Anda di halaman 1dari 27

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 422/Teknik Lingkungan

USULAN
PENELITIAN HIBAH BERSAING

DESAIN PROTOTIFE ALAT PENANGANAN SAMPAH DI DRAINASE


DALAM USAHA MITIGASI BANJIR

Oleh :

Muh.Yamin,S.T.P., M.Si NIDN. 0013087405


Mujibu Rahman, S.T.P., M.Si NIDN. 0027107104

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA


MARET, 2013
DAFTAR ISI

Halaman
IDENTITAS PENELITIAN................................................................................ II
ABSTRAK ..................................................................................................... III
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
BAB II. STUDI PUSTAKA................................................................................ 5
BAB III. METODE PENELITIAN...................................................................... 12
BAB IV. PEMBIAYAAN.................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 17

LAMPIRAN :
1 PERKIRAAN ALOKASI BIAYA………………………………………………………………. 19
2 DUKUNGAN PADA PELAKSANAAN PENELITIAN………………………………… 21
3 BIODATA PENELITI……………………………………………………………………………… 22
4 PERNYATAAN PENELITI………………………………………………………..……..…. 24
ABSTRAK

MUH.YAMIN DAN MUJIBURAHMAN, Desain Prototife Intrumen Penanganan


Sampah Di Drainase Dalam Usaha Mitigasi Banjir,

Penelitian ini bertujuan untuk mendesain prototife instrument


penanganan sampah di drainase yang mana mungkin merupakan salah satu dari
usha untuk mitigasi bencana banjir khususnya dibeberapa titik-titik banjir di
samarinda.
Sistimatika aplikasi kerja dari alat ini adalah dengan menempatkan alat di
saluran drainase , di mana sampah –sampah yang terbuang akan masuk dan
diproses oleh alat, kemudian alat akan mentranfer sampah-sampah ke
penaampung yang berjalan menujuj ke pembuangan akhir.
Penilaian kinerja alat terutama di lakukan dengan pengamatan terhadap
kinerja putaran alat serta kemampuan alat dalam menangkap sampah yang
melaluinya.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Musibah bencana yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini kian meningkat
intensitasnya baik secara kuantitas maupun kualitas dan terjadi mulai dari ujung
barat hingga ke ujung timur negeri yang berpenduduk 238 juta jiwa ini, tanpa dapat
diketahui secara tepat dan pasti kapan waktu terjadinya.
Ancaman bencana ini memang unpredictible, dan kita hingga saat ini hanya
bisa memperkirakan potensi-potensi timbulnya bencana tersebut. Tercatat negara kita
telah lengkap mengalami seluruh bencana yang ada, mulai dari gempa bumi, tsunami,
banjir, tanah longsor, angin puting-beliung, kebakaran, kelaparan, dan kerusuhan
social. Keseluruhan hal tersebut menyadarkan kita untuk berbenah, dan bersiap diri
melalui kebijakan (action policy) penanganan, pengurangan, dan pelaksanaan
penanggulangan bencana, terutama ditingkat Pemerintah kabupaten/Kota yang rawan
terjadinya bencana. (Rustan A dan Ferry Firdaus,2011).
Sebagian besar kota-kota besar di Indonesia berkembang di dataran banjir
sehingga memiliki resiko yang tinggi terhadap banjir. Resiko bencana meningkat
pada kawasan perkotaan karena memiliki tingkat kepadatan penduduk yang besar.
Di Indonesia pada tahun 2008 lebih kurang 50% penduduknya tinggal di kawasan
perkotaan. Sekitar 110 juta dari total 222.78 penduduk bermukim pada 60 kota
utama yang terletak 100 km dari garis pantai. (Sutopo,2010)
Bencana dapat disebabkan oleh fenomena alam dan ulah manusia.
Masyarakat sebagai pihak yang mengalami dan terkena bencana perlu melakukan
tindakan untuk menghadapi dan menanggulanginya. Upaya itu dikenal dengan
penanggulangan bencanaatau disaster management. Penanggulangan bencana
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus
meliputi sebelum, pada saat dan setelah bencana terjadi.
Dalam khasanah ilmu manajemen penanggulangan bencana menjadi bagian
dari manajemen pembangunan. Oleh karena itu dipandang dari sisi manajemen
pembangunan. Penanggulangan bencana tidak dapat dianggap sebagai kegiatan
rutin atau kegiatan sampingan yang sekedar bersifat reaktif. Penanggulangan
bencana adalah kegiatan pembangunan yang terkodinasi, menyeluruh dan terpadu
serta berkelanjutan.(Subiyantoro,2010)
Sungai/drainase merupakan salah satu komponen lingkungan yang
memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia. Salah satu fungsi utamanya saat
ini adalah sebagai suber air untuk pengairan lahan pertanian dan untuk memenuhi
kebutuhan air bersih . baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk kegiatan
pada sector perindustrian (Aswin,2009)
