Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PERKEMBANGAN ANAK PADA USIA BAYI


( Dosen Pengampuh : Bapak Abdul Rachman Taufik,S.Pd.,M.Pd )

DISUSUN OLEH :

RIDHATUL MAS’ULA 202084202006

LEONILA CORAONYA YALUNIP 202084202004

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS MUSAMUS

MERAUKE

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya serta kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Perkembangan Anak Pada Usia Bayi” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik di Universitas Musamus
Merauke. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi pembaca

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Merauke, 18 Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………….…………………………………………6

C. TUJUAN PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………………..6

BAB II……………………………………………………………………………………………………………………………………………………7

PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………………………………………...7

A. Pengertian Perkembangan Bayi……………………………………………………………………………………………………7

B. Aspek-Aspek Perkembngan Bayi……………………………………………………………………………………………………8

BAB III…………………………………………………………………………………………………………………………………………………20

PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………………………………………20

A. KE SIMPULAN..............................................................................................................................20
B. SARAN..........................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................21
LAMPIRAN ………………………………………………………………………………………………………………………………………….22

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Bayi adalah anak yang baru lahir sampai berumur 1 tahun dan
mengalami proses tumbuh kembang. Tumbuh kembang merupakan proses
yang berbeda tetapi keduanya tidak dapat berdiri sendiri, terjadi secara
berirgan, saling berkaitan dan berkesinambungan dari masa pra kelahiran
hingga dewasa. Pertumbuhan adalah perubahan besar dalam hal jumlah dan
ukuran pada tingkat sel, organ maupun individu. Perkembangan adalah
peningkatan kemampuan hal struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.
Pertumbuhan memiliki pola teratur dan dapat di prediksi, yang merupakan
hasil dari proses pematangan.

Awal kehamilan sampai anak berusia dua tahun (periode 1000 Hari
Pertama Kehidupan) merupakan periode kritis terjadinya gangguan
pertumbuhan. Pada periode seribu hari pertama kehidupan ini, sangat penting
untuk dilakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan secara berkala
dan tentu saja pemenuhan kebutuhan dasar anak yaitu nutrisi, kasih sayang,
dan stimulasi.

Fase terpenting dalam perkembangan anak adalah ketika masa bayi


dan balita di bawah lima tahun. Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain ras/etnik,
keluarga, umur, jenis kelamin dan kelainan kromosom. Sedang faktor
eksternal meliputi faktor prenatal ( periode awal perkembangan manusia),
faktor persalinan dan faktor pasca persalinan. Pada bayi, pemenuhan dan
perkembangan seorang anak amat bergantung pada perawatan dan
pengasuhan orang tua dan pengasuhnya. Perawatan dan pengasuhan ini
merupakan kebutuhan dasar yang utama diperlukan anak agar tumbuh dan
berkembang. Perkembangan anak yang baik bisa kita lihat dari karakteristik
perkembanngan yang berbeda sesui dengan usia. Bayi yang baru lahir benar-

4
benar menakjubkan. Sejak dilahirkan dia mulai beradaptasi dengan dunia luar
yang benar-benar berbeda dari apa yang di alaminya pada masa dalam rahim.
Semua sistem tubuh berada di tempat yang seharusnya dan siap untuk
berfungsi setelah lahir. Tubuh bayi yang baru saja lahir dengan segera
menjalankan tanggung jawabnya untuk bernapas, makan, membuang kotoran,
dan menjaga suhu tubuh. Namun, sistem ini masih agak kurang matang,
sehingga membuat bayi ini harus bergantung sepenuhnya kepada orangtua
dan pengasuh agar bisa bertahan hidup.

Perkembangan motorik (gerakan) bersifat refleks dan protektif.


Tidak ada perigen dalian gerakan sengaja dari tubuh bayi selama awal-awal
minggu. Walaupun bayi yang baru lahir ini tidur hampir sepanjang waktu,
mereka tidak kehilangan kewaspadaan. Mereka peka terhadap lingkungannya
dan mempunyai cara yang unik untuk mere sponsnya. Menangis adalah cara
utama untuk menyampaikan kebutuhan dan emosi nya. Kemampuan
perseptual dan kognitif sudah ada, tetapi masih sangat sederhana dan hampir
tidak mungkin untuk dibedakan satu sama lain. Ciri-ciri fisik bayi yang baru
lahir unik dibandingkan dengan bayi yang sedikit lebih tua. Pada saat lahir,
kulit bayi nampak keriput. Dalam waktu beberapa hari, kulit akan kering dan
kemungkinan mengelupas di beberapa bagian. Warna kulit dari semua bayi
relatif terang, namun secara bertahap akan menjadi semakin gelap sesuai ciri
dari latar belakang genetikanya, Kepala bisa berbentuk tidak seperti biasanya
sebagai akibat dari proses kelahiran, namun akan mulai berbentuk relatif
normal dalam minggu pertama. Warna dan jumlah rambut bervariasi.
Selamabulan pertama melakukan kgiatan motorik yang bersifat reflex seperti
menelan, menghisap, menguap berkdip dn lainnya. Seiring bertambahnya usia
pertumbuhan dan perkembangan bayi pun akan semakin kompleks dan
meningkat.

