Disusun Oleh :
kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahan kritik yang membangun dari
berbagai pihak akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pemimpin pada dasarnya adalah wakil dari rakyat yang dipercaya mengatur
urusan rakyat, pemimpin hendaknya orang yang benar-benar bisa dipercaya,
sedemikian pentingnya mengangkat pemimpin dalam bernegara maka imam
AlMawardi berkata “Pemimpin yang zalim lebih baik dari pada tidak ada pemimpin”.
1 Abu Zar adalah seorang sahabat yang saleh dalam hal amanat dan kejujuran tetapi
tetap saja Rasulullah melihatnya lemah dan Rasulullah bersabda ”Janganlah hai kau
Abu Zar menjadi pemimpin walau hanya dua orang” padahal sebuah kesaksian
mengatakan sesungguhnya tidak terdapat dikolong langit dan di atas bumi orang yang
paling jujur perkataannya melebihi Abu Zar, walaupun pada kesempatan lain
Rasulullah pernah mengangkat Amr bin As dan Khalid bin Walid sebagai panglima
perang tetapi dalam hal ini Rasulullah mengambil pertimbangan mendatangkan
kemaslahatan yang sebenarnya pada saat itu masih banyak sahabat lain yang lebih
berilmu dan beriman lebih awal. 2
Pemimpin adalah pengabdi dan pelayan seperti keterangan hadist;
() أبو نعيم وابن باويه سيد القوم خادمهم
artinya : “Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi (pelayan) mereka.” (HR.
Abu Na’im).3
Pemimpin dalam konteks pemerintahan adalah pemimpin negara. Dalam
istilah hukum modern, negara dikenal sebagai, “Sekelompok individu yang teratur
yang memiliki daerah tertentu, kekuasaan dan kedaulatan”.4 Sekelompok individu
berarti rakyat, daerah berarti batas-batas negara, kekuasaan berarti adanya pemerintah
yang berkuasa atau sebagai pemimpin rakyat, dan kedaulatan berarti mempunyai
kekuasaan sendiri, tidak di bawah pengaruh atau bagian dari negara lain.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan suksesi pemimpin dalam islam ?
2. Bagaimana suksesi pemimpin pada masa rasul ?
1
3. Bagaimana suksesi pemimpin pada masa khulafaur ar-rasyidin bani umayyah ,
bani abbasiyah?
4. Apa saja tipe-tipe kepemimpinan dan karakteristik seorang pemimpin ?
5. Bagaimana perilaku seorang pemimpin?
6. Apa saja fungsi pemimpin dalam organisasi dan fungsi pemimpin dalam
mengambil keputusan ?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian suksesi pemimpin dalam islam
2. Untuk mengetahui suksesi pemimpin pada masa rasul
3. Untuk mengetahui suksesi pemimpin pada masa khulafaur ar-rasyidin, bani
umayyah, bani abbasyiah
4. Untuk mengetahui tipe-tipe dan karakteritik kepemimpinan
5. Untuk mengetahui perilaku seorang pemimpin
6. Untuk mengetahui fungsi pemimpin dalam organisasi dan fungsi pemimpin dalam
mengambil keputusan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pertama, seorang Muslim harus menjauhi sikap pilih kasih dan kecenderungan
primordialisme yang sempit ketika mengajukan calon pemimpinnya. Rasulullah saw
mengingatkan tentang hal ini seperti dalam hadis di atas. Kedua, kita dilarang
memberikan jabatan tertentu kepada orang yang memintanya dengan ambisius.
Jabatan atau tugas kepemimpinan hanya berhak diberikan kepada orang yang ikhlas
yang mau menerimanya karena ia dipercaya untuk mengemban amanah
kepemimpinan itu. Ketiga, calon seorang pemimpin yang baik dan ikhlas dapat dinilai
dari keberpihakannya kepada rakyat banyak. Ia, dalam menjalankan
1
Republika.co.id, ihwal suksesi kepemimpinan, kamis 20 juni 2019 ,12:54 wib
3
kepemimpinannya, selalu memprioritaskan umat daripada kepentingan pribadi,
keluarga, segelintir atau sekelompok orang.
Suatu malam Khalifah Umar bin Khattab keliling kota tanpa pengawal. Ia
terkejut ketika mendengar tangis anak kecil dari sebuah rumah. ''Anak saya menangis
karena lapar,'' kata sang ibu. Dilihatnya sang ibu tengah memasak batu untuk
''menenangkan'' tangis anaknya. Seketika Umar kembali ke istana. Ia pun kembali ke
ibu itu dengan memanggul sekarung gandum. Seorang sahabat keheranan melihat
Umar, sang kepala negara, memanggul sendiri gandum itu. Ia akhirnya mencoba
membantu Umar. Umar menolaknya.''Apakah engkau sanggup memikul pula dosa-
dosaku di akhirat nanti?'' tanya Umar. Akhirnya, patut kita renungkan pidato Abu
Bakar ra pada saat pelantikannya sebagai khalifah (kepala negara):
Setelah tiba dan diterima oleh penduduk yatsrib (Madinah), nabi Saw. Resmi
menjadi pemimpin penduduk kota itu. babak pertama dalam Islam pun dimulai.
