HALAMAN SAMPUL
MAKALAH
Oleh :
KELOMPOK 2
JURUSAN TARBIYAH
2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberi
kesempatan untuk menyusun makalah ini. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Yang telah
membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang terang benderang serta
penuh dengan ilmu pengetahuan.
1. Ibu Moh. Elman, M.Pd.I selaku dosen pengampu dalam penulisan makalah
ini.
2. Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini baik moral
maupun spiritual.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
D. Manfaat..................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
A. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan.........................................................4
B. Kepemimpinan Otoriter dan Demokratis......................................................5
C. Perbedaan Kepemimpinan Otoriter Dan Demokratis.................................11
D. Analisis Data Hasil Wawancara..................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................15
A. Kesimpulan..........................................................................................................15
B. Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak manusia sudah mulai hidup berkelompok dan mulai hidup menetap,
peran seorang pemimpin sudah mulai muncul dan mendapatkan pengakuan dari
masyarakat atau elompok tersebut. Bahkan jika hendak ingin melakukan
perjalanan, dalam senuah hadist diriwayatkan bahwa hendaknya ada seorang
pemimpin dalam perjalanan tersebut.
1
kepemimpinan sesuai kebutuhan pencapaian tujuan. Tujuan yang ingin dicapai ini
terkadang berbeda proses pencapaiannya, salah satu yang mempengaruhi dalam
sebuah lembaga yaitu dari segi tipe kepemimpinan seorang pemimpin. Tipe
kepemimpinan pendidikan adalah pengklasifikasian terhadap, sikap, perilaku,
nilai dan sebagainya dari seorang pemimpin. Dengan mengenal lebih karakteristik
seorang pemimpin, tentu akan diketahui tipe kepemimpinan yang ditunjukkan,
apakah kepemimpinan tersebut efektif atau tidak efektif.
Dengan demikian makalah ini akan mencoba membahas tentang tipe
kepemimpinan otoriterdan demokratis, dimana akan dikupas secara luas sesuai
dengan bahan kajian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian kepemimpinan pendidikan?
2. Bagaimana pengertian kepemimpinan otoriter dan demokratis?
3. Apa saja perbedaan kepemimpinan otoriter dan demokratis?
4. Bagaimana analisis data hasil wawancara?
C. Tujuan
Secara umum, makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca
untuk mengetahui Pendidikan dan moralitas remaja yang menjelaskan hal
mancakup sebab, akibat dan penyelesaiannya dalam kehidupan. Secara khusus
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan pendidikan
2. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan otoriter dan demokratis
3. Untuk mengetahui perbedaan kepemimpinan otoriter dan demokratis.
4. Untuk mengetahui analisis data hasil wawancara
D. Manfaat
Dengan adanya makalah ini, penulis mengambil beberapa manfaat yaitu:
1. Manfaat Teoritis
- Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai kepemimpinan otoriter
dan demokratis
- Sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya.
2
2. Manfaat Praktis
- Bagi masyarakat, sebagai pengenalan terhadap kepemimpinan otoriter
dan demokratis sebagai jenis dari tipe-tipe kepemimpinan
- Bagi penulis, sebagai pendorong agar lebih terpacu dalam melakukan
penelitian dan menyempurnakan hasil penelitian.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Syaiful Sagala, Pendekatan & Model Kepemimpinan, (Jakarta: Prenada Media, 2018), hlm. 56
4
organisasi pendidikan, baik lembaga pendidikan formal, non-formal, informal dan
sejenisnya.2
Kepemimpinan dalam pendidikan atau kepemimpinan pendidikan adalah
suatu kemampuan dan proses mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir dan
menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pengembangan ilmu
Pendidikan dan pelaksanaan Pendidikan agar akegiatan yang dijalankan dapat
lebih efektif didalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran. 3
Seperti halnya kepemimpinan kepala sekolah, maka ia memiliki peran dalam
mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan guru,
staf, siswa, orang tua siswa dan pihak lain yang terkait untuk beraktivitas/
berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan
pendidikan memiliki orientasi agar sumber daya manusia dalam ruang lingkup
pendidikan dapat dikoordinasikan untuk berkerja secara optimal dalam mencapai
tujuan yang ada. Tujuan ini meliputi tujuan baik dalam lingkup aktifitas kelas
(pembelajaran), satuan pendidikan, maupun departemental.4
2
Urip Triyono, Kepemimpinan Transformasional dalam Pendidikan: (Formal, Non Formal, dan
Informal), (Yogyakarta: Deepublish, 2019), hlm. 9
3
Hendyat Soetopo, perilaku organisasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 209.
