Disusun Oleh:
Muhammad Sulthan Ramansyah 183060032
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
DAFTAR TABEL..................................................................................................4
DAFTAR GAMABR..............................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................6
1.1 Latar Belakang...............................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................7
1.3 Tujuan dan Sasaran........................................................................................8
1.3.1 Tujuan.....................................................................................................8
1.3.2 Sasaran....................................................................................................8
1.4 Ruang Lingkup Penelitian..............................................................................8
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah.........................................................................8
1.4.2 Ruang Lingkup Substansi.....................................................................11
1.5 Metodologi Penelitian..................................................................................12
1.5.1 Metode Pengumpulan Data...................................................................13
1.5.2 Metode Pengolahan dan Analisis Data.................................................14
1.6 Sistematika Pembahasan..............................................................................16
1.7 Kerangka berpikir Penelitian ......................................................................12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................17
2.1 Bencana Banjir.............................................................................................17
2.2 Permukiman Padat.......................................................................................20
2.3 Drainase Perkotaan......................................................................................20
2.4 Sustainable Drainage System (SuDS)..........................................................25
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH....................................................28
3.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian.........................................................28
3.1.1 Gambaran Kondisi Geografis................................................................28
BAB IV RENCANA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR...............................30
4.1 Rencana Tugas Akhir...................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Luas Administrasi Kecamatan Cibeunying Kidul............................9
Apabila hujan turun sangat deras, banjir tidak dapat dihindari hanya
dengan saluran drainase saja, melainkan perlu ada sistem drainase yang
berkelanjutan yang mengatur air hujan yang jatuh di suatu wilayah DAS
dengan menyerupai sistem alami dan ramah lingkungan. Sustainable
Drainage System (SuDS) merupakan filososfi yang digunakan untuk
membantu mengurangi aliran air berlebihan berupa penyebaran ke daerah-
daerah yang tidak diinginkan.SuDS merupakan sistem yang cocok untuk
diterapkan di permukiman padat penduduk yang memiliki permasalahan
banjir, tujuan utama dari filosofi SuDS ini adalah untuk mengelola volume
limpasan air dan laju aliran di permukaan keras, mengurangi dampak
urbanisasi terhadap banjir, untuk membersihkan air dari setiap polutan dan
untuk mendorong keterlibatan masyarakat. SuDS juga dapat diterapkan.
SuDS adalah urutan praktek pengelolaan air dan fasilitas yang dirancang
untuk mengalirkan air permukaan dengan cara memberikan pendekatan yang
lebih berkelanjutan daripada apa yang telah menjadi praktik konvensional
melalui pipa ke anak sungai (Scottish Environmental Protection Agency).
1.3.2 Sasaran
1. Teridentifikasinya karakteristik banjir Kelurahan Padasuka
2. Teridentifikasinya kesesuaian penerapan jenis SuDS di Kelurahan
Padasuka
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah yang menjadi lokasi kajian dalam penelitian ini
adalah Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cibeunying Kidul yang merupakan
salah satu daerah padat di Kota Bandung. Kelurahan ini merupakan salah satu
wilayah di Kota Bandung yang dapat merepresentasikan lokasi penerapan
konsep SuDS. Kelurahan Padasuka secara geografis terletak di bagian timur
Wilayah Kota Bandung yaitu antara 1070 31’ - 1070 54’ Bujur Timur dan 60
11’ - 60 11’ Lintang Selatan, dengan batas – batas wilayahnya:
1. Sebelah Barat : Kelurahan Cikutra
2. Sebelah Timur : Kelurahan Pasirlayung
3. Sebelah Utara : Kelurahan Sukapada
4. Sebelah Selatan : Kelurahan Cicaheum
Rekomendasi
1.5 Metodologi Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang
terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu metode pengumpulan data serta metode
pengolahan dan analisis data.
Banjir adalah suatu kondisi dimana tidak tertampungnya air dalam saluran
pembuangan atau terhambatnya aliran air di dalam saluran pembuang, sehingga
meluap menggenangi daerah sekitarnya (Suripin, 2003). Menurut Undang-undang
Nomor 24 tahun 2007 banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya
suatu daerah kerena volume air yang meningkat. Menurut Kodotie dan Sjarif
(2006) air hujan yang jatuh ke bumi akan mengalami dua hal, yang pertama akan
meresap ke tanah dan yang kedua menjadi aliran permukaan di atas tanah.
Kecepatan aliran air permukaan berkisar antara 0,1 m/s sampai dengan 1 m/s,
kecepatan aliran air dipengaruhi oleh kemiringan lahan aliran dan penutup lahan.
Besarnya aliran puncak (peak runoff) dapat dihitung dengan metode debit
kuantitas limpasan. Berikut merupakan rumus dari metode debit kuantitas
limpasan :
Q = 0,00278. C. I. A
Keterangan:
Q = Debit (m3/detik)
0,00278 = Konstanta, digunakan jika satuan luas daerah menggunakan Ha
C = Koefisien aliran
I = Intensitas curah hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A = Luas daerah aliran (Ha)
Kecepatan air yang meresap ke dalam tanah juga dipengaruhi oleh jenis
tanah yang dialiri air limpasan. Jenis tanah lempung (clay) memiliki resapan di
dalam tanah sangat kecil. Sedangkan pada tanah jenis pasir kecepatan aliran atau
resapannya lebih besar dari tanah lempung. Mekanisme terjadinya banjir dan
bencana dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 1. 1 Mekanisme Terjadinya Banjir dan Bencana
Banjir juga terjadi akibat ulah aktivitas manusia, yaitu perubahan kondisi
Daerah Aliran Sungai (DAS), kawasan kumuh dan sampah, drainase perkotaan
dan pengembangan pertanian, kerusakan pengendali air, perencanaan sistem
pengendalian banjir yang tidak tepat dan rusaknya hutan (hilangnya vegetasai
alami).
Jenis Drainase
Kecapatan Aliran
1. Bentuk Trapesium
Bentuk trapesium pada saluran drainase biasanya terbuat dari tanah.
Namun, tidak menutup kemungkinan dapat dibuat dari pasangan batu dan
beton. Bentuk trapesium ini berfungsi untuk menampung dan menyalurkan
limpasan air hujan yang memiliki debit yang besar.
3. Bentuk Segitiga
Saluran drainase berbentuk segitiga hanya memiliki 2 sisi yang
menghadap ke tanah membuat saluran drainase berbentuk segitiga ini
sangat jarang digunakan. Saluran bentuk segitiga ini hanya digunakan
pada kondisi tertentu saja dimana berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan dengan debit air kecil.
Ketika hujan turun di berbagai bentang alam, air hujan tersebut akan
meresap ke dalam tanah (infiltrasi), menguap, diserap oleh tumbuhan
(evapotranspirasi) dan sebagian akhirnya masuk ke sungai. SuDS dapat dirancang
untuk mengangkut air permukaan, memperlambat limpasan sebelum memasuki
aliran air, menyediakan area untuk menyimpan air dalam kontur alami dan dapat
digunakan untuk resapan air ke dalam tanah. Berdasarkan fungsi-fungsinya, jenis
SuDS dapat dikelompokan menjadi tiga klasifikasi yaitu, infiltrasi, retensi dan
gabungan (infiltrasi dan retensi). Infiltrasi adalah insiden masuknya air ke dalam
tanah, yang biasanya (tidak mesti) lewat permukaan dan secara vertikal. Jika
cukup air, maka infiltrasi akan bergerak terus ke bawah menuju kedalam profil
tanah yang disebut perkolasi (Arsyad, 2010), sedangkan retensi merupakan
penyimpanan.