( TEMA A )
Disusun:
Oleh :
Eva Wulandari
CABANG PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..................................................................................................................II
DAFTAR ISI..................................................................................................................................III
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang.........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3. Tujuan......................................................................................................................
1
BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Makna Kepemimpinan................................................................................................2
2.2. Kepemimpinan Perempuan Dalam Perspektif Islam....................................................3
2.3. Karakteristik Kepemimpinan yang Ideal......................................................................4
2.4. Berbagai Pendapat Tentang Kepemimpinan Perempuan..............................................6
2.5. Syariat Islam dan Perempuan...............................................................................6
BAB III : PENUTUP
3.1. Kesimpulan..............................................................................................................8
3.2. Saran.......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persoalan kepemimpinan perempuan dalam perspektif Islam merupakan sesuatu
yang unik dan urgen dibicarakan, bahkan selalu menjadi perdebatan yang tak kunjung
sima. Hal ini disebabkan karena kepemimpinan merupakan akad timbal balik antara
pimpinan dan rakyat yang tugasnya cukup komplek, sebagai pelayan ummat yang harus
mampu mewujudkan rasa keadilan, menciptakan rasa aman, menjaga disintegrasi sampai
pada kemampuan mendaptakan Negara Baldatun Thaiyibatun Warabbun Ghafur.
Syari'at Islam yang sifatnya konprehensif, elastis, dinamis dan fleksibel,
menentukan kriteria-kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, antara lain, adil,
punya kapasitas keilmuan (dunia dan akhirat), sehat fisik dan mental. Sebahagian ulama
menambah satu kriteria lagi yaitu harus laki-laki, sementara sebagian ulama lain tidak
mempermasalahkan gender (jenis kelamin) laki-laki atau perempuan, yang penting punya
potensi dan profesional. Penulis berasumsi, terlepas dari pro kontra ulama tentang
kepemimpinan perempuan, yang utama adalah seorang pemimpin mampu membawa
aspirasi umat semaksimal mungkin, tidak munafik, tidak menipu diri sendiri, sesuai kata
dengan kerja, tidak masuk dalam golongan NATO (No Action Talk Only).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya yaitu antara
lain:
1. Apa makna kepemimpinan?
2. Bagaimana kepemimpinan perempuan dalam perspektif Islam?
3. Bagaimana karakteristik kepemimpinan yang ideal?
4. Berbagai pendapat tentang kepemimpinan perempuan?
5. Apa syariat Islam dan perempuan?
C. Tujuan
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, berdasarkan latar belakang dan
rumusan makalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apa makna kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan perempuan dalam perspektif Islam.
3. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik kepemimpinan yang ideal.
4. Untuk mengetahui berbagai pendapat tentang kepemimpinan perempuan.
5. Untuk mengetahui apa syariat Islam dan perempuan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Makna Kepemimpinan
Kata “pemimpin” dalam Bahasa Arab disebut “Imamah”, artinya kepala,
penghulu, ketua asrama, kepemimpinan secara umum. Menurut istilah ilmu Fiqih,
Imamah diartikan dengan kepemimpinan dalam hal menjadi ketua dalam memimpin
suatu pekerjaan seperti Jama’ah Shalat atau pemerintah. Ibnu Khaldun mendifinisikan
kepemimpinan adalah “tanggung jawab kaum yang dikehendaki oleh peraturan Syariat
untuk mewujudkan kemaslahatan dunia dan akhirat bagi ummat. Karena kemaslahatan
akhirat adalah tujuan akhir, maka kemaslahatan dunia seluruhnya harus berpedoman
kepada Syariat dalam memelihara urusan agama dan mengatur politik keduniaan”.
