Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HADIST SIYASAH
Keharmonisan Rakyat dan Pemimpin

Disusun Oleh :
1. Melly Agustina : 1711150102
2. Silvia Agustina : 1711150066

Dosen Pengampuh :
Yusnelma Eka Afri

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
BENGKULU
2018

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim
Puji syukur kehadiran Allah swt, yang telah melimpahkan petunjuk,
binbingan dan kuatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baikdan berjalan lancar sesuai dengan dengan yang harapkkan. Salawat dan salam
semoga dilimpahkan oleh -Nya kepada junjungan kita Nabi besar muhammad
saw, para sahabat dan pengikutnya yang setia sepanjang zaman, dan semoga kita
mendapatkan syafaatnya di yaumil Akhir Amin.
Mungkin juga dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat kesalahan
yang ataupun yang tidak disengaja kami mengucapkan maaf yang sedalam-
dalamnya, Akhir kata ucapkan terima kasih.

Bengkulu, November 2018

Penulis

2i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemimpin ............................................................................ 3
B. Pengertian Rakyat ................................................................................. 3
C. Hadits Setiap Muslim Pemimpin (LM : 1199) ..................................... 4
D. Pemimpin Pelayan Masyarakat ( LM 1200) ........................................ 5
E. Batas Ketaatan Kepada pemimpin (LM: 1205, 1206) ......................... 7
F. Memelihara Keharmonisan Rakyat Dan Pemimpin .........................11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

ii

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemimpin yang mampu memberi rasa aman,tenteram, mampu
mewujudkan keinginan rakyatnya, maka dianggap pemimpin yang berhasil.
Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya,
bangsanya, pemikirannya dipakai meskipun telah pemimpin itu tidak lagi
bersama mereka. Segala perintahnya dilakukan, rakyat membelanya tanpa
diminta terlebih dahulu. pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang
disukai rakyatnya dan disegani lawannya. Figur kepemimpinan yang
mendekati penjelasan tersebut adalah Rasulullah dan khulafaur rashidin.
Rasulullah sebagai pemimpin merupakan anugrah tersendiri, atau semacam
keistimewaan yang diberikan Allah kepada Rasulullah saw. Karena pada
dasarnya Rasulullah adalah utusan terakhir untuk seluruh umat manusia yang
secara juga pemimpin umat manusia.
Pemimpin mempunyai kedudukan yang penting dalam sebuah
komunitas, kelompok, masyarakat, berbangsa dan bernegara. Pemimpin.
Suatu komunitas masyarakat, suatu bangsa dan negara tidak aman, maju dan
terarah jika tidak adanya seorang pemimpin, maka pemimpin menjadi kunci
keberhasilan suatu bangsa maupun suatu negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pemimpin?
2. Apa Pengertian Rakyat?
3. Bagaimana Hadits Setiap Muslim Pemimpin (LM : 1199) ?
4. Bagaimana Pemimpin Pelayan Masyarakat ( LM 1200) ?
5. Bagaimana Batas Ketaatan Kepada pemimpin (LM: 1205, 1206) ?
6. Bagaimana Memelihara Keharmonisan Rakyat Dan Pemimpin?

1
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pemimpin.
2. Untuk Mengetahui Pengertian Rakyat.
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Hadits Setiap Muslim Pemimpin (LM :
1199)
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Pemimpin Pelayan Masyarakat ( LM 1200)
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Batas Ketaatan Kepada pemimpin (LM:
1205, 1206)
6. Untuk Mengetahui Memelihara Keharmonisan Rakyat Dan Pemimpin.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemimpin
Pemimpin adalah pelaku atau seseorang yang melakukan kegiatan
kepemimpinan, yaitu seseorang yang melakukan proses yang berisi rangkaian
kegiatan saling pengaruh-mempengaruhi, berkesinambungan dan terarah pada
suatu tujuan. Menurut Kartini Kartono (1994: 33) Pemimpin adalah seorang
pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan
kelebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau
beberapa tujuan. Kemudian arti dari kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi kelompok yang terorganisasikan dalam upaya menentukan
tujuan dan mencapainya. Ada juga yang mengartikan Kepemimpinan
merupakan proses yang berisi rangkaian kegiatan yang saling pengaruh-
mempengaruhi, berkesinambungan dan terarah pada suatu tujuan.1

