Struktur Organisasi NU dari Pusat sampai daerah mulai jabatan dan fungsinya
A. Bagan Struktur NU
Bagan struktur organisasi NU tergambar pada bagan berikut ini :
C. Nama Jabatan, makna namanya dan tugas pokok beserta fungsinya mulai
dari, Rais Akbar, Rais Am, Mustasyar, A'wan, Tanfidziyah, Katib Am dll.
1. RAIS AKBAR
Rais Akbar: Secara bahasa bermakna pemimpin besar, jabatan tertinggi
dalam struktur kepengurusan Syuriyyah NU saat pertama kali didirikan. Jabatan
ini hanya pernah diduduki oleh Hadhratusy Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari.
Sepeninggal Mbah Hasyim, istilah rais akbar diganti dengan rais ‘am yang
berarti ketua umum.
2. Rais am
Rais Am adalah pemimpin tertinggi dewan syuriah. Di bawahnya,
terdapat jajaran rais lainnya. Hingga kini sudah ada 11 ulama yang pernah
menduduki jabatan ini, salah satunya Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin yang
pernah menjabat pada 2015-2019.
3. Mustasyar
Mustasyar (Arab: )مستشارadalah istilah yang digunakan didalam struktur
kepengurusan Nahdlatul Ulama. Mustasyar memiliki arti orang alim yang
pemikirannya diadobsi, baik didalam hal praktis, bidang ilmu, siyasi (politik),
keputusan dan lain sebagainya.
Mustasyar dalam struktur organisasi NU berarti jajaran dewan penasehat.
Orang yang berada didalam jajaran mustasyar merupakan orang yang memiliki
pengetahuan yang lebih di bidang tertentu dan biasanya juga mencakup orang-
orang yang memiliki keahlian multidisiplin. Penggunaan istilah Mustasyar
didalam NU membuatnya berbeda dengan organisasi-organisasi Islam lainnya.
Tugas Mustasyar, tugas utama mustasyar adalah memberi nasihat kepada
Pengurus Nahdlotul Ulama' menurut tingkatannya baik diminta atau tidak itu
mustasyar memiliki tugas menjaga kemurnian garis-garis perjuangan Nahdlotul
Ulama' ( Khitthah Nahdliyyah ) dan menjaga keutuhan pengurus serta warga
Nahdlotul Ulama
4. A’wan
A’wan adalah sejumlah ulama terpandang yang bertugas membantu Rais
dalaam menjalankan kebijakan yang telah ditentukan di Nahdlatul Ulama.
5. Tanfidziah
Tanfidiyah: Berasal dari kata ‘naffadza’ yang berarti melaksanakan.
Tanfidziah ialah badan pelaksana harian syuriah. Pemimpin tertinggi
Tanfidziyyah tidak menggunakan istilah rais ‘am, melainkan ketua umum.
Tanfidziyyah adalah badan pelaksana harian NU yang menjalankan kebijakan
atau keputusan yang telah ditetapkan oleh pihak syuriah. Dalam konteks
kenegaraan, tanfidziyyah diibaratkan sebagai dewan eksekutifnya.
Tugas :
Berikut ini adalah pembagian dan penjelasan Kedudukan, Tugas dan Wewenang
Pengurus Tanfidziyah NU dari tingkatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU). Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai
pimpinan tertinggi struktur Pengurus Tanfidziyah NU memiliki Wewenang
sebagai berikut:
6. Katib:
Penulis atau juru catat, berasal dari kata ‘kataba’ (menulis). Dalam NU,
istilah katib hanya diperuntukkan bagi sekretaris syuriah. Sementara itu, dalam
tanfidziah digunakan istilah sekretaris.
