1. Bayi tabung
Sama dgn istilah inseminasi buatan, dimana proses
pembuahan sel telur dilakukan dgn bantuan peralatan
medis/ tdk alami.
Jenis-jenis bayi tabung:
Inseminasi buatan suami yg mempergunakan sperma
yg berasal dari suami (homolog)/Artificial
Insemination by Husband (AIH) dgn menggunakan
semprotan untk memasukkan sperma tsb kedlm
rahim si istri.
Inseminasi buatan oleh donor yg menggunakan
sperma yg berasal dari donor yg bukan suami
(heterolog)/Artificial Insemination by Donor (AID).
Penemuan ini yg memungkinkan terjadinya ibu
pengganti, pemakaian rahim, penyewaan kandungan.
Dampak negatif:
Pasangan lesbian maupun homo yg memanfaatkan
inseminasi ini.
Ibu pengganti menjadi sasaran/objek bisnis bagi
wanita yg lebih mementingkan karir dan tdk mau
direpotkan proses melahirkan.
Nila-nilai kemanusiaan akan dpt ditentukan
teknologi, sehingga manusia seperti hasil industri
yg dpt diproduksi sesuai yg dibutuhkan.
Masalah bayi tabung buatan donor tdk sah
menurut perangkat hukum karena secara genetis
tdk mempunyai hubungan dgn ayahnya.
Tinjauan etis kristiani thdp bayi tabung
Pandangan teologis kristen lebih cenderung
mengatakan bahwa kelahiran anak dlm kehidupan
manusia harus dicapai melalui percampuran antara
suami dan istri. Dlm Kej 1:21 dikatakan bahwa
Allah menciptakan manusia sbg laki-laki dan
perempuan dimana corak perbedaan ini
memerintahkan kpd manusia untk beranak-cucu
dan bertambah banyak.
Keberadaan bayi tabung memang memiliki dua sisi
yg tdk mngkn dpt dipisahkan, disatu sisi untk
membantu pasangan suami isteri yg mengalami
masalah untk memperoleh anak.
Gereja dpt menerima bayi tabung secara homolog,
sedangkan bayi tabung secara heterolog tdk dpt
diterima di gereja.
Rekayasa genetika
Yaitu modifikasi gen dengan memberikan reaksi thdp DNA
untk menentukan suatu jenis kebutuhan sesuai dgn yg
diinginkan. Perkembangan ilmu pengetahuan telah memberi
kesempatan kpd manusia untk merekayasa suatu bentk
kehdupan sesuai dgn keinginan dan kebutuhannya. Misalnya
dgn transplatasi organ tubuh, obat-obatan dlm inteligensi
Dampak positifnya: dgn kemapuan mengidentifikasi
gen,disaring, ditimbang, rekayasa genetik bukan saja untk
menyeleksi gen untk keturunan ttp juga dpt menghasilkan
vaksin untk mengatasi penyakit yg mematikan.
Dampak negatifnya: pendewaan ilmu pengetahuan dan
teknologi dgn mengesampingkan keberadaan dan kuasa
Allah.
Tdk jarang para ilmuwan menjadikan janin-janin hidup
menjadi semacam kelinci percobaan yg berakhir dgn
kematian janin.
Dgn diketahuinya cacat genetik melalui alat-alat biogenetik,
mendorong pemilik janin untk melakukan pengguguran
kandungan
Tinjauan etis kristiani thdp rekayasa genetik
Berbicara ttg manusia, berarti menyangkut
keutuhan semua aspek kehidupan.
Walaupun manusia berhasrat menciptakan suatu
mahluk baru yg berbeda dgn konsep Allah, namun
harus diingat bahwa hal menciptakan hanya
dipakai untk Allah dan karya-karyanya.
Oleh karena itu org kristen harus sadar bahwa
rekayasa genetik adalah suatu kejadian yg berupa
usaha manusia, ajan tetapi yg menentukan adalah
Tuhan sendiri. Urusan mengenai ciptaan Tuhan tdk
terlepas keutuhannya dari Allah pencipta. Sebab
itu manusia tdk akan mampu menyaingi keagungan
sang pencipta.
TRANSPLANTASI
1. Pendahuluan
Dalam dunia kedokteran timur maupun barat, pada umumnya
diyakini bahwa setiap penyakit ada obatnya. Ada penyakit yang
dapat diobati dengan hanya pemberian obat yang sederhana, tetapi
ada juga yang memerlukan pengobatan yang relatif rumit, seperti
transplantasi organ dan jaringan. Transplantasi organ memiliki nilai
sosial dan kemanusiaan tinggi apabila dilakukan atas dasar
kemanusiaan bukan kepentingan komersial semata. Namun dengan
adanya ketimpangan yang cukup besar antara ketersediaan dengan
kebutuhan organ, masalah komersialisasi organ dan menjadi salah
satu perdebatan yang sensitif dalam dunia medis maupun agama.
Dibalik kesuksesan dalam perkembangan transplantasi organ itu
sendiri muncul berbagai masalah baru. Semakin meningkatnya
pasien yang membutuhkan tranplantasi, penolakan organ,
komplikasi pasca transplantasi, dan resiko yang mungkin timbul
akibat transplantasi telah memunculkan berbagai pertanyaan
tentang etika, legalitas dan kebijakan yang menyangkut penggunaan
teknologi itu.
1. Pengertian
Secara Etimologi transplantasi berasal dari
Middle English transplaunten, diambil dari
Bahasa Latin Kuno transplantare, yang artinya
to plant.6
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Online transplantasi adalah
Pemindahan jaringan tubuh dr suatu tempat
ke tempat lain (seperti menutup luka yg
tidak berkulit dengan jaringan kulit dari
bagian tubuh yg lain.