B. Pengertian Rakyat
Kata rakyat berasal dari Bahasa Inggris yakni peoples adalah bagian dari
suatu negara atau elemen penting dari suatu pemerintahan. Rakyat terdiri dari
beberapa orang yang mempunyai ideologi sama dan tinggal di
daerah/pemerintahan yang sama dan mempunyai hak dan kewajiban yang
sama yaitu untuk membela negaranya bila diperlukan. Elemen rakyat terdiri
dari wanita , pria , anak-anak , kakek dan nenek.Rakyat akan dikatakan rakyat
jika telah disahkan oleh negara yang ditempatinya dan telah memenuhi syarat-
syarat sebagai rakyat/warga negara Rakyat diambil dari kata Rahayat yang
artinya yang mengabdi,pengikut,pendukung.Konotasinya sangat merendahkan
karena dianggap sebagai “hamba,budak dan sejenisnya” Sehingga agak

1
Ustadz Abu Bakar dalam Majalah Al-Mawaddah, Vol. 79, Muharram 1436 H, h. 87

3
berbeda dengan maksud dari kata people ( Inggris ) terlebih jika dengan
konotasi rakyat sebagai sebuah kekuatan atau pemilik sebuah negara.2

C. Hadits Setiap Muslim Pemimpin (LM : 1199)


1. Teks Hadits

Artinya:
"Abdudlah bin Umar r.a. her kata bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda,
"Kalian semuanya adalah pemimpin (Pemelihara) dan bertanggung jawab
terhadap rakyatnya. Pemimpin akan ditanya tentang rakyat yang
dipimpinnya. Suami pemimpin keluarganya dan akan ditanya tentang
keluarga yang dipimpinnya. Istri memelihara rumah suami dan anak-anaknya
dan akan ditanya tentang hal yang dipimpinnya. Seorang hamba (buruh)
memelihara harta milik majikannya dan akan ditanya tentang
pemeliharaannya. Camkanlah bahwa kalian semua pemimpin dan akan
dituntut (diminta pertanggungjawaban) tentang hal yang dipimpinnya. "
(Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab "Budak", Bab: "Dibencinya
memperpanjang perbudakan.")

2
Al-Qurtubi, Syamsuddin, al-Jami’ liahkam al-Qur’an: Tafsir al-Qurtubi, Kairo: Dar al-
Kitab al-Mishriyyah, 1964. H. 31

4
2. Kosa Kata
Penggembala, Pemimpin :

Orang Yang Bertanggung Jawab :

Keluarga, Kata ini sering juga :


Dikhususkan untuk keluarga Nabi SAW

Suami :

3. Penjelasan isi hadits


Hadis di atas sangat jelas menerangkan tentang kepemimpinan
setiap orangmuslim dalam berbagai posisi dan tingkatannya. Mulai dari
tingkatan pemimpin rakyat sampai tingkatan penggembala, bahkan sampai
tingkatan memimpin diri sendiri. Semua orang pasti mermiliki tanggung
jawab dan akan dimintai perlanggungjawabannya oleh Allah SWT atas
kepemimpinannya kelak di akhirat.
Dengan demikian, setiap orang Islam harus berusaha untuk
menjadi pemimpin vang paling baik dan segala tindakannya tanpa didasari
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan tertentu 3

4. Fiqh Al-hadis
Semua orang adalah pemimpin (pemelihara) dan akan dimintai
pertanggung jawabannya terhadap kepemimpinannanya, baik pemimpin
Negara, pemimpin keluarga termasuk pemimpin dirinya sendiri akan
diminta pertanggung jawaban.

3
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Gunung Agung, Jakarta, 1983). H. 102

5
D. Pemimpin Pelayan Masyarakat ( LM 1200)
1. Teks Hadits

Artinya:
"Al-Hasan berkata, Ubaidiliah bi?i Ziyad menjenguk Ma 'qal bin • Yasar
r.a. ketika ia sakit yang menyehabkan kematiannya, maka Ma'qal berkata
kepada Ubaidiliah bin Ziyaad, "Aku akan menyampaikan kepadamu sebuah
hadis yang telah aku dengar dari Rasulullah SAW., aku telah mendengar
Nabi SAW. bersabda, "Tiada seorang hamba yang diberi amanat rakyat
oleh Allah lalu ia tidak memeliharanya dengan baik, melainkan Allah tidak
akan merasakan padanya harumnya surga (melainkan tidak mendapat ban
surga). "
(Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab "Hukum-Hukum,"
bab: "Orang yang diberi amanat kepemimpinan")