Pembuangan sampah-sampah ke sungai/drainase akan menyebabkan
pencemaran air, Pendangkalan dan penyempitan aliran, juga tarhambatnya proses
air tanah. Apalagi jika banyak terdapat sampah-sampah plastik yang tidak bisa
diuraikan oleh tanah, akan mengakibatkan menumpuknya sampah dan limbah,
salah satu pencemaran yang terjadi di jawa barat yakni di sungai Cibeureum
disebabkan oleh prilaku dimasyarakat yang membuang sampah di badan air.
(Renosori dkk, 2011)
Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang
seksama dan cermat. Karena untuk mendapatkan air yang bersih, sesuai dengan
standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak
tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah
dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan
lainnya. Dan ketergantungan manusia terhadap air pun semakin besar sejalan
dengan perkembangan penduduk yang semakin meningkat.
Pada awalnya orang belum mengolah air limbah yang dihasilkan,karena
kuantitas air limbah belum mempengaruhi kondisi lingkungan dan kualitasnya
dapat diolah sendiri secara alamiah yang dikenal dengan self purifications. Tetapi
sekarang, dimana pertumbuhan manusia cukup tinggi, . Peningkatan volume air
limbah yang dilepaskan ke lingkungan mengalami peningkatan sangat pesat,
sementara kemampuan lingkungan untuk menampung semakin menurun.
Akibatnya terjadilah kerusakan lingkungan berupa pencemaran yang efeknya
semakin dirasakan dari waktu ke waktu.
Limbah juga sangat berpotensi untuk menimbulkan banjir dikarenakan
volume yang meningkat sehingga drainase menjadi dangkal dan tersumbat.
Terganggunya aliran air di drainase kota merupakan satu di antara yang bisa
menyebabkan terjadinya banjir. Selain itu, tingkat curah hujan yang cukup
tinggi, serta masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang
sampah ke drainase aliran air/sungai juga salah satu penyebab terjadinya banjir
rutin di kota-kota.
Beberapa drainase di kota-kota mengalami ketidakmampuan dalam
menampung air, karena air yang datang volumenya jauh lebih besar daripada
volume drainase yang ada. Selain mungkin perlunya pembesaran drainase, perlu
juga pemerintah menyelesaikan masalah pendangkalan akibat sampah yang
tertumpuk di drainase, yang pada akhirnya menjadi permasalahan banjir yang tak
pernah usai di kota-kota besar.
Permasalahan ini tidak akan pernah selesai jika tidak ada tindakan nyata
dan menyeluruh dari setiap elemen khususnya di kota samarinda baik pemerintah,
stake holder dan masyarakat. Hal ini perlu segera di laksanakan karena kawasan
yang tergenang dari tahun ke tahun semakin meningkat. yang merupakan indikasi
bahwa kapasitas saluran drainase saat ini sudah tidak mampu lagi mengalirkan air
limpasan sehingga keluar ke badan jalan.
Kondisi seperti ini bertambah parah karena tidak adanya perubahan
kesadaran masyarakat untuk ikut bertanggung jawab terhadap keberadaan saluran
drainase. Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa saluran drainase tidak
terlalu penting sehingga masyarakat pada umumnya menjadikan sungai sebagai
tempat buangan sampah alternatif,
Kenyataan di lapangan yang timbul saat ini adalah saling menyalahkan satu
sama lain, pihak pemerintah menuding masyarakat yang tidak mempunyai rasa
memiliki, di lain pihak masyarakat menganggap pemerintah tidak mampu
mengurus saluran, dan menganggap industri pemukiman pengembangan adalah
salah satu pihak yang harus bertanggung jawab terhadap timbulnya banjir.
Berkaitan dengan hal ini maka penulis merencanakan untuk mendesain
sebuah alat yang bisa digunakan sebagai alat mitigasi bencana khususnya pada pra
bencana banjir yang biasa terjadi, yakni merancang alat untuk memberishkan
sungai dari sampah dan endapan-endapan partikel yang dapat membuat drainase
menjadi dangkal. Desain alat dirancang sebagai sebuah prototif dari sistem kerja
pembersihan sungai, yang mana pada nantinya bisa diterapkan dalam skala yang
lebih luas dalam rangka penyediaan saluran drainase/sungai- sungai kecil di kota
samarinda yang bersih dan tidak dangkal yang sedikit banyak akan membantu
penyelesaian banjir di kota Samarinda, dan bisa menjadi pertimbangan bagi
masyarakat dan instasi-terkait.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah merancang prototype sebuah alat
yang dapat diterapkan untuk membersihkan saluran drainase dari sampah dan
padatan yang dapat mengakibatkan pendangkalan sungai, sehingga akan bisa
dijadikan sebagai model untuk diterapkan oleh pemerintah daerah.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kawasan Rawan Banjir, Jenis Penyebab Banjir

