Anda di halaman 1dari 18

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

M.LEMBAGA DAN ORGANISASI DR.RAHMAN,S.AG.,M.PD

SUKSESI KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

Disusun Oleh :

DEDY SAPUTRA HARAHAP


Nim.12040426842

LILLA NURUL HIDAYAH


Nim.12040426842

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami haturkan kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah manajemen lembaga dan
organisasi dengan judul suksesi pemimpin dalam islam.

kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahan kritik yang membangun dari
berbagai pihak akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Pekanbaru,07 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. Latar belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................................ 1
C. Tujuan masalah ................................................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 3
A. Pengertian suksesi pemimpin dalam islam.......................................................................... 3
B. Suksesi pemimpin pada masa rasul ..................................................................................... 4
C. Suksesi pemimpim pada masa khulafaur ar-rasyidin,bani umayyah,bani abbasyiah. ........... 5
D. Tipe-tipe kepemimpinan dan karakteristik pemimpim ...................................................... 7
E. Perilaku seorang pemimpin ................................................................................................. 11
F. Fungsi pemimpin dalam organisasi dan dalam mengambil kepuutusan ......................... 12
BAB III ........................................................................................................................................... 14
PENUTUP ...................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pemimpin pada dasarnya adalah wakil dari rakyat yang dipercaya mengatur
urusan rakyat, pemimpin hendaknya orang yang benar-benar bisa dipercaya,
sedemikian pentingnya mengangkat pemimpin dalam bernegara maka imam
AlMawardi berkata “Pemimpin yang zalim lebih baik dari pada tidak ada pemimpin”.
1 Abu Zar adalah seorang sahabat yang saleh dalam hal amanat dan kejujuran tetapi
tetap saja Rasulullah melihatnya lemah dan Rasulullah bersabda ”Janganlah hai kau
Abu Zar menjadi pemimpin walau hanya dua orang” padahal sebuah kesaksian
mengatakan sesungguhnya tidak terdapat dikolong langit dan di atas bumi orang yang
paling jujur perkataannya melebihi Abu Zar, walaupun pada kesempatan lain
Rasulullah pernah mengangkat Amr bin As dan Khalid bin Walid sebagai panglima
perang tetapi dalam hal ini Rasulullah mengambil pertimbangan mendatangkan
kemaslahatan yang sebenarnya pada saat itu masih banyak sahabat lain yang lebih
berilmu dan beriman lebih awal. 2
Pemimpin adalah pengabdi dan pelayan seperti keterangan hadist;
(‫) أبو نعيم وابن باويه‬ ‫سيد القوم خادمهم‬
artinya : “Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi (pelayan) mereka.” (HR.
Abu Na’im).3
Pemimpin dalam konteks pemerintahan adalah pemimpin negara. Dalam
istilah hukum modern, negara dikenal sebagai, “Sekelompok individu yang teratur
yang memiliki daerah tertentu, kekuasaan dan kedaulatan”.4 Sekelompok individu
berarti rakyat, daerah berarti batas-batas negara, kekuasaan berarti adanya pemerintah
yang berkuasa atau sebagai pemimpin rakyat, dan kedaulatan berarti mempunyai
kekuasaan sendiri, tidak di bawah pengaruh atau bagian dari negara lain.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan suksesi pemimpin dalam islam ?
2. Bagaimana suksesi pemimpin pada masa rasul ?

1
3. Bagaimana suksesi pemimpin pada masa khulafaur ar-rasyidin bani umayyah ,
bani abbasiyah?
4. Apa saja tipe-tipe kepemimpinan dan karakteristik seorang pemimpin ?
5. Bagaimana perilaku seorang pemimpin?
6. Apa saja fungsi pemimpin dalam organisasi dan fungsi pemimpin dalam
mengambil keputusan ?

