Anda di halaman 1dari 23

MEWUJUDKAN KADER BERKUALITAS INSAN CITA MELALUI

INTERNALISASI NILAI – NILAI KEPEMIMPINAN


MUHAMMAD SAW

Guna memenuhi persyaratan mengikuti Intermediate Training LK 2


HMI Cabang Merauke 2023

MAKALAH KODE (L)

DISUSUN OLEH
ASTITI NUR CAHYANI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM


CABANG MERAUKE

1
Kata Pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan kepada tuhan yang maha Esa, karena atas
karunianya makalah dapat disusun tepat pada waktunya, adapun judul dari
makalah ini, Internalisasi Nilai-Nilai Kepemimpinan Muhammad Saw Sebagai
Mewujudkan Kader Berkualitas Insancita

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya pada teman-teman yang membantu untuk mengeluarkan idenya demi
melancarka dalam penyusun makalah, dan mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu tidak bisa kami sebut satu persatu.

Penyusun makalah ini tidak jauh dari sempurna, oleh karena keterbatas
waktu dan kemampuan penyusun, maka krirtik dan saran membangun senantiasa
penyusun mengharapkan demi untuk baiknya penyusun makalah.

2
Daftar isi

Kata Pengantar…..................................................................................1

Daftar isi................................................................................................2

BAB I : PENDAHULUAN...................................................................3

a. Latar Belakang...........................................................................3
b. Rumusan Masalah…..................................................................5
c. Tujuan Dan Manfaat Penulisan…..............................................5

BAB II : PEMBAHASAN.....................................................................5

a. Kepemimpinan….......................................................................6
b. Lima kualitas Insan Cita...........................................................10
c. Implementasi Kepemimpinam Rasulullah dalam Memebntuk kader
Insancita.....................................................................................13

BAB III PENUTUP...............................................................................20

a. Kesimpilan.................................................................................20
b. Saran..........................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia tidak dapat menyingkari bahwa islam memiliki sosok


pemimpin yang sangat kuat dan teguh dalam berjuang tidak saja menjadi
tokoh pembesar dalam islam melainkan mampu mencatat pada lembaran
sejarah manusia yang mampu merubah peradaban jahiliyah menjadi
masyarakat yang jaya dizamannya.
Peradaban bangsa arab dimasa sebelum islam masuk sangat jauh
dengan kehidupan kemanusian mereka tidak kenal dengan sifat-sifat
kemanusian seperti social, budaya, adab, mereka hanya mementingkan
kesenangan sesaat yang pada akhirnya akan merugikan masyrakat hidup di
sekitarnya, padahal social budaya dan adab asas dari kehidupan manusia
itu sendiri.
Masyarakat yang sangat jauh dari sifat-sifat kemanusian bisa di
rubah oleh sosok pemimpin yang memiliki tujuan tinggi untuk menjadi
revolusioner, keinginan yang kuat sehingga Muhammad Saw mampu
mengubah mereka walaupun berbagai macam musibah yang telah beliau
alami tidak menjadi penghalang beliau untuk terus berjuang dan mencatat
dalam buku sejarah.
Mekkah sebagai kota dimana sejarah peradaban islam dilahirkan
dan memberikan sebuah tantangan bagi seorang nabi yang telah
mensyari’atkan ajaranya, sangat penting untuk mengetahui bagaimana ia
menghadapi masayarakat arab pada seorang Muhammad Saw memimpin
rakyat arab menjadi insan yang religius
maka makalah ini akan mengkaji bagaimana proses beliau
mengkader masyarakat arab menjadi masyarakat yang akademik yang
akan direalisasikan dalam pengkaderan
Dengan berjiwa pemimpin manusia dapat mengelolah diri
kelompok dan lingkungan dengan baik khususnya dalam penanggulangan

4
masalah yang relative pelik dan sulit, disini ditntukan kearifan seorang
pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan
dengan baik. Dalam kenyatan para pemimpin dapat mempengaruhi moral
dan keputusan kerja dan terutama tingkat presentasi suatu organisani, para
pemimpin juga memainkan peranan penting dalam membentuk kelompok,
organsasi atau masyarakat untuk mrncapai tujuan mereka.

5
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan diatas dapat diambil
sebagai sebuah rumusan masalah :
1. Bagaimana model kepemimpinan Rasulullah?
2. Apa saja 5 kualitas insan cita?
3. Bagaimana implementasi kepemimpinan Rasulullah
dalam membentuk kader insan Cita?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pola kepemimpinan
2. Untuk mengetahui 5 kualitas insan cita
3. Untuk mengetahui implementasi kepemimpinan
dalam kader HMI?