Banjir adalah suatu peristiwa meluapnya air dari sungai atau saluran
drainase karena tidak mampu menampung besarnya debit air (Dirjen SDA DPU).
Kawasan rawan bencana banjir adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi
mengalami bencana banjir (Dirjen SDA DPU).
Secara umum penyebab banjir dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori,
yaitu banjir yang disebabkan oleh sebab-sebab alami dan banjir yang diakibatkan
oleh tindakan manusia (Kodoatie dan Sugiyanto, 2002). Yang termasuk sebab-
sebab alami antara lain: Curah hujan, Pengaruh Fisiografi, Erosi dan
Sedimentasi, Kapasitas sungai, Kapasitas Drainase yang tidak memadai,
Pengaruh air pasang, Perubahan Kondisi Daerah Pengaliran Sungai
Sedangkan factor manusia penyebab banjir adalah : Kawasan Kumuh,
Sampah, Drainase lahan, Bendung dan bangunan air, Kerusakan bangunan
pengendali banjir, Perencanaan sistim pengendalian banjir tidak tepat

2.2 Faktor-Faktor Penyebab Banjir

Banjir sebenarnya bukan merupakan suatu permasalahan selama peristiwa


tersebut tidak menimbulkan bencana bagi manusia; akan tetapi begitu banjir telah
mengancam kehidupan manusia, maka dimulailah upaya untuk mence-gahnya.
Beberapa pakar menjabarkan bahwa penyebab banjir diilustrasikan sebagai
interaksi dari berbagai faktor lingkungan alamiah (fisik) seperti curah hujan,
kondisi topografi, serta lingkungan sosial yang erat kaitannya dengan perubahan
tata guna tanah khususnya di wilayah perkotaan. Fenomena banjir yang terjadi,
pada dasarnya disebabkan oleh dua hal yaitu:
Pertama, kondisi dan peristiwa alam, yang meliputi:
a. Intensitas curah hujan yang terjadi pada bulan-bulan tertentu, hingga
mencapai lebih dari 100 mm dalam 10 menit,
b. Topografi wilayah yang merupakan dataran rendah dengan lereng relatif
landai, serta bentang cekungan sebagai kawasan tandon air, secara geologi
tanah-tanah tertentu termasuk golongan tanah yang kedap air sehingga air
mengalami kesulitan untuk berinfiltrasi;
c. Penyempitan alur sungai dan pendangkalan sungai akibat pengendapan
material-material yang dibawa dari hulu ikut memberi andil penyebab banjir,
d. Pada saat terjadinya pasang naik air laut terjadi hujan dan air sungai yang
menuju laut terbendung oleh pasang naik akibatnya air melimpah kedaratan.
Kedua sebagai akibat dari aktivitas manusia, yang meliputi ;
a. Perubahan penggunaan tanah dari yang semula merupakan situ, rawa,
sawah, kebun, tanah kosong, dialih fungsikan menjadi penggunaan tanah
menjadi permukiman, atau bangunan sarana-sarana lainnya;
b. Penebangan liar pada hutan di wilayah hulu sebagai daerah tangkapan air
(catchment area); hingga bukan saja berakibat terhadap terjadinya banjir
akan tetapi juga terhadap kekeringan pada musim kemarau,
c. Penyempitan bantaran sungai, sebagai akibat dari okupasi penduduk,
Penduduk berprilaku yang kurang memahami pentingnya pernan fungsi
sungai, serta saluran drainase, dan pembuangan limbah (sampah),
d. Kurangnya teknik penyerasian bentuk-bentuk pembanghunan saluran
drainse yang erat kaitannya dengan karakteristik fisik wilayah perkotaan.
(Waryono.T. 2002)
2.3 Dampak Dan Akibat Banjir
Banjir dapat berupa genangan ataupun limpasan, tergantung dari penyebab,
kondisi geografis dan kondisi bantaran sungai. Banjir yang disebabkan oleh hujan
yang berlebihan akan menimbulkan banjir limpasan dan genangan, tetapi banjir
yang disebabkan oleh meningkatnya permukaan air laut biasanya merupakan
banjir genangan. Sedangkan banjir yang disebabkan oleh gelombang tsunami
merupakan banjir limpasan gelombang yang sangat dahsyat (Lasino, 2002).
Dari kedua tipe banjir tersebut dapat mengakibatkan dampak yang berbeda
pula dimana banjir limpasan dapat menyebabkan robohnya bangunan dan
terhanyutnya barang atau benda bahkan manusia akibat hantaman yang kuat dari
arus air yang disertai benda yang terbawa, sedangkan banjir genangan kurang
memberikan dampak kerusakan langsung secara signifikan (Lasino, 2002)
Dampak dan gangguan yang terjadi akibat genangan banjir terhadap
manusia, tergantung dari sifat jenis dan kondisi lingkungan yang terkena banjir
dan bagaimana masyarakat mengsikapi kejadian banjir tersebut. Secara umum
pengaruh genangan banjir terhadap kehidupan manusia dapat dibagi menjadi dua
tahap yaitu tahap gangguan dan tahap ancaman (Lasino, 2002) yaitu;
1. Tahap gangguan, dimana pada tahap ini masyarakat baru merasa terganggu
kenyamanannya sehingga tidak dapat menjalankan aktivitasnya seperti biasa