5
B. RUMUSAN MASALAH

Masalah utama atau pokok bahasan yang dibahas dalam makalah


ini adalah mengenai perkembangan bayi dalam berbagai aspek terkait. Bahasan
ini dirumuskan dan dibatasi agar terarah pada sasaran yang dituju yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan pada bayi ?


2. Apa pengertian masing-masing aspek dan tahapannya pada masa kanak-
kanak ?
3. Bagaimana kaitan aspek perkembangan dengan tumbuh kembang bayi
usia 0- 5 tahun ?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menguraikan
perkembangan bayi dalam berbagai aspek. Secara khusus tujuannya adalah :
1. Mengetahui apa itu perkembangan pada bayi
2. Mengetahui apa saja aspek perkembangan pada bayi.
3. Mengetahui tahapan-tahapan perkembangan dan kaitannya dengan
berbagai aspek.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Bayi


Perkembangan adalah proses perubahan secara kualitatif baik secara fisik
maupun mental yang tidak dapat diukur. maka dapat disimpulkan bahwa
perkembangan bayi adalah proses perubahan pada bayi baik dari segi mental,
sosial maupun fisik yang tidak dapat diukur serta terjadi dalam rentang usia 0 –
5 tahun. Perkembangan pada bayi berakhir pada usia 5 tahun sebab sudah
memasuki periode atau tahap perkembangan masa kanak-kanak.

Dalam perkembangan di rentang usia bayi hingga balita prosesnya terkait


dengan berbagai aspek berbeda. Diantaranya;
1. Aspek perkembangan nilai dan moral.
2. Aspek perkembangan fisik
3. Aspek perkembangan motoric
4. Aspek perkembangan intelektual
5. Aspek perkembangan kreatifitas
6. Aspek perkembangan bahasa dan komunikasi
7. Aspek perkembangan sosial
8. Aspek perkembangan emosional
9. Aspek perkembangan bermain
10. Aspek perkembangan seni dan bakat
11. Aspek perkembangan agama.

Tiap aspek memiliki tugas-tugas perkembangan yang berbeda dan akan


dijelaskan dalam makalah ini.

7
B. Aspek – Aspek Perkembangan Bayi

Dalam proses perkembangannya bayi mengalami perubahan yang


membentuk pola tertentu dan terjadi secara bertahap Pada usia tertentu. Pola
yang teratur menunjukan cerminan perkembangan bayi yang berhasil.

1. Aspek Perkembangan Nilai dan Moral


Perkembangan nilai dan moral adalah perubahan penalaran, perasaan,
dan perilaku tenang standar benar dan salah. sebenarnya bayi terlahir belum
memiliki nilai dan moral. Maja disini lah peran keluarga dalam
menanamkan nilai yang benar dan moral yang baik karena keluarga adalah
lingkungan pertama tang di temui oleh bayi

- MASA BAYI (0 – 2 Tahun)


Anak diperkenalkan mengenai hal paling mendasar mengenai nilai-
nilai yang benar meskipun bayu tidak memahaminya namun perlu upaya
pembiasaab sehingga anak tumbuh dengan nilai-nilai kebenaran yang
sudah tertanam.

- BATITA (3 Tahun)
Pada periode ini di usia 3 tahun anak masih belajar hal dasar namun
pada tingkatan yang lebih tinggi. mereka di ajarkan bahwa penting untuj
bersikap menghargai dan sopan pada orang yang lebih darinya, nilai
kesopanan tersebut dapat berupa pembiasaan untuj mencium tangan
orang yang lebih tua.

- BALITA (3 – 5 Tahun)
Pada usia ini perilaku anak dikendalikan secara pra-konvensional,
yakni moral anak belum terbentuk sempurna karena tindakan mereka
masih di dasari pada imbalan atas perbuatan baik yang mereka lakukan
serta hukuman jika salah.