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam bahasa inggris di sebut dengan leadership
secara etimologi berarti daya pemimpin atau kualitas seorang pemimpin
atau tindakan pemimpin, kemampuan seorang untuk meyakinkan orang
lain agar dengan suka rela di ajak bersama untuk melaksanakan kehendak
atau gagasan sang pemimimpin 1 kepemimpinan dapat didefinisikan oleh
beberapa tokoh.
Menurut James M. Black dalam bukunya menegement A. Guide to
Exetutive Commard mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
meyakinkan orang seperti bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai
suatu tim untuk mencapai atau melakukan suatu tujuan tertentu.
Menurut Kareiner bahwa kepemimpinan adalah proses
mempengararuhi orang lain yang mana seorang pemimpin mengajak anak
buahnya secara sukarela berpatisipasi guna mencapai tujuan organisasi.
Ordway Tead memberi arti kepemimpinan sebagai kemampuan untuk
mempengaruhi orang-orang yang berkerjasama ke arah berbagai tujuan
yang sama yang di inginkan.2
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan hakikat
kepemiminan adalah kemampuan untuk mempenagaruhi orang lain dengan
menjalankan semua keinginan yang ingin dicapai, keberhasilan seorang
untuk menjadi seorang pemimpin tergantung ia bisa mempengaruhi orang
lain dengan membangun komunikasi yang baik. Seorang pemimpin yang
efektif ialah seorang yang memiliki kemampuan berkomunikasi. Dalam
Islam ada beberapa kotegori yang bisa dijadikan sebagai pemimpin
sebagai berikut:

1
Mukhtar effendi, menejemen suatu pendekatan berdasarkan ajaran islam, hlm. 207
2
Lembaga Adminstrasi Negara RI, Kepemimpinan,hlm. 3.
3
Veitzal Rivai dan Avian Arifin, Membangun Super Leardershep melalui kecerdasan spriritual,
hlm 248-263

7
1. Beriman dan bertaqwa pada Allah SWT, kepemimpinan itu terkait erat
dengan suatu cita-cita, maka untuk itu, kepemimpinan harus berada
dalam genggaman tangan orang beriman, allah sendiri dengan tegas
melarang kita mengangkat pemimpin dan menjadikan orang-orang
kafir sebagai pemimpin. Sesuai dengan (Q.S Ali Imron 3:28 dan Q.S
Al-Maidah 5:51)
2. Jujur dan amal, pemimpin islam harus jujur baik dalam dirinya
maupun kepada rakyat, sehingga ia mampu memberikan contoh
terbaik yang sejalan antara perkataan dan perbuatan nya.
3. kompeten dalam berilmu dan pengetahuan, seorang pemimpin islami
haruslah orang yang memiliki kompetensi dalam bidangnya, sehingga
orang dapat mengikuti dengan melihat kemampuannya
4. peduli terhadap yang dipimpin, pemimpin yang bijak ia akan
memperhatikan rakyatnya bertanggung jawab dengan amanah yang
telah diemban, jauh dari sifa egois.
5. Inspiratif, pemimpin islam harus mampu membangun suasa yang aman
serta menimbulkan rasa optimesme terhadap penyikutnya.
6. Sabar, pemimpin islam selalu sabar dengan ujian yang telah menimpa
mereka dengan segala permasalahan yang ada ia tetap istiqomah
dengan dalam mengambil keputusan
7. Rendah hati, sosok pemimpin islam selalu rendah hari dan tidak
menampakan kelebihan yang ada pada dirinya dengan tujuan menjaga
dari sifat merndahkan orang lain
8. Musyawarah, pemimpin islam haruslah mencari dan mengutamakan
cara-cara dan jalan musyawarah untuk menemukan solusi.
Berdasarkan pembagian delapan komponen diatas pemimpin dalam
pandangan islam tidak semata yang dipandang dari latar belakang sebagai
seorang tokoh serta ahli dalam berpolitik akan tetapi terdorong oleh factor
interlal dan eksternal, faktor internal contonya ia menanamkan iman dan
amal, kejujuran, rendah hati,dan sabar factor eksternal contohnya
bermusyawarah, memliki inspiratif membangun rakyat dan bijak dalam

mengambil keputusan, islam sangan menganjurkan begi pengikutnya


untuk memilik pemimpin.

8
“Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan Rasul nya, dan
ulil amri diantara kamu, kumudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu maka kembalilah ia kepada Allah (al-qur’an) dan rasulnya (as-
sunnah) jika kamu benar-benar berimana kepada allah dan hari akhir
yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q,S
An-Nissa: 4;59)4
Dalam ayat diatas menuntut kita agar senantiasa untuk taat kepada
pemimpin yang beriman disekitar kita, jika kalian menemukan suatu
permasalahan sedangkan kalian tidak menemukan solusinya maka
kembalilah dengan dua asas islam Al-Qur’an bdan As-Sunnah.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil Jadi


pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu Jadi buah ejekan dan
permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab
sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). dan
bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang
beriman”. (Q,S Al-Maidah : 57)