D. Pengurus PBNU dari Masa Kemasa
Muktamar NU ke-1 (Surabaya, 1926) :
KH.M.Hasyim Asy’ari (Rais Akbar) dan
H.Hasan Gipo (Ketua Tanfidziyah)
Dalam menerapkan prinsip organisasi, K.H. Hasyim Asy’ari merumuskan kitab
Qanun Asasi (Prinsip Dasar), ia juga merumuskan kitab Itikad Ahlussunnah Wal
Jamaah. Kedua kitab ini akhirnya menjadi Khittah NU. Khittah NU sendiri
dirujuk sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam bertindak dan berpikir di
kehidupan sosial, keagamaan, maupun politik.
Muktamar NU ke-2 (Surabaya, 1927) :
KH.M.Hasyim Asy’ari (Rais Akbar) dan
H.Hasan Gipo (Ketua Tanfidziyah)
Dalam Muktamar NU ke 2 bulan Robiul Awal 1346 bertepatan dengan bulan
Oktober 1927, di Hotel Muslimin Peneleh Surabaya memiliki cerita tersendiri.
Kongres ini rencanakan diselenggarakan lebih meriah ketimbang Muktamar
pertama Oktober 1926 yang persiapannya serba darurat. Kali ini muktamar
dispersiapkan lebih matang hanya bidang materi, manajemennya tetapi juga
perlu disemarakkan dengan kibaran bendera dan dengan sendirinya bendera
perlu simbol atau lambang.
Muktamar NU ke-3 (Surabaya, 1928) :
KH.M.Hasyim Asy’ari (Rais Akbar) dan
H.Hasan Gipo (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-4 (Semarang, 1929) :
KH.M.Hasyim Asy’ari (Rais Akbar) dan
KH.Achmad Noor (Ketua Tanfidziyah)
Pada tahun 1929, atau muktamar ke 4, hajatan yang waktu itu diselenggarakan
tahunan itu berlangsung di luar Surabaya. Semarang akhirnya ditunjuk menjadi
kota penyelenggara muktamar NU, yang waktu itu mulai berkembang pesat dan
diperhitungkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Kelihaian diplomasi KH
Wahab Hasbullah merayu Van Der Plas, Adviseur voo Inlandsche Zaken
(Menteri UrusanPribumi), agar pelaksanaan muktamar dapat dilaksanakan di
Semarang patut diacungi jempol, mengingat pada waktu yang bersamaan di
Semarang sedang gentingnya pergolakan perlawanan kaum kiri. Sukses
muktamar di Semarang akhirnya menjadi awal ekspansi NU untuk mewartakan
berdirinya jam'iyyah para kyai itu ke seluruh negri dengan mengagendakan
penyelenggaraan muktamar dari kota ke kota
Muktamar NU ke-5 (Pekalongan, 1930) : KH.M.Hasyim Asy’ari (Rais Akbar)
dan
KH.Achmad Noor (Ketua Tanfidziyah)
kota Pekalongan mendapat penghormatan menjadi penyelenggara muktamar.
Pilihan kota Pekalongan sebagai penyelenggara merupakan bentuk
penghormatan atas peran Kakek Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya
yakni Habib Hasyim bin Umar bin Toha bin Yahya, yang punya jasa besar atas
berdirinya jam'iyyah terbesar di dunia tersebut.
Penyelenggaraan muktamar ke 5 ini semakin meriah dan terasa istimewa dengan
banyaknya tokoh-tokoh besar terlibat dan menghadiri hajatan organisasi penjaga
aqidah Ahlussunah wal jamaah pimpinan KHM Hasyim Asy’ari ini.
Sebagaimana disebutkan dalam buku Sejarah KHA Wahid Hasyim (Aboebakar
Atjeh,1958 ), tokoh-tokoh penting dan berpengaruh yang hadir dalam muktamar
Ke-5 tersebut antara lain, dua tokoh muda kharismatik, KH. Abdul Wahid
Hasyim dan KH. M. Iljas ( menteri Agama tahun 50an), dan para ulama senior,
seperti Kiai Faqih, Maskumambang Gresik, Kiai Munawiz, Kiai Muhammad
Mudzakir, Kiai Abdulloh alumnus (Al-Azhar) Mesir, Kiai M Said, Kyai
Muhtadi Al-Hafidz, dan KHM Dimyathi Abdulloh Tremas, Pacitan. Kehadiran
KHM Dimyathi Tremas, menjadi daya tarik tersendiri bagi para muktamirin,
khususnya ulama-ulama senior maupun alumni pesantren Tremas yang hadir
dari berbagai daerah.
