Anda di halaman 1dari 13

“KEPEMIMPINAN PERSPEKTIF ISLAM”

Ninis Azizah Soleha

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah SWT, atas taufiq dan hidayahnya, baik
petunjuk maupun kekuatan yang telah dilimpahkan sehingga saya dapat menyelesaikan
penulisan makalah Kepemimpinan Perspektif Islam ini tepat waktu.
Shalawat dan salam tercurahkan atas Rasulullah Muhammad SAW, yang telah membawa
manusia dari zaman kejahilan ke zaman yang beradab dan berilmu melalui petunjuk Al-
Quran dan sunnah beliau sehingga manusia menikmati kebahagiaan dan keselamatan dunia
wal akhirat.
Dalam menyelesaikan Makalah ini saya banyak mendapat bantuan, sumbangan
pikiran dan motivasi dari berbagai pihak. Makalah dapat juga saya sajikan, dalam bentuk
yang sangat sederhana dan sangat jauh dari kesempurnaan karena kesempurnaan hanya
milikAllah SWT, tapi tanpa mengenal lelahsaya tetap berusaha untuk mencapai
kesempurnaan.Untuk itu saya banyak mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Mataram, 17 September 2022

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I..................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................................ 1
BAB II................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN.................................................................................................................. 2
A. Kepemimpinan Perspektif Islam................................................................................ 2
B. Kepemimpinan Yang Baik Perspektif Islam.............................................................. 3
C. Prinsip- Prinsip Pokok Dalam Kepemimpinan Islam................................................ 4
D. Sifat- Sifat Terpuji Bagi Pemimpin........................................................................... 7
BAB III.................................................................................................................................. 9
PENUTUP ........................................................................................................................... 9
Kesimpulan............................................................................................................................ 9
Saran...................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan fitrah kemanusiaan. Hal ini ramai
diperbincangkan dari zaman ke zaman, dikarenakan generasi- generasi ingin mencari
formulasi sistem kepemimpinan yang aktual dan tepat untuk diterapkan pada
zamannya. Pemimpin memiliki peran penting dalam kesuksesan sebuah organisasi,
hal ini mengindikasikan bahwa paradigma kepemimpinan adalah sesuatu yang sangat
dinamis dan meiliki kompleksitas yang tinggi.
Akan tetapi banyak kita temukan, bahwa pemimpin- pemimpin dewasa ini
masih terjerat dengan ambisi individual dan kelompoknya saja. Lalu bagaimana
pandangan islam terkait hal tersebut?
Hadirnya makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber inspirasi untuk
para pembaca didalam memahami bagaimana Kepemimpinan Dalam Perspektif
Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perspektif Islam Mengenai Kepemimpinan?
2. Bagaimana Menjadi Pemimpin Yang Baik Dalam Islam?
3. Apa saja Prinsip- Prinsip Pokok Dalam Kepemimpinan Islam?
4. Apa saja Sifat- Sifat Terpuji Bagi Pemimpin?

C. Tujuan
1. Mengetahui Bagaimana Perspektif Islam Mengenai Kepemimpinan
2. Mengetahui Bagaimana Menjadi Pemimpin Yang Baik Dalam Islam
3. Mengetahui Apa saja Prinsip- Prinsip Pokok Dalam Kepemimpinan Islam
4. Mengetahui Apa saja Sifat- Sifat Terpuji Bagi Pemimpin
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan Dalam Islam


Kepemimpinan atau leadership dalam bahasa Arab disebut dengan khilafah, imarah,
ziamah, dan imamah yang sama sama meimiliki arti Pemimpin atau yang memimpin.
Pada dasarnya dalam suatu organisasi Kepemimpinan mempunyai tiga unsur yaitu:
1. Adanya tujuan yang menggerakkan manusia,
2. Adanya sekelompok orang
3. Adanya pemimpin yang mengarahkan dan memberikan pengaruh kepada manusia.
4. Adanya sistem dan mekanisme kepemimpinanan
5. Adanya visi dan misi (Thariq dan Faisal dalam Habiburrohim, 2005.1
Kepemimpinan dalam islam adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan
menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan, yang didasari atas nilai-nilai
Islam.
Kepemimpinan dalam Islam, sudah merupakan fitrah bagi setiap manusia. Manusia
diamanahi Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi, yang bertugas merealisasikan
misi sucinya sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta, sekaligus sebagai hamba
Allah yang senantiasa patuh dan terpanggil untuk mengabdikan segenap dedikasinya
di jalan Nya. Sabda Rasulullah “setiap kamu adalah pemimpin dan tiap-tiap pemimpin
diminta pertanggung-jawabannya.”2
Kepemimpinan menurut pengertian spiritual Islam adalah kemampuan melaksanakan
perintah dan meninggalkan larangan Allah SWT, baik dilakukan secara bersama-sama
maupun perseorangan, dengan kata lain kepemimpinan adalah kemampuan
mewujudkan semua kehendak Allah SWT yang telah diberitahukan-Nya melalui
Rosul-Nya Muhamad SAW3.
Dalam perspeklif Islam kepemimpinan merupakan kegiatan menuntun, membimbing,
memandu, dan menunjukkan jalan yang diridhoi Allah SWT. Kegiatan itu bermaksud
untuk menumbuh-kembangkan kemampuan mengerjakan sendiri dilingkungan orang-

