Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Oklusi vena retina sentralis merupakan suatu gangguan vascular pada retina,
dimana terjadi blokade dari vena retina baik sentral maupun cabang. Karena darah
tidak dapat keluar dari retina maka jaringan retina akan terisi darah dan tampak
bengkak. Bila obstruksi bersifat parsial, retina masih dapat berfungsi secara adekuat,
namun bila sudah parah dan merata maka kerusakan retina yang permanen sehingga
menyebabkan kebutaan dapat terjadi.
Secara klinis, oklusi vena retina sentralis muncul dengan kehilangan
penglihatan yang bervariasi; dimana fundus dapat menunjukkan perdarahan retina,
dilatasi vena retina yang berliku-liku, gambaran cotton-woll spots, edema makula,
dan edema cakram optik. Mengingat terdapatnya komplikasi berat yang terkait
dengan bentuk oklusi vena retina sentralis yang parah, sejumlah klasifikasi dijelaskan
dalam literatur.
Suatu penelitian menyampaikan bahwa oklusi vena retina terjadi sekitar 2,14
kasus per 1000 populasi yang berusia lebih dari 40 tahun, dan 5,36 kasus per 1000
populasi yang berusia lebih dari 64 tahun. Tipe non iskemik lebih sering dijumpai
daripada yang iskemik dan papiloflebitis. Di Australia, prevalensi dari oklusi vena
berkisar 0.7% pada pasien dengan umur 49-60 tahun sampai 4.6% pada pasien yang
berusia lebih dari 80 tahun.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Oklusi vena retina adalah penyumbatan vena retina yang mengakibatkan
gangguan perdarahan didalam bola mata. Dimana oklusi vena retina dibagi atas tiga
bagian, yaitu:
1. Oklusi cabang vena retina (branch retinal vein occlusion)
2. Oklusi vena retina sentral (central retinal vein occlusion)
3. Oklusi vena hemiretina (hemiretinal vein occlusion)
Sedangkan oklusi vena retina sentral adalah penyumbatan pada vena retina
sentral di lamina kribosa yang dapat menimbulkan gangguan pada retina. Oklusi
vena retina sentral terdiri dari tiga tipe, yaitu:
1. Non iskemik.
Merupakan tipe yang sering dijumpai, kurang lebih 75% dari semua kasus.
Tipe noniskemik adalah bentuk yang lebih ringan dari penyakit ini. Mungkin
hadir dengan penglihatan yang baik, perdarahan retina dan gambaran cottonwoll spots, tidak ditemukan adanya relatif aferen pupil defek, sedangkan
perfusi ke retina masih baik. Tipe ini dapat pulih sepenuhnya dengan hasil
penglihatan yang baik atau mungkin berkembang menjadi jenis iskemik.
2. Iskemik.
Tipe iskemik adalah bentuk parah dari penyakit ini. Oklusi vena retina
sentralis awalnya dapat muncul sebagai jenis iskemik, atau mungkin
merupakan perkembangan dari tipe noniskemik. Biasanya, oklusi vena retina
sentralis tipe iskemik muncul dengan kehilangan penglihatan berat,
perdarahan retina yang luas dan gambaran cotton-woll spots, adanya reflex
afferent papillary defect, perfusi retina yang kurang baik, dan adanya
perubahan electroretinographic yang parah. Selain itu, pasien mungkin
berakhir dengan glaukoma neovascular

ETIOLOGI
Secara umum sebab-sebab terjadinya penyumbatan vena retina sentralis
terdiri dari:
1. Akibat kompresi dari luar terhadap vena tersebut seperti yang terdapat
pada proses arteriosklerosis atau jaringan pada lamina kribrosa
2. Adanya penyakit pada pembuluh darah vena sendiri seperti fibrosklerosis
atau endoflebitis
3. Akibat hambatan aliran darah dalam pembuluh vena tersebut seperti yang
terdapat pada kelainan viskositas darah, diskrasia darah atau spasme arteri
retina yang berhubungan.
Beberapa kelainan sistemik seperti yang disebutkan sebelumnya yang
dihubungkan dengan oklusi vena retina sentral adalah sebagai berikut:
1. Kelainan Sistemik