Dalam ayat ini menekankan tugas pemimpin sebagai penopang


rakyatnya, pemimpin memiliki tanggungjawab moral untuk menciptakan
masyarakat adil dan makmur. Adapun tokoh besar panutan kepemimpinan
dalam Islam adalah Rasulullah SAW. Sabda Rosulullah SAW “setiap
orang adalah pemimpin dan kamu bertanggung jawab atas
kepemimpinannya itu. (shohih, Bukhari, Muslim)5

4
Al Mizan Publishing House, Al Qur’an dan Terjemahannya”
5
Muhammad Zakariya, Kitab Fadilah Amal, Yogyakarta, Ash-Shaff, hlm 39

9
Setiap manusia pasti memerankan suatu kepemimpinannya. Hadist
Rosulullah. “setiap anda adalah pengasuh dan setiap pengasuh akan
dimimta pertanggung jawab terhadap asuhannya wanita adalah pengasuh
rumah suaminya dan bertanggungjawab atas yang diasuhnya, pembantu
adalah pengasuh harta majikan dan bertanggungjawan atas asuhannya
(H.R Bukhori, Muslim)6
Kepemimpinan Nabi Muhammad Saw. Dapat kita lihat dari
kehidupan beliau sebagai pemimpin agama dan pemerintahan-di
Madinah kala itu-.
kita pernah mendengarkan bagaimana rasulullah pada saat itu
hidup menjadi sosok pemimpin, dalam masa 22 tahun beliau sanggup
mengangkat derajat bangsa arab dari bangsa jahiliyah serta
keterbelakangan menjadi bangsa yang terkemuka seperti Negara yang
di pimpin oleh Negara didunia, rakyat yang berada dibawah
kepemimpinan beliau merasakan kedamaian dan tentram.
Menjadi insan revolusioner pasti banyak hal yang akan ia hadapi
kerena ia membawa visi dan misi untuk mengubah suatu wilayah agar
menjadi baik harus membutuhkan strategis yang matang untuk
menghadapi respon fisik dan opini yang mereka lontarkan.
Diantanranya ketika beliau berdakwah dikota thoif dia berjalan dengan
seorang diri untuk menyampaikan aagama yang telah ia yakini sebagai
kebutuhan pokok bagi manusaia setempat setelah menyampaikan tujuan
nya spontan respon fisik dan opini yang keluarkan masyrakat thoif
dengan mencaci bahkan dilempari dengan sebuah batu dari ketabahan
tersebut ia menjadi pemimpin yang revolusioner.
Cara berpikir beliau yang lurus terlahir dari cara pandang hidup
beliau yang lurus, dari cara berpikir yang lurus menghasilkan suatu
kebijakan yang tepat sekaligus dapat diteriman disemua kalangan, dan
kebijakan yang telah dikeluarkan tidak pernah satu pun suatu kebijakan
untuk diri sendiri hanya saja demi kepentigan ornga-orang disekitarnya,
adapun hal-hal yang di perhatikan oleh beliau yaitu :
6
Muhammad Yusuf, muntakhob ahadis, Cirebon, Pustaka Nabawi, hlm 147

10
1. Mengutamakan segi kemanfaatan dari pada kesia-siaan
Tidak ada perkataan atau perbuatan beliau menjadi sebuah hal yang
sia-sia dan tidak bermakna, seluruh aktivitas yang keluar dari
tubuhnya merupakan suatu tuntunan sunnah bagi umatnya wajar
hal demikian Karena setiap apa yang beliau kerjakan tidak terlepas
control dari allah SWT.
2. Lebih mementingkan orang lain dari pada dirinya sendiri
Tat kala datang perintah untuk pindah dari mekkah kemadinah,
Muhammad SAW baru berangkat terlebih dahulu, pada saat itu
beliau terancam akan dibunuh namun tetap mengutamakan kaum
yang lemah.
3. Memilih jalan tersukar untuk dirinya dari dan termudah untuk
umatnya
Ketika beliau menyampaikan perintah Allah Swt mengenai jakat
harta yang hanya sebesar 2,5 bagian dari harta mereka, akan tetapi
bagi beliau sendiri menyerahkan seluruh hartanya untuk
memperjuangkan agama tanpa menyisahkan untuk anak dan
istrinya.
Tiga pokok di atas sebagai pekerja utama bagi Muhammad SAW
untuk menunaikan hak umatnya, dari segi social ia paling
mengutamakana orang lain dari pada dirinya sendiri sehingga
bahaya yang akan menimpa dirinya tidak ia pikirkan asalkan orang
disekitarnya bisa merasakan kenyamanan, tidak heran manusia yang
hidup dizamannya merasakan kenyaman,
Tidak hanya sifat social semata nilai jual yang ada pada diri beliau,
dalam memimpin umatnya nabi Muhammad memimpin dengan empat
sifat beliau sebagai berikut :
1. Siddiq
Maksudnya seorang pemimpin harus benar dan berpihak pada
kebenaran kejujuran dan keadilan.
2. Amanah

