Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DAN KEADILAH

Dosen Pengampu:

Siti Mona, S.Ag.,MA

Nama Kelompok:

Nurul Aqilah NIM ( 23121002 ) Kharisma Putri NIM ( 23121024 )


Marianto NIM ( 23121004 ) Nurlesa NIM ( 23121014 )
Dendi NIM ( 23121036 ) Andi Rikwan NIM ( 23121013 )
Kusmegi NIM ( 23121029 ) Ari Kusuma NIM
( 23121028 )
Raemon Maiorizal NIM ( 23121011 ) Ria Risky NIM ( 23121007 )

PRODI S1 ILMU HUKUM UNIVERSITAS


HANG TUAH PEKANBARU ANGKATAN II TH. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya se-
hingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengu-
capkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pen-
galaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, November 2023


DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
…………………………………………………………………………1

A. Latar
Belakang……………………………………………………………………………1

B. Rumusan
Masalah……………………………………………………………………….1

C.
Tujuan…………………………………………………………………………………
……1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian
kepemimpinan…………………………………………………….2
B. Pemimpin yang adil …………………………………………..
………………….2

C. Kepemimpinan gender wanita menurut


islam…………………………3
D. Aplikasi dalam
keadilan…………………………………………………………3

BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………
……4

A. Kesimpulan
…………………………………………………………………………5

Daftar Pustaka
BAB I. Pendahuluan

A. Latar Belakang
Pemimpin yang adil merupakan salah satu unsur kunci dalam mencapai
pembangunan berkelanjutan di suatu masyarakat. Adil bukan hanya menjadi
tuntutan moral, tetapi juga menjadi fondasi untuk menciptakan lingkungan yang
stabil dan harmonis. Dalam makalah ini, kita akan mengeksplorasi konsep
pemimpin yang adil, dampaknya terhadap masyarakat, dan bagaimana keadilan
dapat menjadi pendorong utama untuk mencapai kemajuan bersama

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kepemimpinan ?
2. Bagaimana cara menjadi pemimpin yang adil ?
3. Bagaimana pandangan menurut islam tentang kepemimpinan
gender wanita

C. Tujuan Masalah
1. Agar pembaca dapat mengetahui apa itu kepemimpinan
2. Supaya pembaca dapat mengetahui bagaimana cara menjadi pemimpin
yang adil
3. Agar pembaca paham tentang pandandan menurut islam tentang
kepemimpinan gender wanita
BAB II. Pembahasan

A.Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam bahasa inggris disebut leadership yang berarti being a leader
power of leading, the qualities of leader yang berarti kekuatan atau kualitas seseorang
dalam memimpin dan mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan.
Kata pemimpin dalam bahasa indonesia disebut penghulu, pemuka, pelopor, pem-
bina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-
tua, dan sebagainya. Selain itu, kata pemimpin juga mempunyai arti memberikan
bimbingan, menuntun, mengarahkan, dan berjalan di depan (presede). Selanjutnya
dalam bahasa arab kata kepemimpinan sering diterjemahkan dengan almayah, alim-
narah, al-qiyadah, dan alza'amah. Namun untuk menyebut kepemimpinan pendidikan,
para ahli menggunakan istilah qiyadah tarbawiyah. Kata al-ri'ayah atau ra'in diambil
dari hadis Nabi SAW: kullukum ra'in wa kullukum masulun 'an ra'iyyatihi yang
artinya setiap orang di antara kamu adalah pemimpin (yang bertugas memelihara) dan
bertanggung jawab atas kepemimpinannya (Hidayat & Candra, 2017).

Pemimpin merupakan seseorang yang menggunakan kekuatannya, perbuatan-


nya, kata hatinya, dan karakter diri yang mampu menciptakan suatu keadaan se-
hingga orang lain yang dipimpinnya dapat saling bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Seorang pemimpin tentulah harus memiliki kepribadian
baik dan karakter yang beragam, agar ketika memimpin para anggota yang
memiliki berbagai karakter pemimpin bisa mengetahui karakteristik dari para
anggota ataupun bawahan sehingga lebih memudahkan pemimpin dalam mem-
bina, mengarahkan, dan memerintahkan para anggota.
Menurut Nashar (2020), kepemimpinan difokuskan kepada apa yang di-
lakukan oleh para pemimpin, yaitu proses dimana pemimpin menggunakan pen-
gruhnya untuk memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau
yang dipimpinnya dengan memotivasi mereka untuk mencapai tujuan tersebut
serta membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi.
1. Alquran berbicara tentang kepmimpinan