atau berkurangnya fungsi rumah sebagai tempat tinggal dan pembinaan
keluarga serta berkurangnya fungsi fasilitas umum dan fasilitas sosial lainnya.
2. Tahap ancaman, dimana pada tahap ini masyarakat sudah mulai terancam
keselamatannya baik pada saat terjadinya banjir akibat derasnya aliran atau
longsor yang dapat merobohkan bangunan maupun pasca banjir dengan
munculnya berbagai wabah penyakit serta gangguan kesehatan lainnya.
Dampak yang lebih luas dari banjir adalah rusaknya lingkungan, yang akan
berpengaruh terhadap banyak aspek kehidupan atau ekosistem yang ada. Pada
lingkungan permukiman, banjir akan berakibat pada terhentinya kegiatan
ekonomi dan stagnasi usaha, begitu juga dengan pendidikan akan terganggu
karena siswa tidak nyaman bahkan tidak dapat belajar di sekolahnya.
Selanjutnya akibat banjir juga berpengaruh kepada perdagangan karena
terhentinya sistim transportasi terutama transportasi darat sehingga distribusi
barang-barang terhambat penyalurannya, selain itu banjir juga mengakibatkan
rusaknya sarana dan prasarana umum yang ada, kerugian lainnya akibat yang
ditimbulkan oleh kejadian banjir yaitu adanya Perubahan kondisi lingkunganyang
akan berpengaruh terhadap fungsi lahan dan nilai ekonomis terutama akibat
adanya genangan yang secara langsung akan mengganggu aktivitas masyarakat.
Sedangkan dampak atau kerugian yang diakibatkan pasca banjir adalah dengan
munculnya berbagai penyakit yang menimpa pada masyarakat seperti sesak
nafas, diare, sakit kulit, dan sebagainya.
2.4 Banjir dan Penanggulangannya
Bencana banjir selalu menimbulkan kerugian yang besar bagi manusia, baik
kerugian materi bahkan jatuhnya korban jiwa; serta menimbukan dampak
terhadap perubahan ekosistem, baik sementara maupun premanen. Upaya untuk
mengatasi banjir seperti di Jakarta, sejak tahun 1800-an, telah dilakukan oleh
kolonial Belanda. Dibangunnya pencegah atau pengendali banjir (Flood Control),
dan atau membangun kanal-kanal telah dilakukan.
Upaya lainnya juga telah diprogramkan dengan merehabitasi tanah-tanah
kritis di hulu-hulu DAS yang memiliki potensi air limpasan yang cukup besar bagi
wilayah di bawahnya. Fenomena banjir pada akhir-akhir ini juga telah dilakukan,
yaitu melalui penanganan secara komperhensif dengan tujuan untuk mengurangi
beban kerugian yang diderita oleh masyarakat, dan atau menekan atau mengurangi
besarnya kerugian (flood damage mitigation). Penanganan bencana banjir pada
sungai-sungai besar seperti di S. Mississippi di Amerika serikat, pada awalnya
juga dilakukan dengan membuat chek dam; namun demikian para pakar masalah
banjir berpendapat bahwa pendekatan tersebut cenderung “melawan alam” dan
bukan satu-satunya pemecahan untuk mengatasi masalah banjir. Pendekatan
terkini dilakukan secara konperhensif dengan menyadarkan masyarakat untuk ikut
memeliharan agar kemampuan daya tampung badan sungai tetap mampu
mengendalikan jumlah volume air yang mengalirnya.
Penanggulangan bencana banjir di Indonesia juga telah diantisipasi
berdasarkan Kepres No. 43 Tahun 1990. Dalam kepres tersebut, sistem
penanggulangan yang dilakukan berdasarkan manajemen modern yang mencakup
kegiatan pencegahan, penjinakan, penyelamatan, rehabilitasi dan rekonstruksi.
Pada prisipnya dirinci menjadi tiga tahapan yaitu:
a. sebelum terjadi bencana meliputi kegiatan pencegahan (Prevention),
penjinakan (Mitigation), kesiap-siagaan (Preparedness),
b. selama bencana meliputi tahap darurat (Response), konsolidasi
(Consolidation), dan rehabilitasi (Rehabilitation),
c. sesudah bencana, meliputi rekonstruksi (Reconstruksi), dan pembangunan
(Development).
Tindakan mitigasi dapat dipandang sebagai suatu upaya struktur dengan
membangun infrastruktur pengendali banjir seperti telah disebutkan diatas.
Sedangkan tindakan preventif merupakan tindakan bersifat non struktur yang
lebih menekankan pada pengelolaan lingkungan DAS sebagai bagian integral dari
perencanaan penanggulangan bencana banjir.
Namun dalam pengaturan tersebut nampaknya modal dasar keikutsertaan
masyarakat sama sekali tidak disinggung. Padahal secara fakta bahwa manusialah
sebagai faktor penyebab utamanya. (Waryono.T. 2002)
2.5 . Perencanaan Instrument/Alat
Merencana berarti merumuskan suatu rancangan dalam memenuhi
kebutuhan manusia . Pada mulanya suatu kebutuhan tertentu mungkin dengan
mudah dapat diutarakan secara jelas seperti bagaimana mendapatkan tenaga yang