2. Kosa Kata
Allah Meminta untuk memeliharanya :

Tidak memelihara atau menjaganya


Serta tidak memperhatikan kepentingannya :
3. Penjelasan isi hadits
Dalam pandangan Islam, seorang pemimpin adalah orang yang diberi
amanat oleh Allah SWT. untuk memimpin rakyat, yang di akhirat kelak

6
akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. sebagaimana
telah dijelaskan di atas. Dengan demikian, meskipun seorang pemimpin
dapat meloloskan diri dari tuntutan rakyatnya, karena ketidakadilannya,
misalkan, ia tidak akan mampu meloloskan diri dari tuntutan Allah SWT
kelak di akhirat.
Oleh karena itu, seorang pemimpin hendaknya jangan menganggap
dirinya sebagai manusia super yang bebas berbuat dan memerintah apa
saja kepada rakyatnya.
Dalam sebuah hadis yang diterima dari Siti Aisyah dan diriwayatkan
oleh Imam Muslim, Nabi SAW. pernah berdoa, "Ya Allah, siapayang
menguasai sesuatu dari urusan umatku lalu mempersulit mereka, maka
persulitlah baginya. Dan siapa yang mengurusi umatku dan berlemah
lembut pada mereka, maka permudahlah baginya.
Pemimpin zalim yang tidak mau mengayomi dan melayani rakyatnya
diancam tidak akan pernah mencium harumnya surga apalagi
memasukinya, sebagaimana disebutkan pada hadis di atas.
Oleh karena itu, agar kaum muslim terhindar dari pemimpin yang
zalim, berhati-hatilah dalam memilih seorang pemimpin. Pemilihan
pemimpin harus betul-betul didasarkan pada kualitas, integritas, loyalitas,
dan yang paling penting adalah perilaku keagamaannya. Jangan memilih
mereka karena didasarkan rasa emosional, baik karena ras, suku bangsa
ataupun keturunan karena jika mereka tidak dapat memimpin, rakyatlah
yang akan merasakan kerugiannya.
Pemimpin yang memiliki dua sifat tersebut, sangat kecil kemungkinan
untuk berbuat zalim. la selalu berbuat dan bertindak sesuai dengan aspirasi
rakyat.4
4. Fiqh Al-Hadist
Seorang pemimpin adalah orang yang dipercaya Allah SWT untuk
memimpin masyarakat kecil dibawahnya. Ia harus menjaga dan

4
Baihaqi, Abu Bakar Al, Su’abul Iman, India: Dar as-Salafi di Mumbai, 2003, edisi Dr.
Abd al-‘Ali Abd al-Hamid hamid. H. 99

7
memimpinnya dengan baik, jika tidak ia tidak akan merasakan harumnya
surga, apalagi merasakan nikmatnya surga

E. Batas Ketaatan Kepada pemimpin (LM: 1205, 1206)


1. Teks Hadist
LM : 1205

LM : 1206

8
Artinya:
1. Hadis dan Abdullah bin Urnar bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Seorang
muslim wajib mendengar, taat pada pemerintahnya dalam apa yang disetujui
ataupun tidak setujU; kecuali jika diperintah berbuat maksiat, maka tidak
wajib mendengar dan tidak wajib taat. " (H.R. Muslim)
(Dikeluarkan oleh Imam Al-Bukhari, dalam (93) kitab: "Al-Ahkam," (4) bab:
"Mendengarkan'dan menaali pemimpin selagi tidak memerintahkan untuk
berbuat dosa."}
2. Ali r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW. mengirim pasukan dan
menyerahkan
kepemimpinannya kepada seorang sahabat Anshar. Tiba-tiba ia marah
kepada anak buahnya dan berkata, "Tidakkah Nabi SAW. telah menyuruh
kalian untuk taat kepadaku?" Jawab mereka, "Benar. " Kini saya perintahkan
kalian untuk mengumpulkan kayu dan menyalakan api dan kemudian masuk
ke dalamnya. " Maka mereka mengumpulkan kayu dan menyalakan api.
Ketika akan masuk ke dalam api. satu sama lain pandang-memandang dan
berkata, "Kami mengikuti Nabi SAW. hanya karena takut dari api, apakah
kami akan memasukinya? " Kemudian tidak lama padamlah api dan redalah
kemarahan pimpinannya itu. Kejadian itu diberitakan kepada Nabi SAW.,
maka sabda Nabi SAW., "Andaikan mereka masuk api itu niscaya tidak akan
keluar selamanya. Sesungguhnya wajib taat (kepada pemimpin) hanya dalam
kebaikan. " (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam (93) kitab: "Al-Ahkam."
(4) bab: "Mendengarkan dan menaati Pemimpin selagi tidak memerintahkan
untuk berbuat dosa")