‫واذ قال ربك للملٔيكة انى جاعل فى االرض خليفة قالوا اتجعل فيها من يفسد فيها‬
(۳ : ‫ويسفك الدماء ونحن نسبح بحمدك ونقدس لك قال انى اعلم ماال تعلمون (البقرة‬

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ”Sesung-


guhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi”. Mereka berkata
“Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan darah disana, sedangkan kami bertasbih, memuji-Mu, dan
menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman,”Sungguh Aku lebih mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui”(al-Baqarah:30).
B.Pemimpin yang Adil

Pemimpin yang adil merupakan salah satu unsur kunci dalam mencapai pem-
bangunan berkelanjutan di suatu masyarakat. Adil bukan hanya menjadi tuntu-
tan moral, tetapi juga menjadi fondasi untuk menciptakan lingkungan yang sta-
bil dan harmonis. Dalam makalah ini, kita akan mengeksplorasi konsep
pemimpin yang adil, dampaknya terhadap masyarakat, dan bagaimana keadilan
dapat menjadi pendorong utama untuk mencapai kemajuan bersama.

1.konsep pemimpin yang adil


Pemimpin yang adil adalah individu yang memperaktikan keadilan dalam se-
tiap aspek kepemimpinannya. Keadilan di sini mencangkup pemberian hak dan
kewajiban yang seimbang, penanganan yan adil terhadap semuş anggota
masyarakat, dan Pengambilan keputusan yang transparan. Pemimpin yang adil
tidak hanya berfokus pada kepentingan pribadi atau kelompoknya saja, tetapi
lebih kepada kesejahtraan seluruh masyarakat

2. tanggung jawab pemimpin yang adil

Pemimpin yang adil memiliki tanggung jawab besar terhadap keadilan


sosial,ekonomi, dan politik. Mereka harus mampu menegakkan hukum secara
adil, mengatasi ketidaksetaraan, dan menciptakan kebijakan yang mendukung
hak esasi manusia. Tanggung jawab ini melibatkan keberanian untuk melawan
ketidakadilan, bahkan jika itu melibatkan konflik dengan kepentingan pribadi
atau kelompok tertenu

3.dampak pemimpin yang adil terhadap masyarkat

Pemimpin yang adil memiliki dampak positif yang signifikan terhadap


masyarakat. Prtama, mereka menciptakan lingkungan yang stabil dan aman, di
mana setiap individu merasa di hargai dan di dukung. Kedua, kebijakan-kebi-
jakan yang adil mendorong inklusivitas dan brkelanjutan ekonomi. Ketiga,
pemimpin yang adil dapat membentuk masyarakat yang lebih sadar akan hak-
hak asasi manusia, mempromosikan kedamaian, dan mengatasi
ketidaksetaraan .

4. Tantangan dalam menjadi pemimpin yang adil

Menjadi pemimpin yang adil bukanlah tugas yang mudah tanangan yang di
hadapi termasuk dari kelompok kepentingan, fraksi politik, dan godan untuk
mengutamakan kepentingan pribadi. Oleh Karena itu, pemimpin yang adil perlu
mmiliki integritas tinggi, komiten terhadap keadilan, dan kemampuan untuk
tetap teguh dalam menghadapi tekanan

5. Studi kasus: pemimpin yang adil dalam sjarah

Menggunakan studi kasus pimpinan yang adil dalam sejarah dapat mem-
berikan wawasan lebih lanjut tentang implementasi konsep ini, contoh-contoh
seperti Mhatma Gandhi, Nelson Mandela, tau Soekarno dapat memberikan in-
spirasi tentang bagaimana pemimpin dapat membawa perubahan positif melalui
praktik keadilan .
C.Kepemimpinan Gender Wanita Menurut Islam

Dalam Islam, kedudukan wanita dalam kepemimpinan diakui dan diberikan


nilai yang tinggi. Ada contoh-contoh dari sejarah Islam yang menunjukkan
peran pemimpin wanita, seperti Khadijah, istri Nabi Muhammad, dan Aisyah,
salah satu istri Nabi yang juga memiliki peran signifikan dalam masyarakat Is-
lam. Islam menekankan bahwa kepemimpinan tidak terbatas pada gender ter-
tentu, melainkan pada kemampuan dan integritas

1. Kesetaraan gender
a. Kesetaraan gender dalam islam
Berbicara menegenai kesetaraan laki-laki dan perempuan tidak terlepas dari
pemahaman mengenai gender. Gender merupakan suatu sifat yang melekat
pada kaum laki-laki ataupun perempuan yang dikontruksi secara sosial maupun
kultural. Contohnya, perempuan yang dikenal dengan lemah lembut, cantik,
emosional atau keibuan. Sedangkan laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan
lain-lain. Cir-ciri tersebut dapat dipertukarkan, artinya ada laki-laki yang emo-
sionla, lemah lembut, sementara ada perempuan yang kuat, rasional, perkasa.
Perubahan tersebut dapat terjadi dari waktu ke waktu dari suatu tempat ke tem-
pat lain.