11
Maksudnya berusaha untuk menunaikan hak orang lain yang
telah dibebankan mertabat seorang pemimpin terletak besar
pada realisasi kepada amanah.
3. Tabliqh
Maksudnya menyampaikan segala sesuatu yang telah
diamanahkan kepadanya selalu menyampaikan sampaikan pada
walaupun pahit.
4. Fathonah
Maksudnya cerdas pintar, berwawasan maju, senantiasa untuk
memikirkan dengan kemajuan dan memiliki itergritas
pemikiran kemajuan.
Dengan keempat sifat tersebutMuhammad SAW memimpin
umatnya, sehingga pribadi Nabi sendiri menjadi berkarisma dimata
orang lain.
B. Lima kualitas insan cita
Himpunsn mahasiswa Islam (HMI) telah hadir sejak 5 februari
1947, tumbuh menjadi sebuah organisasi yang besar dan mampu
menghadapi dinamika tantangan zaman. sebagai organisasi HMI tentu
menginginkan output kader memiliki kualitas yang dapat menjadi cirri
khusus kader HMI yang tidak timiliki oleh kader organisasi lain. Kualitas
output yang diinginkan pada diri kader tertuang dalam lima Kualitas insan
cita HMI, yang tersirat dalam Tujuan HMI.
Lima kualitas insan cita HMI merupakan dunia cita yang ingin
diwujudkanoleh HMI didalam pribadi seorang manusia yang beriman dan
berilmu pengetahuan serta melaksanakan tugas kerja kemanusian, kualitas
tersebut sebagaimana dalam tujuan pasal 4 AD HMI adalah sebagai
berikut:
1. Kualitas insan akedemis
a. Berpendidikan tinggi, pengetahuan luas, berpikir rasional, obyektif
dan kritis.

12
b. Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang
dia ketahui dan dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan menghadapi
suasana sekelilingnya dengan kesadaran.
c. Mempu berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan yang
sesuai dengan ilmu pilihannya, baik secara teoritis maupun tekhnis
dan sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur,
mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip
perkembangan.

2. Kualitas insan pencipta: insan akademik, pencipta


a. Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari
sekedar yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-
bentuk baru yang baik dan bersikap dengan bertolak dari apa yang
ada (yaitu allah) berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan,
selalu mencari perbaikan dan pembaharuan.
b. Bersifat independent, terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari
dengan sikap demikian potensi, sehingga dengan demikian
kreatifnya dapat berkembang dan menentukan bentuk
c. Dengan memiliki kemampuan akademis dan mampu melaksanakan
kerja kemanusian yang disemangati ajaran islam.
3. Kualitas insan pengabdian, insane akademik, pencipta pengabdi
1. Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan umat dan bangsa
2. Sadar membawa tugas insane pengabdi, bukan hanya sanggup
membawa dirinya baik tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya
menjadi baik
3. Insane akademik, pencipta dan pengabdi adalah insane yang
bersungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas mengamalkan
ilmunya untuk kepentingan umat dan bangsa
4. Kualitas insan yang bernafaskan islam: insane akademik, pencipta
dan pengabdi yang bernafaskan islam.

13
a. Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola piker dan
pola lakunya tanpa memakai merek islam.Islam akan menjadi
pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai
universal islam. Dengan demikian islam telah menafasi dan
menjiwai karyanya
b. Ajaran islam telah berhasil membentuk “unity personality” dalam
dirinya. Nafas islam telah membentuk pribadinya yang utuhnya
tercegah dari split personality tidak pernah ada dilemma pada
dirinya sebagai warga Negara dan dirinya sebagai musim.ku.
kualitas insane ini telah mengintegrasikan masalah suksennya
pembangunan nasional bangsa kedalam suksesnya perjuangan umat
islam Indonesia dan sebaliknya
2. Kualitas insan bertanggungjawab atas terwujudnya adil makmur yang
diridhoi oleh Allah
a. Insane akademis, pencipta dan pengabdi dan bernafaskan islam dan
tanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang
diridhoi oleh allah SWT
b. Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat dari perbuatannya dan sadar
dalam menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian
moral
c. Spontan dalam menghadapi tugas responsive dalam menghadapi
persoalan dan jauh sikap.
d. Rasa tagunghawab takwa kepada allah SWT, yang mengugah untuk
mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujud masyarakat
adil dan makmur dan ridoi oleh allah SWT
e. Evaluative dan selektif terhadap setiap langkah yang berlawanan
dengan usaham mewujudkan masyakar yang adil dan makmur
f. Percaya pada diri sendiri dan sadar atas kedudukan sebagai kholifah
yang harus malkasanak tugas-tugas kemanusian.7