8
2. Aspek Perkembangan Fisik
Petumbuhan fisik tidak dapat dikatakan mengikuti pola ketetapan yang
tertentu. Pertumbuhan tesebut terjadi secara bertahap atau dengan kata lain
seperti naik turunnya gelombang adakalanya cepat adakalanya lambat.
a. Berat Tubuh
Saat dilahirkan berat Nur Fadilah adalah 3,1 kg dan terus
bertambah hingga usianya 2 tahun beratnya mencapai kurang lebih 4 kg.
Rata-rata berat bayi ketika dilahirkan adalah 3 sampai 4 kg, tatapi ada
juga beberapa bayi yany beratnya 1½ sampai 2 kg saat dilahirkan.Pada
waktu berusia 2 dan 3 tahun berat tubuh anak akan bertabah 1½ sampai 2
½ kg setiap tahunnya. Setelah anak berusia 3 tahun, nampak berat tubuh
tidak lagi bertambah dengan cepat, bahkan cenderung pelahan sampai
saatnya nanti ia memasuki usia remaja. Pada usia 5 tahun, seorang anak
yang normal akan memiliki berat tubuh yang berkisar antara 20 kg.

b. Tinggi Tubuh
Anak-anak dengan usia sebaya dapat memparlihatkan tinggi tubuh
yang sangat berbeda, tetapi pola pertumbuhan tinggi tubuh mereka tetap
mengikuti aturan yang sama.
0 – 2 Tahun : 40 cm – 87 cm
3 Tahun : 86 cm – 96 cm
4 – 5 Tahun : 103 cm – 109 cm

c. Gigi
Biasanya gigi susu sudah akan memotong graham bayi ketika ia
berusia enam sampai delapan bulan, tetapi kapan tepatnya gigi itu
tumbuh keluar tergantung pada kesehatan, keturunan, gizi, jenis kelamin
anak, dan factor lainnya. Rata-rata anak usia sembilan bulan sudah
memilki tiga gigi sedangkan pada usia dua sampai dua setengah tubuh
mereka akan memiliki dua puluh gigi susu yang telah tumbuh.

9
3. Aspek Perkembangan Motorik
Aspek perkembangan motorik adalah perkembangan kemampuan
dalam mengontrol gerakan tubuh secara terkoordinasi antara susunan syaraf
dan otot bayi. Aspek ini mengalami perkembangan yang sangat menonjol
adalah pada awal kehidupan anak, yaitu pada saat dalam kandungan dan
tahun-tahun pertama kehidupannya.

- (0 – 2 Bulan)
Merespon secara spontan ketika disentuh di area tertentu,
contohnya menghisap sesuatu yang menyentuh mulut. Membuat
ekspresi wajah yang berbeda sebagai respon dari stimulasi rasa yang
berbeda. Meletakkan jari dan tangan ke dalam mulut atau
menggunakannya untuk menyentuh mainan.

- Usia 3 – 5 bulan
Dapat memegang objek dengan tangan dan menggenggamnya
dengan jari. Menarik tubuh ke posisi duduk dan bisa duduk tanpa
sandaran.Mencoba meraih barang-barang yang jauh dari jangkauan.

- 6 – 12 Bulan
Merangkak dan berjalan dengan bantuan orang lain atau furniture
di sekelilingnya. Menggenggam objek dan memainkannya dengan
menggunakan ibu jari dan jari.

- 12 – 18 Bulan
Berdiri sendiri dan berjalan tanpa berpegangan pada sesuatu atau
orang lain. Menjaga keseimbangan ketika berpindah ke tempat yang
memiliki permukaan yang berbeda.Memainkan objek dengan jelas
dengan menggunakan gerakan kedua tangan.

- 19 Bulan – 2 Tahun

10
Mampu berlari, sebab otot kaki dan syaraf telah berkembang dan
menguat sehingga anak dapat melakukan berbagai hal. Makan sendiri,
anak diajarkan untuk makan dengan otang tua. Mampu mengontrol
keinginan untuk buang air kecil atau besar .

4. Aspek Perkembangan Intelektual


Intelektual merupakan salah satu aspek yang harus
dikembangkan pada anak. Intelektual sering kali disinonimkan dengan
kognitif, karena proses intelektual banyak berhubungan dengan berbagai
konsep yang telah dimiliki anak dan berkenaan dengan bagaimana anak
menggunakan kemampuan berfikirnya dalam memecahkan suatu
persoalan. Aspek perkembangan intelektual dapat dikatakan sebagai
perkembangan kemampuan mengamati, melihat hubungan dan
memecahkan masalah sederhana, kemudian berkembang ke arah
pemahaman dan memecahkan masalah yang lebih rumit.

Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai


dari bayi yang baru di lahirkan sampai mengijak usia dewasa mengalami
empat tingkat perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan
kognitif itu adalah:
1. Tahap sensorimotor: dari lahir hingga 2 tahun (anak mengalami
dunianya melalui gerak dan inderanya serta mempelajari permanensi
obyek)
2. Tahap pra-operasional: dari 2 hingga 7 tahun (mulai memiliki
kecakapan motorik)
3. Tahap operasional konkret: dari 7 hingga 11 tahun (anak mulai
berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian konkret)
4. Tahap operasional formal: setelah usia 11 tahun (perkembangan
penalaran abstrak).

Pada tahap kedua :

11
masa Pra-operasional (2,0-7,0 tahun) Ciri khas masa ini adalah
kemampuan anak mempergunakan symbol yang mewakli suatu konsep.
Kemampuan simbolik ini memungkinkan anak melakukan tindakan-
tindakan yang berkaitandengan hal-hal yang telah lewat. Misal bermain
dokter-dokteran, tindakan ini berkaitan dengan kemampuan anak
menyimbolkan konsep dokter sebagai orang yang menyembuhkan maka
anak akan berperan seolah mereka sedang mengobati atau menyuntik
pasien.

5. Aspek Kreatifitas
Kreativitas adalah ciri-ciri khas yang dimiliki oleh individu yang
menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama
sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya,
menjadi sesuatu karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan
lingkungannya untuk menghadapi permasalahan, dan mencari alternatif
pemecahannya melalui cara-cara berpikir divergen. Sebagai contoh Nur
Fadila sangat menyukai bermain dengan boneka dan berperan seolah-
olah seorang dokter, dan ia menunjukan kesukaannya dengan terus
memainkan boneka dan terus berperan sebagai dokter. Pada usia 3-4
bulan, kegiatan anak lebih terkoordinasi. Seorang anak akan belajar dari
pengalamannya dan hal itu akan diulangnya berkali-kali karena
menimbulkan rasa senang. Pada usia 7-11 bulan kegiatan anak bukan lagi
berupa pengulangan, namun sudah disertai dengan variasi. Sedang pada
usia 18 bulan anak memvariasikan tindakannya terhadap berbagai alat
permainan.

Beberapa ciri perilaku yang mencerminkan kreativitas alamiah


anak usia dini yaitu :
Anak senang menjajaki lingkungannya, mengamati dan memegang
segala sesuatu, mendekati segala macam tempat atau sudut seakan-akan
mereka haus akan pengalaman. Rasa ingin tahu anak terhadap segala
sesuatu sangat besar. Anak senang melakukan eksperimen. Hal ini

12
nampak dari perilaku anak yang senang mencoba-coba dan melakukan
hal-hal yang sering membuat orang tua keheranan dan tidak jarang pula
merasa tidak berdaya menghadapi tingkah laku anak seperti senang
membongkar-bongkar barang atau alat permainan. Anak jarang
menunjukkan rasa bosan, selalu ingin melakukan sesuatu. Anak memiliki
daya imajinasi yang tinggi.

6. Perkembangan Aspek Bahasa (berbicara)


Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana
pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau
gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat bunyi, lambang, gambar
atau lukisan.

a. (MASA BAYI 0 – 2)
Perkembangan bahasa di tingkat pemula ( bayi) dapat dianggap
semacam persiapan berbicara. Pada bulan-bulan pertama, bayi hanya
pandai menangis. Dalam hal ini tangisan bayi dianggap sebagai
pernyataan rasa tidak senang. Kemudian ia menangis dengan cara
yang berbeda-beda menurut maksud yang hendak dinyatakannya.
Selanjutnya ia mengeluarkan bunyi ( suara-suara ) yang banyak
ragamnya. tetapi bunyi-bunyi itu belum mempunyai arti , hanya untuk
melatih pernapasan saja. Menjelang usia pertengahan di tahu pertama,
ia meniru suara-suara yang didengarkannya, kemudian mengulangi
suara tersebut, tetapi bukan karna dia sudah mengerti apa yang
dikatakan kepadanya.

b. (BATITA 3 Tahun)
Bahasa anak mulai menjadi bahasa orang dewasa setelah anak
mencapai usia 3 tahun. Pada saat itu ia sudah mengetahui perbedaan
antara saya, kamu dan kita.

13
c. (BALITA 3-5 Tahun)
Pada usia 4-6 tahun kemampuan berbahasa anak akan
berkembang sejalan dengan rasa ingin tahu serta sikap antusias yang
tinggi, sehingga timbul pertanyaan- pertanyaan dari anak dengan
kemampuan bahasanya. keluarganya turut mempengaruhi
pembentukan perilaku sosialnya.