4
Abd. Haris, Kepemimpinan Pendidikan, (Surabaya: Government of Indonesia (GoI) and Islamic
Development Bank (IDB), 2013), hlm. 17
5
Mustajab, Masa Depan Pesantren : Telaah atas Model Kepemimpinan dan Manajemen
Pesantren Salaf, (Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara, 2015), hlm. 36
5
Jadi, tipe kepemimpinan merupakan bentuk atau pola kepemimpinan dari
seorang pemimpin, yang didalamnya diimplementasikan beberapa perilaku atau
gaya kepemimpinan sebagai pendukungnya.
1. Tipe Otoriter
Autoratic Leaders
Followers Followers
Followers
Arus pengaruh kepemimpinan otoriter6
6
perbuatannya ia tidak dapat di ganggu gugat. Inisiatif dan daya fikir
anggota semua dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk
mengeluarkan pendapatnya.
Ciri-ciri yang menonjol pada tipe ini antara lain sebagai berikut:
7
Dengan ciri ini timbul persepsi kuat dalam dirinya bahwa para anggota
organisasi mengabdi kepadanya.
e. Karena pengabdian para karyawan diinterprestasikan sebagai
pengabdian yang sifatnya pribadi, loyalitas para bawahan merupakan
tuntutan yang sangat kuat. Demikian kuatnya, sehingga
“mengalahkan” kriteria kekaryaan yang lain seperti kinerja, kejujuran,
serta penerapan norma-norma moral dan etika.
f. Pemimpin yang otoriter menentukan dan menerapkan disiplin
organisasi yang “keras” dan menjalakannya dengan sikap yang kaku.
Dalam suasana kerja seperti itu tidak ada kesempatan bagi para
bawahan untuk bertanya, apalagi untuk mengajukan pendapat atau
saran. Tidak usah berbicara tentang kesempatan menyampaikan kritik.
Kalau pemimpin yang bersangkutan sudah mengambil keputusan itu
dikeluarkan dalam bentuk perintah dan para bawahan tinggal
melaksanakannya saja.
g. Seorang pemimpin yang otoriter biasanya menyadari bahwa gaya
kepemimpinannya yang otoriter itu hanya efektif jika yang
bersangkutan menerapkan pengendalian atau pengawasan yang ketat.
Karena itu, pemimpin yang demikian selalu berupaya untuk
menciptakan instrumen pengawasan sedemikian rupa sehingga dasar
ketaatan para bawahan bukan kesadaran, melainkan ketakutan.
Efektivitas kepemimpinan yang otoriter akan terlihat hanya selama
instrumen pengendalian dan pengawasan “berfungsi dengan baik”.8
2. Tipe Demokratis
Autoratic Leaders
8
Merisa Hasriana, Laporan Akhir: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
Madrasah Ibtidaiyah Najahiyah Palembang, (Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya, 2014), hlm.
16-17 Followers Followers
8
Followers
Arus pengaruh kepemimpinan otoriter9
9
Burhanuddin, Analisis Administrasi, Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan, hlm. 109
9
a. Mengakui harkat dan martabat manusia. Dengan demikian, berupaya
untuk selalu memperlakukan para bawahan dengan cara-cara yang
manusiawi.
b. Menerima pendapat yang mengatakan bahwa sumber daya manusia
merupakan unsur yang paling strategik dalam organisasi meskipun
sumber daya dan dana lainnya tetap diakui sebagai sumber yang
penting, seperti uang atau modal, mesin, materi, metode kerja, waktu
dan informasi yang kesemuanya hanya bermakna apabila diolah dan
digunakan oleh manusia, misalnya menjadi produk untuk dipasarkan
kepada para konsumen yang memerlukannya.
c. Para bawahannya adalah insan dengan jati diri yang khas dan karena
itu harus diperlakukan dengan mempertimbangkan kekhasannya itu.
d. Pemimpin yang demokratik tangguh membaca situasi yang dihadapi
dan dapat menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan situasi
tersebut.