1
Abdul Hakim, Kepemimpinan Berbasis Nilai-Nilai Islami, (Semarang:Unissula Press,2013).hal. 37-38
2
M. Sobry Sutikno Pemimpin dan Kepemimpinan (Tips Praktis untuk Menjadi Pemimpin yang
Diidolakan), (Lombok: Holistica, 2018).hal.79
3
Abdul Hakim, Kepemimpinan Berbasis Nilai-Nilai Islami, (Semarang:Unissula Press,2013).hal. 39.

2
orang yang dipimpin dalam usahanya mencapai ridho Allah SWT di dunia maupun di
akhirat kelak.
Dalam pandangan Islam: “orientasi seorang pemimpinan terkait langsung dengan
kesejahteraan rakyat yang dipimpin”. Ini berarti, Islam tidak membedabedakan antara
kepemimpinan negara dengan kepemimpinan masyarakat, juga mengenai bentuk dan
batas waktunya4.

B. Kepemimpinan Yang Baik Perspektif Islam


Dalam buku yang ditulis oleh Dr. M. Sobry Sutikno mengatakan bahwa
kepemimpinan yang baik apabila ditinjau dalam pandangan Islam, maka
kepemimpinan yang baik harus berlandaskan al-qur’an dan hadis, yang merupakan
pedoman bagi kita sebagai umat islam. Dengan kata lain, pemimpin yang baik dalam
perspektif islam harus menjadikan al-qur”an dan hadits sebagai pedoman dalam
menjalankan kepemimpinannya.
Selain itu, bagi orang Islam tentunya tidak akan berfikir lain, bahwa karakteristik
kepemimpinan yang jelas-jelas telah terpuji dan terbukti adalah figur kepemimpinan
Rasulullah Saw. Dengan kepastian yang tidak ada seorangpun ragu atasnya, rasulullah
Saw, telah dijadikan sebagai seorang pemimpin umat yang menjadi suri tauladan dan
rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh alam. Oleh karenanya umat Islam telah
meyakini untuk mengikuti pimpinanya itu sampai dengan akhir hayatnya.5
Tipe atau gaya kepemimpinan seseorang berbeda- beda tergantung pada karakter dan
watak para pemimpin, tujuan dan jenis organisasi yang dipimpin, tuntutan situasi
sosial yang dipimpin dan lain sebagainya. Adapun tipe atau gaya kepemimpinan
secara umum dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu : (Zainudin dan Mustaqim,
2005 :12)
1. Otokratis yaitu gaya kepemimpinan dengan memperlakukan organisasi yang
dipimpinnya sebagai milik pribadi, sehingga hanya kemauannya sajalah yang
harus berlangsung dan kurang mau memperhatikan kritik dari bawahannya.
2. Militeristik, yaitu gaya kepemimpinan dengan menggunakan model militer
(komando) dan biasanya perintah pemimpin harus ditaati secara mutlak.