Muktamar NU ke-6 (Cirebon, 1931) :
KH.M.Hasyim Asy’ari (Rais Akbar) dan
KH.Achmad Noor (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-7 (Bandung, 1932) :
KH.M.Hasyim Asy’ari (Rais Akbar) dan
KH.Achmad Noor (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-8 (Jakarta, 1933) :
KH.M.Hasyim Asy’ari (Rais Akbar) dan
KH.Achmad Noor (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-9 (Banyuwangi, 1934) : KH.M.Hasyim Asy’ari (Rais Akbar)
dan
KH.Achmad Noor (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-10 (Surakarta, 1935) :
KH.M.Hasyim Asy’ari (Rais Akbar) dan
KH.Achmad Noor (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-11 (Banjarmasin, 1936) : KH.M.Hasyim Asy’ari (Rais Akbar)
dan
KH.Achmad Noor (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-12 (Malang, 1937) :
KH.M.Hasyim Asy’ari (Rais Akbar) dan
KH.Machfudz Siddiq (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-13 (Banten, 1938) :
KH.M.Hasyim Asy’ari (Rais Akbar) dan
KH.Machfudz Siddiq (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-14 (Magelang, 1939) :
KH.M.Hasyim Asy’ari (Rais Akbar) dan
KH.Machfudz Siddiq (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-15 (Surabaya, 1940) :
KH.M.Hasyim Asy’ari (Rais Akbar) dan
KH.Machfudz Siddiq (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-16 (Purwokerto, 1946) : KH.M.Hasyim Asy’ari (Rais Akbar)
dan
KH.Nachrowi Tohir (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-17 (Madiun, 1947) :
KH.Abdul Wahab Hasbullah (Rais Aam) dan
KH. Nachrowi Tohir (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-18 (Jakarta, 1948) :
KH.Abdul Wahab Hasbullah (Rais Aam) dan
KH.Nachrowi Tohir (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-19 (Palembang, 1951) :
KH.Abdul Wahab Hasbullah (Rais Aam) dan
KH.Abdul Wahid Hasyim (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-20 (Surabaya, 1954) :
KH.Abdul Wahab Hasbullah (Rais Aam) dan
KH.Muhammad Dahlan (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-21 (Medan, 1956) :
KH.Abdul Wahab Hasbullah (Rais Aam) dan
KH.Idham Chalid (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-22 (Jakarta, 1959) :
KH.Abdul Wahab Hasbullah (Rais Aam) dan
KH.Idham Chalid (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-23 (Surakarta, 1962) :
KH.Abdul Wahab Hasbullah (Rais Aam) dan
KH.Idham Chalid (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-24 (Bandung, 1967) :
KH.Abdul Wahab Hasbullah (Rais Aam) dan
KH.Idham Chalid (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-25 (Surabaya, 1971) :
KH.Bisri Syansuri (Rais Aam) dan
KH.Idham Chalid (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-26 (Semarang, 1979) :
KH.Bisri Syansuri (Rais Aam) dan
KH.Idham Chalid (Ketua Tanfidziyah).
Tahun 1980, KH.Bisri Syansuri wafat dan digantikan KH.Ali Maksum pada
tahun 1981 dalam Munas Alim Ulama’ NU di Kaliurang.