e. Gaya kepemimpinan yang demokratik rela dan mau melimpahkan
wewenang pengambilan keputusan kepada para bawahannya
sedemikian rupa tanpa kehilangan kendali organisasional dan tetap
bertanggung jawab atas tindakan para bawahannya itu.
f. Mendorong para bawahan terapkan secara inovatif dalam pelaksanaan
berkarya, berupa ide, teknik, dan cara baru.
g. Tidak ragu-ragu membiarkan para bawahan mengambil risiko dengan
catatan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh telah diperhitungkan
dengan matang.10
10
3. Menganggap bawahan 3. dalam proses penggerakan
sebagai alat semata-mata bawahan selalu bertitik tolak
dari pendapat bahwa
manusia itu adalah makhluk
yang termulia di dunia.
Menganggap bawahan
sebagai partner/rekan/ mitra
kerja, dan kawan.
4. Tidak mau menerima kritik, 4. senang menerima saran,
saran dan pendapat pendapat, dan bahkan kritik
dari bawahannya
5. Dalam tindakan 5. ikhlas memberikan
penggerakkannya sering kebebasan yang seluas-
memperguna-kan luasnya kepada bawahannya
pendekatan yang untuk berbuat kesalahan
mengandung unsur paksaan yang kemudian diperbaiki
dan bersifat menghukum. agar bawahan itu tidak lagi
berbuat kesalahan yang
sama
6. Senang pada formalitas yang 6. selalu berusaha
berlebihlebihan, menuntut mengutamakan kerjasama
disiplin yang tinggi dan dan teamwork dalam usaha
kaku dari bawahan mencapai tujuan
11
pengampu mata kuliah Metodelogi Penelitian Kualitatif sekaligus merangkap
menjadi Kaprodi (Kepala Program Studi) jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam).
Untuk itu, sebagai seorang yang dipercayai untuk menjadi pemimpin, peneiti
menjadikan Ibu Muliatul Maghfiroh, M.Pd.I sebagai narasumber dalam penelitian
kali ini. Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan wawancara yang
dilaksanakan pada tanggal 03 November 2019 yang bertujuan untuk melengkapi
dan meguatkan hasil dari teori-tori yang didapatkan. Menurut pendapat Ibu
Muliatul Maghfiroh, M.Pd.I maka dapat disajikan sebagai berikut:
12
3. Bagaimana cara ntuk menentukan tipe kepemimpinan manakah yang akan
kita gunakan ?
Maka dilihat dari sumber daya manusia nya, karena tidak semua
kepemimpinan yang otoriter itu buruk, tidak seperti halya dictator dan
sebagainya. Kadang pemimpin pun mempunyai arah kebijakan yang
berorientasi kepada kesejahteraan mereka. Misalnya dalam sebuah sekolah
kebanyakan gurunya sudah berusia lanjut, jika seorang pemimpin
menginginkan lembaga nya mengikuti arus perkembangan zaman atau
system pendidikan terbaru di Indonesia, maka akan susah guru-guru tersebut
mengimbangi dengan guru-guru yang masih muda. Karena guru senior ini
masih menggunakan paradigma yang lama. Sehingga pemimpin mengambil
kebijkan untuk menambah tenaga pendidik yang masih muda, sehingga
dengan kebijakannya yang visioner akan didapati bahwa meskipun guru
senior tadi pergerakannya lambat akan sedikit terpacu dengan bantuan guru
muda. Jadi untuk menentukan tipe kepemimpinan yang akan digunakan harus
disesuaikan dengan SDM (sumber daya manusia) nya.
13
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan instusi pendidikan bergantung pada kepemimpinan
pendidikan. Efektivitas kepemimpinan pendidikan sangat menunjang output
pendidikan sebagai produk pendidikan. Efektivitas kepemimpinan bergantung
pada sejauh mana pemimpin mengaktualisasikan kemampuannya untuk
mengorganisir semua sumber daya yang di miliki oleh institusi pendidikan.
E. Saran
Penulis mengharapkan kritikan dan saran sarannya yang bersifat
membangun terhadap makalah ini. Karena saya selaku penulis makalah ini masih
dalam tahap belajar. Atas segala saran saranya saya mengucapkan banyak
terimaksih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembacanya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16