PEMBANGUNAN DAERAH
INTERMEDIATE TRAINING
i
CURICULLUM VITAE
Asalan mengikuti Lk II : sebagai media belajar dan mengasah nalar nalar kritis,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-nya sehingga makalah yang berjudul “Konseptualosasi kepemimpinan Islam
Dalam Pembangunan Daerah” ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalh ini di
susun untuk memenuhi persyaratan mengikuti Latihan Kader II (intermediate
Training) cabang Tual.
Tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada para pihak dan rekan-
rekan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, tentunya penyusun tidak
luput dari kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca sangat penyusun
harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Ahmad Akbar
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
BAB I............................................................................................................................5
PENDAHULUAN........................................................................................................5
1.1.Latar Belakang.....................................................................................................5
1.2.Rumusan Masalah................................................................................................6
1.3.Tujuan Penulisan..................................................................................................6
1.4.Manfaat penelitian...............................................................................................6
1.5.Metode Penulisan.................................................................................................6
1.6.Sitematika penulisan............................................................................................7
BAB II...........................................................................................................................8
PEMBAHASAN...........................................................................................................8
2.1.pengertian kepemimpinan....................................................................................8
2.2.Syarat Kepemimpinan Islam..............................................................................10
2.3.Perinsip Kepemimpinan Islam...........................................................................10
2.4.Tugas dan fungsi kepala desa/daerah................................................................12
2.5.Sistem Pembangunan Desa................................................................................13
2.6.Pandangan Hukum Islam Terhadap Peran Kepemimpinan Kepala Desa...........14
BAB III.......................................................................................................................16
PENUTUP..................................................................................................................16
3.1Kesimpulan..........................................................................................................16
3.2Saran....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang serta beberapa teori diatas penulis
merumuskan beberapa masalah pada makalah ini :
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari isi maklah ini adalah sebagai
berikut:
Adapun manfaat yang dapar diperoleh dari isi makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi penulis makalah ini sebagai salah satu persyaratan untuk dapat
mengikuti Latihan Kader II Himpunan Mahasiswa Islam.
2. Makalah ini diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan akan peran
dan fungsi kepemimpinan dalam pandangan islam, dan dampak
kepemimpinan islam dalam pembangunan daerah.
3. Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai acuan bagi kader-kader HMI
dalam melaksanakan peran dan fungsinya sebagai agen perubahan di
dalam masyarakat.
6
literatur meliputi pengumpulan data dan informasi dari buku dan jurnal-jurnal yang
mempunyai relevan dengan bahasa dalam makalah ini, serta masukan dari senior dan
kawan-kawan seperjuangan HMI.
1. Pendahuluan
2. Pembahasan
3. penutup
7
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Islam, konsep kepemimpinan diyakini mempunyai nilai yang khas dari
sekedar kepengikutan bawahan dan pencapaian tujuan organisasi. Ada nilai-nilai
transendentalyang diperjuangkan dalam kepemimpinan Islami dalam organisasi
apapun. Nilai-nilai tersebut menjadi pijakan dalam melakukan aktifitas
kepemimpinan. Terkait dengan hal ini, Saksono menyatakan bahwa dengan melihat
akar kata "ra'in" (( راعyang berarti pemimpin sebagaimana dalam sabda Rasulullah
Saw:
ؤل عن رعیتھH كللكم راع فمس:الHHلم قHلى هللا علیھ وسH ان رسول هللا ص.حدیث عبد هللا بن عمر رضي هللا عنھما
ةHرأة راعیH والم.ؤل عنھمHو مسHل بیتھ وھHل راع على اھH والرج.فاالمیر الذي على الناس راع وھو مسؤل عنھم
اال فكلكم راع و كللكم،ؤل عنھHو مسHHیده وھHال سHHد راع على مHH والعب.ؤلة عنھمHده وھي مسHا وولHHعلى بیت بعلھ
باب كرھیة التطاول على الرقیق17- : كتاب العتق490 اخرجھ البخارى فى- مسؤل عن رعیتھ
Hadits Abdullah bin Umar ra. Bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “setiap kamu
adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.
Seorang amir yang mengurus keadaan rakyat adalah pemimpin. Ia akan dimintai
pertanggungjawaban tentang rakyatnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin
terhadap keluarganya di rumahnya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah
8
suaminya. Ia akan diminta pertanggungjawaban tentang hal mereka itu. Seorang
hamba adalah pemimpin terhadap harta benda tuannya, ia kan diminta
pertanggungjawaban tentang harta tuannya. Ketahuilah, kamu semua adalah
pemimpin dan semua akan diminta pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya.
a Keterampilan manajerial
1. Dalam konsep manajemen strategis syariah seorang pemimpin dituntut
memiliki keterampilan manajerial dalam mengelola organisasi yang
dipimpinnya, antara lain: Membuat rencana bisnis (bussiness plan)
2. Merencanakan struktur organisasi yang sesuai dengan tuntutan organisasi
serta merencanakan kebutuhan SDM yang sesuai rencana bisnisnya.
