Anda di halaman 1dari 14

Pemeriksaan Khusus

Insisi ‘Y’ :
• Insisi dangkal (shallow incision)
Pria
• Insisi lebih dalam (deep incision)
Wanita
Insisi pada Kasus dengan Kelainan di leher

• Buat insisi ”I”, yang dimulai dari incisura jugularis, sampai ke simpisis os pubis.

• Buka rongga dada, dengan jalan memotong tulang dada dan iga-iga.

• Keluarkan jantung, dengan menggunting mulai dari v.cava inferior,


vv.pulmonalis, a.pulmonalis, v.cava superior dan aorta.

• Buka rongga tengkorak, dan keluarkan organ otaknya.

Prinsip teknik ini pemeriksaan daerah yang dilakukan paling akhir


Tes Emboli Udara

Emboli pulmoner, udara masuk melalui pembuluh-pembuluh vena


besar yang terfiksasi

Fiksasi ini penting, mengingat bahwa tekanan vena lebih kecil dari
tekanan udara luar, sehingga jika ada robekan pada vena, vena tersebut
akan menguncup, hal ini ditambah lagi dengan pergerakan pernapasan,
yang ”menyedot”.
• buat sayatan ”I”, dimulai dari incisura jugularis, ke arah bawah sampai ke symphisis
pubis,

• potong rawan iga mulai dari iga ke-3 kiri dan kanan

• potong tulang dada setinggi perbatasan antara tulang iga ke-2 dan ke-3,

• setelah kandung jantung tampak, buat insisi pada bagian depan kandung jantung
dengan insisi ”I”, sepanjang kira-kira 5-7 sentimeter; kedua ujung sayatan tersebut
dijepit dan diangkat dengan pinset (untuk mencegah air yang keluar),
• masukkan air ke dalam kandung jantung, melalui insisi yang telah
dibuat tadi, sampai jantung terbenam

• tusuk dengan pisau organ yang runcing, tepat di daerah bilik jantung
kanan, yang berbatasan dengan pangkal a. Pulmonalis, kemudian
putar pisau itu 90 derajat
• untuk tes emboli sistemik, pada prinsipnya sama, letak perbedaannya
adalah : pada tes emboli sistemik tidak dilakukan penusukan
ventrikel, tetapi sayatan melintang pada a. Coronaria sinistra ramus
desenden, secara serial beberapa tempat, dan diadakan pengurutan
atas nadi tersebut, agar tampak gelembung kecil yang keluar
• dosis fatal untuk emboli udara pulmoner 150-130 ml, sedangkan untuk
emboli sistemik hanya beberapa ml.
Tes Apung Paru-paru
• mengtahui apakah bayi yang diperiksa itu pernah hidup
• Sama dengan tes emboli udara
Tes pada Pneumotoraks

• Pada trauma di daerah dada, ada kemungkinan jaringan paru robek,


sedemikian rupa sehingga terjadi mekanisme ”ventil” di mana udara
yang masuk ke paru-paru akan diteruskan ke dalam rongga dada, dan
tidak dapat keluar kembali, sehingga terjadi kumulasi udara, dengan
akibat paru-paru akan kolaps dan korban akan mati
• buka kulit dinding dada pada bagian yang tertinggi dari dada, yaitu sekitar iga
ke 4 dan 5 ( udara akan berada pada tempat yang tertinggi ),

• buat ”kantung” dari kulit dada tersebut mengelilingi separuhnya dari daerah
iga 4 dan 5 ( sekitar 10 x 5 cm )

• pada kantung tersebut kemudian diisi air, dan selanjutnya tusuk dengan pisau,
adanya gelembung udara yang keluar berarti ada pneumothorax; dan bila
diperiksa paru-parunya, paru-paru tersebut tampak kollaps,
Tes Alpha Naphthylamine

• adanya butir-butir mesiu khususnya pada pakaian korban


penembakan

• test yang positif akan terbentuk warna merah jambu (pink colour),
pada kertas saring yang mengandung alpha-naphthylamine; bintik-
bintik merah jambu tadi sesuai dengan penyebaran butir-butir mesiu
pada pakaian
Otopsi Jenazah Bayi

• Teknik irisan ‘I’  mature


• Teknik irisan ‘Y’ terbalik  premature

Keunggulan
• menghindari umbilicus sehingga pemeriksaan pada vassa umbilikalis
dapat dilakukan lebih baik
• Tes docimacia pulmonum hidrostatika (tes apung paru)

• Tes Breslau (tes apung lambung – usus),

• Tes wreden-wendt (tes telinga tengah)

Anda mungkin juga menyukai