besar tanpa menggunakan bahan bakar bakar , atau tindakan yang dpat dilakukan
dikarenakan rusaknya suatu bagian dari mesin dan rusaknya berulang-ulang.
Suatu persoalan perencanaan bukanlah suatu persoalan hipotesis.
Perencanaan mempunyai maksud yakni suatu kreasi untuk mendapatkan suatu
hasil akhir dengan mengambil suatu tindakan yang jelas, atau suatu kreasi atas
sesuatu yang mempunyai kenyataan fisik.
Dalam bidang teknik, perencanaan menyangkut suatu proses di mana
prinsip-prinsip ilmiah dan alat-alat teknik seperti matematika, computer, grafik
dan bahasa dipakai, dalam menghasilkan suatu rancangan , yang kalau
dilaksanakan akan memenuhi kebutuhan manusia.
perencanaan mesin berarti perencanaan dari system dan segala yang
berkaitan dengan sifat mesin , mesin-mesin, produk, struktur, alat-alat dan
instrument .
Gambar 1. Tahapan perencanaan
Perencanaan bermula pada saat seorang peneliti menemukan adanya suatu
kebutuhan dan memutuskan untuk berbuat sesuatu akan hal tersebut. Pengenalan
kebutuhan dan merangkaikan kebutuhan sering merupakan suatu tindakan kreatif
yang tinggi, karena kebutuhan tersebut bia saja hanya berupa ketidakpuasan yang
samar atau adanya perasaan bahwa ada sesuatu yang kurang beres.Kebutuhan
tersebut sering tidak jelas dan berlangsung tiba-tiba, karena lingkungan atau
sekumpulan lingkungan yang acak dan tidak sesuai. Jadi seorang yang peka dan
mudah terganggu oleh sesuatu kondisi, akan lebih mudah mengenal suatu
kebutuhan dan lebih mungkin untuk berbuat sesuatu dan lebih kreatif (Shigley and
Joseph E, 1984)
Perumusan masalah, mencakup seluruh spesifikasi tentang sesuatu yang
direncanakan. Perincian tersebut mencakup sejumlah masukan dan keluaran, sifat
dan dimensi ruang yang dipakai dan semua batasan- batasan atas besaran yang
berkaitan dengan hal tersebut. Jika dibayangkan sesuatu yang direncanakan
tesebut sebagai sebuah kotak hitam, bersama sifat-sifat dan batasan-
batasannya.Spesifikasi tentang biaya yang jelas, jumlah yang harus dibuat,
taksiran umur, batas suhu operasi dan ketahanan uji annya. Hal yang jelas dalam
spesifikasi tersebut antara lain adalah kecepatan, kapasitas bahan masuk, batasan
suhu, daerah kerja maksimum, variasi yang diharapkan dari variable-variabel yang
ada, batasan ukuran dan berat . selain itu pertimbangan ekonomis juga bisa
dijadikan patokan untuk menghasilkan produk dengan harga yang paling rendah.
Setelah masalah dirumuskan dan serangkaian spesifikasi yang tertulis
maupun yang dinyatakan secara langsung sudah didapat , langkah selanjutnya
dalam perencanaan seperti terlihat dalam gamba 1 adalah sintesa dari jawaban
yang optimum, namun sintesa tak mungkin dilakukan tanpa disertai dengan
analisa dan optimisasi karena system yang direncanakan harus dianalisa untuk
mengetahui apakah performan yang diperoleh berdaya guna sesuai spesifikasi .
Analisa ini mungkinakan menunjukkan bahwa system tersebut bukanlah yang
paling optimum. Kalau rencana tersebut gagal melampaui kedua pemeriksaan
tersebut, prosedur Sintesa harus diulang lagi (Shigley and Joseph E, 1984)
Evaluasi adalah tahap yang penting dari suatu proses perencanaan yang
menyeluruh. Evaluasi, adalah pemeriksaan akhir dari suatu perencanaan yang
sukses, dan biasanya melibatkan pengujian dari prototype di laboratorium. Pada
tahap ini, kita mengharapkan menemukan apakah rencana tersebut memenuhi
kebutuhan . Apakah ia dapat diandalkan ? Apakah ia bisa bersaing dengan produk
lain yang sejenis ? Apakah ia mudah dirawat dan distel ? Dapatkanh ia member
keuntungan dan pemakainannya?.
Penyajian adalah langkah terakhir dari suatu proses perencanaan .
Menyampaikan rencana tersebut ke pihak lain adalah suatu tahap akhir yang
paling penting dalam proses perncanaan. Karena dengan hal ini informasi dapat
tersampaikan ke pihak lain.
III. METODA PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
Pada tahap pertama penelitian ini meliputi desain, perancangan serta
pembuatan instrument penangkap sampah di drainase, adapun pembuatan alat
rencananya akan diadakan kerjasama dengan laboratorium teknik di Jurusan
teknik mesin Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Pada tahap pertama ini, penelitian akan dikonsentrasikan pada tahap
pemuatan alat dan analisa data yang bersifat teknis. Sedangkan pada tahap kedua
penelitian ini akan dikonsentrasikan pada penyempurnaan alat, kemampuan
penangkapan sampah dan sosialisasi alat.