Secara implisit agama islam sama sekali tidak bertanggung jawab terhadap
berbagai pelanggaran hak-hak perempuan yang terjadi sebagaimana banyak
dikeluhkan orang selama ini. Ketidakmampuan untuk membedakan secara ta-
jam tentang sumber-sumber utama hukum Islam yakni Alquran dan hadis den-
gan interpretasi para ahli fiqh yang kemudian mejadi Hukum Islam (Syariah Is-
lam), serta menggunakan metode interpretasi yang sangat tekstual dan tidak
berspektif gender yang menyebabkan wajah Islam menjadi sangat diskriminatif
terhadap perempuan. Hal ini misalnya tercermin dalam berbagai diskursus se-
lama ini tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan hak-hak perem-
puan. Jarak yang tedapat dalam pemahaman tentang sumber-sumber Islam yang
utama dengan praktek budaya berdasarkan Islam juga turut mempengaruhi
gambaran yang kurang tepat tentang Islam itu sendiri apalagi jika menyangkut
Pemahaman tentang perlunya penafsiran yang lebih konstektual, demokratis
dan berspektif gender pada era reformasi saat ini sangat diperluakan terutama
pada era otonomi daerah saat ini. Masalahnya saat otonomi daerah diper-
lukan, terlihat kecendrungan adanya daerah- daerah yang merasa perlu
menghidupkan lembaga-lembaga dan nilai-nilai adat mereka baik yang lang-
sung bersandar kepada nilai-nilai agama Islam maupun yang tidak. DPRD
Sumatera Barat misalnya dalam rangka menegakkan nilai yang telah berakar
lama dalam masyarakat Minangkabau yakni “Adat basandi Syara’, Syara’
basandi Kitabullah, Syara’ mangato Adat mamakai” telah mengeluarkan
Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pemberantasan Penyakit
Maksiat. Raperda ini antara lain memuat ketentuan yang melarang perem-
puan keluar malam tanpa disertai muhrimnya (pasal 10 ayat 3) dan larangan
tindakan porno yakni semua jenis kegiatan atau perbuatan yang merangsang
nafsu birahui termasuk pakaian wanita yang aurat dan pakaian yang terlalu
ketat dengan memperlihatkan postur tubuh yang membangkitkan nafsu laki-
laki yang melihatnya (pasal 1 dan penjelasannya).
2. contoh kepemimpinan wanita dalam sejarah islam
a. Fatimah al-Zahra sebagai contoh teladan kepemimpinan
b. Peran Aisyah sebagai penyebar ilmi dan pemimpin komunias
c. Kisah-kisah wanita pejuang dalam sejarah islam
D. Konsep Dalam Keadilan

Islam memerintahkan kepada setiap manusia untuk berbuat adil atau mene-
gakkan keadilan pada setiap tindakan perbuatan yang dilakukan. Dalam QS An-
Nisaa ayat 58 yang artinya sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya dan menyuruh kamu apa bila mene-
tapkan hokum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran yang sebaik baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah Maha mendengar dan Maha melihat. Keadilan merupakan
hal penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Charles E. Merriam
dalam Miriam Boedihardjo meletakkan keadilan ini sebagai salah satu prinsip
dalam tujuan suatu negara, yaitu keamanan ekstern, ketertiban intern, keadilan,
kesejahteraan umum, dan kebebasan. Adalah menjadi tugas pengelenggara ne-
gara untuk menciptakan keadilan.
Tujuan bernegara Indonesia adalah terpenuhinya keadilan bagi seluruh
masyarakat Indonesia. Hal ini dapat diketahui baik dalam Pembukaan UUD
1945 maka negara yang hendak didirikan adalah negara Indonesia yang adil dan
bertujuan menciptakan keadilan sosial. Al-qur’an menggunakan pengertian
yang berbeda-beda bagi kata atau istilah yang bersangkut-paut dengan keadilan.
Bahkan kata yang digunakan untuk menampilkan sisi atau wawasan keadilan
juga tidak selalu berasal dari akar kata 'adl. Kata-kata sinonim seperti qisth,
hukm dan sebagainya digunakan oleh Al-qur’an dalam pengertian keadilan.
Keadilan pada hakikatnya adalah memperlakukan seseorang atau orang lain
sesuai haknya atas kewajiban yang telah di lakukan.Tentang keadilan Allah
SWT berfirman dalam QS Al-Maidah ayat 8 yang artinya hai orang-orang yang
beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran)
Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali keben-
cianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Jika keadilan disandingkan dengan supremasi hukum, maka keduanya
ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Keadilan akan terwujud jika
didukung dengan tegaknya supremasi hukum. Begitu pula, keadilan akan terpu-
ruk jika supremasi hukum tidak ditegakkan. Islam mengajarkan agar keadilan
dapat diejawantahkan dalam setiap waktu dan kesempatan. Tegaknya keadi-
lan akan melahirkan konsekwensi logis berupa terciptanya sebuah tatanan
masyarakat yang harmonis.
D. Aplikasi Dalam Keadilan

