkis BADMINTON dan
CLUB) Dokumentasi
9. LKMW-TD 2018 (Latihan HIMAGE - ITS Koordinator Sie 2018
Keterampilan Mahasiswa Kestari
Wirausaha Tingkat Dasar)
10. PIRES 2018 (Piala Rektor UKMVolley Sie Liaison 2018
Sepuluh Nopember) Ball ITS Officer

17
2. Curriculum Vitae Pemohon 2
Nama Lengkap : Adelia Rahmadani
Nama Panggilan : Adel
NRP : 03311640000098
IPK/Semester : 2.96/ 6
Jenis Kelamin : Perempuan
Golongan Darah :A
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
Tempat/Tanggal Lahir: Surabaya, 30 Desember 1997
Alamat Asal : Komplek TNI AL Kenjeran, Jl. Sahabudin no. 11, Surabaya
Alamat Domisili : Komplek TNI AL Kenjeran, Jl. Sahabudin no. 11, Surabaya
No. Telp : 085859521502
Email : adelrhmdni@yahooc.o.id
Hobi : Mendengarkan lagu,

RIWAYAT PENDIDIKAN
No. Jenjang Instansi Jurusan Tahun
1. TK TK Al Sari - 2001-2004
2. SD/MI SD Hang Tuah 3 - 2004-2010
3. SMP SMPN 1 Surabaya - 2010-2013
4. SMA SMAN 3 Surabaya IPA 2013-2016
5. Perguruan Institut Teknologi Sepuluh S1-Teknik 2016- Sekarang
Tinggi Nopember Surabaya Geomatika

RIWAYAT ORGANISASI
No. Nama Organisasi Jabatan Tahun
1. HIMAGE-ITS (Himpunan Staff Seni dan 2017-2018
Mahasiswa Geomatika- ITS) Olahraga
2. UKM ITS Volley Ball Sektretaris Divisi 2017-2018
PSDM
3. UKM ITS Volley Ball Staff Divisi PSDM 2018- Sekarang

18
RIWAYAT PELATIHAN
No. Nama Pelatihan Tempat Tahun
1. Pelatihan Spiritual dan Kebangsaan ITS 2016
2. Pra-LKMMTD(Pra Latihan FTSP - ITS 2016
Keterampilan Manajemen Mahasiswa
Tingkat Dasar)
4. Pelatihan Karya Tulis Ilmiah (PKTI) HIMAGE-ITS 2017
5. LKMW-TD (Latihan Keterampilan HIMAGE-ITS 2017
Mahasiswa Wirausaha Tingkat Dasar)

RIWAYAT ORGANISASI
No. Nama Kepanitiaan Penyelenggara Jabatan Tahun
1. Gesture (Geomatics Study HIMAGE-ITS Sie Acara 2016
of Future)
2. DiesNatalis Institut ITS Sie Acara 2017
Teknologi Sepuluh
Nopember
3. Geosentric 2017 HIMAGE ITS Sie Kestari 2017
4. Farewell Party FTSP FTSP Sie Bazzar dan 2017
Games
5. PIRES UKM VOLI ITS Sie Perkap 2017
6. PIRES UKM VOLI ITS Koor Sie LO 2018

19

Anda mungkin juga menyukai