Berbeda dengan periode Makkah. Pada periode Madinah, Islam adalah kekuatan
politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di
Madinah. Nabi Saw. mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi
juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain, dalam diri nabi Saw. Terkumpul dua
kekuasaan, kekuasaan spiritual dan duniawi. Kedudukannya sebagai rosul secara
otomatis merupakan kepala negara.
Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru itu (Madinah), maka beliau
segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat. Dasar-dasar tersebut antara
lain:
4
Dalam perjalanan sejarah nabi Saw. Ini dapat disimpulkan bahwa nabi Saw.
Di samping sebagai pemimpin agama, juga seorang negarawan, pemimpin politik,
dan administrasi yang cakap. Hanya delam sebelas tahun menjadi pemimpin. 2
2
Drs. Achmad ghozali syafi’I,M.Si,Rahman,M.Ag, manajemen organisasi dan kelembagaan dakwah ,(Depok:PT
rajagrafindo persada, september 2021, hal.91-92
5
Ketika abu bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, beliau pun
kemudian bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian
sepakat mengangkat umat sebagai gantinya dengan maksud untuk
mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di
kalangan umat Islam.
3
Ibid.hal 92-93
6
diperoleh melalui cara kekerasan, diplomasi, dan tipu daya, tidak dengan suara
pemilihan atau suara terbanyak. suksesi kepemimpinan secara turun-temurun
dimulai ketika muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan
sumpah setia terhadap anaknya, Yazid. muawiyah bermaksud mencontoh
monarchi di Persia dan Bizantium. Dia memang tetap menggunakan istilah
Khalifah, namun dia memberi interpretasi baru dari kata-kata itu untuk
mengagumkan jabatan tersebut. dia selalu menyebut dengan "khalifah Allah"
dalam pengertian " penguasa" yang diangkat oleh Allah SWT.
4
Ibid,hal.93-94
7
Kepemimpinan yang kasrismatik memiliki inspirasi,keberanian,dan
berkeyakinan teguh pada penelitian sendiri. Totalitas kepemimpinan
karismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar .
5
Ibid,hal.97-98
9
atau karena sistem nepotisme.oleh karena itu , organisasi yang
dipimpinnya biasanya morat-marit dan kacau balau.
10
memanfaatkan kapasitas seriap anggota seefektif mungkin pada saat-saat
dan kondisi yang tepat.6
b. Karakteristik pemimpin
6
Ibid,hal.98-99
7
Ibid,hal.100
11
3. kepemimpinan partisipatif. Berarti pemimpin berkonsultasi dengan para
bawahan tentang keputusan-keputusan. Perilaku pemimpin terdiri atas
menanyakan opini dan saran, mendorong partisipasi dalam pembuatan
keputusan dan menemukan bawahan di lingkungan kerja.
4. berorientasi pada pencapaian. Muncul ketika pemimpin menentukan tujuan
yang jelas dan menantang bagi para bawahan. Perilaku pemimpin ini
menekankan kinerja kualitas tinggi dan peningkatan kinerja saat ini. Perilaku
utama seorang pemimpin itu terbagi dua, yaitu:
8
Ibid,hal.100
12
b) Fungsi pemimpin dalam mengambil keputusan
Salah satu fungsi pemimpin dalam organisasi kelembagaan adalah mengambil
keputusan secara efektif. Keberadaan sumber-sumber, biaya, bahan, keahlian,
tenaga, pengetahuan, waktu, dan ruang sangat terbatas, oleh karena itu timbullah
pengambilan keputusan. Fungsi kepemimpinan pada dasarnya adalah menyangkut
dua hal pokok, yakin:
1.) Fungsi yang berkaitan dengan tugas yang berfungsi sebagai pemecahan
masalah.
2.) Fungsi pemeliharaan kelompok yang disebut fungsi sosial. Langkah
pengambilan keputusan bervariasi, dengan demikian secara umum meliputi:
Merumuskan masalah.
1.) Merumuskan hasil yang diharapkan.
2.) Mengembangkan pilihan penyelesaian.
3.) Mengetahui apa yang harus dilaksanakan setelah keputusan diambil. 9
9
Ibid,hal.101-102
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan Suksesi pemimpin dalam islam adalah suatu proses peralihan dari
suatu generasi ke generasi yang lain, selanjutnya untuk memimpin sekelompok orang
dalam satu wilayah atau lokal tertentu dan untuk jangka waktu tertentu. Suksesi
pemimpin dalam islam dapat kita ambil contoh dari masa rasul,khulafaur ar-rasyidin
,bani umayyah,bani abbasyiah. Dari penjelasan di atas para sahabat sangat berhati-hati
dalam memilih pemimpin untuk umat islam , oleh karena itu harus lah diperhatikan
syarat-syarat menjadi pemimpin dalam menentukan pemimpin.
14
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Achmad syafi’I,Rahman,M.Ag,(2021) “manajemen organisasi dan kelembagaan
dakwah”,
15