7. Aspek Perkembangan Sosial


Perkembangan sosial merupakan proses yang berhubungan dengan
orang lain, baik dengan teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-
saudaranya. Di dalam hubungan dengan orang lain, terjadi peristiwa-
peristiwa yang sangat bermakna dalam kehidupannya yang dapat
membantu pembentukan kepribadiannya. Sejak kecil anak telah belajar
cara berperilaku sosial sesuai dengan harapan orang-orang yang paling
dekat dengannya, yaitu dengan ibu, ayah, saudara, dan anggota keluarga
yang lain. Apa yang telah dipelajari anak dari lingkungan keluarganya
turut mempengaruhi pembentukan perilaku sosialnya.

(MASA BAYI 0 -2 Tahun )


Sesungguhnya perkembangan sosial pada bayi masih belum luas
sebab lingkungan sosialnya masih sebatas keluarga dan orang- orang
yang dekat. bayi belum mampu membangun kehidupan sosialnya sendiri
sehingga peran orang tua atau keluarga menunjukan bagaimana cara
bersosialisasi . Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370
seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak
Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap
ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat pengalaman yang
menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman
yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga; (2) Tahap 2 :
Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak
sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh
otot-otot tubuhnya. Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu

14
menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi,
sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu
banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu

8. Aspek Perkembangan Emosi


Perkembangan emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan
perubahan perilaku, atau wajah Seperti marah yang ditunjukkan dengan
teriakan suara keras atau tingkah laku yang lain. Begitu pula dengan
sebaliknya seorang yang gembira akan melonjak-lonjak sambil tertawa
lebar,dan sebagainya.
Macam-macam emosi pada anak-anak :
– Amarah
– Takut
– Cemburu
– Ingin tahu
– Iri hati
– Gembira

Bayi terlahir dengan emosi yang sudah dibawa, sebagai contoh bayi
akan lebih nyaman berada dalam pelukan ibunya dibandingkan orang
lain. Dan menangis jika keinginannya tidak terpenuhi. Ini merupakan
bukti bahwa bayi juga memiliki emosi.

9. Aspek Perkembangan Bermain


Bermain dapat diartikan sebagai respon motorik secara alamiah,
yang merupakan kepribadian total manusia. pada anak bermain
membentuk banyak eksperimen dan ekspresi emosi anak yang berisi
pengaruh sosiokultural psikologikal dan biological.

Mildred Parten adalah ahli yang mempopulerkan teori perilaku


bermain sosial. Dalam studinya, Parten mengidentifikasikan 6 tahapan

15
perkembangan bermain anak atau yang lebih dikenal sebagai Parten’s
Classic Study of Play, yaitu

a. MASA BAYI ( 0 – 2 Tahun )


- Unoccupied play
Pada tahapan ini, anak terlihat tidak bermain seperti yang umumnya
dipahami sebagai kegiatan bermain. Anak hanya mengamati
kejadian di sekitarnya yang menarik perhatiannya. Apabila tidak ada
hal yang menarik, maka anak akan menyibukkan dirinya sendiri.Ia
mungkin hanya berdiri di suatu sudut, melihat ke sekeliling ruangan,
atau melakukan beberapa gerakan tanpa tujuan tertentu. Jenis
bermain semacam ini hanya dilakukan oleh bayi. Jenis bermain ini
belum menunjukkan minat anak pada aktivitas atau objek lainnya.
Tahapan bermain ini biasanya hanya dilakukan oleh bayi.

- Solitary play (Bermain Sendiri)


Pada tahapan ini, anak bermain sendiri dan tidak berhubungan
dengan permainan teman-temannya. Anak asyik sendiri dan
menikmati aktivitasnya. Ia tidak memperhatikan hal lain yang
terjadi. Untuk anak-anak, bermain tidak selalu seperti aktivitas
bermain yang dipahami oleh orang dewasa. Ketika ia merasa
antusias dan tertarik akan sesuatu, saat itulah anak disebut bermain,
walaupun mungkin anak hanya sekedar menggoyangkan badan,
menggerakkan jari-jarinya, dll. Pada tahapan ini, anak belum
menunjukkan antusiasmenya kepada lingkungan sekitar, khususnya
orang lain. Tahapan bermain ini biasanya dilakukan oleh anak usia
bayi sampai umur 2 tahun dan menurun di masa-masa selanjutnya.

b. BATITA ( 3 Tahun)
- Onlooker play (Pengamat)
Pada tahapan ini, anak melihat atau memperhatikan anak lain yang
sedang bermain. Anak-anak mulai memperhatikan lingkungannya.

