Oleh:
WAHYUDI
NIM : 22186130071
DOSEN PENGAMPU:
Dr. M. Nur Salim, M.Pd
Mata Kuliah :
MANAJEMEN PENDIDIKAN & KEPEMIMPINAN ISLAM
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
“Setiap kamu adalah pemimpin. Dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas
kepemimpinannya.” Mungkin kata-kata tersebut yang paling cocok dan pas bagi setiap orang
muslim di seantero jagad raya ini. Kenapa tidak, manusia diturunkan di bumi ini adalah sebagai
khalifah yang memakmurkan dan menyemarakkan dunia. Mungkin kita juga sepakat bahwa pada
setiap individu manusia muslim adalah seorang pemimpin. Yakni memimpin dirinya sendiri dan
bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Berbicara tentang “kepemimpinan”, sungguh alangkah menumbuhkan jiwa semangat
bagi setiap muslim yang peduli akan iman yang diembannya. Jika kita menoleh jauh ke belakang
tentang sejarah awal Islam, tentulah kita akan menemukan banyak pelajaran yang luar biasa
apabila diaplikasikan dalam dunia modern sekarang, khususnya dalam hal “kepemimpinan”.
Bagaimana bentuk kepemimpinan Rasulullah dan para sahabat-sahabatnya. Dan bagaimana cara
pemilihan seorang pemimpin pada saat itu.
1. Bagaimana bentuk-bentuk pemilihan pemimpin (suksesi kepemimpinan) dalam syariat Islam
jika ditinjau dari masa Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, Bani Umayyah, dan Bani Abasiyyah?
BAB II
PENJELASAN KEPEMIMPINAN
A. Kepemimpinan
1. Hakikat Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai
dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan.
Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Pemimpin
adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk
mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain
untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi
dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak
lainnya. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang – orang
sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal
untuk menyelesaikan tugas – Field Manual (22-100).
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa
yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang
dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk
menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor.
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat
– sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap
teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
BAB III
SUKSESI KEPEMIMPINAN DALAM SYARIAT ISLAM
A. Pada Masa Rasulullah
Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi resmi menjadi pemimpin
penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai. Berbeda dengan periode
Mekkah, pada periode Madinah, Islam merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang
berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi mempunyai
kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata
lain, dalam diri nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan duniawi. Kedudukannya
sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala Negara.
Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru itu (Madinah), maka beliau
segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat. Dasar-dasar tersebut antara lain:
1. Pembagunan masjid, selain sebagai tempat ibadah masjid juga digunakan sebagai pusat
pemerintahan.
2. Ukhuwah Islamiyah, Nabi mempersaudarakan antara golongan Muhajirin dan Anshar.
3. Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lainyang tidak beragama Islam.
Dari perjalanan sejarah Nabi ini, dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW, di
samping sebagai pemimpin agama, juga seorang negarawan, pemimpin politik dan administrasi
yang cakap. Hanya dalam sebelas tahun menjadi pemimpin politik, beliau berhasil menundukkan
seluruh jazirah Arab ke dalam kekuasaannya.
Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan aku
adalah Tuhanmu, Maka bertakwalah kepada-Ku. (QS. Al-Mu’minun: 52)
b. Kemestian bermusyawarah dalam menyelesaikan dan menyelenggarakan masalah yang bersifat
ijtihadiyah.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya
yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain. Kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan
bersama.
Menyatakan bahwa dalam menjadi pemimpin di muka bumi maka manusia harus bisa
menjalankan apa yang telah diamanatkan oleh Allah dan di setiap langkah sebagai seorang
pemimpin, Allah akan memberikan peringatan bagi kaum Muslimin agar selalu berhati-hati
tentang apa yang akan dilakukan sebagai khalifah Allah di bumi.
B. SARAN
Dalam makalah singkat ini penulis ingin menyarankan kepada rekan mahasiswa
hendaknya kita membuat tugas yang dibebankan oleh dosen pengasuh kita yang berupa makalah
khususnya mata kuliah pendidikan agama islam, kita membuat sendiri agar kedepannya kita
menjadi mahasiswa yang benar-benar siap pakai di kalangan masyarakat maupun dunian kerja.