3.2. Model Rancangan Alat

1
2

4 3

7
5

6 No Nama
1. Fully dan sabuk
2. Filter
3 Landasan pengalihan
4 Motor
6 Landasan penangkap
7 Filter pembuangan air dan
penyaring sampah

Gambar 2. Model Desain Plat Pototipe Alat Penangkap Limbah Di Drainase


Perkotaan.
3.3 Cara kerja alat
Berikut ini adalah cara kerja alat yang rencananya akan didesain oleh
peneliti, yakni sebagai berikut :
Tahap pertama(tahun 1)
1. Alat diletakkan di ujung dari pusat aliran drainase dan lebih baik jika
di dekat pembuangan akhir sebelum air drainase jatuh ke perairan yang
lebih besar.
2. Limbah akan berkumpul di pengumpan limbah, sementara air drainase
dibiarkan melaju melalui lubang-lubang pembuangan air pada alat.
3. Pada saat limbah sudah banyak terkumpul, maka mesin dihidupkan,
sehingga conveyor pengumpan akan berputarmengangkat limbah
menuju conveyor pengumpan kedua.
1. Limbah yang terkumpul di pengumpan kedua, akan jatuh di bak limbah
karena adanya gerakan konveyor yang diputar oleh motor kedua.
2. Setelah limbah terkumpul pada bak penampung , penampung segera
dibersihkan agar conveyor kedua bisa berjan dengan baik.
3. Menganalisis data teknis alat.
Tahap kedua (tahun 2)
1. Penyempurnaan alat
2. Uji kinerja melaui aplikasi alat dilapangan
3. Soisalisasi ke masyarakat dan instansi terkait

3.4 Analisa Data


Analisis data konstruksi dihitung berdasarkan persamaan-persamaan yang
ada dalam tinjauan pustaka, antara lain tentang sifat yang dimiliki oleh Pully,
Belt, Poros yang mana menjadi data tambahan terhadap informasi kinerja alat.,
selain itu kinerja alat juga akan dihitung berdasarkan kemampuan alat dalam
menangkap limbah baik dari segi kuantitas limbah ataupun dari kecepatan alat
dalam menangkap limbah yang tersaring oleh alat.

3.5 Diagram Alir Perencanaan alat

Perencanaan dan pembuatan Instrumen


penangkap sampah

Referensi
(pengalaman,literature, Data yang dibutuhkan
ketersediaan alat) Perakitan alat Rangka Motor
Puli Elemen yang direncanakan
Sabuk
Tidak Ya Perakitan
Poros Alat Bantalan
Selesai Listrik
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya


Rencana anggaran pembiayaan rancangan desain prototype instrument
penganan sampah di drainase dalam usaha mitigasi banjir.
No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rp.)
Tahun 1 Tahun 2
1 Gaji dan Upah 15.000.000 9.000.000
2 Bahan habis pakai dan Peralatan 20.000.000 5.000.000
3 Transportasi 5.000.000 -
4 Lain -lain 10.000.000 16.000.000
Jumlah 50.000.000 30.000.000

