Anda di halaman 1dari 3

Kunjungan Panti Sosial

Anestesya Monica
102012410
Kelompok : E6
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Email : anestesyamonica@yahoo.com

Tanggal 12 Oktober 2012, saya beserta mahasiswa/i dari Fakultas Kedokteran


Universitas Kristen Krida Wacana melakukan kunjungan ke Panti Asuhan Bina
Grahita Belaian Kasih Kalideres, saat mengunjungi panti tersebut pemikiran saya
adalah panti asuhan yang banyak menampung anak-anak cacat fisik, tapi ternyata
sangat berbeda dengan apa yang saya pikirkan, di panti asuhan tersebut ternyata anak-
anak yang memiliki keterbelakangan mental, Idiot, Bisu-Tuli, Debil, Embisil, Lesbi,
Ayan, Polio, Hidrocepalus, Manusia Akar di mana debil adalah mampu latih dan
didik, kemudian embisil hanya mampu dalam latih, dan idiot hanya mampu rawat.
Banyaknya anak-anak yang berada di panti tersebut ada 100 orang (67 orang laki-laki,
dan 33 orang perempuan) rata-rata umur mereka 6-35 tahun, data yang saya dapatkan
60% berumur 10-20 tahun, 30% berumur 30 tahun keatas, dan 10% berusia 6-10
tahun serta mereka semua diambil dari jalanan. Ibu Hj. Sri Hartiningsih adalah ibu
asuh dalam panti tersebut, beliau sudah 12 tahun di panti tersebut. Panti asuhan
tersebut dibuat karena adanya bantuan dari Pemerintah serta anak-anak tersebut
didapatkan dari jalanan, ibu Hj. Sri di bantu oleh 37 petugas tiap harinya kecuali di
hari sabtu dan minggu ibu Hj. Sri hanya dibantu oleh 20 petugas saja. Guru-guru
mengajarnya ada dari Sekolah Luar Biasa (SLB), ada guru menari, guru mengaji, dan
guru belajar berbicara. Guru-guru tersebut ada karena anak-anak yang berada di panti
tersebut juga harus mendapatkan pendidikan.
Kegiatan sehari-hari semua anak yang berada di panti adalah melakukan
aktivitas seperti sesudah bangun tidur, mandi, jam 07.00 sarapan pagi, lalu masuk
kelas, mendapat snack pagi, berada di kelas, makan siang jam 12.00, tidur siang dan
setelah tidur siang, diberikan snack sore, setelah solat magrib anak-anak makan
malam, jam bebas setelah makan, diberikan snack malam.

Jika ada keluarga yang ingin mengambil anak mereka / orang tua mereka
dengan merasa ada yang kehilangan dalam keluarganya yaitu anak/orangtuanya,
dengan syarat:

Harus memiliki KTP orangtua bersangkutan


Harus memiliki KK
Perjanjian dari panti asuhan tersebut
Ada surat dari polisi

Apabil ada anak yang mengalami kegilaan atau gangguan kewarasan di panti tersebut,
maka anak tersebut diperiksa lalu dirujuk ke rumah sakit jiwa, dan juga apabila
mereka tidak mengetahui nama mereka masing-masing, maka pihak panti akan
memberi tahu atau diberikan nama baru, kemudian apabila ada anak yang meninggal,
panti asuhan tersebut sudah bekerja sama dengan dinas pemakaman. Ketika saya
mengunjungi panti asuhan tersebut, saya melakukan wawancara terhadap anak-anak
yang berada di panti tersebut, saya mengalami banyak kesulitan berkomunikasi
terhadap mereka. Saya melakukan wawancara kepada tiga anak.

Yang pertama, saya melakukan wawancara terhadap Reni, dia berumur 20


tahun, Reni gadis bisu tuli, Rini beragama Islam, dan selalu diajarkan mengaji dan tak
lupa solat 5 waktu. Reni bercerita dengan menggunakan bahasa isyaratnya, dia
mengatakan bahwa di panti asuhan ini sangat menyenangkan. Reni belajar juga di
kelas, dia bisa menari. Kegiatan Reni lebih banyak, karena Reni harus membantu
memasak untuk anak-anak lain makan, dan mencuci piring.

Kedua, Selamet berusia 22 tahun, Selamet mengalami keterbelakangan mental


dan terbatas dalam berbicara. Dia menceritakan kalau dia sedang duduk di kelas 6 SD,
Selamet diajarkan mengaji, lalu dia juga diajarkan menari Payung, Selamet menyukai
buah-buahan, di mana dia menyebutkan kepada saya buah tersebut adalah buah Apel,
Jeruk, Semangka, Pepaya, Pisang, Salak, Nanas. Selamet suka ngobrol, dan bermain
walau dia memiliki keterbelakangan mental dan dia juga menceritakan kalau dia
sudah memiliki seorang pacar. Selamet berusaha menjawab semua pertanyaan yang
saya tanyakan, walau ada keterbatasan dalam berkata.

Ketiga, ada Alfin yang berusia 14 tahun, saat bertatap muka Alfin memberikan
senyumnya dan membuat saya ingin bertanya beberapa hal ke dia, Alfin juga
memiliki keterbelakangan mental di dan keterbatasan untuk berbicara, sehingga saat
Alfin berkata pun saya harus jeli untuk mendengarkannya. Alfin juga orang yang
hebat, dia bisa menghafal Ayat Al-Quran dan pintar mengaji, saat saya bertanya Alfin
senang bernyanyi dan menari, tapi Alfin lebih senang bernyanyi disertai jogetan lagu
yang biasa Alfin nyanyikan adalah lagu Iwa Peyek, Alfin bercerita setiap pagi alfin
selalu menyapu halaman bersama teman-temannya dan dia bercerita kalau tempat
tidurnya berada di kamar atas. Alfin memiliki cita-cita yaitu Alfin ingin menjadi
seorang Polisi, Koboy. Alfin juga pernah ke Ancol, dan dia menunjukan fotonya
kepada saya, dia bermain Arum jeram dan Kuda-kudaan, panti asuhan tesebut sangat
enak bagi Alfin, karena banyak yang mengunjungi dan memberi bingkisan yang
berupa makanan, pakaian, minuman dll. Alfin senang karena dia sering mendapat
susu dari orang-orang yang datang.

Saya banyak mengambil pesan dari anak-anak tersebut, saya harus bisa
menghormati dan menyayangi orangtua saya dan kedua adik saya, karena mereka
yang berada di panti asuhan tersebut adalah anak-anak yang tidak memiliki orangtua
dan orangtua yang dibuang oleh anaknya. Mereka selalu ingin disapa, disayang dan
yang terpenting diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai