Dosen Pembimbing :
Eriva Syamsiatin
Disusun Oleh :
M. Syafiq Roikhan Maulana (1512618001)
Hani Fahtulaela (1512618002)
Mohamad Adi Taufik Hidayat (1512618003)
Wahyunita Rizky Almir (1512618004)
Josita Evanty (1512618005)
Alfarel Naufal Yudisthira (1512618006)
Dian Amelia (1512618007)
Erlina Yuliana (1512618009)
Dengan menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Perkembangan masa Pranatal sampai dengan usia 2 tahun” ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal tetapi terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah “Perkembangan masa Pranatal sampai
dengan usia 2 tahun” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Secara biologis hidup di mulai pada waktu konsepsi atau pembuahan, yaitu pada
pembuahan sel telur oleh spermatozoa. Bila spermatozoa laki-laki memasuki dinding telur maka
akan terjadinya konsepsi dan pembentukan zigot. Oleh karena itu, pranatal ini bukan saja periode
yang khusus dalam rentang kehidupan manusia tetapi juga merupakan periode yang sangat
menentukan.
Setiap manusia akan menjalani tahapan masa pertumbuhan dan perkembangan, termasuk pada
masa anak usia dini kemudian memasuki masa kanak-kanak dan setelahnya akan memasuki masa
remaja. Pertumbuhan fisik dan motorik seseorang mengalami perubahan ke arah yang lebih teratur
dan kompleks. Pertumbuhan fisik dan motorik seseorang juga dapat mempengaruhi aspek
perkembangan lainnya. Perkembangan kognitif mengacu pada proses dan produk di dalam pikiran
yang mengarahkan yang akhirnya kita “mengetahui” segalanya. Hal ini mengacu kepada semua
aktivitas mental, seperti menyadari, mengingat, membuat rencana, menalar, memecahkan
masalah, menciptakan, dan mengimajinasikan.
Pada perkembangan bahasa setiap manusia juga melewati beberapa proses pengajaran. Pada usia
bayi belajar bahasa tidak dengan kata-kata tetapi dengan menemukan fitur dari suara, konsonan,
vokal dan kombinasi dari berbagai suara tersebut.
Setiap anak berbeda satu sama lain. Masing-masing memiliki keunikan dan kekhususan dalam
kepribadiannya. Secara umum, ada tiga jenis temperamen yang di ajukan para peneliti. Pertama,
temperamen menyenangkan atau mudah. Kedua, anak dengan temperamen sulit. Ketiga, anak
dengan temperamen sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Pada makalah ini, kami akan membahas Perkembangan Masa Pranatal sampai dengan usia 2 tahun
yang akan menjelaskan mulai dari perkembangan fisik dan motorik, perkembangan kognitif,
perkembangan bahasa, dan juga perkembangan sosial emosional.
iv
1.2 RUMUSAN MASALAH
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang
Perkembangan masa pranatal sampai dengan usia 2 tahun pada anak dan diharapkan dapat
bermanfaat bagi kita semua dan jika kita mempelajari tentang materi ini lebih mendalam semoga
dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran nantinya.
v
BAB II
PEMBAHASAN
Keterampilan motorik kasar (gross motor skill) merupakan keterampilan gerak yang
menggunakan otot-otot besar, melibatkan sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contoh motorik
kasar antara lain; melompat, berlari, berjalan, dan naik turun tangga.
vi
keterampilan motorik halus meliputi koordinasi mata dan tangan keterampilan ini membutuhkan
kecermatan yang tinggi. Motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan
rangsangan secara rutin, contoh: bermain puzzle, menyusun balo, menyusun benda dan
memasukan benda sesuai bentuknya, melukis, menjahit, dan mengancingkan baju.
Perkembangan motorik halus pertama kali yaitu di tahun pertama, dan mulai mengasah
ketrampilan motorik di tahun kedua si bayi. Ketrampilan motori halus berkaitan dengan hal hal
yang akan dilalui si bayi di masa yang akan datang.
Hal yang paling dominan pada bayi yang baru lahir yaitu gerak refleks, namun lambat laun
gerak refleks tersebut akan berubah menjadi gerak motorik kasar yang akan disadari oleh bayi.
Berikut beberapa contoh gerak refleks bayi:
Kedipan mata : ketika terdapat cahaya yang terlalu terang di penglihatanya atau gerakan
tangan yang mendekati kepala. Bayi akan menutup matanya, hal ini yang disebut gerakan
reflek kedipan mata.
