Anda di halaman 1dari 9

Peranan Etika Kristen Dalam Pembentukan

dan

Pengembangan Kepribadian

Anestesya Monica

102012410

E-6

Anestesyamonica@yahoo.com

30 September 2012

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

2012

Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebun Jeruk, Jakarta Barat


HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Peranan Etika Kristen Dalam Pembentukan

dan Pengembangan Kepribadian

Nama : Anestesya Monica

NIM : 10.2012.410

Jurusan : Sarjana Kedokteran

Fakultas : Kedokteran

Disetujui:

Pembimbing

Willem Sopacua

Diseminarkan tanggal: 22 September 2012


DAFTAR ISI

Daftar Isi...................................................................................................................ii

Abstrak.....................................................................................................................1

Pembahasan..............................................................................................................2

Kesimpulan...............................................................................................................5

Daftar Pustaka

ii
ABSTRAK

Etika kristen adalah suatu cabang Teologi yang memajukan masalah tentang apa yang
baik dari sudut pandang kekristenan, maka etika kristen adalah segala sesuatu yang
dikehendaki oleh Tuhan dan itulah yang baik. Dengan demikian, maka etika kristen
merupakan suatu tindakan yang bila diukur secara moral sangat baik sekali. Saat ini,
permasalahan yang dihadapi manusia ialah sikap bermoral yang baik sesuai dengan
kehendak Tuhan. Sedangkan etika kristen itu sendiri harus bertolak ukur kepada
perintah Tuhan yang mengacu pada etis dan kelakuan manusia itu sendiri.

1
PEMBAHASAN

Kata etika diambil dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti adat istiadat.
Selain diambil dari bahasa yunani kamus bahasa Indonesia juga mengartikan etika
adalah nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
kelompok dalam mengatur kehidupan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa etika kristen adalah sesuatu perilaku atau bukti nyata yang secara moral benar
dan salah untuk orang-orang Kristen sesuai dengan Alkitab.

Dalam kitab perjanjian lama etika kristen harus berdasarkan kedaulatan dan
kewibawaan Tuhan yang karenanya manusia harus tunduk sebagai makhluk ciptaan
Tuhan. Etika perjanjian lama pada dasarnya tidak dapat terlepas dari moralitas
manusia pertama. Allah sebagai makhluk yang istimewa, yaitu sebagai gambar Allah,
dalam bahasa Ibrani disebut tselem dan dalam bahasa Latin disebut Imago Dei. Tidak
hanya itu saja, manusia yang diciptakan Allah juga memiliki kesamaan moral dengan
Allah yang maha suci, hal itu terjadi pada waktu Adam dan Hawa belum jatuh ke
dalam dosa. Manusia yang telah diciptakan Allah selanjutnya merupakan makhluk
moral yang diberi kemampuan memilih apa yang akan dilakukannya, apakah akan
mematuhi perintah-perintah Allah atau malah menentangnya. Hal ini terjadi karena
manusia adalah pribadi bebas yang juga memiliki kehendak bebas. Namun demikian,
kehendak bebas haruslah disertai dengan tanggung jawab. Pada waktu Adam dan
Hawa telah diciptakan, Allah memberikan sebuah perintah kepada Adam yaitu berupa
larangan untuk memetik dan memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan
yang jahat yang berada di taman Eden. Namun demikian, perintah dari Allah tidak
dihiraukan oleh Adam dan Hawa dan mereka mengambil sebuah keputusan etis yaitu
dengan memetik dan memakan buah tersebut. Sebuah tindakan yang dilakukan oleh
Allah dan hal ini merupakan Ethos Allah (Ethos : Sikap dasar dalam berbuat sesuatu).
Tindakan Allah ini merupakan inisiatif dari Allah sendiri yang mencerminkan sikap
kasihnya pada manusia.

Masuk ke etika perjanjian baru, etika perjanjian baru adalah sebuah petunjuk-
petunjuk sikap dan kelakuan orang-orang kristen. Oleh karena itu, etika perjanjian
baru saling terkait dengan kelakuan orang-orang kristen yang pertama dan dengan
kehidupan mereka sehari-hari.