3. Membuat rencana operasional (operational plan), berupa rencana kerja,
program dan kegiatan, kebutuhan fasilitas dan peralatan operasional.
4. Membuat rencana anggaran tahunan
5. Membuat evaluasi dan pengendalian, melalui monotoring dan laporan secara
berkala mengenai perkembangan organisasi
b Keterampilan teknis
9
pemimpin mengetahui dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya kesalahan yang
dilakukan bawahannya.
c Keterampilan interpersonal
d Keterampilan strategis
a Amanah
10
dilaksanakan dengan penuh amanah”. Ungkapan ini menurut Said Agil Husin Al-
Munawwar, menyiratkan dua hal.Pertama, apabila manusia berkuasa di muka bumi,
menjadi khalifah, maka kekuasaan yang diperoleh sebagai suatu pendelegasian
kewenangan dari Allah SWT. (delegation of authority)karena Allah sebagai sumber
segala kekuasaan. Dengan demikian, kekuasaan yang dimiliki hanyalah sekedar
amanah dari Allah yang bersifat relative, yang kelak harus dipertanggungjawabkan di
hadapan-Nya.
)72 :زابHHHHHHHوال (األحHHHHHHHا جھHHHHHHHان ظلومHHHHHHH إنھ ك، انHHHHHHHا اإلنسHHHHHHHا وحملھHHHHHHHفقن منھHHHHHHHوأش
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir
akan mengkhianatinya, dandipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya
manusia itu amat zalim dan amat bodoh.
b Musyawarah
Musyawarah, apabila diambil dari kata kerja syawara yusyawiru atau syura, yang
berasal dari kata syawara yasyuru, - adalah kata-kata yang terdapat dalam al-Qur’an.
Yang pertama merujuk merujuk pada ayat 159 surat Ali Imran, sedangkan istilah
syura merujuk kepada al-Qur’an surat Asy-Syura ayat 38. Selain dua istilah di atas
ada juga kata yang maknanya menunjukkan musyawarah yaitu kata i’tamir dalam
surat ath-Thalaq ayat 6. Adapun ayat-ayat tersebut di atas yaitu:
ولو كنت فّظا غلیظ القلب النفضوا من حولك،فبما رحمة من هللا لنت لھم،
فإذا عزمت فتوكل على هللا،فاعف عنھم واستغفر لھم وشاورھم في األمر،
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246].
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
c Tanggung Jawab
11
Pengembangan tanggung jawab menjadi ciri dari kepemimpinan Islami.
Pemimpin Islamidiikat oleh suatu tanggung jawab untuk melindungi
bawahan/stafnya, dan memegang tanggungjawab legal terhadap diri sendiri dan
kegiatan bawahan/staf. Dalam terma tertinggi ia harus menjamin bahwa kemanfaatan
bagi seluruh anggota kelompok sebagai citacita tertinggi. Oleh karena itu,
pengembangan tanggungjawab dilakukan dengan bekerja sama antara seluruh
anggota kelompok, bukan sewenang-wenang, dan dengan metode yang manusiawi.
Prinsip tersebut ditegaskan oleh sabda Rasulullah Saw., bahwa setiap orang
adalah penanggungjawab bagi semua yang ada di bawahnya, dan untuk itu akan
dimintai pertanggungjawaban terhadapnya. Atas dasar inilah kepemimpinan
Islamimenuntut setiap personal pemimpin untuk dapat mengembangkan kelompok
masing-masing melalui nasihat, arahan, dan juga pelatihan, sehingga secara efektif
dapat mencapai sasaran dan membawa kebaikan untuk organisasi.
Prinsip dasar ini mewajibkan pemimpin Islami untuk tidak main-main dalam
mengambil kebijakan. Ia harus bertindak adil kepada seluruh subyek tanpa melihat
ras, warna kulit, kepercayaan, jenis kelamin, dan asal-usul. Prinsip ini akan
memunculkan kecintaan dan kepatuhan bawahan/staf secara optimal.
Kata “adil” ini merupakan serapan dari bahasa arab‘adl.Dalam Al-Qur’an istilah
adil menggunakan tiga term yaitu ‘adl, qisth dan haqq. Dari akar kata ‘a-d-l sebagai
kata benda, kata ini disebut sebanyak 14 kali dalam Al-Qur’an. Sedangkan kata
qisthberasal dari akar kata q-s-th, diulang sebanyak 15 kali sebagai kata benda.
Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon kepala desa
yang telah ditetapkan oleh panitia pemilihan. Pelaksanaan pemilihan kepala desa
harus bersifat langsung, umum, bebas dan rahasia, jujur dan adil. Pemilihan
dilaksanakan pada hari, tanggal dan tempat yang telah ditentukan oleh panitia
pemilihan.
12
Menyelenggarakan pemerintahan desa, melaksanakan pembangunan desa,
melaksanakan pembinaan masyarakat desa; dan memberdayakan masyarakat
desa. Dengan tugas yang diberikan, Kepala Desa diharapkan bisa membawa desa
ke arah yang diharapkan.
Pasal 6 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015
Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa mengatakan
bahwa Kepala Desa memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. menyelenggarakan Pemerintahan Desa, seperti tata praja Pemerintahan,
penetapan peraturan di desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan
ketentraman dan ketertiban, melakukan upaya perlindungan masyarakat,
administrasi kependudukan, dan penataan dan pengelolaan wilayah.
13
Ayat (3) pembangunan desa sebagaimana dimaksud ayat (2)
mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan dan
kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan
perdamaian dan keadilan sosial.
Dari Ma’qil Ra berkata : saya akan ceritakan suatu hadist yang saya dengar dari
rosullullah, Rasulullah SAW bersabda: “seorang yang telah diberikan tugas oleh
Allah untuk memelihara rakyat, lalu ia tidak memimpin rakyat dengan jujur, niscaya
dia tidak memperoleh bau surga” (H.R. Bukhari)
Setiap manusia yang terlahir dimuka bumi ini adalah pemimpin, setidaknya ia
adalah seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin
pasti akan berimplikasi kepada apa yang ia pimpin. Karena itu, menjadi pemimpin
adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin,
karena kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu.
Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari : setiap orang dari
kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan bertanggung jawab atas apa yang
dipimpinnya.
14
Abdullah bin Umar radliallahu 'anhuma berkata bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap kalian adalah
pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas yang
dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang akan diminta
pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami dalam
keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung
jawaban atas keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin di dalam
urusan rumah tangga suaminya dan akan diminta pertanggung
jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu
dalam urusan harta tuannya adalah pemimpin dan akan diminta
pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut".
Dia (Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma) berkata: "Aku menduga
Beliau juga bersabda: "Dan seorang anak laki-laki adalah
pemimpin dalam uruan harta bapaknya" (Hadist Riwayat bukhari)
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kajian tentang konsep kepemimpinan jauh hari sudah dilakukan oleh para ahli
manajemen. Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan dan
meyakinkan bawahan atau staf agar secara suka rela melakukan aktivitas kerjasama
mencapai tujuan. Sedangkan kepemimpinan Islami dipahami bukan sekedar
kemampuan individu untuk mempengaruhi seseorang agar bersedia melakukan
aktivitas, tetapi lebih dari itu, kemampuan tersebut diiringi dengan karakteristik
individu yang dekat dengan prinsip-prinsip Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan
hadits.
3.2Saran
Didalam ajaran kepemimpinan dalam islam agar di perhatikan atau terus di kaji,
karna Menjadi seorang pemimpin membutuhkan keterampilan yang mumpuni,
khususnya hal-hal yang bersifat strategis yang menjadi ranah seorang pemimpin. Ada
beberapa keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin dalam menjalankan
perannya dengan baik, yaitu: Keterampilan manajerial (manajerial skill),
Keterampilan Teknis (Technical Skill), Ketrampilan Interpersonal (Interpersonal
Skill), Keterampilan Strategis (Strategic Skill).
Jangan melakukan pekerjaan yang sia-sia yang tidak ada manfaatnya dan juga
jangan melakukan pekerjaan didasari dengan sikap malas, jangan banyak bekerja
tetapi tidak mendatangkan manfaat, seperti pekerjaan-pekerjaan yang dilarang, atau
menghabiskan waktunya untuk bekerja mencari kehidupan dunia dan meninggalkan
pekerjaan-pekerjaan untuk kehidupan akhirat
16
DAFTAR PUSTAKA
2533ISBN_KEPEMIMPINAN_ISLAMI_BARU.pdf. (n.d.).
354895-ekonomi-pembangunan-sebuah-tinjauan-teor-2c24a58a.pdf. (n.d.).
from https://etheses.uinsgd.ac.id/35104/1/Buku%20Kepemimpinan%20Pendidikan
%202020.pdf
HARYATI.pdf. (n.d.).
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/22249/1/Manajemen%20Kepemimpinan.pdf
17
18