Mencari (rooting): Refleks ini terjadi ketika bayi merasa tersentuh di bagian pinggir
mulutnya. Bayi akan mengikuti arah sentuhan tersebut sambil membuka mulutnya. Hal ini
membantu bayi ketika ia sedang ingin menyusu.
Menghisap (Sucking) : ketika bibir bayi disentuh, bayi akan melakukan gerakan hisap
walaupun hanya tangan seperti halnya yang disentuhkan ke bibir bayi ketika ia menyusu
ke ibunya, hal ini memudahkan bayi ketika menyusu.
Moro : Bila Anda menarik alas tidurnya serta mengangkat dan menurunkan tubuhnya
secara mendadak, maka kedua tangan serta kakinya akan merentang dan menutup lagi.
Bersamaan dengan itu, jemarinya pun menggenggam.
Menggenggam : Refleks menggenggam pada bayi muncul ketika Anda menyentuh telapak
tangannya. Bayi akan menutup jari-jarinya seperti gerakan menggenggam.
Reflek leher : peningkatan kekuatan otot (tonus) pada lengan dan tungkai sisi ketika bayi
menoleh ke salah satu sisi. Gerak refleks ini berfungsi mempersiapkan bayi untuk gerakan
menggapai sesuatu.
Ketika bayi sudah menyadari gerakannya, gerakan yang semula adalah refleks akan berubah
menjadi ketrampilan gerak motorik kasar dan halus, dan terus berkembang mengikuti usianya.
Perlu diingat bahwa kemampuan tiap bayi berbeda antara satu dengan yang lain. Di tiap
kemampuan baru yang bisa dilakukan bayi, terdapat empat faktor yang saling mempengaruhi,
yaitu:
vii
Perkembangan sistem saraf pusat bayi (otak dan teman-temannya).
Kapasitas gerakan tubuhnya (yang berdasarkan umur).
Tujuan yang ada di pikiran bayi (motivasi internal yang dimiliki bayi. Secara naluriah, bayi
memiliki tujuan ketika menggerakkan tubuhnya ataupun untuk mencapai tujuan tertentu),
dan yang keempat.
Dukungan lingkungan terhadap perilaku bayi.
Lingkungan menjadi hal yang sangat penting bagi perkembangan bayi, karena lingkungan
banyak memberikan rangsangan kepada bayi. Tetapi pemberian rangsangan pada bayi harus sesuai
dengan kesiapan dan kematangan bayi.
Berikut karakteristik perkembangan motorik kasar berdasarkan rata-rata usia bayi mencapai :
viii
Ketika bayi menginjak usia 5 bulan, umumnya bayi sudah dapat mengguling
dengan satu arah.bunda bisa memberikan bantuan pada bayi yang belum bisa
melakukannya dengan baik. Bayi juga sudah bisa menjejak dipangkuan bunda di usia
ini.
Di usia bayi 6 bulan, bayi sudah bisa diposisikan duduk. Hal ini dilakukan untuk
melatih bayi agar bisa duduk sendiri.
Pada saat bayi berusia 7-9 bulan
Pada bayi berusia 7 bulan, rata-rata bayi sudah bisa duduk sendiri dan merangkak.
Di sini saatnya bayi mulai bereksplorasi. Bunda harus memastikan lingkungan
eksplorasi bayi aman.
Di usia 8 bulan, bayi berusaha mengangkat tubuhnya sendiri untuk berdiri dengan
berpegangan. Tetapi bayi masih belum bisa duduk sendiri yakni bayi masih butuh
bantuan untuk membantunya duduk kembali.
Ketika bayi menginjak usia 9 bulan, bayi mulai belajar berjalan dengan titah. Bayi
sudah mulai menapakan hiingga melangkahkan kakinya untuk berjalan jika kedua
tangannya dipegang, walaupun masih belum seimbang.
Pada saat bayi berusia 10-11 bulan
Di usia bayi 10 bulan, bayi sudah bisa bediri sendiri dalam waktu 2 detik dan
keseimbangan bayi semakin baik. Ia sudah mulai berjalan merambat sambil
berpegangan pada kursi, meja, atau dinding.
Pada bayi berusia 11 bulan, sebagian bayi sudah dapat berjalan sendiri walau masih
belum seimbang sepenuhnya
Pada saat bayi berusia 12 bulan – 2 tahun
Di usia 12 bulan, bayi sudah bisa menyusun miniatur bangunan dari dua buah
kubus. Bayi sudah mampu menaiki tangga walaupun masih dengan bantuan di usia
16 bulan, melompat ditempat diusia 23 bulan 2 minggu, dan berjalan jinjit diusia 25
bulan.