Hipertensi

Diabetes Melitus

Penyakit Kardiovaskular

2. Diskriasis Darah

Polisitemia vera

Limfoma

Leukemia

3. Kelainan Pembekuan

Activated protein C resistance

Lupus antikoagulan

Anticardiolipin antibody

Protein C

Protein S

Antithrombin III

4. Paraproteinemia dan disproteinemia

Multiple myeloma

Cryoglobulinemia

5. Vaskulitis

Siphilis

Sarkoidosis

6. Penyakit autoimun, Systemic lupus erythematosus


7. Obat-obatan

Kontrasepsi oral

Diuretik

8. Kelainan lain

Closed-head trauma

Optic disc drusen

Arteriovenous malformations pada retina

9. Kelainan oftalmologi

Optic disc edema

Glaukoma

Optic disc drusen

PATOGENESIS
Patogenesis yang tepat dari trombotik oklusi vena retina sentralis tidak
diketahui pasti. Berbagai faktor lokal dan sistemik diduga berperan dalam
pendekatan patologis vena retina sentral.
Vena dan arteri retina sentral berbagi pembungkus adventitial saat mereka
keluar dari kepala saraf optik dan melewati celah sempit di lamina cribrosa. Karena
tempat masuk sempit di lamina cribrosa ini, pembuluh darah berada dalam
kompartemen yang ketat dengan ruang yang terbatas untuk perpindahan. Posisi
anatomi ini merupakan predisposisi untuk pembentukan trombus dalam vena retina
sentralis oleh berbagai faktor, termasuk melambatnya aliran darah, perubahan pada
dinding pembuluh darah, dan perubahan dalam darah.
Perubahan arteriosklerotik pada arteri retina pusat mengubah arteri menjadi
struktur yang kaku dan dapat mempengaruhi vena retina sentralis yang lentur,
dimana hal ini dapat menyebabkan gangguan hemodinamik, kerusakan endotel, dan
pembentukan trombus. Mekanisme ini menjelaskan fakta bahwa ada penyakit arteri

yang terkait dengan oklusi vena retina sentralis. Namun, hubungan ini belum terbukti
secara konsisten, dan banyak penulis tidak setuju dengan pendapat ini.
Oklusi thrombus pada vena retina sentralis dapat terjadi sebagai akibat dari
berbagai faktor patologis, termasuk kompresi vena (tekanan mekanik akibat
perubahan struktural di lamina cribrosa, misalnya, cupping glaucomatous,
pembengkakan

pada

inflamasi

saraf

optik,

gangguan

orbital);

gangguan

hemodinamik (terkait dengan hiperdinamik atau sirkulasi yang lambat); perubahan


dinding pembuluh darah (misalnya, vaskulitis); dan perubahan dalam darah
(misalnya, defisiensi faktor trombolitik, peningkatan faktor pembekuan).
Oklusi vena retina sentral menimbulkan penumpukan darah dalam sistem
vena retina dan peningkatan resistensi aliran darah vena. Peningkatan resistensi ini
menyebabkan stagnasi darah dan kerusakan iskemik pada retina. Telah diduga bahwa
kerusakan

iskemik

pada

retina

merangsang

peningkatan

produksi

faktor

pertumbuhan endotel vaskular (Vascular Endothelial Growth Factor) pada rongga


vitreous. Peningkatan kadar VEGF merangsang terjadinya neovaskularisasi dari
segmen posterior dan anterior (yang bertanggung jawab untuk komplikasi sekunder
karena oklusi vena retina sentralis). Selain itu, VEGF menimbulkan kebocoran
kapiler yang menyebabkan edema makula (yang merupakan penyebab utama
kehilangan penglihatan di kedua oklusi vena retina sentralis iskemik dan
noniskemik).
GEJALA KLINIS
Oklusi vena retina sentral dapat muncul dengan asimtomatik, namun biasanya
akan mengeluh penurunan tajam penglihatan sentral atau perifer mendadak yang
dapat memburuk sampai hanya tinggal persepsi cahaya, tidak terdapat rasa sakit dan
mengenai satu mata. Pada tahap yang lebih lanjut tajam penglihatan dapat makin
memburuk, berair (air mata), dan terdapat rasa tidak nyaman.
PEMERIKSAAN FISIK
Pasien harus mendapat pemeriksaan mata yang lengkap, antara lain
pemeriksaan visus, reaksi pupil, pemeriksaan slit lamp, pemeriksaan iris, gonioskopi,
pemeriksaan fundus dengan ophthalmoscope indirect.

Pemeriksaan visus: Dimana penglihatan terbaik setelah dikoreksi harus selalu


diperoleh, sebagai indikator penting dari prognosis penglihatan akhir. Pada oklusi
vena retina sentral dapat ditemukan penurunan visus yang ringan sampai berat,
hingga hanya tinggal persepsi cahaya. Sedangkan reaksi pupil dapat normal dan
dapat pula muncul dengan RAPD. Jika iris memiliki pembuluh darah yang tidak
normal, pupil mungkin tidak dapat bereaksi.
Pemeriksaan konjungtiva pada keadaan oklusi yang lanjut menunjukan
adanya kongesti pada konjungtiva dan pembuluh darah siliar, juga adanya edema
kornea yang difuse yang dapat menghalangi penglihatan kita untuk memeriksa
struktur lebih dalam. Pada iris dapat normal, atau pada keadaan yang lanjut dapat
ditemukan neovaskularisasi yang umumnya dapat dilihat disekitar papil.
Pemeriksaan gonioskopi untuk menilai sudut bilik mata depan. Pada fase
awal akan menunjukan neovaskularisasi dengan sudut terbuka dan kemudian menjadi
sinekia anterior dengan sudut tertutup.
Pada pemeriksaan fundus, akan ditemukan perdarahan pada keempat
kuadran. Perdarahan dapat superfisial, dot and blot, atau profunda.