16
Di sinilah anak mulai mengembangkan kemampuannya untuk
memahami bahwa dirinya adalah bagian dari lingkungan. Walaupun
anak sudah mulai tertarik dengan aktivitas lain yang diamatinya,
anak belum memutuskan untuk bergabung. Dalam tahapan ini anak
biasanya cenderung mempertimbangkan apakah Ia akan bergabung
atau tidak.

- Parrarel play (Bermain Paralel)


Pada tahapan ini, anak bermain terpisah dengan teman-temannya
namun menggunakan jenis mainan yang sama ataupun melakukan
perilaku yang sama dengan temannya. Anak bahkan sudah berada
dalam suatu kelompok walaupun memang tidak ada interaksi di
antara mereka. Biasanya mereka mulai tertarik satu sama lain,
namun belum merasa nyaman untuk bermain bersama sehingga
belum ada satu tujuan yang ingin dicapai bersama. Tahapan bermain
ini biasanya dilakukan oleh anak-anak di masa awal sekolah.

c. BALITA ( 3 – 5 Tahun)
- Associative play (Bermain Asosiatif)
Pada tahapan ini, anak terlibat dalam interaksi sosial dengan sedikit
atau bahkan tanpa peraturan. Anak sudah mulai melakukan interaksi
yang intens dan bekerja sama. Sudah ada kesamaan tujuan yang
ingin dicapai bersama namun biasanya belum ada peraturan.
Misalnya melakukan anak melakukan permainan kejar-kejaran,
namun seringkali tidak tampak jelas siapa yang mengejar siapa.
Tahapan bermain ini biasanya dilakukan oleh sebagian besar masa
anak-anak prasekolah.

- Cooperative play (Bermain Bersama)


Pada tahapan ini, anak memiliki interaksi sosial yang teratur. Kerja
sama atau pembagian tugas/peran dalam permainan sudah mulai
diterapkan untuk mencapai satu tujuan tertentu. Misalnya, bermain

17
sekolah-sekolahan, membangun rumah-rumahan, dll. Tipe
permainan ini yang mendorong timbulnya kompetisi dan kerja sama
anak. Tahapan bermain ini biasanya dilakukan oleh anak-anak pada
masa sekolah dasar, namun dalam sudah dapat dimainkan oleh anak-
anak taman kanak-kanak bentuk sederhana.

10. Aspek Perkembangan Seni dan Bakat


Perkembangan kecerdasan anak yang sangat pesat terjadi sejak
anak baru lahir sampai usia 5 tahun,sehingga hampir 50% potensi
kecerdasan anak sudah terbentuk pada usia empat tahun. Kemudian
secara bertahap mencapai 80% pada usia 8 tahun.Kreativitas anak mulai
meningkat pada usia 3 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 4,5
tahun.

Potensi anak akan menurun apa bila tidak diupayakan


perkembangan potensi kecerdasannya. Pakar Psikologi anak menyatakan
bahwa usia balita merupakan masa penting bagi perkembangan potensi
seorang anak,termasuk percaya dirinya.Perkembangan potensi anak
sanga dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya,karena anak akan dengan
cepat menirukan dan belajar dari apa yang dilihat,didengar dan dirasakan.

Dengan demikian merupakan kewajiban kita para orangtua untuk


menciptakan lingkungan yang kondusif,tempat anak tumbuh dengan
nyaman,sehingga dapat memancing keluar potensi dirinya,kecerdasan
dan percaya dirinya.

11. Aspek Perkembangan Agama


Anak mengenal Tuhan pertama kali melalui bahasa dari kata- kata
orang yang ada dalam lingkungannya, yang pada awalnya diterima secara
acuh. Tuhan bagi anak pada permulaan merupakan nama sesuatu yang
asing dan tidak dikenalnya serta diragukan kebaikan niatnya. Tidak

18
adanya perhatian terhadap tuhan pada tahap pertama ini dikarenakan ia
belum mempunyai pengalaman yang akan membawanya kesana, baik
pengalaman yang menyenangkan maupun yang menyusahkan. Namun,
setelah ia menyaksikan reaksi orang- orang disekelilingnya yang disertai
oleh emosi atau perasaan tertentu yang makin lama makin meluas, maka
mulailah perhatiannya terhadap kata tuhan itu tumbuh.

a. (MASA BAYI ( 0 – 2 Tahun )


Pada fase ini belum banyak diketahui perkembangan agama pada
seorang anak. Namun isyarat pengenalan ajaran agama banyak
ditemukan dalam hadis, seperti memperdengarkan adzan dan iqamah
saat kelahiran anak.

b. (MASA KANAK-KANAK ( 3-5 Tahun )