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian suksesi pemimpin dalam islam
2. Untuk mengetahui suksesi pemimpin pada masa rasul
3. Untuk mengetahui suksesi pemimpin pada masa khulafaur ar-rasyidin, bani
umayyah, bani abbasyiah
4. Untuk mengetahui tipe-tipe dan karakteritik kepemimpinan
5. Untuk mengetahui perilaku seorang pemimpin
6. Untuk mengetahui fungsi pemimpin dalam organisasi dan fungsi pemimpin dalam
mengambil keputusan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian suksesi pemimpin dalam islam


Suksesi kepemimpinan adalah suatu proses peralihan dari suatu generasi ke
generasi yang lain, selanjutnya untuk memimpin sekelompok orang dalam satu
wilayah atau lokal tertentu dan untuk jangka waktu tertentu. Suksesi bukanlah perkara
yang mudah dan sederhana. Itulah yang dirasakan para sahabat sepeninggal
Rasulullah saw Sejarah telah mencatat betapa mereka sangat hati-hati memilih
pengganti Nabi. Kepemimpinan adalah amanah. Oleh karena itu,
setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya di sisi Allah SWT. Rasulullah
saw bersabda, "Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai
pertanggungjawabannya ..." (Mutafaq 'alaih). Dan, amanah adalah salah satu ciri
Mukmin (orang yang beriman)

(٨ ) ُ ‫َوالَّ ِذيْنَ ُه ْم ِِلَمٰ ٰنتِ ِه ْم َو َع ْه ِد ِه ْم َرا‬


‫ع ْون‬
Artinya “Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat
dan janjinya”(QS Al Mukminuun (23) ayat 8). Berdasarkan hal itu kepemimpinan
dalam Islam lebih ditempatkan dalam konteks tanggung jawab. Islam mengajarkan
beberapa hal penting di seputar suksesi kepemimpinan. 1

Pertama, seorang Muslim harus menjauhi sikap pilih kasih dan kecenderungan
primordialisme yang sempit ketika mengajukan calon pemimpinnya. Rasulullah saw
mengingatkan tentang hal ini seperti dalam hadis di atas. Kedua, kita dilarang
memberikan jabatan tertentu kepada orang yang memintanya dengan ambisius.
Jabatan atau tugas kepemimpinan hanya berhak diberikan kepada orang yang ikhlas
yang mau menerimanya karena ia dipercaya untuk mengemban amanah
kepemimpinan itu. Ketiga, calon seorang pemimpin yang baik dan ikhlas dapat dinilai
dari keberpihakannya kepada rakyat banyak. Ia, dalam menjalankan

1
Republika.co.id, ihwal suksesi kepemimpinan, kamis 20 juni 2019 ,12:54 wib

3
kepemimpinannya, selalu memprioritaskan umat daripada kepentingan pribadi,
keluarga, segelintir atau sekelompok orang.

Suatu malam Khalifah Umar bin Khattab keliling kota tanpa pengawal. Ia
terkejut ketika mendengar tangis anak kecil dari sebuah rumah. ''Anak saya menangis
karena lapar,'' kata sang ibu. Dilihatnya sang ibu tengah memasak batu untuk
''menenangkan'' tangis anaknya. Seketika Umar kembali ke istana. Ia pun kembali ke
ibu itu dengan memanggul sekarung gandum. Seorang sahabat keheranan melihat
Umar, sang kepala negara, memanggul sendiri gandum itu. Ia akhirnya mencoba
membantu Umar. Umar menolaknya.''Apakah engkau sanggup memikul pula dosa-
dosaku di akhirat nanti?'' tanya Umar. Akhirnya, patut kita renungkan pidato Abu
Bakar ra pada saat pelantikannya sebagai khalifah (kepala negara):

B. Suksesi pemimpin pada masa rasul

Setelah tiba dan diterima oleh penduduk yatsrib (Madinah), nabi Saw. Resmi
menjadi pemimpin penduduk kota itu. babak pertama dalam Islam pun dimulai.
Berbeda dengan periode Makkah. Pada periode Madinah, Islam adalah kekuatan
politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di
Madinah. Nabi Saw. mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi
juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain, dalam diri nabi Saw. Terkumpul dua
kekuasaan, kekuasaan spiritual dan duniawi. Kedudukannya sebagai rosul secara
otomatis merupakan kepala negara.

Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru itu (Madinah), maka beliau
segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat. Dasar-dasar tersebut antara
lain:

 Membangun masjid, selain sebagai tempat ibadah masjid juga digunakan


sebagai pusat pemerintahan.
 Ukhuwah Islamiyah, nabi mempersaudarakan antara golongan Muhajirin dan
Anshar.
 Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam.

4
Dalam perjalanan sejarah nabi Saw. Ini dapat disimpulkan bahwa nabi Saw.
Di samping sebagai pemimpin agama, juga seorang negarawan, pemimpin politik,
dan administrasi yang cakap. Hanya delam sebelas tahun menjadi pemimpin. 2

C. Suksesi pemimpim pada masa khulafaur ar-rasyidin,bani umayyah,bani


abbasyiah.

Dalam sejarah Islam dikenal berbagai mekanisme penetapan kepala negara,


yakni pada masa Khulafaur Rasyidin, abu bakar ditetapkan berdasarkan pemilihan
dengan musyawarah terbuka, Umar bin Khattab ditetapkan berdasarkan penunjukan
kepala negara terdahulunya, Utsman bin Affan di tetapkan berdasarkan pemilihan
dalam suatu dewan masyarakat dalam pertemuan terbuka.
a) Pada masa kepemimpinan khulafaur ar-rasyidin
 Khalifah abu bakar
Nabi Saw. Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan
menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau
wafat. Beliau nampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada
seluruh umat muslimin sendiri untuk menentukannya. Karena itulah,
tidak lama setelah beli wafat dan belum lagi jenazahnya dimakamkan,
sejumlah tokoh Muhajirin dan anshor berkumpul di balai kota Bali
Sai'dah, Madinah. Mereka musyawarahkan siapa yang akan menjadi
pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-masing
pihak. Baik kelompok Muhajirin maupun Anshar, sama-sama merasa
berhak untuk menjadi pemimpin umat Islam. Namun, dengan semangat
yang tinggi akhirnya abu bakar terpilih. Rupanya, semangat keagamaan
abu bakar mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam.

 Khalifah Umar bin Khattab

2
Drs. Achmad ghozali syafi’I,M.Si,Rahman,M.Ag, manajemen organisasi dan kelembagaan dakwah ,(Depok:PT
rajagrafindo persada, september 2021, hal.91-92

5
Ketika abu bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, beliau pun
kemudian bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian
sepakat mengangkat umat sebagai gantinya dengan maksud untuk
mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di
kalangan umat Islam.

 Utsman bin Affan


Untuk menentukan penggantinya, Umar tidak menempuh jalan yang
dilakukan oleh abu bakar. dia menunjuk enam orang sahabat dan
meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang diantaranya
menjadi khalifah. enam orang tersebut adalah Usman, Ali, thalhah,
Zubair, Sa'ad bin Abi waqqash, Abdurrahman bin auf, Abdullah bin
Umar. Setelah Umar wafat tim ini kemudian bermusyawarah dan
berhasil menunjuk Utsman sebagai khalifah yang ketiga, melalui
persaingan yang agak ketat dengan Ali bin Abi Tholib.

 Ali bin Abi Thalib


Setelah Utsman wafat, masyarakat beramai-ramai membuat Ali bin Abi
Tholib sebagai khalifah berikutnya. Ali memerintah hanya selama 6
tahun. selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai
pergolakan politik. tidak ada masa sedikitpun pada pemerintahannya
yang dapat dikatakan stabil. setelah menduduki jabatan khalifah, Ali
memecat gubernur yang diangkat oleh Usman. dia yakin pemberontakan-
pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka. dia juga menarik
kembali tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan
menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali
sistem distribusi pajak tahunan di antara orang-orang Islam sebagaimana
yang pernah diterapkan Umar.3
b) Pada masa kepemimpinan bani umayyah
Memasuki kekuasaan muawiyah yang menjadi awal kekuasaan bagi dinasti
Bani Umayyah, pemerintahan yang awalnya bersifat demokratis berubah
menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun-temurun). Kekhalifahan muawiyah