14
C. Implementasi Kepemimpinan Rasulullah dalam membentuk kader Insancita
Sebagai organisasi kader yang telah berumur lebih dari 70 tahun HMI sudah
banyak melahirkan pemimpin di Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
kader HMI memiliki kualitas yangmamp menjadikan mereka melalui dinamika
dalam perjalanan karirnya.
Menurut AS. Hornby dalam pengertian kader adalah “ Sekelompok orang
yang terorganisir secara terus menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi
kelompok yang lebih besar”. Hal ini dapat dijelaskan, Pertama, seorang kader
bergerak dan terbentuk dalam organisasi, mengenal aturan-aturan permainan
organisasi dan tidak bermain sendiri sesuai dengan selera pribadimene
Kader adalah sekelompok orang yang terorganisir secara terus menerus dan
akan menjadi tulang punggung begi sekelompok yang lebih besar. Dengan
demikian ciri seorang terwujud dalam empat hal, pertama, seorang kader bergerak
dan terbentuk organisasi, mengenal aturan-aturan permainan organisasi dan tidak
bermain sendiri sesuai dengan selera pribadi. Kedua, seorang kader mempunyai
komitmen yang yang terus (permanen), tidak mengenalan musiman, tapi utuh dan
istiqomah dan memperjuangkan dan melaksanakan kebanaran. Ketiga, seorang
kader memilii bobot dan kualitas sebagai tulang punggung atau kerangka yang
mampu menyangka kesatuan komunitas manusia yang lebih besar,fokus jadi
penekan an organisasi adalah aspek kualitas. Keempat, seorang kader memiliki
memperhatian serius serta merespon dinamika sosial lingkungan. 8
Pemimpin adalah kholfah islamiyah atau biasa disebut juga imamah,
kepemimpinan dalam islam telah di jalaskan dalam konteks Al-Qur’an dam As-
Sunnah, dalam kutipan sebuah hadis “setiap kamu adalah pemimpin dan setiap
pemimpin akan ditanya tentang kepemimpinannya. Dalam hadist tersebut sangat
jelas penekanan pada setiap individu untuk memiliki rasa tanggung jawab
terhadap apa yang diamanahkan, aling minimalnya setiap individu memiliki
tanggung jawab terhadap diri sendiri.
Impelentasi menurut KBBI adalah palaksanaan, penerapan, dari kedua arti ini
dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan aktivitas positif yang terlahir

15
dari kepribdian seorang berusaha untuk mewujudkan misi organisasi demi
tercapainya sebuah tujuan yang dibebankan.
Muhammad SAW seorang pemimpin yang mampu membawa nama Islam
dipenjuru dunia, ia bukan saja sosok tokoh karismatik dikalangan kaum-kaum
yang terdeakat atau simpatisan dengan kepribdiannya tapi ia mampu menciptakan
hal-hal positif dengan orang yang telah memusuhinya, kesungguhan ia untuk
meraih sikap kepemimpinannya didasari dengan dua
Islam tidak saja agama yang berbentuk mualamah dan ibadah yang semata kita
berfokus pada kedua hal tersebur, islam merupakan agama yang sangat luas,
ibadah, muamalah, pengetahuan dan tasawuf, Muhammad saw untuk mengkeder
para sahabatnya menjadi insan yang menjadi panutan seluruh dunia memakan
waktu yang sangat lama untuk mengkader para sahabatnya
Pada waktu sebelum hijrah ke madinah rasulullah SAW tinggal dengan
pengikutnya selama 10 tahun dikota Mekah, dalam menjalankan waktu yang
cukup singkat itu ia sering di ganggu oleh kaum kafir sehingga suatu ketika ia di
baikot disebuah gunung yang tidak ada tanda kehidupan sedikitpun, tanahnya
kering sehingga mereka tidak dapat bercocok tanam, para pedagang tidak
diperbolehkan untuk bertransaksi di daerah pengungsian kaum muslim,dengan
keadas yang serba kekurangan tidak mematahkan semangat mereka untuk tetap
beriman pada Allah ancaman demi ancaman yang datang pada kaum muslim agar
mereka tetap kembali keagama terdahulu yahudu dan nasrani, pada saat
dimadinah rasululah Saw mengkader umatnya dalam iman yang ditanamkan pada
diri kaum percaya bahwa Allah telah mengutus seorang Rasulullah untuk
menyampaikan agama keseluruh alam.
Setelah mereka tinggal dimekkah selama 10 tahun, kaum muslim pidah ke
kota madinah untuk menjalan kehidupan mereka dan menjalankan misi dakwah di
Madinah berbeda dengan kulturan dan budaya yang ada di mekkah tidak lagi iman
yang Muhammad Saw kader umatnya akan tetapi syariat agama sudah mulai
dikenalkan pada diri umatnya sehingga dikota Madinah sangat banyak tokoh-
tokoh islam yang terlahir
Selama 23 tahun Muhammad Saw telah berhasil memimpin kaumnya agar
menjadi manusia yang akademik dan religiusitas bangsa arab yang sangat di kenal