Masa kanak-kanak merupakan saat yang tepat untuk menanamkan
nilai keagamaan. Pada fase ini anak sudah mulai bergaul dengan dunia
luar. Banyak hal yang ia saksikan ketika berhubungan dengan orang-
orang orang disekelilingnya. Dalam pergaulan inilah ia mengenal
Tuhan melalui ucapan- ucapan orang disekelilingnya. Ia melihat
perilaku orang yang mengungkapkan rasa kagumnya pada Tuhan.
Anak pada usia kanak- kanak belum mempunyai pemahaman dalam
melaksanakan ajaran Islam, akan tetapi disinilah peran orang tua
dalam memperkenalkan dan membiasakan anak dalam melakukan
tindakan- tindakan agama sekalipun sifatnya hanya meniru.

c. (BALITA – Usia Sekolah Awal)


Seiring dengan perkembangan aspek- aspek jiwa lainnya,
perkembangan agama juga menunjukkan perkembangan yang semakin
realistis. Hal ini berkaitan dengan perkembangan intelektualitasnya
yang semakin berkembang

19
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perkembangan pada masa bayi hingga kanak-kanak merupakan
masa paling penting dan vital karena keberhasilan anak melewati tugas-
tugas perkembangan dalam tiap aspek akan mempengaruhi tugas
perkembangan di tahap berikutnya. Aspek-aspek utama tersebut adalah :

1. Aspek perkembangan nilai dan moral.


2. Aspek perkembangan fisik
3. Aspek perkembangan motoric
4. Aspek perkembangan intelektual
5. Aspek perkembangan kreatifitas
6. Aspek perkembangan bahasa dan komunikas
7. Aspek perkembangan sosial
8. Aspek perkembangan emosional
9. Aspek perkembangan bermain
10. Aspek perkembangan seni dan bakat
11. Aspek perkembangan agama.

B. SARAN
Makalah ini merupakan makalah yang berisi informasi dan
wawasan mengenai Perkembangan Anak Pada Usia Bayi Sesuai dengan
tujuan makalah ini, kami mengharapkan agar pembaca dapat lebih
memahami tentang informasi yang terkandung dalam makalah ini. Oleh
sebab itu, makalah ini sebaiknya dibaca dengan cermat dan teliti agar
pembaca dapat benar-benar memahami isinya dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

20
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah,Siti.2007.Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia


Dini.Jakarta:Universitas Terbuka

Allen,K.Eileen.2010.Profil Perkembangan Anak Prakelahiran Hingga Usia 12


tahun.Jakarta:Indeks

Rutledge,Rebecca.2010.Panduan Peengasuhan Batita.Jakarta:Indeks

Sumatri,Mulyani.2006.Perkembangan Peserta Didik,Jakarta:Universitas Terbuka

Fridani,Lara.2011.Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini.Banten:Universitas


Terbuka

21
LAMPIRAN

Lampiran ini berisi pertanyaan dan jawaban dari materi yang dipaparkan

1. Jelaskan bagaimana perkembangan pada bayi yang memiliki masalah


pada perkembangan motoriknya dan apakah akan mempengaruhi
perkembangan fisiknya ?
(Agustinus Kevin jaji / 2020842016)
Jawab : pada seorang bayi jelas belum terlihat apakah dia mengalami
sebuah kecacatan dalam perkembangan motoriknya. karena anak bayi
adalah makhluk sederhana namun kompleks. Bayi belum bisa
berbicara untuk mengungapkan hal hal yang membuat kita tahu apakah
dia berkekurangan ataupun tidak. Semua itu akan terlhat apabila
seorang bayi sudah menginjak usia kanak kanak. Perkembangan
motorik erat kaitannya dengan perkembangan fisik karena
perkembangan motorik merupakan pengendali gerak tubuh melalui
kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf,otot,otak dan spinal
chord. Namun karena pada bayi belum bisa berbicara kita hanya tau
bayi itu sehat dan pintar apabila ia menangis, tertawa dan makan
dengan lahap.