4
Abdul Hakim, Kepemimpinan Berbasis Nilai-Nilai Islami, (Semarang:Unissula Press,2013).hal. 41
5
M. Sobry Sutikno, Pemimpin dan Kepemimpinan (Tips Praktis untuk Menjadi Pemimpin yang
Diidolakan), (Lombok: Holistica, 2018).hal.81

3
3. Paternalistik, yaitu gaya kepemimpinan selalu menganggap yang dipimpin tidak
pernah dewasa. Oleh karena itu pemimpin jarang memberi kesempatan kepada
bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi, inisiatif dan mengambil
keputusan.
4. Kharismatik, yaitu gaya kepemimpinan dengan lebih menonjolkan pada figur
pemimpinnya , biasanya punya banyak pengikut dan mereka mau bekerja apa saja
yang diperintahkan.
5. Demokratis,yaitugayakepemimpinanyangpemimpinnya berusaha mensinkronkan
antara kepentingan dan tujuan organisasi.6
C. Prinsip- Prinsip Pokok Dalam Kepemimpinan Islam
Menurut Veithzal Rivai, dkk. (2013), setidaknya dapat diidentifikasi beberapa prinsip
pokok dalam kepemimpinan Islam secara konseptual, dan hubungan-hubungan antar-
individu atau antarkelompok dalam konteks praktis. Penjelasannya berikut ini:
1. Prinsip saling menghormati dan memuliakan
Sebagaimana Allah telah memuliakan manusia, maka suatu keharusan bagi setiap
manusia untuk saling menghormati dan memuliakan, tanpa memandang jenis
suku, warna kulit, bahasa dan keturunannya. Bahkan Islam mengajarkan untuk
menghomati manusia walaupun telah meninggal dunia. Pernah diriwayatkan
dalam suatu hadis bahwa Nabi Muhammad Saw. Berdiri khusyu’ menghormati
jenazah seorang Yahudi. Kemudian seseorang berkata: “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya dia jenazah Yahudi”. Nabi Saw. Bersabda: “Bukankah dia juga
adalah seorang yang berjiwa?”. (HR Imam Muslim).
2. Prinsip menyebarkan kasih sayang
Hal ini merupakan eksplorasi dari risalah Islam sebagai ajaran yang utuh, karena
dia datang sebagai rahmat untuk seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin). Maka Nabi
Saw. Bersabda: “Tidak akan terlepas kasih sayang kecuali dari orang-orang yang
hina”. Kasih sayang menjadi kunci dalam pergaulan kehidupan manusia dalam
konteks apapun, tidak terkecuali dalam konteks organisasi. Seorang pemimpin
yang memiliki sifat kasih sayang akan dipandang sebagai panutan yang selalu
memberikan perlindungan kepada pengikutnya. Semua tindakannya dilakukan
atas dasar kasih sayang terhadap seluruh pengikutnya.
3. Prinsip keadilan

6
Abdul Hakim, Kepemimpinan Berbasis Nilai-Nilai Islami, (Semarang:Unissula Press,2013).hal. 38-39

4
Secara teologis, salah satu golongan yang dijanjikan memperoleh ganjaran surga
adalah pemimpin yang adil. Hal ini menggambarkan bahwa pemimpin yang adil
tidak hanya menjadi panutan pengikutnya, tetapi juga dihargai oleh Tuhan. Islam
mengajarkan kita untuk menegakkan keadilan bahkan dalam keadaan perang
sekalipun. Firman Allah dalam surah Al-Maidah (5): 8: artinya: “Hai orang-orang
yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil, dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk belaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
4. Prinsip persamaan
Prinsip ini adalah cabang dari prinsip sebelumnya yaitu keadilan. Persamaan
sangat ditekankan khususnya di- hadapan hukum, karena yang membedakan
antara satu dengan yang lain adalah takwa dan amal saleh, (iman dan ilmu).
Firman Allah Swt. dalam surah Al-Hujuraat (49): 13: artinya: “Hai manusia,
sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
5. Prinsip perlakuan yang sama
Organisasi dihuni oleh orang-orang yang berbeda. Tidak hanya memiliki
perbedaan sifat dan karakter, tetapi juga perbedaan latar belakang, tidak jarang
perbedaan keyakinan dan pemahaman atas sesuatu. Untuk menjaga stabilitas or-
ganisasi, hendaknya seorang pemimpin memperhatikan prinsip ini, yaitu
memperlakukan mereka secara sama berdasarkan ukuran-ukuran tertentu.
6. Prinsip berpegang kepada akhlak yang utama
Yang dimaksud dengan akhlak utama adalah beberapa perilaku yang
mencerminkan keutamaan, khususnya yang berkaitan dengan pergaulan hidup di
antara sesama manusia. Di antara beberapa akhlak utama itu adalah: lemah-
lembut, mudah memaafkan, berlapang dada, bersabar, gemar menolong, dan lain-
lain.
7. Prinsip kebebasan