16
dangan bangsa yang jauh dari pendidikan meraka hidup dalam keadaan ummi
(tidak kenal baca tulis) kehidupan yag serba kekukarangan ilmu dan moral yang
membuat mereka berkehidupan dengan mendepankan hawa nafsu sehingga hal-
hal negative yang mereka kerjakan.
a. Pengertian Kader
Hassa Al-Banna: “Jika kalian tidak menegakan umat yang baru yang
mengembangkan dakwah dan mengibarkan risalah kebanaran, maka selamat
tinggal bagi dunia dan kemanusian”9
b. Perkaderan organisani HMI
Perkaderan di hmi adalah proses upaya organisasi untuk mengaktualisasikan
potensi manusia bagi para angota HMI sesuai dengan ajaran islam dalam rangka
mengikkat kualitas dirinya yang memiliki kemampuan serta kesedian untuk
menghayati, mengamalkan dan mengembangkan dalam dimensi kemasyarakatan,
kebangsaan dan Negara.10
Berdasarkan Dari konsep diatas setidak terdapat konsep beberapa cirri yang
harus terintegrasi dalam diri setiap kader HMI, seorang kader harus terbentuk
kepribadian kedernya sehingga kader-kader HMI dapat mengacu dengan Nilai
Dasar Perjuangan, dari indicator NDP ada tiga kelompok yang selalu melekat di
kader HMI, pertama, Makna Islam : islam sering di definisikan sebagai agama
Allah SWT yang diperintahkan kepada nabi Muhammad SAW untuk
mengajarkan pokok-pokok peraturan serta tegas dalam menyampaikan agama
tersebut kepada seluruh manusia dan mengajak mereka untuk melakukannya11.
Kedua: iman, pembedaa antara islam dan iman didasarkan pada kemungkinan
bahwa orang-orang yang telah mengaku islam, masih terbuka peluang untuk
melakukan perbuatan yang menyimpan dari ajarannya dan juga masih ada
kemungkinan melaksanan perintah agama tanpa keikhlasan dan ketulusan.12
Ketiga, Ilmu: iman yang benar adalah iman yang tidak membelenggu kebebasan

9
Putrabangai.blogspot.com/2008/08/prinsip-kederisasi-dalam-alquran.html?m=1
10
Sidrataha Mukhtar, HMI dan Kekuasaan, Jakarta, Prestasi Pustaka, 2006, hlm 89
11
Azhari Akmal Tarigan, Islam Mazhab HMI, Jakarta, Balai Pustaka, 2007, hlm 6
12
Ibid hlm 15

17
manusia, itu hanya dapat di hindari, jika seorang patut dan tunduh kepada Allah
SWT, Tuhan yang benar dalam filsafat adalah kebenaran itu sendiri.13
Pernyataan dari Lafran Pane ada dua hal pengkaderan dalam HMI pertama,
HMI adalah organisasi keder independen sejak berdiri hingga sekarang,
moral.kedua, mindset kekaderan yang dibangun HMI adalah keislaman,
kemahasiswaan, keindonesiaan.14 Yang dimaksud pengkaderan yang independent
keder-kader yang tidak berkooptasi oleh kepentingan diluar kebenaran dan
keadilan.yang dimaksud dengan kader ber-mindset keislaman, keindonesiaan,
kemahasiswaan, adalah sosok kepribadian kader HMI yang kritis, mampu berfikir
secara professional.
c. Arah Perkaderan dari HMI
Mengenai fungsi HMI sebagai organisasi perkaderan, maka semua kadee
HMI melahirkan kader-kader yang militant, memiliki pengtahuan dan keimanan,
penekankgan perkadera dititiberatkan pada hal-hal berikut: a) watak dan
kepribadian, dengan langkah menanamkan pemahaman agama sebagai dasar
kesadaran. b) kemampuan ilmiah, membina hingga dia ssmemiliki kecerdasan dan
pengetahuan. c) keterampilan, kepandaian untuk mengaritakan ide dan pikiran dan
praktek.
Arah pengkadran dalam HMI tercermin dalam tujuan HMI, Yaitu
terbinanya individu yang berkualitas (akademis, pencipta, pengabdi, yang
bernafaskan islam di realisasikan dengan langkah serta bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah SWT), banyak kritik
kontruksi yang berhubungan system perkaderan HMI, sebagian berpendapat
mendapat formulasi keder yang tepat harus mempu mndeskriminasi perjalanan
organisani untuk bisa menungkatkan keunggulan kompetetif sumber daya
manusia (SDM), banyak orang yang memperhatikan perkaderan di HMI karena
begitu besar perhatian masyrakat unetuk mengembangan organisasi tersebut,
lebih-lebih para alumni HMI sendiri yang selalu mengawal dan menasihati untuk
proses berjalannya perkaderan, kita harus bangga dengan apresiasi positif
terhadap kader HMI.