Gambar 1. Perdarahan superfisial pada oklusi vena retina sentral


.

Gambar 2. Retina Normal

Pada tipe iskemik, terlihat vena yang berkelok-kelok, perdarahan yang dot
blot dan flame shaped haemorrhages pada daerah perifer dan kuadran posterior,
cotton wool spot, edema makula, optic disc oedema.

Gambar 3. oklusi vena retina sentral tipe iskemik.

Pada tipe non iskemik dapat ditemukan dilatasi vena yang berkelok-kelok,
perdarahan yang dot blot dan flame shaped haemorrhages pada keempat kuadran
yang kebanyakan terlihat didaerah perifer, kadang-kadang terlihat cotton wool spots,
optic disc oedema, dan edema makula.

Gambar 4. oklusi vena retina sentral tipe non iskemik dengan dilatasi vena, vena yang berkelok-kelok
dan perdarahan superfisial

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan fluorescence angiography dilakukan untuk melihat sirkulasi dari
retina. Pada tipe non iskemik, menunjukan delayed venous return, perfusi kapiler
retina yang baik, dan adanya kebocoran yang lambat. Pada tipe iskemik, adanya
central masking dengan perdarahan retina, dan capillary non perfusion yang agak
luas. Pada tipe papiloflebitis menunjukan keterlambatan pada venous filling,
hyperfluorescence pada kebocoran kapiler dan perfusi kapiler yang baik.

Gambar 5. Pemeriksaan fluorescence angiograph pada tipe non iskemik menunjukan adanya blokade
pada fluorescence karena perdarahan

Gambar 6. Pemeriksaan fluorescence angiograph pada tipe non iskemik menunjukan adanya
kebocoran yang lambat.

Gambar 7. Pemeriksaan fluorescence angiograph pada tipe non iskemik menunjukan adanya
kebocoran yang progresif

Gambar 8. Pemeriksaan fluorescence angiograph pada tipe iskemik menunjukan capillary non
perfusion yang agak luas

PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Terapi medikamentosa tidak efektif pada penyakit ini. Dengan deteksi dini
dan pengobatan terhadap penyakit sistemik yang berhubungan dengan penyakit ini
sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Pengobatan yang diberikan diberikan berupa, aspirin, golongan anti
inflamasi, isovolemic hemodilution, plasmapheresis, fibrinolitik, kortikosteroid
sistemik, antikoagulan.

Injeksi intravitreal triamsinolon 0.1mL/4mg dapat diberikan pada pasien


dengan edema makula yang efektif untuk menangani edema yang terjadi juga
memperbaiki visus. Tetapi komplikasi akibat pemberian triamnisolon dapat terjadi
katarak, glaucoma akibat peningkatan tekanan intrakranial, endoftalmitis, perdarahan
vitreus, dan terlepasnya retina.
Pada pasien dengan edema makula, injeksi bevacizumab (0,05 mL/1.25 mg)
ke dalam rongga vitreous melalui Pars Plana telah terbukti efektif tidak hanya dalam
menyelesaikan edema tetapi juga dalam perbaikan dalam penglihatan.
Terapi Pembedahan
Laser fotokoagulasi merupakan salah satu pilihan terbaik dalam pengobatan
oklusi

vena retina sentral. Pada edema makula,

dengan

macular

grid

photocoagulation dapat memperbaiki tajam penglihatan sentral dengan koreksi visus


20/50 atau yang lebih buruk.
Chorioretinal venous anastomosis dilakukan dengan membuat bypass
anastomosis pada tempat adanya oklusi vena di optic disc. Tindakan ini dapat
mengurangi edema makula sehingga memperbaiki visus pada tipe non iskemik.
Vitrectomy merupakan tekhnik pembedahan dengan mengangkat vitreous.
Beberapa studi menunjukan vitrectomy dapat mengurangi edema makula yang
diakibatkan oleh oklusi vena retina sentral.
KOMPLIKASI
Pada IskemIk OVRS, lebih banyak komplikasi yang dapat terjadi.
Neovaskularisasi okular dan Neovaskular Glaukoma adalah 2 dari beberapa
komplikasi yang dapat terjadi.