2. Karakteristik Perkembangan Motorik Halus
Berikut karakteristik perkembangan motorik halus berdasarkan rata-rata usia bayi
mencapai :
Pada saat bayi berusia 0-3 bulan
Pada periode ini, gerakan tubuh bayi lebih banyak gerakan refleks daripada gerakan
yang disadarinya. Bunda dapat menstimulusnya dengan memanfaatkan reflek
ix
menggenggam yaitu dengan meletakkan tangan bunda di genggamannya. Lama
kelamaan gerak refleks ini akan menjadi gerakan yang disadari oleh bayi.
Pada saat bayi berusia 4-6 bulan
Pada periode ini, bayi mulai belajar mengkoordinasikan tangannya dengan
fikirannya. Tidak hanya mengambil mainan dan menaruh dimulutnya tetapi bayi juga
dapat memegang tangan, kaki, serta dapat memindahkan objek dari satu tangan ke
tangan satunya.
Pada saat bayi berusia 7-9 bulan
Di periode ini, umumnya bayi sudah terampil menggunakan mainannya, mulai dari
menggoyangkannya, memegang, melempar hingga membangting mainan.
Pada saat bayi berusia 10-12 bulan
Pada saat bayi mengalami perode ini, bayi mulai ingin mengetahui apa yang ingin
diketahuinya. Bayi mulai mengeksplorasi lingkungannya dengan menunjuk objek yang
dilihat atau yang diinginkannya, dan bayi sudah dapat memberi isyarat kepada bunda
bahwa ia ingin diangkat dengan mengangkat kedua tangannya.
Pada saat bayi berusia 12-15 bulan
Pada periode ini, bunda dapat menstimulusnya dengan memberikan aktifitas
mengambil dan memasukan benda kedalam kotak permainan. Bunda juga sudah bisa
mengajarkan aktivitas mengambil dan memasukan benda dilanjutkan dengan
memindahkan benda dari wadaah satu ke wadah lainnya.
Pada saat bayi berusia 16-18 bulan
Di periode ini, permainan memasukan benda ke wada dapat dilanjutkan. Buna juga
dapat memberikan krayon untuk mewarnai sehingga anak terbantu dalam mengenal
warna.
Pada saat bayi berusia 18-24 bulan
Pada saat bayi mengalami periode ini, bunda bisa menstimulusnya dengan memberi
permainan memasukan benda sesuai bentuknya, atau pun dengan permainan puzzle.
C. Faktor Penghambat Perkembangan Mototrik
x
a. Kebiasaan orang tua terlalu lama menggendong. Hal tersebut menjadi hambatan
perkembangan motorik anak. Bagaimana tidak anak – anak yang selalu digendong mereka
terlena dan tidak akan banyak bergerak.
b. Rangsangan dari gadget termasuk juga penghambat perkembangan motork anak. Hal itu
diungkapkan oleh pakar spesialis anak dengan mengatakan bahwa dampak gadget untuk
mengalihkan saat anak menangisitu dapat menghambat stimulasi perkembangan motorik.
Hal tersebut dikarenakan mainan gadget, anak menjadi malas bergerak, suka menyendiri
dan maunya yang ringan – ringan saja.
b. Mengenal diri sebagai pelaku kegiatan dan mulai bertindak dengan tujuan tertentu.
c. Menguasai keadaan tetap dari objek (objek permanen), menyadari bahwa benda tetap ada
meskipun tidak lagi terjangkau oleh indera.
Perkembangan kognitif ditandai dengan rasa ingin tau bayi. Menurut J.Piaget, bayi berada
pada tahap sensori-motor.bayi berusaha mengerti tentang dunia luar melalui panca indranya.
Tak jarang bayi memasukkan tangannya ke mulut. Hal tersebut dilakukan karena rasa ingin
tahu bayi dengan menggapai dan menjangkau apa yang ingin diketahuinya,sehingga bayi
xi
mendapat pengalaman dan pengetahuan baru. Dengan permainan bayi juga dapat melatih
kemampuan visual motorik dengan kemampuan berfikirnya. Hal yang demikian dilakukan
bayi terus menerus tanpa bosan. Dari situlah pengalaman sensori-motor bayi bisa belajar
berfikir.