2. Kosa Kata
Menyukai, menyetujui :

Tidak setuju, tidak suka :


Ba

Bagian dari kelompok tentara yang

9
Berjumlahg antara 300-400 orang :

Kayu Bakar :

Menyalakan :

Padam :

3. Penjelasan isi hadits


Kedudukan seorang pemimpin sangat tinggi dalam agama Islam,
sehingga ketaatan kepada mereka pun disejajarkan dengan ketaatan kepada
Allah dan Rasul-Nya
Dalam kehidupan nyata, tidak jarang terdapat seorang pemimpin
menyalahgunakan kekuasaan guna mencapai keinginan dan kepuasan
hawanafsunya. Tidak jarang pula, untuk menggapai cita-citanyatersebut,
dia memerintahkan kepada para bawahannya (rakyatnya) untuk melakukan
perbuatan-perbuatan yang sebenarnya dilarang oleh agama. Terhadap
perintah demikian, Islam melarang untuk menaatinya.
Dalam hadis lain disebutkan bahwa Rasulullah SAW. pernah
memerintahkan seorang bekas budak untuk menggunakan kulit kambing
yang telah mati, tetapi budak tersebut tidak menuruti perintah Rasulullah
SAW. 5

F. Memelihara Keharmonisan Rakyat Dan Pemimpin


Pemimpin adalah cerminan masyarakatnya, tentunya hal tersebut yang
diinginkan oleh setiap masyarakat kepada sosok pemimpin yang di idamkan
dan di inginkan untuk memimpin negeri tercinta ini. Bagaimana tidak seorang
pemimpin juga harus bertanggung jawab atas semua hal yang terjadi di
negerinya. Bukan mudah untuk menjadi seorang pemimpin, karena begitu
banyak sekali hal yang harus dilakukan dan juga dipertimbangankan.

5
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Gunung Agung, Jakarta, 1983). H. 102

10
Kesemua hal tersebut tentu dilakukan adalah untuk kesejahteraan dan
keamanan masyarakatnya.Dan berikut beberapa tips atau kiat untuk Anda agar
bisa menjadi pemimpin yang amanah dan disenangi oleh masyarakat:
1. Tahu diri
Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang membuat Anda
untuk serta merta menjadi seseorang yang tamak dan juga menggunakan
status kepemimpinan Anda untuk menindas kaum yang lemah dan juga
kaum yang miskin atau bisa juga kaum yang rendah. Tidak ada hal yang
membedakan kedududkan setiap orang mukmin di hadapan Rabb- Nya,
yang membedakan seseorang tersebut hanyalah terletak di ketaqwaan dan
juga keimanan seseorang tersebut. Jadi pastikan juga sebagai seorang
pemimpin Anda harus tahu diri siapa sebenarnya Anda, dan juga posisi
Anda, sehingga nantinya patut dikatakan bahwa Anda merupakan sosok
pemimpin adalah cerminan masyarakatnya. Tentu saja dengan status
kepemimpinan yang Anda miliki Anda harus lebih bertanggung jawab lagi
kepada masyarakat dan juga negeri ini. Dan alangkah baiknya jika Anda
tidak meninggikan status kepemimpinan Anda, tidak ada salahnya jika
Anda juga bersikap rendah hati, dengan bersikap rendah hati ini tentu saja
tidak akan membuat harga diri Anda jatuh, karena rakyat mencinta
pemimpin yang bersahaja dan juga dekat serta akrab dan mementingkan
kepentingan rakyatnya.
2. Tidak diam melihat ketidakadilan
Setiap warga negara dan juga masyarakat dari suatu negara
tentunya juga menginginkan memiliki pemimpin yang amanah dan juga
pemimpin adalah cerminan masyarakatnya. Tentu saja untuk melindungi
kepentingan masyarakat tersebut, sosok pemimpin yang diharapkan adalah
pemimpin yang tidak hanya tinggal diam saja ketika melihat dan juga
mendengar terjadinya ketidakadilan dinegerinya sendiri. Dalam hal ini bisa
dikatakan bahwa seorang pemimpin haruslah berani bertindak dan juga
tidak akan mencoreng nama baik negaranya dan juga nama baik dari
rakyatnya. Apapun bentuk ketidakadilan yang terjadi haruslah diberantas