1.Sistem Manajemen Kasus Elektronik (e-Court): Penggunaan sistem mana-


jemen kasus elektronik memungkinkan pengelolaan informasi perkara secara
digital. Ini dapat meningkatkan efisiensi dalam pengarsipan, pemantauan, dan
pengelolaan alur kerja perkara di sistem peradilan
2. Pendukung Pengambilan Keputusan (DSS): Penggunaan sistem DSS da-
pat membantu hakim dan pengacara dalam mengakses informasi hukum yang
relevan dengan cepat. Ini dapat mencakup preseden hukum, keputusan sebelum-
nya, dan peraturan terkini, membantu dalam proses pengambilan keputusan
yang lebih baiK
3. Perekaman Sidang Digital: Perekaman sidang digital memungkinkan rekaman
audio atau video dari persidangan. Ini membantu dalam memastikan transparansi dan
memungkinkan pihak yang terlibat untuk merujuk kembali pada proses persidangan
secara akurat
4. Pelayanan Hukum Online: Aplikasi ini menyediakan akses online ke layanan
hukum, seperti konsultasi hukum, pengisian formulir, dan informasi hukum umum.
Ini dapat meningkatkan aksesibilitas keadilan bagi masyarakat yang mungkin sulit
mengakses bantuan hukum secara tradisional
5. Penggunaan Analisis Data untuk Profiling dan Prakiraan: Analisis data dapat
membantu pengadilan dalam memahami tren dan pola dalam data hukum. Ini dapat
digunakan untuk membuat prakiraan yang lebih baik tentang beban kerja pengadilan,
mengidentifikasi masalah sistem, dan meningkatkan efisiensi operasional.
6.Sistem Pelacakan Tahanan Elektronik: Sistem ini memungkinkan pemantauan
elektronik tahanan, seperti tahanan rumah atau tahanan berbasis komunitas. Ini dapat
membantu dalam mengurangi kepadatan di penjara dan memberikan alternatif yang
lebih terukur untuk tahanan non-kekerasan
7. Pendukung Mediasi Online: Aplikasi ini memfasilitasi mediasi online, mem-
berikan pihak yang terlibat dalam sengketa kesempatan untuk mencapai kesepakatan
tanpa harus bertemu secara fisik. Ini dapat meningkatkan aksesibilitas dan mengu-
rangi biaya yang terkait dengan mediasi tradisional

BAB III. Penutup

A. Kesimpulan

Dalam pandangan Islam, kepemimpinan yang adil dan inklusif merupakan


prinsip kunci dalam membentuk masyarakat yang seimbang dan berkeadilan.
Pemimpin yang adil, baik pria maupun wanita, diharapkan mampu menjalankan
kepemimpinannya dengan memegang teguh nilai-nilai keadilan, memberikan
kontribusi positif bagi masyarakat, dan menciptakan lingkungan yang men-
dukung perkembangan seluruh anggotanya. Oleh karena itu, penting untuk
memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip ini dalam konteks
kepemimpinan modernDalam pandangan Islam, kepemimpinan yang adil dan
inklusif merupakan prinsip kunci dalam membentuk masyarakat yang seimbang
dan berkeadilan. Pemimpin yang adil, baik pria maupun wanita, diharapkan
mampu menjalankan kepemimpinannya dengan memegang teguh nilai-nilai
keadilan, memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, dan menciptakan
lingkungan yang mendukung perkembangan seluruh anggotanya. Oleh karena
itu, penting untuk memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip ini
dalam konteks kepemimpinan modern
DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P. (2003). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


Bahruddin, E. (2015). Kepemimpinan dalam Perspektif Islam. Fikrah:Jour-
nal of Islamic Education, 8(1), 30–52. Retrieved from http://ejournal.uika-
bogor.ac.id/index.php/FIKRAH/article/view/222
Budiman, M., Potabuga, Y. F., Fitriya, D., Hasanah, U., Zakiah, Fadil,
A., ... Minan, A. K. (2021). Kepemimpinan Islam Teori dan Aplikasi.
Tasikmalaya: Edu Publisher.

Anda mungkin juga menyukai