1) Refleks (umur 0-1 bulan). Gerakan bayi dalam masa ini melakukan gerakan refleks yang
lebih dominan.Contoh: refleks menangis, mengisap, menggerakkan tangan dan kepala,
mengisap benda didekatnya, dan lain-lain.
2) Kebiasaan (umur 1-4 bulan). Pada periode ini bayi mulai mencoba suatu kegiaatan dan
mengulang ulang kegiatan tersebut hingga menjadi suatu kebiasaan. Contoh: seorang bayi
mengembangkan kebiasaan mengisap jari. Awalnya ia tidak dapat mengangkat tangannya
ke mulut, lalu pelan-pelan mencoba dan akhirnya bisa. Setelah itu menjadi lebih cepat
melakukan kembali. Maka itu, terjadilah suatu kebiasaan mengisap ibu jari.
3) Reproduksi kejadian yang menarik (4-8 bulan). Pada periode ini, seorang bayi mulai
menjamah dan memanipulasi objek apapun yang ada di sekitarnya. Misal, diatas
ranjang,seorang bayi diletakkan mainan yang akan berbunyi jika talinya dipegang. Suatu
saat ia main-main dan menarik tali itu. Ia mendengar bunyi yang bagus dan ia senang.
Maka, ia akan menarik tali itu agar muncul bunyi yang sama.
4) Koordinasi skemata (8-12 bulan). Di periode ini, bayi sudah dapat membedakan antara
sarana dan hasil tindakannya. Contoh: seorang bayi diberi mainan tetapi letakknya jauh. Di
dekatnya terdapat tongkat kecil dan dia akan menggunakannya untuk menggapai mainan
tersebut.
5) Eksperimen (12-18 bulan). Pada saat bayi menginjak periode ini, bayi mulai berkspperimen
dengan mengembangkan cara untuk mnecapa tujuan yang diinginkannya. Contoh: anak
diberi makanan yang diletakkan di meja. Ia akan mencoba menjatuhkan makanan itu dan
memakannya.
6) Representasi (18-24 bulan).pada periode ini, Seorang anak sudah mulai menemukan cara-
cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan eksternal tetapi juga dengan
koordinasi internal dalam gambarannya. Misal: Lauren mencoba membuka pintu kebun. Ia
tidak berhasil karena pintu disangga oleh sebuah kursi diseberangknya. Ia pergi di sisi lain
xii
dan memindahkan kursi yang menghambat tersebut, padahal ia tidak melihat. Dari kejadian
tersebut, tampak jelas bahwa lauren dapat mengerti apabila penyebab pintu itu adalah
sesuatu yang berada dibelakangpintu tersebut, meskipun ia tidak melihat.
1. Mothercare atau Baby talk, yaitu cara seorang ibu dalam berkomunikasi dengan bayi,
dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang sederhana.
2. Recasting, yaitu membuat frase yang sama dari suatu kalimat dengan cara yang berbeda,
mungkin dengan cara mengemukakannya dalam sebuah pertanyaan.
3. Echoing, yaitu mengulangi apa yang dikatakan kepada kita, terutama jika kata-kata
tersebut belum benar.
4. Expand, yaitu menyatakan kembali apa yang telah anak katakan kepada kita dengan
penggunaan bahasa yang lebih baik
xiii
perkembangan bahasa terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Kalimat satu kata (1-1 tahun 6 bulan).
kata pertama yang diucapkan anak mulai dari suara-suara raban seperti yang sering
kita dengar pada bayi. Meraban merupakan permainan dengan tenggorokan, mulut
dan bibir supaya selaput suara lebih lembut. Dalam masa ini, anak cenderung
mengucapkan pengulangan suara. Sebagian besar dari kata-kata yang diucapkan anak
itu belum dapat kita sebutkan kata dalam arti sebenarnya. Anak mengekspresikan
keinginannya dengan menggunakan satu kata.
b. Masa memberi nama (1,5-2 tahun).
Pada masa ini mulai timbul keinginan pada anak untuk mengetahui nama sebuah
benda. Biasanya pertanyaan mereka mengenai nama suatu benda banyak sekali.
Kalimat yang semula hanya satu kata itu makin lama bertambah sempurna. Disusul
dengan kalimat dua kata, tiga kata sampai akhirnya dapat mengucapkan kalimat
sempurna.
Kadang-kadang ada gejala kesukaran berbicara. Hal ini disebabkan kemajuan pikiran
dan perasaannya lebih cepat berkembang disbanding perkembangan bahasanya.