5
Islam adalah agama yang menghargai kebebasan. Bahkan Islam tidak menyukai
pemaksaan, termasuk dalam agama. Dalam konteks organisasi, setiap orang
memiliki kebebasan dalam batasan-batasan tertentu yang disepakati sebagai nilai-
nilai atau norma-norma organisasi. Masing- masing bebas mengutarakan
pikirannya selama tidak me- nyinggung dan mengganggu orang lain. Pemimpin
yang memegang prinsip ini tidak akan bersikap sewenang-wenang terhadap
bawahannya.
8. Prinsip menepati janji
Dalam ajaran Islam, menepati janji merupakanjaminan untuk mempertahankan
kepercayaan dalam kehidupan antarmanusia. Bahkan, melanggar janji merupakan
satu tanda dari kemunafikan. Nabi Muhammad Saw. bersabda: Artinya: “Tanda
orang munafik itu ada tiga; bila berbicara dia berbohong, bila berjanji dia
melanggarnya dan bila diberi amanat dia menghianati”.7
Sedangkan menurut Dr. H. Abdul Hakim dalam bukunya mengatakan bahwa ada tiga
prinsip dasar yang mengatur pelaksanaan kepemimpinan Islam: musyawarah,
keadilan, dan kebebasan berpikir.
1. Musyawarah adalah prinsip pertama dalam kepemimpinan islam, hal ini ditujukan
untuk mencapai sebuah kesepakatan Bersama.
2. Pemimpin seharusnya memperlakukan manusia secara adil dan tidak berat
sebelah, tidak membedakan antara perekonomian, kelas social, ras, etnis maupun
suku bangsa.
3. Pemimpin hendaklah berjuang menciptakan suasana kebebasan berpikir dan
pertukaran gagasan yang sehat dan bebas, saling kritik dan saling menasehati satu
sama lain sedemikian rupa, sehingga para pengikutnya merasa senang
mendiskusikan masalah atau persoalan yang menjadi kepentingan bersama.
Dalam pandangan Ibnu Taimiyyah, pemimpin harus memenuhi dua klasifikasi:
1. Memiliki kekuatan.
2. Berintegritas
Kedua persyaratan ini sesuai firman allah swt. Dalam alqur’an surat Al-Qashas ayat
26 yang artinya; “Salah seorang dari kedua Wanita itu berkata: “Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang

7
M Sobry Sutikno Pemimpin dan Kepemimpinan (Tips Praktis untuk Menjadi Pemimpin yang
Diidolakan), (Lombok: Holistica, 2018).hal.81-84

6
yang paling baik kamu ambil untuk bekerja (pada kita), ialah orang yang kuat lagi
dapat dipercaya.”
Ibnu Taimiyyah memahami ayat diatas sebagai landasan bahwa orang terbaik dalam
bekerja adalah orang yang memiliki kekuatan dan terpercaya.8

D. Sifat- Sifat Terpuji Bagi Pemimpin


1. Shiddiq (Jujur)
Shiddiq berarti jujur atau berkata benar. Para pemimpin yang memliki sifat
shiddiq adlah pemimpin yang tidak pernah berkata bohong. Apa yang
diucapkannya selalu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Ia selalu merasa
selalu diawasi oleh allah swt. Ia tidak mau berkata dusta meskipun orang lain
tidak mengetahuinya.
Orang yang jujur adalah orang yang memiliki integritas. 9
Integritas berarti
keutuhan diri, yakni keutuhan antara apa yang ia katakan dan apa yang dia
lakukan, keutuhan antara apa yang dijanjikan dan apa yang dipenuhi.
Integritas pribadi masuk dalam salah satu virtue atau sifat-sifat baik yang
diharapkan pada setiap manusia beradab. Virtue yang lain antara lain kejujuran,
prudent, adil,dan berani. Oleh karena itu, sifat pemimpin yang diharapkan bukan
hanya berintegritas, tetapi juga virtue yang lain.10
2. Amanah (Terpercaya)
Ada beberapa nilai yang melekat di dalam nilai diri orang yang Amanah menurut
Dadi Permadi dan Daeng Aripin (2007), yaitu:
a. Rasa Tanggung Jawab
b. Mereka merasakan bahwa hidupnya memiliki nilai
c. Ingin dipercaya dan mempercayai
d. Hormat dan dihormati.
3. Tabligh (menyampaikan)
Dalam al-qur’an surah Al-Maidah ayat 67 menggambarkan bahwa seorang
professional muslim dengan akidahnya yang kuat untuk memegang teguh aturan
allah, selalu merealisasikan sifat dan teladan Rasulallah. Oleh karena itu sifat ini akan