Muktamar NU ke-27 (Situbondo, 1984) :
KH.Achmad Siddiq (Rais Aam) dan
KH.Abdurrahman Wahid (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-28 (Yogyakarta, 1989) : KH.Achmad Siddiq (Rais Aam),
beliau wafat tahun 1991 kemudian diganti KH.Ali Yafie Tahun 1992,dalam
Munas Alim Ulama’ di Lampung,
Pjs Rais Aam dilanjutkan KH.M.Ilyas Ruchiyat
sampai 1994 dan
KH.Abdurrahman Wahid (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-29 (Tasikmalaya, 1994) : KH.M.Ilyas Ruchiyat (Rais Aam)
dan
KH.Abdurrahman Wahid (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-30 (Kediri, 1999) :
KH.MA.Sahal Mahfudh (Rais Aam) dan
KH.A.Hasyim Muzadi (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-31 (Surakarta, 2004) :
KH.MA.Sahal Mahfudh (Rais Aam) dan
KH.A.Hasyim Muzadi (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-32 (Makassar, 2010) :
KH.MA.Sahal Mahfudh (Rais Aam),
Beliau wafat tahun 2014 kemudian diganti oleh KH.A.Musthofa Bisri menjadi
Pejabat Rais Aam 2014-2015 dan
KH.Said Aqil Siroj (Ketua Tanfidziyah)
Muktamar NU ke-33 (Jombang, 2015) :
KH.Ma’ruf Amin (Rais Aam) dan
KH.Said Aqil Siroj (Ketua Tanfidziyah).
Tahun 2018,KH.Ma’ruf Amin mengundurkan diri dan digantikan KH.Miftachul
Akhyar sebagai Pejabat Rais Aam.
Muktamar NU ke-34 (Lampung, 2021)
Kita tunggu hasil Muktamar.
Referensi
http://www.abusyuja.com/2019/10/penjelasan-struktur-organisasi-nu--dan-bagan.html?
m=1
https://brainly.co.id/tugas/37880022#:~:text=Fungsi%20utamanya%20adalah
%20sabagai%20wadah,ulama%20dan%20pengikut%2Dpengikutnya%20dalam%20
https://brainly.co.id/tugas/34513286
https://bloktuban.com/2018/07/02/pengurus-mwc-nu-bangilan-dikukuhkan-tiga-tugas-
penting-menanti/?m=1#:~:text=Pengurus%20MWC%2DNU%20Bangilan
%20bertugas,Negara%20Kesatuan%20Republik%20Indonesia%20yang
https://nu-lengor-lamongan.blogspot.com/2016/05/tugas-tanggungjawab.html?m=1
https://arnugpa.blogspot.com/2016/12/tugas-dan-wewenang-pengurus-anak.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Mustasyar
https://www.minews.id/cuitan-mi/beda-dari-yang-lain-ini-istilah-dalam-kepengurusan-
nahdlatul-ulama#:~:text=A'wan%20adalah%20sejumlah%20ulama,telah%20ditentukan
%20di%20Nahdlatul%20Ulama.
https://pcnucilacap-com.cdn.ampproject.org/v/s/pcnucilacap.com/pengurus-tanfidziyah-
nu-kedudukan-tugas-dan-wewenang/amp/?
amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16350319315709&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F
%2Fpcnucilacap.com%2Fpengurus-tanfidziyah-nu-kedudukan-tugas-dan-wewenang
%2F
https://www.nu.or.id/post/read/78468/-diaspora-warga-nu-di-luar-negeri
https://nasional-tempo-
co.cdn.ampproject.org/v/s/nasional.tempo.co/amp/1518908/muktamar-nahdlatul-ulama-
pertama-di-surabaya-kh-hasyim-asyari-rais-akbar-nu?
amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16350381256248&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F
%2Fnasional.tempo.co%2Fread%2F1518908%2Fmuktamar-nahdlatul-ulama-pertama-
di-surabaya-kh-hasyim-asyari-rais-akbar-nu
https://www.nu.or.id/post/read/7644/kisah-pencipta-lambang-nu-muktamar-nu-ke-2-
surabaya-1927
https://www.nu.or.id/post/read/89421/jejak-tremas-dalam-muktamar-nu