11
sehingga masyarakat akan merasakan keadilan dan hidup damai dan juga
tentram dinegerinya sendiri.
3. Lakukan yang terbaik
Memiliki kekuasaan tentunya juga terkadang menjadi dambaan
bagi setiap orang, sehingga untuk mendapatkan posisi yang satu ini
banyak orang yang berbondong- bonding untuk meraih posisi yang
strategis ini, dan sering sekali juga dilakukan dengan berbagai cara.
Namun tahukah Anda bahwa, selain mencari dan menempati posisi yang
strategis, seorang pemimpin haruslah memikirkan untuk menjadi seorang
pemimpin adalah cerminan masyarakatnya. Jadi pemimpin tersebut bisa
merasakan penderitaan masyarakatnya serta juga seorang pemimpin
haruslah berbuat yang terbaik kepada negara dan juga masyarakat yang
dipimpinnya, hal ini sangatlah penting, mengingat masyarakat
mempercayakan kepada Anda untuk memimpin mereka sehingga nantinya
bisa membuat negara ini menjadi negara yang maju , aman dan juga
damai, tentu saja dengan berbagai sikap dan juga sifat amanah yang harus
Anda miliki.
4. Memiliki empati
Tentu saja sebelum Anda berencana untuk menjadi seorang
pemimpin Anda harus memikirkan secara matang terlebih dahulu apa yang
harus Anda miliki dan juga Anda lakukan. Tentu saja sosok pemimpin
adalah cerminan masyarakatnya yang pertama yang bisa Anda lakukan
adalah dengan cara memiliki empati kepada rakyat dan juga masyarakat
Anda. Tentu Anda haruslah paham makna akan empati ini, karena saat ini
sering sekali orang menyalah artikan dari simpati dan juga empati. Tentu
saja sebagai seorang pemimpin Anda haruslah mengerti keadaan dan juga
situasi yang saat ini sedang tercipta dan tentunya juga dengan hal tersebut
Anda bisa menunjukkan rasa empati Anda kepada masyarakat, sehingga
nantinya layak dikatakan atau Anda menyandang pemimpin adalah
cerminan masyarakatnya.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menolak keburukan dengan keburukan yang lebih besar menurut ijma
muslimin, (sesungguhnya) hal itu tidak dibolehkan. Dan jika terdapat
kelompok yang ingin mengganti penguasa yang melakukan kekufuran nyata
(itu) dan mereka memiliki kemampuan untuk melengserkannya, kemudian
dapat menggantikannya dengan penguasa yang shalih dan baik tanpa
menimbulkan kerusakan yang lebih besar atas kaum muslimin, dan tidak
menimbulkan keburukan yang lebih besar dari keburukan penguasa itu sendiri,
maka, tidaklah mengapa melakukan pemberontakan. Sedangkan apabila
pemberontakan itu akan mengakibatkan kerusakan yang besar, (menyebabkan)
hilangnya rasa aman serta kezhaliman terhadap orang lain, (menimbulkan)
pembunuhan terhadap orang yang tidak berhak untuk dibunuh dan berakibat
menimbulkan kerusakan lain yang lebih besar, maka tidak dibolehkan
melakukan pemberontakan. Akan tetapi wajib untuk bersabar, mendengar, taat
dalam kebaikan, menasihati penguasa, mendoakan kebaikan bagi mereka,
bersungguh-sungguh dalam mengurangi keburukan dan meminimalkan
keburukan, dan (juga) memperbanyak kebaikan. Demikian inilah jalan dan
cara yang benar yang wajib ditempuh. Dalam cara ini terdapat maslahat
(kebaikan) bagi kaum muslimin secara umum. Juga cara inilah yang bisa
meminimalkan keburukan dan memperbanyak kebaikan, juga bisa memelihara
rasa aman dan keselamatan kaum muslimin dari keburukan yang lebih banyak.

B. Saran
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sebagai pedoman penulisan makalah yang lebih baik kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ustadz Abu Bakar dalam Majalah Al-Mawaddah, Vol. 79, Muharram 1436 H

Al-Qurtubi, Syamsuddin, al-Jami’ liahkam al-Qur’an: Tafsir al-Qurtubi, Kairo:


Dar al-Kitab al-Mishriyyah, 1964.

Baihaqi, Abu Bakar Al, Su’abul Iman, India: Dar as-Salafi di Mumbai, 2003,
edisi Dr. Abd al-‘Ali Abd al-Hamid hamid.

Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Gunung Agung, Jakarta, 1983).

Belferik Manullang, Kepemimpinan Pedagogis, Membangun Karakter Sumber


Daya Manusia (Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Medan,
2006),

14

Anda mungkin juga menyukai