8
Herlambang Saifuddin, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Al-qur’an, (Pontianak: Ayunindya,2018).
Hal. 51-52
9
M. Sobry Sutikno, Pemimpin dan Kepemimpinan (Tips Praktis untuk Menjadi Pemimpin yang
Diidolakan) (Lombok: Holistica, 2018).hal.85-86
10
Dedi Mahardi, Integritas di Tengah Kabut Idealisme, (Jakarta: Kompas Gramedia, 2017)hal. 34-35

7
tergambar pula di dalam profesinya. Dari lisannya akan selalu keluar kata kata yang
baik dan terasa sejuk didengar. Kalimatnya berisikan nasehat dan penghargaan pada
setiap hasil pekerjaan orang lain. Serta, berani mengatakan yang benar walaupun
terasa pahit untuk diterima.11

4. Fathanah (Cerdas)
Sifat ini menjadi salah satu sifat rasulallah saw. yang sudah tidak diragukan lagi.
Begitulah seharusnya seorang pemimpin, memiliki kecerdasan baik
intelektual,emosional maupun spiritual. Selain itu juga cakap dan mampu
berkomunikasi dengan baik.
5. Istiqamah
Sebagian orang sering memahami istiqamah sebagai suatu perbuatan dan perilaku
tertentu yang terus menerus dilakukan seseorang dalam hidupnya secara tekun dan
konsekuen. Abu Bakar mengatakan bahwa istiqamah adalah ketika kau tidak
menduakan-Nya. Umar lebih membumikannya dengan katakana bahwa istiqamah
merupakan praktik kepatuhan pada perintah sang pencipta dan larangan-Nya,
tanpa menyisakan rasa gentarbuntuk terus berada didalamnya. Utsman bin Affan
memandang bahwa istiqamah adalah kala penempuh jalan-Nya telah memurnikan
segenap amalnya untuk allah semata-mata.12Sikap istiqamah menunjukkan
kekuatan iman yang merasuki seluruh jiwa, sehingga tidak mudah menyerah pada
tantangan dan tekanan.

11
M. Sobry Sutikno, Pemimpin dan Kepemimpinan (Tips Praktis untuk Menjadi Pemimpin yang
Diidolakan), (Lombok: Holistica, 2018).hal.86-87
12
Imam Sibawaih,Keajaiban Istiqamah, (Bekasi: Al-Muqsith Pustaka, 2020), hal. 21 dan 23

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, kepemimpinan perspektif islam
adalah kepemimpinan dengan menerapkan atau mengaplikasikan nilai-nilai ajaran
islam didalamnya.
Dan bagian yang terpentingnya adalah bagaimana menjadi pemimpin yang sesuai
dengan nilai-nilai islam? Tentu dengan melihat bagaimana rasulallah saw. Sebagai
rahmatan lil alamin mengedukasikan secara lansung maupun tidak lansung sifat
ataupun karakternya dalam menjalankan misi penyebaran agama islam.
Seperti yang terpapar diatas ada lima dari berbagai macam sifat dan karakter
rasulallah yang menjadi acuan atau pedoman dalam islam, yaitu; shiddiq, Amanah,
tablig, fahanah, dan istiqamah.
B. Saran
Demikian lah makalah mengenai Kepemimpinan Perspektif Islam ini saya susun,
semoga bermanfaat bagi pembaca. Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kritikan dan saran yang membangun sangat
saya harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Hakim. 2013. Kepemimpinan Berbasis Nilai- Nilai Islami. Semarang. Unissula Press.
Dedi, Mahardi. 2017. Integritas di Tengah Kabut Idealisme. Jakarta. Kompas Gramedia.
El-hasany, Sibawaih. 2020. Keajaiban Istiqamah. Bekasi. Al-Maqsith Pustaka.
Herlambang, Saifuddin. 2018. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Al-qur’an. Pontianak.
Ayunindya.
M. Sobry, Sutikno. 2018.Pemimpin dan Kepemimpinan (Tips Praktis untuk Menjadi
Pemimpin yang Diidolakan). Lombok. Holistica.

10

Anda mungkin juga menyukai