Menurut Medicastore, pencangkokan
(Transplantasi) adalah pemindahan sel, jaringan
maupun organ hidup dari seseorang (donor)
kepada orang lain (resipien atau dari satu bagian
tubuh ke bagian tubuh lainnya (misalnya
pencangkokan kulit), dengan tujuan
mengembalikan fungsi yang telah hilang.
Jadi dapat disimpulkan transplantasi atau
pencangkokan adalah pemindahan organ sel, atau
jaringan dari si pendonor kepada orang lain yang
membutuhkan penggantian organ disebabkan
kegagalan organ, kerusakan sel maupun jaringan
dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi organ,
sel, maupun jaringan yang telah rusak tersebut.
2. Sejarah Transplantasi Organ
1902 – Transplantasi Menjadi Memungkinkan
Alexis Carrel memperlihatkan penggabungan
pembuluh darah sehingga transplantasi organ
menjadi memungkinkan untuk pertama kalinya.
Operasi penggabungan pembuluh darah tersebut
merupakan salah satu tehnik operasi ditemukan
oleh dokter Alexis Carrel.
1905 Transplantasi Kornea Mata Pertama terjadi
di Olmutz,Moravia, bulan December 1905. Pada
tanggal 7 Desember 1905 melakukan untuk
pertama kali transplantasi kornea mata, terhadap
pekerja yang buta akibat kecelakaan setahun
sebelumnya.
1918 – Transfusi Darah. Selama Perang Dunia I,
transfusi darah menjadi semakin dikuatkan telah
menyelamatkan banyak nyawa operasi. Dengan
golongan darah dan pengembangan anti
pembekuan, darah dapat disimpan untuk tranfusi,
ini merupakan bentuk awal dari bank darah.
1962 Keberhasilan pertama transplantasi ginjal
dari mayat (kadaver) oleh Dr. Joseph Murray and
Dr. David Hume, Brigham Hospital, Boston
1963 Keberhasilan pertama transplantasi paru-
paru oleh Dr. James Hardy, University of
Mississippi Medical Center, Jackson, MS
1967 Keberhasilan pertama transplantasi hati oleh
Dr. Thomas Starzl, University of Colorado,
Denver, CO
1967 Keberhasilan pertama transplantasi
Jantung oleh Dr. Christiaan Barnard, Groote
Schuur Hospital, South Africa
1981 Keberhasilan pertama transplantasi
jantung/paru-paru oleh Dr. Norman
Shumway, Stanford University Medical
Center, Palo Alto, CA
1988 Keberhasilan pertama transplantasi
usus kecil.
1989 Keberhasilan pertama transplantasi hati
donor hidup sedarah.
1990 Keberhasilan pertama transplantasi
paru donor hidup sedarah.
1992 Hati baboon ditransplantasikan ke
manusia yang sekarat karena kegagalan hati.
3. Jenis-jenis Transplantasi
1. Dari Segi Pemberi Organ (Pendonor)
Transplantasi dengan donor hidup
Transplantasi dengan donor mati atau jenazah
2. Dari Penerima Organ (Resipien)
Autograft: transplantasi ini dilakukan pada jaringan
yang berlebih atau pada jaringan yang dapat
beregenerasi kembali
b. Isograft: Allograft adalah pemindahan suatu jaringan
atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang lain.
d. Xenotransplantation: Pemindahan suatu jaringan
atau organ dari species bukan manusia kepada tubuh
manusia.
Pandangan Etika Kristen
Menurut Etika Kristen transplantasi organ merupakan
salah satu bentuk perbuatan yang terpuji karena dapat
membantu orang yang kesehatan tubuhnya terganggu
atau sakit.
Harus disertai niat awal yang baik oleh pendonor
yakni untuk kebaikan semata tanpa ada imbalan atau
harapan lain yang ingin dipenuhi oleh si penerima.
Sebab dalam Firman Tuhan tertulis “Janganlah
menahan kebaikan pada orang – orang yang berhak
menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya”
(Amsal3:27).
Tetapi Allah tidak ingin kita menjadi serupa dengan
dunia supaya kita dapat membedakan mana kehendak
Allah dari kehendak kita. Dan Allah selalu memberikan
jalan kepada setiap cobaan yang Dia berikan pada kita
( 1 Korintus 10 : 13).
Sebagian teolog lainnya beragumentasi dari sudut
pandang belas kasih persaudaraan, yaitu bahwa
seorang yang sehat yang mendonorkan sebuah
ginjal kepada seorang yang membutuhkan,
melakukan suatu tindakan pengorbanan yang sejati
demi menyelamatkan nyawa orang. Kemurahan
hati yang demikian sesuai dengan teladan Tuhan
Sendiri di salib, dan merefleksikan ajaran-Nya pada
saat Perjamuan Malam Terakhir, “Inilah perintah-Ku,
yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah
mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar
dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya
untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh 15:12-13). Menurut
para teolog ini, korban yang demikian secara
moral dapat diterima apabila resiko celaka pada
donor, baik akibat operasi itu sendiri maupun
akibat kehilangan organ tubuh, proporsional
dengan manfaat bagi si penerima.
Paus Yohanes Paulus II juga menegaskan point ini,
“… Setiap transplantasi organ tubuh bersumber
dari suatu keputusan yang bernilai luhur: yakni
keputusan untuk memberi satu bagian dari
tubuhnya sendiri tanpa imbalan demi kesehatan
dan kebaikan orang lain. Di sinilah tepatnya
terletak keluhuran tindakan ini, suatu tindakan yang
adalah tindakan kasih sejati. Bukan sekedar
memberikan sesuatu yang adalah milik kita,
melainkan memberikan sesuatu yang adalah diri
kita sendiri….”