3
Ibid.hal 92-93

6
diperoleh melalui cara kekerasan, diplomasi, dan tipu daya, tidak dengan suara
pemilihan atau suara terbanyak. suksesi kepemimpinan secara turun-temurun
dimulai ketika muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan
sumpah setia terhadap anaknya, Yazid. muawiyah bermaksud mencontoh
monarchi di Persia dan Bizantium. Dia memang tetap menggunakan istilah
Khalifah, namun dia memberi interpretasi baru dari kata-kata itu untuk
mengagumkan jabatan tersebut. dia selalu menyebut dengan "khalifah Allah"
dalam pengertian " penguasa" yang diangkat oleh Allah SWT.

c) Pada masa kepemimpinan bani abbasyiah


Kekuasaan dinasti Bani Abbasiyah atau Khalifah Abbasiyah merupakan
kelanjutan dari kekuasaan dinasti Bani Umayyah. dinamakan Khalifah
Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Al
Abbas Paman nabi Muhammad saw. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah
Al safah nabi Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al Abbas. kekuasaannya
berlangsung dalam rentang waktu yang cukup panjang mulai dari tahun 132 H
(750 M) sampai 656 h (1258 M) selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan
yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, dan
budaya. 4

D. Tipe-tipe kepemimpinan dan karakteristik pemimpim


a. Tipe-tipe kepemimpinan
Dalam berorganisasi tentu kita mempunyai seorang pemimpin, dan tentunya
mempunyai cara kepemimpinan yang khas. Berikut tipe-tipe kepemimpinan tersebut:
 Tipe kepemimpinan karismatik
Tipe kepemimpina ini memiliki kekuatan energi , daya tarik dan
pembawaan yang luar biasa untuk memengaruhi orang lain, sehingga ia
mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pegawai-pegawai
yang bisa dipercaya.kepemimpinan karismatik ini dianggap memiliki
kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemapuan yang
super human , yang diperlehnya sebagai karunia yang maha kuasa.

4
Ibid,hal.93-94

7
Kepemimpinan yang kasrismatik memiliki inspirasi,keberanian,dan
berkeyakinan teguh pada penelitian sendiri. Totalitas kepemimpinan
karismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar .

 Tipe kepemimpinan paternalisttik/maternalistik.


Kepemimpinan ini lebih diidentikkan dengan tipe kepemimpinan yang
kebakkan dengan sifat-sifat sebagai berikut:
 Mereka menganggap bawahannya ini sebagai manusia yang
tidak/belum dewasa ,atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
 Mereka bersikap terlalu melindungi.
 Mereka jarang membarikan kesempatan kepada bawahannya
untuk mengambil keputusan sendiri.
 Mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk berinisiatif.
 Mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan
kesempatan pada pengikut atau bawahannya untuk
mengembangkan imajinasi dan daya kreativitasi mereka sendiri.
 Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jaun beda


dengan tipe kepemimpinan paternalistik,yang membedakan adalah
dalam kepemimpinan materalistik terdapat sikap overprotective atau
terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang
berlebih-lebihan.

 Tipe kepemimpinan militeristik


Tipe kepemimpinan ini sangat mirip dengan tioe kepemimpinan otoriter.
Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah :
 Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando keras dan
sangat otoriter , kaku dan sering kali kuarang bijaksana.
 Mengehendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
 Sangat menyenangi formalitas ,upacara ritual dan tanda-tanda
kebesaran yang berlebihan.
 Menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya.
8
 Tidak menghendaki sara,usul,sugesti,dan kritikan dari
bawahannya.
 Komunikasi hanya berlangsung searah. 5

 Tipe kepemimpinan otokratis


Kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut:
 Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang
harus dilaksanakan dan dipatuhi.
 Pempinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal .
 Berambisi untuk merajai situasi.
 Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri.
 Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang
rencana dan tindakan yang akan dilakukan.
 Semua pujian dan kritik terhadapa segenap anak buah diberikan
atas pertimbangan pribadi.
 Adanya sikap ekslusivisme.
 Selalu ingin berkuasa secara absolut.
 Sikap dan prinsipnya sangat konservatif,kuno,ketat,dan kaku
 Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahannya apabila
mereka patuh.