2. Orang tua jaman dulu dan bahkan sampai sekarang sering membedong
bayi dengan tujuan meluruskan kaki pada bayi dan membuat bayi
hangat. Apakah membedong bayi itu aman, dan apakah akan
mempengaruhi perkembangan fisik bayi tersebut ?
(Intan Wardana / 202084202005)
Jawab : perlu kita ketahui dan mengubah pandangan bahwa
membedong bayi untuk meluruskan kakinya adalah sebuah mitos
belaka. Pasalnya sudah banyak dokter yang berbicara terkait hal ini.
Karena faktanya semua bayi lahir ke dunia dengan kaki bengkok
karena menyesuaikan posisi ketika masih dalam kandungan, yaitu
kedua tumit saling mendekat dan kedua lutut saling menjauh sehingga
terlihat seperti hutuf “O”. seiring bertambahnya usia kaki yang

22
bengkok ini akan lurus sendiri pada usia 3 – 7 tahun. Manfaat dari
membedong bayi sebenarnya adalah untuk membuat bayi hangat dan
nyaman karena sewaktu di rahim tubuh bayi selalu hangat. Tubuh bayi
masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Jadi apabila
membedong dengan menarik kaki dan mengikatnya justru dapat
mengganggu tumbuh kembang bayi karena bisa menghambat
perkembangan sendi kaki akibat saraf kaki yang bermasalah.
Membedonng bayi bukanlah sebuah hal yang wajb dilakukan para
orang tua. Membedong bayi dengan alasan ingin menghangatkan
tubuh bayi dan membuat bayi nyaman sah sah saja asal tidak terlalu
kencang dan berhenti saat bayi berusia 3-4 bulan. Pada umur tersebut
bayi sudah tumbuh lebih besar dari sebelumnya dan akan membuat si
bayi tidak nyaman, dan apabila masih di bedong bisa mningkatkan
resiko sindrom kematian mendadak.

3. Mengapa ada anak batita umur 3 tahun belum bisa berbicara dengan
Bahasa sederhana sekalipun? Apakah itu mengganggu
perkembangannya dan apa solusinya?
(Intan Wardana / 202084202005)
Jawab :
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian diatas yaitu :
- Kelainan perkembangan komunikasi
- Ganguan pendengaran
Apabila seorng anak kurng baik dalam mendengar biasanya akan
kesulitn dalam berkoomunikasi karena ia tidak menengar apa yang
sedang seseorang sampaikan kepedanya sehingga mempengaruhi
perkembangan komunikasinya.
- Minimnya komunikasi dengan orang tua
Seorang anak sangat membutuhkan dukungan dan stimulasi dari
orang tua untuk mendukung tumbuh kembangnya.
- Keturunan

23
Memungkinkan hal ini terjadi karena ada riwayat keluarga
sebelumnya yang memliki masalah komunikasi
- Premature
Biasanya anak yang premature mempunyai masalah komunikasi
tetapi akan membaik setelah usia 2 tahun.
- Kekurangan vitamin D dan A saat dikandungan
Vitamin D dan A berperan dalam perkembangan penglihatan,
pertumbuhan tubuh, pembelahan sel, keehatan sistem reproduksi
dan menunjangkekebalan tubuh.

Solusi :

- Belajar dan mendengarkan music


- Sering berkomunikasi bertanya kepada anak
- Menirukan kemudian membenarkan kosa kata anak yang salah
- Penuhi asupan vitamin D dan A
- Terapi dengan psikolog anak

4. Dalam pernyataan kelompok 6 sebelumnya perkembangan kognitif


pada bayi tidak dapat di bedakan padahal pada pemaparan materi yang
di sampaikan menurut piaget ada empat tingkatan perkembangan
kognitif.
(Nur Izatul Zanah / 202084202007)
Jawab : yang kami sampaikan benar bahwa pada bayi perkembangan
kognitif memang tidak bisa di bedakan. Sedangkan pada teori piaget
ada 4 tingkatan perkembangan kognitif. 4 tingkatan tersebut
merupakan hal yang saling berkaitan dan berkelanjutan bukan
merupakan hal pembeda dari keempatnya. Jaddi tidak ada kaitannya
antara pernyataan kelompok kami serta materi tersebut yang kami
paparkan.

5. Bagaimana cara mengatasi anak yang meniru perkataan yang tidak


baik ?

24
(Rendra Aldi Wibisan / 202084202001)
Jawab : seperti yang sudah kami jelaskan pada makalah kami halaman
8 bagian balita usia 3-5 tahun. Pada usia ini perilaku anak di
kendalikan secara pra-konvensional, yakni moral anak belum terbentuk
sempurna karna tindakan mereka masih didasari pada imbalan atas
perbuatan baik yang mereka lakukan serta human jikaa salah. Itu
berarti anak tersebut harus di tuntun dengan memberitahu bahwa
tindakan tersebut slah dan tidak boleh dilakukan. Apabila anak tersebut
berhasil maka harus di beri sebuah reward bisa berupa pujian dan
apabila masil mengulangi kesalahan tersebut harus di berikan hukuman
kemudian di tuntun kembali mana yang benar. Tentu saja hal ini sangat
memerlukan peran orang tua serta lingkungan baik untuk anak
tersebut.

25

Anda mungkin juga menyukai