4.2. Jadwal Penelitian


Berdasarkan volume pekerjaan dan alokasi waktu, maka disusun jadwal
pelaksanaan kegiatan penelitian sebagai berikut :
No. Kegiatan Bulan ke
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
1 Penyempurnaan desain alat X
2 Persiapan alat dan bahan X
3 Persiapan lab. Dan pembuatan alat X X X X
4 Uji coba alat X
5 Persiapan sarana drainase X
pengujian dan aplikasi alat serta
pengambilan data.
6 Olah data X X
7 Pembuatan laporan dan seminar X X
DAFTAR PUSTAKA
Aswin R.2009. Pencemaran Sungai Di Kota Bandung. Terdapat Pada
Http://Dark4mg.Blogspot.Com/2009/11/ Pencemaran Sungai Di Kota
Bandung. Diunduh 26 Maret 2013.
Edward Shiley. Joseph Dan Larry D. Mitchell, 1984,Perencanaan Teknik Mesin ,
Erlangga, Jakarta.
Lasino, 2002. Pengaruh Genangan Terhadap Bangunan. Makalah, Disajikan
Dalam Seminar Dampak Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota-Kota Pantai
Di Indonesia, Bandung 12-13 Maret 2002.
Renosori,P., Endang P. Dan Riani L. 2011. Kajian Pengelolaan Sampah Keluarga
Upaya Mengurangi Pencemaran Sungai (Studi Kasus Rw 07 Kelurahan
Cibeureum Kecamatan Cimahi Selatan).Prosiding Seminar Nasional
Penelitian Dan Pkm Sains, Teknologi Dan Kesehatan.LPPM. Unisba.
Bandung.
Rustan A. Dan Ferry Firdaus.2011. Ancaman Bencana Dan Kebijakan
Penanganannya Di Daerah, Jurnal Borneo Administrator Vol. 7 No. 1
Tahun 2011, Samarinda
Shigley. Joseph E , (Alih Bahasa Gandhi Harahap). 1984. Perencanaan Teknik
Mesin Jilid I. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Subiantoro,I. 2010. Upaya Mengantisipasi Bencana Melalui Kekuatan
Berbasiskan Masyarakat, Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana. Vol 1.
No.2.
Sutopo, P,N. 2010. Pengaruh Antropogenik Terhadap Banjir Bengawan Solo,
Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana, Vol 1.No.2.
Waryono, Tarsono. 2002. Fenomena Banjir Di Wilayah Perkotaan. Makalah
Nara Sumber Penyusunan Perda Sumur Resapan Provinsi Dki Jakarta.
Bplhd Provinsi Dki Jakarta. Fmipa-Ui.Jakarta .
Lampiran 1

Tahun 1
Jenis Pengeluaran Satuan Jumlah (Rp)
Honor peneliti (ketua dan anggota) 30 % 15.000.000,-
a. Penyiapan alat (bahan habis pakai) 1 Paket 20.000.000,-
 Besi Profil L
 Besi Profil I
 Motor listrik
 Baut dan Mur (2 bh)
 Kawat las
 Plat Aluminium
 Plat baja stainless steel
 Bantalan/ bearing
 V-Belt karet
 Plat baja
 Pensil 2B
 Balpoint
 Buku catatan
 Dan pendukung lainnya.
 Sewa laboratorium/Operasional
workshop
 Honor tenaga bantu

Lain-lain : 1 paket 10.000.000,-


 Bahan Pustaka
 Penyusunan Proposal
 Laporan kemajuan
 Penyusunan laporan
 Seminar
 Penulisan Jurnal,
 Kontribusi lembaga
 Fotocopi
 Kamera
 Internet
 Pajak
Transportasi, perjalanan atau 5.000.000,-
pengeluaran yang dianggap perlu.

Total Keseluruhan 50.000.000,-


Tahun 2
Jenis Pengeluaran Satuan Jumlah (Rp)
Honor peneliti (ketua dan anggota) 30 % 9.000.000,-
 Penyempurnaan Alat 1 Paket 5.000.000,-
(Berdasarkan pengamatan terhadap
alat yang telah di desain)
 Sewa workshop

Lain-lain : 1 paket 5.000.000,-


 Bahan Pustaka
 Penyusunan Laporan akhir
 Laporan kemajuan
 Penyusunan laporan
 Seminar
 Penulisan Jurnal,
 Kontribusi lembaga
 Fotocopi
 Kamera
 Internet
 Pajak
Sosialisasi 11.000.000,-

Total Keseluruhan 30.000.000,-


Lampiran 2. Dukungan dan Prasarana Penelitian

 Lokasi Penelitian

Penelitian ini rencananya sebagian besar akan dilakukan di workshop teknik


mesin Politeknik Negeri Samarinda dan kemungkinan juga akan berkonsultasi
dengan Balai latihan keja Samarinda khusunya di bagian mesin dan pengelasan,
sedangkan untuk pengujian alat akan dilakukan di lingkungan drainase politeknik
pertanian samarinda dengan membuat sarana drainase untuk pengujian alat.

 Hasil yang diharapkan :

Paket teknologi instrument menangkap limbah di drainase perkotaan


khususnya pada drainase-drainase induk.