 Tipe kepemimpinan laissez faire


Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin dia
membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri.
Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya.
Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya
sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simnol dan tidak memiliki
keterampilan teknis., tidak mempunyai wibawa,juga tgidak bisa
mengontrol anak buah,tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja,
tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan
sebagai pemimpin biasanya diperoleh swngan cara penyogokkan ,suapan

5
Ibid,hal.97-98

9
atau karena sistem nepotisme.oleh karena itu , organisasi yang
dipimpinnya biasanya morat-marit dan kacau balau.

 Tipe kepemimpinan populitis


Kepemimpinan ini berpengang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang
bersifat tradisonal,tidak mempercayai akan adanya dukungan kekuatan
serta bantuan utang luar negri. Kepemimpinan jenis ini mengutakan
penghidupan kembali nasionalisme.

 Tipe kepemipinan administratif/eksekutif


Kepemimpinan ini ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan
tugas administrasi secara efektif.pemimpinnya biasanya hanya terdiri
dari teknokrat dan administrator yang mempu menggerakkan dinamika
moderniasasi dan pembangunan. Oleh karena itu, dapat tercipta sistem
adminitrasi birokrasi yang efesien dalam pemerintahan.pada tipe
kepemimpinan ini dihatapkan adanya perkembangan teknis yaitu
teknologi,industri,manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah
masyarakat.

 Tipe kepemimpinan demokratis


Kepemimpinan ini lebih berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan yang efesien kepada para pengikutnya . terdapat koordinasi
pekerjaan pada semua bawahan, denganpenekanan pada reasa tanggung
jawab internal(pada diri sendiri) dan kerja sama yang baik. Kekuatan
kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya, akan tetapi
terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau
mendengarkan nasihat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui
nleahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu

10
memanfaatkan kapasitas seriap anggota seefektif mungkin pada saat-saat
dan kondisi yang tepat.6

b. Karakteristik pemimpin

Didasarkan kepada prinsip-prinsip sebagaimana yang diungkapkan oleh


Stephen R. Coney sebagai berikut.

 Seorang yang belajar seumur hidup. Tidak hanya melalui jenjang


pendidikan formal, tetapi juga di luar sekolah. Contohnya, belajar
melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. mempunyai
pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
 Berorientasi pada pelayanan. Seorang pemimpin tidak dilayani
tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani
berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan,
pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
 Membawa energi yang positif. Setiap orang mempunyai energi dan
semangat. Menggunakan energi positif didasarkan pada keikhlasan
dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu
dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. 7

E. Perilaku seorang pemimpin

1. Kepemimpin suportif. Melibatkan perilaku para pemimpin yang menunjukkan


perhatian terhadap kesejahteraan dan kebutuhan pribadi para bawahan.
Perilaku pemimpin tersebut terbuka, bersahabat,dan ramah.
2. kepemimpinan direktif. Hasil ini muncul ketika pemimpin memberitahu para
bawahan, apa yang harus mereka kerjakan. Perilaku pemimpin ini meliputi
perencanaan, pembuatan jadwal, penentuan tujuan-tujuan kerja dan standar-
standar perilaku serta penekanan ketaatan pada peraturan-peraturan.

