PENDAHULUAN
bencana, maka tugas dari negara untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia dari segala bentuk bencana. Hal tersebut sebagaimana
tujuan negara yang dimuat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 antara
lain adalah “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
pasca bencana.
kembali fasilias masyarakat yang rusak akibat bencana dapat berjalan lancar.
Suatu kebijakan publik akan dikatakan lancar dan mempunyai makna apabila
1
2
daerah sering kali tidak diiringi dengan pengalihan tanggung jawab pelayanan dan
daerah cenderung lambat dan sering kali tergantung pada pemerintah pusat.
Keadaan ini menjadi semakin rumit apabila bencana tersebut terjadi pada
beberapa tempat dalam satu daerah. Di lain pihak, pada saat bencana terjadi
program yang diimplementasikan ternyata masih jauh dari harapan, masih banyak
adalah salah satu bentuk kerugian negara dalam bentuk tenaga, biaya, dan material
3
implementasinya tidak dikerjakan dengan baik. Oleh karena itu maka pemerintah
koordinasi antar pihak. Tugas dari kepala daerah sendiri yaitu memimpin jalannya
terjadi. Bencana banjir berkaitan dengan sistem drainase yang buruk. Secara
umum, sistem drainase di Kota Bandung terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu
drainase makro dan drainase mikro. Saluran pembuangan makro adalah saluran
pembuangan yang secara alami sudah ada di Kota Bandung, yang terdiri dari 15
sungai sepanjang 265,05 km. Saluran pembuangan mikro adalah saluran yang
sengaja dibuat mengikuti pola jaringan jalan. Namun, sekitar 30% ruas jalan
belum memiliki saluran drainase sehingga beberapa daerah menjadi rawan banjir
dan genangan.
Gambar 1.1
Banjir di Ruas Jalan di Jembatan Pasopati Bandung
inlet oleh beberapa aktivitas sehingga air hujan tidak bisa masuk ke dalam saluran
yang tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan, serta pengalihfungsian lahan dari
kondisi alami menjadi lahan dengan fungsi komersil seperti pertokoan, mall,
jalan, perumahan, dan lain-lain sehingga tutupan lahan pun berubah yang
infrastruktur yang buruk. Sebenarnya drainase Kota Bandung relative siap namun
pemanfaatannya kurang optimal karena terhambat oleh sampah dan memang Kota
Bandung sendiri memiliki intensitas hujan yang tinggi. Sampah yang menghambat
aliran air dikarenakan ulah masyarakat yang membuang sampah tidak pada
dari manusia itu sendiri yang tidak menjaga alam. Selain pembuangan sampah ke
resapan air.
Setiap kali turun hujan dengan intensitas yang cukup tinggi, maka terjadi
banjir dibeberapa ruas jalan di Kota Bandung. Tentunya banjir ini menimbulkan
beberapa ruas jalan. Genangan air juga mengacaukan pengaturan rambu lalu lintas
Polusi udara semakin menambah komplit masalah yang ada. Hal tersebut
sampah.
Potensi kerusakan jalan di Bandung jauh lebih besar pada saat kondisi
basah dibandingkan pada kondisi kering. Hal ini disebabkan air sering tidak
tertampung dan menggenangi banyak segmen jalan, baik saluran pinggir jalan
Banjir, terutama daerah-daerah yang dilewati oleh 5 aliran sungai yaitu aliran
Dalam kondisi ini peran dari Kepala daerah dituntut proaktif dalam
bencana tersebut yang diakibatkan oleh sarana dan prasarana pendukung dalam
menanggulangi banjir, serta APBD yang terlambat cair untuk memperbaiki sistem
karena permasalahan penanggulangan banjir ini masih sangat luas untuk diteliti
dan di amati meliputi pra bencana, mitigasi bencana, logistik, tanggap darurat,
rehabilitasi dan rekonstruksi kerusakan pasca bencana. Akan tetapi yang paling
kerusakan yang diakibatkan oleh bencana terutama bencana banjir sampai saat ini
tesis tentang “Peran Kepala Daerah Dalam Mengatasi Banjir di Kota Bandung”.
Kota Bandung?
Bandung.
Kepala Daerah.
mengatasi bencana banjir serta solusi terhadap penanggulangan banjir yang selalu