13
Ibid hlm 17
14
Solichin, C andradimuka Mahasiswa, Jakarta, Sinergi Persadatama Foundation, hlm 53

18
d. Konsep Perkaderan
Penyedian kader insan yang berkualitas, hanya dapat melui serangkai usaha
sistematis, terarah dan utuh meyeluruh yang diistilahkan dengan perkaderan,
untuk memberikan acuan pada perkaderan agar sistemasis, diperlukan suatu
pedoman yang memuat suatu perkaderan untuk mengatur dan memperbaiki
arahan yang jelas dalam pelaksanaan perkaderan secara komperatif diantaranya
meliputi;
1) Landasan perkaderan
Landasan perkaderan merupak pijak utama bagi aktivitas di HMI didalam
menjalankan fungsinya sebagai organisasi perkaderan nilai-nilai yang termaktub
dalam landasan tidak lain merupakan spirit yang harus dijiwai baik HMI secara
kelektif maupun secara individual.
2) Landasan teoligi
Manusia adalah makhluk ketuhanan dia adalah makhluk menurut alam adalah
makhluk yang berdiri sendiri yaitu sejak masa piromedianya selalu mencari dan
merindukan tuhanya,inilah Fitroh atau kejadian asal sucinya, dan menemukan
tuhan, agama menyebutnya sebagai kecendrungan yang hanif, yaitu sikap mencari
kebenaran secara tulus dan murni, lapanbng, toleran, tidak sempit dan tidak
membelenggu jiwa.
Selain itu bahwa fitroh bagi manusia adanya sifat dasar kesucian yang kemudian
hanya dinyatakan dalam sikap-sikap yang suci dan pada sesamanya, sifat dasar
dari sifat itu adalah hanafiyyah, dan sebagai makhluk yang hanif itu manusia
dimiliki dorongan kearah kebaikan, kebenaran, dan kesucian. Pusat dorongan
hanafiyyah itu terdapat dirinya yang paling mendalamdan paling murni, artinya
bersifat nur atau cahaya, ruh manusia dijiwai kesadaran tentang yang mutlak dan
maha suci.
3) Landasan ideologis
Islam sebagai landasan nilai transnormatif yang sadar dipilih untuk memenuhu
kebutuhan dan menjawab persoalan yang terjadi dalam masyarakat, islam
mengarahkan manusia untuk mencapai tujuan dan idealisme yang dicita-
citakan.untuk tujuan dari idealisme maka umat islam akan ikhlas untuk tujuan
memperjuanhkanya.

19
4) Landasan konsitusi
Dalam rangka untuk memperjuangkan cita-cita HMI harus memposisikan
posisinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi
melaksanakan tanggungjawabnya bersama seluruh rakyat Indonesia dalam
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh allah,
Pemimpin adalah kholfah islamiyah atau biasa disebut juga imamah,
kepemimpinan dalam islam telah di jalaskan dalam konteks Al-Qur’an dam As-
Sunnah, dalam kutipan sebuah hadis “setiap kamu adalah pemimpin dan setiap
pemimpin akan ditanya tentang kepemimpinannya. Dalam hadist tersebut sangat
jelas penekanan pada setiap individu untuk memiliki rasa tanggung jawab
terhadap apa yang diamanahkan, aling minimalnya setiap individu memiliki
tanggung jawab terhadap diri sendiri.
Impelentasi menurut KBBI adalah palaksanaan, penerapan, dari kedua arti ini
dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan aktivitas positif yang terlahir
dari kepribdian seorang berusaha untuk mewujudkan misi organisasi demi
tercapainya sebuah tujuan yang dibebankan.
Muhammad SAW seorang pemimpin yang mampu membawa nama Islam
dipenjuru dunia, ia bukan saja sosok tokoh karismatik dikalangan kaum-kaum
yang terdeakat atau simpatisan dengan kepribdiannya tapi ia mampu menciptakan
hal-hal positif dengan orang yang telah memusuhinya, kesungguhan ia untuk
meraih sikap kepemimpinannya didasari dengan dua
Islam tidak saja agama yang berbentuk mualamah dan ibadah yang semata kita
berfokus pada kedua hal tersebur, islam merupakan agama yang sangat luas,
ibadah, muamalah, pengetahuan dan tasawuf, Muhammad saw untuk mengkeder
para sahabatnya menjadi insan yang menjadi panutan seluruh dunia memakan
waktu yang sangat lama untuk mengkader para sahabatnya
Pada waktu sebelum hijrah ke madinah rasulullah SAW tinggal dengan
pengikutnya selama 10 tahun dikota Mekah, dalam menjalankan waktu yang
cukup singkat itu ia sering di ganggu oleh kaum kafir sehingga suatu ketika ia di
baikot disebuah gunung yang tidak ada tanda kehidupan sedikitpun, tanahnya
kering sehingga mereka tidak dapat bercocok tanam, para pedagang tidak