 Instansi lain yang terlibat

Worksop Teknik Mesin Politeknik Negeri Samarinda, Balai Latihan Kerja


Samarinda, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Lampiran 3

A. Identitas Diri (Ketua Peneliti)

1. Nama Lengkap Muh.Yamin,S.T.P.,M.Si


2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4. NIP 197408132002121001
5. NIDN 0013087405
6. Tempat /tanggal lahir Makassar/ 13-8-1974
7. E-mail yaminpoliagro@gmail.com
8. No.HP 085345419553
9. Alamat kantor Kampus Sei Keledang Jl.Samratulangi Kotak Pos 192
Samarinda 75131
10. Nomor Telepon/Faks. (0541),260680 /(0541) 260680
11 Mata Kuliah yang 1. Alat dan Mesin Teknologi Pengolahan hasil
diampu perkebunan
2. Statistik
3. Rancangan percobaan
4. Ekologi Industri

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin
Bidang Ilmu Mekanisasi Pertanian Teknik Lingkungan
Tahun Masuk-Lulus 1992-1998 2007-2009
Judul Skripsi- Uji Kinerja Traktor Mini Analisa Pemamfaatan Limbah
Tesis/Disertasi Dengan Penggunaan Sekam Menjadi Papan Partikel.
Rpm 2500 Dan Rpm
3500

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian Sumber


1 2010 Pembuatan alat mixture partikel APBN
sebagai rangkaian dalam
pembuatan papan plastic
2 2011 Studi Waktu Blanching APBD
Terhadap Kandungan Vitamin C
Jelly Drink dari Buah Naga
3 2012 Rancan Bangun Prototypt APBD
Pengering Cabai Double System
Berkapasitas 9 Kg

D. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian Sumber


1 2010 Pembuatan alat mixture partikel APBN
sebagai rangkaian dalam
pembuatan papan plastic
2 2011 Studi Waktu Blanching APBD
Terhadap Kandungan Vitamin C
Jelly Drink dari Buah Naga
3 2012 Rancan Bangun Prototype APBD
Pengering Cabai Double System
Berkapasitas 9 Kg

E. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian kepada Masyarakat Sumber


1 2010 Pembimbingan masyarakat dikecamatan
samarinda utara dalam usaha pembuatan susu
kedelai.
2 2011 Pembimbingan masyarakat di kompleks
perumahan jalan sentosa dalam usaha
pembuatan penyaring air sederhana dengan
variasi filter.
3 2012 Pengolahan dan pembuatan krupuk di daerah
kebun sawit TSB di Muara Badak.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan . saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah bersaing.

Samarinda, 29/3/2013
Pengusul

Muh. Yamin, S.T.P., M.Si


197408132002121001

Identitas Anggota Peneliti

a. Nama Lengkap dan Gelar : Mujibu Rahman. S.T.P., M.Si


b. Alamat Lengkap : Jl. Sentosa Dalam 5 Rt 81 no.59
Samarinda
c. Pendidikan S1
- Nama Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin (Makassar)
- Gelar : S.T.P
- Tahun Tamat : 1998
- Bidang Studi : Mekanisasi Pertanian
d. Pendidikan S2
- Nama Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin (Makassar)
- Gelar : M. Si
- Tahun tamat : 2009
- Bidang Studi : Teknologi Lingkungan
e Pengalaman Penelitian
1. Sebagai peneliti kedua pada penelitian yang berjudul “teknologi pengolahan
serat dari tanaman kenaf”. Tahun 2006 (dipublikasikan)
2. Sebagai Peneliti Ketiga pada penelitian yang berjudul “Pembuatan papan
parttikel dari limbah kelapa sawit dengan konsentrasi urea formaldehid
berbeda”. Tahun 2007 (dipublikasikan)
3. Pembuatan alat mixture sebagai anggota pada penelitian Hibah Bersaing
tahun 2011
4. Potensi dan pemanfaatan limbah jerami padi sebagai papan semen di
Sulawesi selatan (2009)
5. Sebagai Ketua Pemeneliti pada Penelitian yang berjudul, “Studi Waktu
Blanching Terhadap Kandungan Vitamin C Jelly Drink dari Buah Naga”
Tahun 2011 (tidak dipublikasikan)
6. Sebagai peneliti kedua pada penelitian yang berjudul “ Rancan Bangun
Prototypt Pengering Cabai Double System Berkapasitas 9 Kg) Tahun 2012
( tidak dipublikasikan)
f Nama Institusi : Politeknik pertanian Negeri
Samarinda

g. Jabatan : - Staf Pengajar PS Budidaya


tanama perkebunan (2003-
2004)
- Staf Pengajar PS. TPHP (2005-
Sekarang)

Samarinda. 19 Februari 2013


Mengetahui,

Mujibu Rahman. S.T.P, M.Si


Nip. 1971102720021002

Anda mungkin juga menyukai