6
Ibid,hal.98-99
7
Ibid,hal.100

11
3. kepemimpinan partisipatif. Berarti pemimpin berkonsultasi dengan para
bawahan tentang keputusan-keputusan. Perilaku pemimpin terdiri atas
menanyakan opini dan saran, mendorong partisipasi dalam pembuatan
keputusan dan menemukan bawahan di lingkungan kerja.
4. berorientasi pada pencapaian. Muncul ketika pemimpin menentukan tujuan
yang jelas dan menantang bagi para bawahan. Perilaku pemimpin ini
menekankan kinerja kualitas tinggi dan peningkatan kinerja saat ini. Perilaku
utama seorang pemimpin itu terbagi dua, yaitu:

 pertimbangan, yaitu tipe perilaku yang mendeskripsikan sejauh mana


pemimpin sensitif terhadap para bawahan, menghormati ide-ide dan
perasaan mereka serta membangun kepercayaan.
 Struktur awal, yaitu tipe bagi perilaku pemimpin yang mendeskripsikan
sejauh mana pemimpin berorientasi pada tugas dan mengarahkan
aktivitas-aktivitas kerja bawahan untuk mencapai tujuan. 8

F. Fungsi pemimpin dalam organisasi dan dalam mengambil kepuutusan


a) Fungsi pemimpin dalam organisasi
Tugas pokok seorang pemimpin pada dasarnya adalah melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen yang terdiri dari: merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan, dan mengawasi. Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat
dicapai hanya oleh pemimpin seorang diri, tetapi dengan menggerakkan orang-
orang yang dipimpinnya. Agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara
efektif, seorang pemimpin di samping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus
selalu memperhatikan hubungan manusia. Secara lebih terperinci tugas-tugas
seorang pemimpin dalam sebuah organisasi meliputi: pengambilan keputusan,
menetapkan sasaran dan menyusun kebijakan, mengorganisasikan dan
menempatkan pekerja, memodifikasikan kegiatan-kegiatan. Baik secara vertikal
vertikal (antara bawahan dan atasan) maupun secara horizontal (antar bagian atau
unit), serta memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan.

8
Ibid,hal.100

12
b) Fungsi pemimpin dalam mengambil keputusan
Salah satu fungsi pemimpin dalam organisasi kelembagaan adalah mengambil
keputusan secara efektif. Keberadaan sumber-sumber, biaya, bahan, keahlian,
tenaga, pengetahuan, waktu, dan ruang sangat terbatas, oleh karena itu timbullah
pengambilan keputusan. Fungsi kepemimpinan pada dasarnya adalah menyangkut
dua hal pokok, yakin:
1.) Fungsi yang berkaitan dengan tugas yang berfungsi sebagai pemecahan
masalah.
2.) Fungsi pemeliharaan kelompok yang disebut fungsi sosial. Langkah
pengambilan keputusan bervariasi, dengan demikian secara umum meliputi:
Merumuskan masalah.
1.) Merumuskan hasil yang diharapkan.
2.) Mengembangkan pilihan penyelesaian.
3.) Mengetahui apa yang harus dilaksanakan setelah keputusan diambil. 9

9
Ibid,hal.101-102

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan Suksesi pemimpin dalam islam adalah suatu proses peralihan dari
suatu generasi ke generasi yang lain, selanjutnya untuk memimpin sekelompok orang
dalam satu wilayah atau lokal tertentu dan untuk jangka waktu tertentu. Suksesi
pemimpin dalam islam dapat kita ambil contoh dari masa rasul,khulafaur ar-rasyidin
,bani umayyah,bani abbasyiah. Dari penjelasan di atas para sahabat sangat berhati-hati
dalam memilih pemimpin untuk umat islam , oleh karena itu harus lah diperhatikan
syarat-syarat menjadi pemimpin dalam menentukan pemimpin.

14
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Achmad syafi’I,Rahman,M.Ag,(2021) “manajemen organisasi dan kelembagaan
dakwah”,

Depok: PT rajagrafindo persada.

Republika.co.id, “ihwal suksesi kepemimpinan” 20 juni 2019,


<https://republika.co.id/berita/ptdv2i458/ihwal-suksesi-kepemimpinan>[diakses:08 november
2022,21:53 wib

15

Anda mungkin juga menyukai