1. Cara si anak dalam mempelajari bahasa, masing masing anak memiliki metode belajar bahasa
masing- masing.
2. Jenis bahasa yang berbeda yang di pelajari masing masing anak, ada yang berbahasa
formal maupun non formal
3. Karakteristik masing- masing anak yang berbeda, ada yang pemarah dan kemungkinan
bahasanya menjadi kasar dan keras, ada juga anak yang lemah lembut, kemungkinan
bahasa yang di gunakan halus dan sopan
4. Lingkungan juga berpengaruh besar, jika lingkungannya buruk, kemungkinan bahasa
yang di pelajari si anak akan buruk pula
Dalam kaitannya dengan karakteristik kepribadian anak, terdapat perbedaan individual yang
dapat mendukung dan menghambat perkembangan bahasa pada anak. Melihat adanya
perbedaan pada setiap anak maka yang harus diperhatikan dalam mengembangkan
kemampuan bahasa anak adalah dapat mengakomodasi perbedaan-perbedaan pada
penguasaan atau penggunaan bahasa pada setiap anak untuk mengembangkannya ke arah
yang lebih baik.
xiv
2.5 PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL MASA PRENATAL SAMPAI
USIA 2 TAHUN
1-2 tahun
-Mengenali dirinya sendiri di cermin atau foto dan tersenyum karenanya-Mulai mengatakan “n
hewan peliharaan-Mulai menunjukkan perilaku ingin membantu dengan tugas rumah-Mulai m
a k a n b e n a r - b e n a r
berbagi atau bermain bersama sampai usia 3-4 tahun
xv
( m a k a d a r i i t u d i u s i a i n i
merupakan masa peka bagi anak untuk diajarkan sharing)-Dapat bermain sendiri selama bebe
(merasa tidak nyaman di tempat baru, dsb)-Mampu berbagi sepotong makanan-Mengembang
(mulai tantrum, menunjukkan agresi dengan menggigit, memukul, dsb)-Mulai menunjukkan k
untuk melakukan sesuatu “sendiri” tanpa bantuan.
Gangguan adalah suatu kondisi ketidaknormalan suatu individu baik dalam keterampilan
ataupun berbagai aspek. Berarti dalam hal ini, gangguan perkembangan sosial emosional adalah
suatu kondisi ketidaknormalan yangberkaitan emosi, kepribadian, dan interpesonal. Terdapat
berbagai jenis gangguan perkembangan sosial emosional pada usia 0-2 tahun.
Dimana salah satu aspek terpenting dalam gangguan sosial emosional pada anak ialah
kondisi emosional ibu saat mengandung. Menurut Taige dkk (2007) dalam Santrock (2011),
apabila seorang wanita sedang hamil dengan tingkat stress tinggi dapat meningkatkan resiko
melahirkan bayi yang akan memiliki masalah emosional salah satunya. Bayi yang baru lahir
belum terihat gangguan yang terjadi secara jelas, namun pada bayi 0 sampai 4 bulan mulai
membuat reaksi emosi.
Gangguan gangguan pekembangan sosial emosional pada anak bisa timbul karena emosi
negatif maupun emosi positif. Seperti marah ataupun menangis, anak perlu diperkenalkan dengan
ekspresi marah dan juga menangis, namun apabila si anak mengapresiasikannya dengan
berlebihan, maka dikatakan sebagai gangguan.
Demikian pula dengan emosi positif, emosi positif meliputi optimis dan percaya diri.
Ketika emosi optimis dan percaya diri tersebut muncul secara berlebih maka dapat mengarah
pada perilaku yang cenderung abisius, sombong, pada akhirnya dapat mendorong seorang anak
untuk melakukan segala cara sekalipun cara tersebut dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Dapat dikatakan bahwa sang anak mengalami gangguan dan perkembangan emosional, dan
ketika perilaku emosi yang muncul itu melibatkan interaksi sosial mereka dengan orang lain,
maka hal tersebut dapat dikatakan menjadi gangguan sosial.
M. Cruickshank mengemukakan bahwa anak anak yang mengalami hambatan sosial dapat
diklasifikasikan ke dalam kategori berikut ini:
1. The semi-sosialize child
Dimana merupakan hambatan berhubungan dengan sekitar secara terbatas. Baiasanya
datang pada anak anak dari lingkungan yang menganut norma-norma sendiri.
xvi
2. Children arrested at a primitive level or sosialization
Anak pada kelompok ini dalam perkembangan sosialnya berhenti pada level atau
tingkatan yang rendah. Mereka adalah anak yang tidak pernah mendapat bimbingan
ke arah sikap sosial dan terlantar dari pendidikan, sehingga ia melakukan apa saja yang
dikehendakinya. Meskipun demikian mereka masih dapat memberikan respon pada
perlakuan yang ramah.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Masa prenatal adalah masa yang paling singkat dibandingkan dengan tahap perkembangan
lainnya tetapi tahap ini merupakan tahap yang paling penting untuk perkembangan selanjutnya.
Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi proses perkembangan pada masa prenatal, yaitu faktor
pembawaan (heredity) yang merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses
perkembangan, dan faktor waktu (time) yang merupakan saat-saat tibanya masa peka atau
kematangan (maturation).
Masa prenatal merupakan masa yang harus mendapat perhatian serius, karena apapun yang terjadi
pada masa ini, baik positif maupun negatif, akan berpengaruh pada tahap-tahap perkembangan
selanjutnya. Setiap kondisi yang tidak baik akan membawa dampak buruk bagi pertumbuhan dan
perkembangannya di kemudian hari. Oleh sebab itu, berbagai cara dan upaya dilakukan oleh para
ahli psikologi perkembangan dan para ahli medis agar proses pertumbuhan dan perkembangan
masa kehamilan berjalan dengan baik dan lancar. Namun, upaya ini tidak akan maksimal tanpa
adanya kerjasama dari calon ayah dan calon ibu.
xvii
DAFTAR PUSTAKA
1) CRI Team, Pembelajaran Berpusat pada Anak, Washington: CRI Petterson, Candida (1996)
Looking forward through the Lifespan, Australia: Prentice Hall
3) Yusuf, Syamsu LN (2002) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
4) https://jendelakeluarga.com/2015/11/19/perkembangan-motorik-anak-0-2-tahun/ Diakses 26
Oktober 2018
6) Rahmasari, Dwi Harlina, Periode Prenatal masa sebelum lahir (Online). Tersedia di :
https://www.kompasiana.com/harlinadwirahmasari/54f7fe66a3331175618b4897/periode-
prenatal-masa-sebelum-lahir
7) https://www.researchgate.net/publication/322751800_PERKEMBANGAN_BAHASA_AN
AK_PERIODE_PRELINGUAL_Studi_Kasus_pada_Bayi_Usia_8_Bulan
8) Wardhana, I Gede Neil Prajamukti. 2013. Perkembangan Bahasa Anak 0-3 Tahun Dalam
Keluarga. Kuta Utara: Jurnal Linguistik.
10) Nugraha, 2004, Strategi pengembangan sosial emosional. (Jakarta: Universitas terbuka)
11) Mashar Riana, 2011, Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi Pengembangannya (Kencana:
Jakarta)
12) Machado, Jeanne M, MeyerBotnarescue, Helen. 2005. Student Teaching: Early Childhood
Practicum Guide Edisi 5. NewYork: Thomson Derman Learning.
13) Palupi, Yulia; Proseding Seminar Nasional PGSD UPY dengan Tema Strategi Mengatasi
Kesulitan Belajar ketika Murid Anda seorang Disleksia. Tertera di :
http://repository.upy.ac.id/421/1/artikel%20yulia.pdf Diakses pada 29 Oktober 2018
xviii
14) Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. 2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta : PT Bumi Aksara
15) Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT
RINEKA CITRA
16) Hairina Wasliah (2014). Makalah Perkembangan Peserta Didik (Online). Tersedia di :
https://www.academia.edu/11903210/perkembangan_bahasa_pengantar_peserta_didik_
Diakses : 29 Oktober 2018
17) Syamsuddin, A. (1990). Psikologi Pendidikan (Edisi Revisi). Bandung : Remaja Rosyada
Karya.
18) Davidson Gerald C. dkk, 2006, Psikologi Abnormal ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)
19) Hildayani Rini, 2011, Psikologi Perkembangan Anak ( Jakarta: Universitas Terbuka)
20) https://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2013/11/pengertian-perkembangan-
kognitif-dan.html?m=1
21) Gunarsa, D. Singgih., dan Yulia Singgih D. Gunarsa. 2008. Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
22) Honggowiyono, Puger. 2015. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik Untuk Guru dan
Calon Guru. Malang: Gunung Samudra.
xix