2
Dalam ajaran etik Yesus Kristus diantaranya terdapat dalam injil-injil sinoptis
(Matius, Markus, Lukas). Salah satu ajaran tersebut adalah khotbah di bukit (Mat 5-7;
Luk 6:20-49). Dalam khotbah di bukit, Yesus mempersalahkan etik orang farisi yang
sangat berpegang teguh pada pelaksanaan hukum taurat tetapi tidak mengarah kepada
kegenapan hukum taurat dan kitab para Nabi. Dalam hal ini Yesus mengatakan bahwa
jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli
taurat dan orang-orang farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk kedalam kerajaan
surga (Mat 5:20) karena kerajaan Allah sudah dekat kepadamu (Luk 10:9)

Kepribadian merupakan suatu kesatuan integral dari sifat sifat individu yang
berkembang melalui proses sosialisasi. Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, dan
sifat yang dimiliki seseorang apabila berhubungan dengan orang lain. Secara umum
yang dimaksud kepribadian adalah sifat yang tercermin pada sikap seseorang yang
membedakan dengan orang lain.

Faktor-faktor pembentuk kepribadian :

a. Faktor keturunan
Faktor keturunan (biologis) berpengaruh langsung dalam pembentukan
kepribadian seseorang. Beberapa factor biologis yang penting seperti system
syaraf, watak, seksual dan kelainan biologis, seperti penyakit-penyakit
tertentu.

b. Faktor lingkungan fisik (geografis)


Meliputi iklim dan bentuk muka bumi atau topografi setempat, serta sumber-
sumber alam, Faktor lingkungan fisik (geografis) ini mempengaruhi lahirnya
budaya yang berbeda pada masing-masing masyarakat.

c. Faktor lingkungan sosial


1) Faktor keluarga, dimulai sejak bayi yaitu berhubungan dengan orangtua dan
saudaranya
2) Lingkungan masyarakat yang beraneka ragam. Suatu warna yang harus
ditegaskan dapat saja dianggap tidak perlu oleh anggota masyarakat lainnya.

3
d. Faktor kebudayaan yang berbeda-beda
Perbedaan kebudayan yang berbeda-beda
Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat mempengaruhi
kepribadian seseorang misalnya kebudayaan di daerah pantai, pegunungang,
kebudayaan petani, kebudayaan kota.

Peranan Etika Kristen Dalam Pengembangan dan Pembentukan


Kepribadian. Setelah mengetahui apa itu etika Kristen, faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan kepribadian dan komponen pengembangan
kepribadian, kita perlu mengetahui peranan etika Kristen dalam
pengembangan dan pembentukan kepribadian. Untuk menjadi pribadi yang
baik, perlu adanya etika Kristen. Karena seperti kita tahu, pembentukan
kepribadian dipengaruhi oleh lingkungan fisik, sosial, dan kebudayaan. Oleh
karena itu di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat perlu diajarkan etika
Kristen. Terutama di dalam keluarga, karena di dalam keluargalah pertama kali
kepribadian seorang anak akan terbentuk. Sejalan dengan perkembangan diri
anak, etika Kristen harus terus ditanamkan agar kelak dia menjadi seorang
Kristen sejati yang senantiasa menerapkan dan menjalankan ajaran-ajaran
Kristen sesuai dengan kehendak Allah yang tertulis di Alkitab.

4
KESIMPULAN

Etika adalah nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
kelompok dalam mengatur kehidupan, serta etika kristen juga dapat diartikan sebagai
sesuatu perilaku atau bukti nyata yang secara moral benar dan salah untuk orang-
orang Kristen sesuai dengan Alkitab. Etika menjadi pembentuk kepribadian. Sehingga
kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat yang dimiliki seseorang apabila
berhubungan dengan orang lain. Secara umum yang dimaksud kepribadian adalah
sifat yang tercermin pada sikap seseorang yang membedakan dengan orang lain.

Jadi, untuk membentuk kepribadian sesuai dengan etika kristen sebuah kebiasaan
yang sering kita lakukan yang dapat membentuknya sehingga tidak usah dipaksakan
karakter kita menjadi terbentuk dengan sendirinya karena terbiasa , tetapi etika etika
yang ada tidak boleh kita langgar dan sudah sharusnya kita taati agar terbiasa. Tanpa
melupakan faktor faktor pembentuk etika seperti keluarga,lingkungan,lingkungan
dan budaya tidak dapat dilepaskan dalam pembentukan dan pengembangan karakter
kita .

5
DAFTAR PUSTAKA

1. Brownlee, Malcom. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor Faktor di


dalamnya. Jakarta: Gunung Mulia.

2. Danes, Christoper, Simon. 2006. Masalah-masalah Moral Sosial Aktual dalam


Perspektif Iman Kristen. Yogyakarta : Kanisius

Anda mungkin juga menyukai