Komplikasi lain berupa : perdarahan vitreous,

degenerasi makular, optic atrofi, retinitis proliferans, phtisis bulbi, atau bahkan
kehilangan seluruh bola mata.
PROGNOSIS
Oklusi vena retina sentral yang tipe non iskemik dalam penyembuhannya
hanya sekitar 10% kasus yang tidak ditemukan kompliksai. Sekitar 50% pasien

10

terjadi penurunan visus menjadi 20/200 atau lebih parah. Dan sekitar sepertiga pasien
dapat berkembang menjadi tipe iskemik dalam waktu 6-12 bulan.
Pada tipe iskemik, lebih dari 90% pasien akan mempunyai visus 20/200 atau
lebih buruk. Sekitar 60% pasien akan terjadi neovaskularisasidengan komplikasi
glaukoma, yang akan terjadi dalam beberapa minggu hingga 1-2 tahun kemudian.

11

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Oklusi vena retina sentral adalah penyumbatan pada vena retina sentral di
lamina kribosa yang dapat menimbulkan gangguan pada retina. Oklusi vena retina
sentral terdiri dari tiga tipe, yaitu tipe non iskemik, merupakan tipe yang sering
dijumpai, kurang lebih 75% dari semua kasus, tipe iskemik dan tipe papilofleblitis.
Penyebabnya sering berhubungan dengan kelainan sistemik, seperti
hipertensi, diabetes melitus, penyakit kardiovaskular, polisitemia vera, limfoma,
leukemia, multiple myeloma, cryoglobulinemia, systemic lupus erythematosus, obatobatan kontrasepsi oral, diuretik dan sebagainya.
Pasien akan mengeluh penurunan tajam penglihatan sentral atau perifer
mendadak yang dapat memburuk sampai hanya tinggal persepsi cahaya, tidak
terdapat rasa sakit dan mengenai satu mata.
Secara klinik, oklusi vena retina sentral ditandai dengan adanya penurunan
visus, pada pemeriksaan fundus memperlihatkan adanya perdarahan pada retina,
vena yang berkelok-kelok, cotton wool spots, edema makula dan retina.
Pengobatan penyakit ini dapat dengan medikamentosa maupun dengan
tindakan pembedahan. Dengan medikamentosa biasanya diberikan, aspirin, golongan
anti inflamasi, isovolemic hemodilution, plasmapheresis, fibrinolitik, kortikosteroid
sistemik, antikoagulan. Dapat juga diberikan injeksi intravitreal triamsinolon, tetapi
komplikasi akibat pemberian triamnisolon dapat terjadi katarak, glaucoma akibat
peningkatan tekanan intracranial, endoftalmitis, perdarahan vitreus, dan terlepasnya
retina.
Terapi pembedahan dapat dilakukan dengan laser fotokoagulasi dengan
macular grid photocoagulation untuk memperbaiki tajam penglihatan sentral,
dengan chorioretinal venous anastomosis untuk membuat bypass anastomosis pada
vena di optic disc. Vitrectomy dengan mengangkat vitreous yang dapat mengurangi
edema makula yang diakibatkan oleh oklusi vena retina sentral.
Prognosis penyakit ini akan lebih baik jika kelainan sistemik dapat dideteksi
lebih awal dan diterapi dengan baik.

12

SARAN
Perlu diberi pengertian kepada pasien bahwa penyakit ini butuh penanganan
segera untuk menghindari kerusakan penglihatan yang lebih berat. Pemeriksaan
secara rutin diperlukan guna mengetahui kemungkinan adanya komplikasi penyakit
atau mungkin adanya efek samping pengobatan.

13

DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, SpM, Prof. dr. H. Sidarta. Ilmu Penyakit Mata; Edisi Ketiga. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005. Hal 2-3; 109-115;133-134.
2. Vaughan, Daniel. G., Taylor Asbury & Paul Riordan-Eva. Oftalmologi
Umum; Edisi 14. Jakarta : Widya Medika. 2000. Hal 5-7; 114-115; 353-354.
3. Kooragayala, L.M. Central Retinal Vein Occlusion. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/1223746. Diakses pada tanggal 6
April 2010.
4. Anonim.
Central

Retinal

Vein

Occlusion.

Diunduh

dari:

http://www.mvretina.com/education/13.html. Diakses pada tanggal 6 April


2010.
5. Scientific Department The Royal College of Ophthalmologists. Retinal Vein
Occlusion (RVO) Interim Guidelines February 2009. Diunduh dari:
http://www.rcophth.ac.uk/docs/publications/publishedguidelines/RVO_Guidelines_Feb_2009.pdf. Diakses pada tanggal 6 April
2010

14

Anda mungkin juga menyukai