Dari difinisi ini dapat dipahami bahwa kepemimpinan adalah suatu tugas yang
menyeluruh, mengurus segala urusan, baik agama maupun politik untuk satu tujuan yakni
kemaslahatan hidup ummatnya. Kini, persoalan kepemimpinan menjadi sangat urgen
dibicarakan secara ilmiyah, karena perkembangan zaman dan tekhnologi yang begitu
pesat. Nilai kepemimpinan tidak lagi ditentukan oleh bakat alamnya, akan tetapi oleh
kemampuan menggerakkan banyak orang untuk melakukan suatu kerjasama guna
mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Beberapa definisi kepemimpinan dapat
dikemukakan sebagai berikut : Ordwav Tead dalam bukunya The Art of Leadership
mengatakan: Kepemimpinan adalah kegiatan orang-orang agar mereka mau bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
George R. Terry berpendapat kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi
orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan kelompok. Al-Dahlawy
mengemukakan, kepemimpinan umum untuk menegakkan agama dengan menghidupkan
ilmu-ilmu agama, menegakkan rukun Islam, memerintahkan jihad dan hal yang
berhubungan dengannya umpama mengatur tentara, mewajibkan peperangan, pemberian
harta fa’i, menetapkan peradilan hukum-hukum, memberantas kezaliman dan mengarah
berbuat ma’ruf serta mencegah kemungkaran, fungsinya sebagai pengganti Nabi SAW.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
suatu tugas menyeluruh antara mengurus kepentingan agama dan kepentingan politik
duniawi untuk mencapai kemashlahatan dunia dan akhirat Imam Al-Ghazali berpendapat
bahwa hukum mengangkat seorang pemimpin adalah wajib syar’i, berdasarkan ijma’
ummat dan katagori wajibnya adalah Fardu Khifayah. Semua pendapat diatas
mengandung pengertian bahwa agama dan politik, dunia dan akhirat mempunyai kaitan
erat yang tidak dapat dipisahkan dengan alasan tujuan manusia bermasyarakat bukan
hanya untuk mencapai kebahagiaan material saja, tetapi lebih dari itu lagi adalah untuk
mempersiapkan dan menanam modal kehidupan akhirat yang lebih sejahtera dan abadi,
sehingga keseimbangan itu perlu dijaga untuk kemaslahatan hidup dunia dan akhirat
2
. Dengan demikian, diantara kemampuan yang dituntut pada seorang pemimpin
adalah kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan
menggerakkan perilaku orang lain untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan perempuan dalam perspektif Islam merupakan sesuatu yang unik
dan urgen dibicarakan, bahkan selalu menjadi perdebatan yang tak kunjung sima. Hal
ini disebabkan karena kepemimpinan merupakan akad timbal balik antara pimpinan
dan rakyat yang tugasnya cukup komplek, sebagai pelayan ummat yang harus mampu
mewujudkan rasa keadilan, menciptakan rasa aman, menjaga disintegrasi sampai
pada kemampuan mendaptakan Negara Baldatun Thaiyibatun Warabbun Ghafur.
Sebagai manusia ciptaan Allah SWT, perempuan juga berhak untuk memimpin,
dalam lembaran sejarah Islam, Istri Rasulullah SAW, Aisyah r.a. juga pemah
berperan dalam kancah kepemimpinan bahkan dalam peperangan. Perempuan juga di
ciptakan untuk menjadi Khalifah di muka bumi sebagaimana di berikan kepada laki-
laki, namun dengan satu konsekwensi yaitu mampu mempertanggung jawabkan
segala bentuk kegiatan yang dipimpinnya kepada Alah SWT.
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat saya paparkan. Besar
harapan saya makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
8
DAFTAR PUSTAKA
Qardhwi, Yusuf, Fiqh Daulah dalam Perspektif Al-Qur’an dan As-Sunnah (Penerjemah
Kathur Sukardi), (Jakarta, Pustaka Al-Kausar, 1997).
Marbawi Muhammad Idris, Kamus Idris Al-Marbawy Jus.1, (Mesir : Mustafa Al-Halaby
Wa Auladuhu, 1359 H).
Ibnub Khaldun Abd Ar-Rahman, Muqaddimat, (Maktabah Al-Tijariyah Al-Kubs, tt).
Al-zuhaily Wahbah, Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu, Jus.6, (Bairut : Das Al-Fikr 1984).
Hamkah. Prof. Dr, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: Panji Masyarakat,1965).
Quraisy Shihab, Prof. DR,Wawasan Al-Qur’an; (Bandung: Mizan, 1996).
9