Anda di halaman 1dari 8

Pembangunan Kota Pasca Bencana

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Perencanaan Kota

Oleh : Muhammad Azwar Anas (049851677)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana alam merupakan sebuah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa alam. Terjadinya bencana alam
disebabkan oleh tiga faktor 1.) faktor alam, 2.) faktor non-alam, 3.) faktor
sosial/manusia. Di Indonesia hampir semua daerah memiliki potensi rawan
bencana. Bencana alam di Indonesia bisa dikatakan sering terjadi. Hal ini
dibuktikan dengan data yang dikeluarkan oleh Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB). Dimana jumlah kejadian bencana alam
yang terjadi dalam setahun bisa mencapai 3.058. Dari jumlah tersebut,
bencana alam banjir yang paling banyak terjadi.
Potensi bencana alam di Indonesia tersebar hampir di seluruh wilayah
daerahnya. Mengharuskan kita untuk dapat mengetahui bencana alam apa saja
yang sering terjadi. Karena di setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki
potensi bencana alam yang berbeda-beda sesuai dengan letak geografisnya
masing-masing.
Untuk itu, penulis mengajukan proposal pembangunan dan revitalisasi
perkotaan pasca bencana banjir dengan tujuan meremajakan kawasan serta
melakukan mitigasi bencana alam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pembangunan kota pasca bencana banjir?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Mendeskripsikan pembangunan kota pasca banjir.

1
BAB II TINJAUAN LITERATUR

2.1 Perkotaan
Lapisan masyarakat di dalam perkotaan sangat beragam, begitu juga
dengan bangunannya. Oleh sebab itu, kota dapat dikatakan sebagai suatu
wilayah yang di mana bangunan dan lapisan masyarakatnya sudah menjadi
satu kesatuan. Senada dengan pengertian kota di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) kota adalah daerah pemukiman yang terdiri atas bangunan
rumah yang merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan
masyarakat.
Kota itu sendiri secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu wilayah
yang sangat potensial dari segi manapun, mulai dari sektor pekerjaan, sektor
kesehatan, sektor pendidikan, dan sebagainya. Maka dari itu, di dalam suatu
perkotaan kita pasti mudah menemukan berbagai macam hal karena fasilitas-
fasilitas di perkotaan lebih banyak bila dibandingkan dengan fasilitas-fasilitas
pedesaan.
Selain itu, bangunan-bangunan yang ada di dalam kota akan terlihat
lebih padat karena jumlah penduduk di kota lebih banyak. Tak hanya itu,
bangunan yang ada di kota juga lebih sering vertikal, sehingga kita akan
melihat gedung-gedung tinggi. Bahkan, teknologi yang ada di kawasan
perkotaan akan terlihat lebih modern mengikuti perkembangan zaman. Oleh
sebab itu, kawasan perkotaan sering dijadikan sebagai pusat ekonomi suatu
pemerintahan.

2.2 Hubungan Antara Perkotaan dan Bencana Banjir


Banjir atau genangan akibat curah hujan yang tinggi kerap muncul pada
perkotaan, bahkan beberapa kota di Timur Indonesia mengalami banjir karena
Badai tropis seroja, Kelembaban udara, dan Kecepatan angin.
Penyebab-Penyebab Banjir di Indonesia :

2
 Musim Penghujan : Indonesia memiliki dua musim, dimana musim
penghujan beberapa tahun ini cukup panjang menjadikan beberapa
daerah rutin terjadi banjir.
 Intensitas curah hujan yang cukup tinggi, menjadi momok tersendiri
Contoh : Prakiraan Curah Hujan Musim Kemarau di Jawa Timur lebih
dari 80% di musim penghujan (bulan Oktober 2019-April 2020).
Dengan rerata curah hujan tahunan 2000 mm. (BMKG, 2020)
 Penanganan banjir yang dilakukan masih secara sporadis dan lebih
mengarah pada penanganan teknis infrastruktur daripada non-
infrastruktur
 Kelembaban Udara dan Cuaca ekstrim, kerap terjadi pada 10 tahun
terakhir di Indonesia.
 Kapasitas sungai/drainase. Kapasitas Pengaliran Sungai dan Drainase
Lingkungan tidak memadai.
 Daerah tangkapan air daerah tangkapan air yang berupa daerah
permukiman dan perkotaan.
 Aliran terhambat, tidak lancarnya aliran drainase lingkungan dan
drainase utama ke sungai karena sampah/sedimentasi.
 Intensitas hujan, intensitas hujan tinggi menyebabkan naiknya jumlah
aliran permukaan akibat meningkatnya luasan daerah kedap air serta
berkurangnya daerah resapan, sumbatan sampah dan atau tidak
berfungsinya pompa banjir.
 Pasang air laut Pada perkotaan yang terletak di dekat laut, banjir akan
semakin parah jika terjadi bersama pasang air laut. Aliran sungai dan
drainase tidak dapat mengalir karena tertahan air pasang. Misal :
Banjir rob di Semarang.
 Sumber daya manusia, sering kali kurangnya kesadaran manusia untuk
menjaga dan melestarikan lingkungan Misal : Masyarakat membuang
sampah dan merusak bangunan air disekitarnya.

3
Berbagai cara untuk mengatasi banjir dapat dilakukan oleh pemangku
kebijakan terkait seperti penataan kota, normalisasi sungai, membuat dam
tampungan saluran air, hingga ke sistem integrasi untuk water management.
Sistem Integrasi Managemen Air atau Intergrated Water Resources
Management (IWRM), sebuah kondisi dengan Pendekatan yang
mengutamakan fungsi koordinasi dalam pengelolaan air, tanah dan sumber
daya terkait, guna memaksimalkan hasil secara ekonomis dan kesejahateraan
sosial, dalam pola yang tidak mengorbankan keberlangsungan ekosistem vital
(Global Water Partnership, 2000).

2.3 Tahapan Pengendalian Banjir Perkotaan


Tahapan Pertama : Pendekatan yang mengutamakan fungsi koordinasi
dalam pengelolaan air, tanah dan sumber daya terkait, guna memaksimalkan
hasil secara ekonomis dan kesejahateraan sosial, dalam pola yang tidak
mengorbankan keberlangsungan ekosistem vital (Global Water Partnership,
2000).
Tahapan Kedua : Pengendalian banjir secara non infrastruktur (metode
non-struktur) Permasalahan : kurangnya kesadaran masyarakat untuk tidak
membuang sampah dan perusahaan membuang limbah Tujuan dari kegiatan
ini adalahPenanganan sampah; Penambahan daerah resapan; Penanganan
limbah ke sungai.
Tahapan Ketiga : Pengendalian banjir dengan pembangunan
infrastruktur (metode struktur) Permasalahan : penanganan dengan
infrastruktur cenderung membutuhkan biaya yang besar, Contoh : Pint

4
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
a. Data Sekunder
Pengertian data sekunder adalah sumber data penelitian yang
diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang
berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang
dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum. Data
sekunder, berbagai berita dan website pendukung, RTRW Kota
setempat, dan data primer yang dilakukan oleh peneliti.
b. Data Primer
Data primer adalah jenis data utama atau pokok di dalam suatu
penelitian. Proses pemerolehan data ini didapatkan langsung dari
tangan pertama, atau sumber utama dari fenomena yang sedang dikaji.
Metode ini dapat berupa observasi dan hasil wawancara. Pengumpulan
data pada data primer dilakukan dengan mendatangi setiap kelurahan
terdampak, yaitu berdasarkan survey langsung ke lapangan dengan data
yang didapat berupa data dokumentasi sarana prasarana, serta data
jumlah kependudukan yang berada di wilayah terdampak.

5
BAB IV KESIMPULAN

Kota itu sendiri secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu wilayah yang sangat
potensial dari segi manapun, mulai dari sektor pekerjaan, sektor kesehatan, sektor
pendidikan, dan sebagainya. Maka dari itu, di dalam suatu perkotaan kita pasti mudah
menemukan berbagai macam hal karena fasilitas- fasilitas di perkotaan lebih banyak bila
dibandingkan dengan fasilitas-fasilitas pedesaan.

Selain itu, bangunan-bangunan yang ada di dalam kota akan terlihat lebih padat karena
jumlah penduduk di kota lebih banyak. Tak hanya itu, bangunan yang ada di kota juga lebih
sering vertikal, sehingga kita akan melihat gedung-gedung tinggi. Bahkan, teknologi yang
ada di kawasan perkotaan akan terlihat lebih modern mengikuti perkembangan zaman. Oleh
sebab itu, kawasan perkotaan sering dijadikan sebagai pusat ekonomi suatu pemerintahan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Kusumaningrum, D., 2021. Mengendalikan Banjir Perkotaan. [Online]


Available at: https://weshare.waskita.co.id/article/VkRMNw
[Accessed 31 Oktober 2022].

Restu, 2021. Kota : Pengertian, Klasifikasi, Fungsi, dan Ciri-Ciri. [Online]


Available at: https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kota/
[Accessed 31 Oktober 2022].

Anda mungkin juga menyukai