20
diperbolehkan untuk bertransaksi di daerah pengungsian kaum muslim, dengan
keadas yang serba kekurangan tidak mematahkan semangat mereka untuk tetap
beriman pada Allah ancaman demi ancaman yang datang pada kaum muslim agar
mereka tetap kembali keagama terdahulu yahudu dan nasrani, pada saat
dimadinah rasululah Saw mengkader umatnya dalam iman yang ditanamkan pada
diri kaum percaya bahwa Allah telah mengutus seorang Rasulullah untuk
menyampaikan agama keseluruh alam.
Setelah mereka tinggal dimekkah selama 10 tahun, kaum muslim pidah ke
kota madinah untuk menjalan kehidupan mereka dan menjalankan misi dakwah di
Madinah berbeda dengan kulturan dan budaya yang ada di mekkah tidak lagi iman
yang Muhammad Saw kader umatnya akan tetapi syariat agama sudah mulai
dikenalkan pada diri umatnya sehingga dikota Madinah sangat banyak tokoh-
tokoh islam yang terlahir
Selama 23 tahun Muhammad Saw telah berhasil memimpin kaumnya agar
menjadi manusia yang akademik dan religiusitas bangsa arab yang sangat di kenal
dangan bangsa yang jauh dari pendidikan meraka hidup dalam keadaan ummi
(tidak kenal baca tulis) kehidupan yag serba kekukarangan ilmu dan moral yang
membuat mereka berkehidupan dengan mendepankan hawa nafsu sehingga hal-
hal negative yang mereka kerjakan

21
BAB III
PENTUPAN
A. Simpulan

kepemimpinan adalah proses mempengararuhi orang lain yang mana


seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sukarela berpatisipasi guna
mencapai tujuan organisasi. Ordway Tead memberi arti kepemimpinan sebagai
kemampuan untuk mempengaruhi orang-orang yang berkerjasama ke arah
berbagai tujuan yang sama yang di inginkan.
Kepemimpina Muhammad saw selalu mengedepankan nilai-nilai spiritual
yang menjadi pedoman untuk umatnya, ia membawa umatnya berpikir untuk maju
dan tidak pernah berputus asa dalam memperjuangkan apa yang telah menjadi
misi. Selama 23 tahun ia memimpin umatnya dengan menamkan religiuasitas dan
intelktual sehingga manusia yang dikader pada jamannya menjadi manusia teladan
sepanjang masa.
Hmi adalah organisasi perkaderan sejak didirikan pada tanggal 5 februari
1947 yogyakarta HMI tidak lepas dari mengkadar anak-anak bangsa, HMI
membibit anak-anak bangsa mejadi insan akademis pencipta pengabdi yang
bernafaskan islam.
Setelah kita fahami motode kepemimpinan Muhammad saw yang berhasil
menciptakan manusia yang berkualitas pada zamannya sangat mendukung jika
para kader HMI menanamkan kemampuan kepemimpinan Muhammad untuk
mengkader anak bangsa.

B. SARAN

Penyusun mengharap agar pembahasan masalah kepemiminan harus


diperluas agar memperluas pemahaman yang berhubungan dengan
kepemimpinan, kepemimpinan tidak hanya di pandang dari segi intektual dan
akademis tapi harus ditanamkan dengan asas-asas nilai keislaman, dalam
penyusunan makalah ini penyusun mengambil sifat kepemimpinan Muhammad
sebagai dasar-dasar prkaderan di HMI. Mudah-mudah makalah ini tidak Cuma
sebagai sebuah tulisan tapi dapat di realisasikan dalam kehidupan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Mukhtar Effendi, menejemen suatu pendekatan berdasarkan ajaran islam,


Rajawali Press, Jakarta, 1994

Veitzen Rivai, dan Avian Arifin, membengun suoer leardershep melalui


kecerdasan spiritual, Toplak Press, Jakarta, 2001

Al Qur’an al-aziim, di terjemahkanoleh yayasan penyelenggara Al Qur’an, Al


Mizzan Publishing House, Bandung 2010.

Muhammad Zakaryah, Kitab Fadhilah Amal, Ass-Sharff, Yogyakarta 2004

Muhammad Yusup, Muntakhob Ahadist, Pustaka Nabawi, Yogyakarta, 2001

Solichin, Hmi Candradimuka Mahasiswa,Sinergi Persedatama


Foundation,Jakarta, 2010

Sidratha Mukhtar, Hmi dan Kekuasaan, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2006

Azhar Amalm Tarigan, Islam Mazhab HMI, Balai Pustaka, Jakarta,

2007

23

Anda mungkin juga menyukai