Anda di halaman 1dari 17

i

Perilaku Organisasi DOSEN PENGAMPU

Kelompok 1 Rita Susanti,S.Psi., M.A.

GAYA KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW

DISUSUN OLEH:
ALVIRO USMAN (12060120606)
AZKYA AFIFAH (12060123043)
FAIRUZA MUTIARANI (12060120567)
HAFIZA AJJAHRA (12060126986)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Kepemimpinan
Nabi Muhammad SAW“ ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam
senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad saw.

Makalah tentang “Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan dengan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Tidak lupa kami
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada ibu Reni Susanti, S.Psi., M. Psi., Psikolog
selaku dosen mata kuliah Perilaku Organisasi.

Namun, kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima selaku penulis makalah ini
demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga dengan selesainya makalah yang berjudul Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW
ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi dan wawasan bagi
pembaca.

Pekanbaru,3 April 2022

Penulis
iii

DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ....................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Kepemimpinan .................................................................................................... 3
2.2 Karakteristik kepemimpinan Nabi Muhammad SAW .......................................................... 4
2.3 Gaya Kepemimpinan Rasulullah ........................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 13
3.2 Saran .................................................................................................................................... 13
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Rasulullah adalah pemimpin ulung dan manager terhebat sepanjang sejarah kemanusiaan.
Sisi kehidupannya sarat dengan hikmah yang dapat digali dari berbagai dimensi kehidupan.
Dikalangan muslim, Muhammad dikenal luas sebagai seorang pemimpin dalam pendidikan,
mendidik istri dan keluarganya dengan pendidikan yang manusiawi dan menakjubkan.
Mendidik para sahabatnya agar menjadi sahabat dikala suka maupun duka, sedih dan gembira,
damai maupun perang. Mendidik tetangga dengan amal nyata, sehingga para tetangganya
mengerti dan menikmati bagaimana bertetangga dengan sebenarnya. Mendidik musuh-
musuhnya agar komitmen dengan setiap perjanjian dan peperangan yang melibatkannya.
Mendidik para raja dan penguasa untuk memahami dan mengerti hakikat seorang hamba
dihadapan tuannya, mendidik manusia sahaya menjadi manusia merdeka, Mendidik manusia
seluruhnya menuju ridha dan cahaya-Nya, Semua takkluk kepada tarbiyah yang
digulirkannya. Untuk dapat dipahami secara lebih baik Prof.Dr. James E. Royster daric
levalend State University, yang telah melakukan riset intensif tentang perang Muhammad
sebagai seorang guru, teladan dan sebagai seorang manusia ideal, telah banyak membahas
kesan-kesan kaum muslimin terhadap Nabi mereka. Dalam pengantarnya, dia menyatakan
bahwa mungkin tidak ada seorang pun dalam sejarah manusia yang telah banyak dikaji
daripada Nabinya kaum Muslimin (Muhammad). Kenyataan yang sering kali dilupakan oleh
ilmuwan-ilmuwan non-musimin, harus dipahami dalam rangka menilai secara tepat pengaruh
Muhammad diantara mereka yang mengakuinya sebagai seorang Nabi .Bagi Royster,
Muhammad telah mengajarkan kebenaran dengan ucapan dan mengamalkan kebenaran itu
dalam kehidupannya. Kesimpulannya yang tidak kalah penting adalah : “ Muhammad as
teacher, exemplar and ideal man fulfills in Islam a role that can hardly be overestimated. From
him hundreds of millions of muslim derive both meaning for personal existence and means for
character development and spiritual achievement. In tems of continuing influence Muhammad,
the propet of Islam, must be placed high on the list of those who have shaped thworld. Surely
it would be markedly diffrenhad he not been”
2

Kutipan royster disini menunjukkan bahwa Muhammad sebagai seorang guru tidak
hanya sebagai masanya saja, namun juga bagi seluruh kaum muslimin pada masa sekarang.
Dengan kata lain sang Guru itu adalah Muhammad, dan murid-muridnya adalah seluruh kaum
muslimin di dunia Islam. Sementara Muhammad merupakan seorang guru yang actual bagi
para sahabatnya. Dan bagi kaum muslimin lainnya beliau menjadi seorang Imaginary
educator. Bagaimanapun, seluruh kaum muslimin mempelajari satu ajaran yang sama dari Al-
Qur’an dan sunnah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagamana pengertian kepemimpinan?
2. Bagaimana Karakteristik kepemimpinan Nabi Muhammad ?
3. Bagaimana Gaya kepemimpinan Rasulullah?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kepemimpinan
2. Untuk mengetahui Karakteristik kepemimpinan Nabi Muhammad
3. Untuk mengetahui Gaya kepemimpinan Rasulullah
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan


Ralph M. Stogdill dalam survainya mengenai set dan teori kepemimpinan menyatakan
bahwa, "Jumlah batasan atau definisi yang berbeda-beda mengenai kepemimpinan hampir
sama banyaknya dengan jumlah orang yang mencoba memberikan batasan tentang konsep
tersebu." Kita akan mendefinisikan kepemimpinan manajerial sebagai proses mengarahkan
dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok. Ada
tiga implikasi penting dari batasan kita ini, yaitu:

1. Kepemimpinan harus melibatkan orang lain, yaitu bawahan atau pengikut. Karena
kesediaan mereka menerima pengarahan dari pemimpin, ich anggota kelompok membantu
menegaskan status pemimpin dan me mungkinkan terjadinya proses kepemimpinan. Tanpa
bawahan maka semua sifat kepemimpinan seorang manajer akan menjadi tidak relevan.

2. Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan
anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa
aktivitas anggota kelompok, yang caranya tidak sama antara pemimpin yang satu dengan
yang lain.

3. Di samping secara sah mampu memberikan perintah atau pengarahan kepada bawahan
atau pengikutnya, pemimpin juga dapat memengaruhi bawahan dengan berbagai cara

Kepemimpinan dipahami sebagai segala daya dan upaya bersama untuk


menggerakkan semua sumber dan alat (resourses) yang tersedia dalam suatu organisasi.
Sedangkan Kepemimpinan pendidikan sebagaimana diungkapan oleh Fachrudi bahwa
kepemimpinan pendidikan adalah suatu kemampuan dalam proses mempengaruhi,
mengkoordinir orang-orang lain yang ada hubungannya dengan ilmu pendidikan dan
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran,agar kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat
berlangsung lebih efesien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan
pengajaran.
Dalam bahasa Arab, kepemimpinan sering diterjemahkan sebagai al-riayah, al-
imarah, al-qiyadah, atau al-zaamah. Kata-kata tersebut memiiki satu makna sehingga disebut
4

sinonim atau murdif, sehingga kita bias menggunakan salah satu dari keempat kata tersebut
untuk menerjemahkan kata kepemimpinan. Sementara itu, untuk menyebut istilah
kepemimpinan pendidikan, para ahli lebih memilih istilah qiyadah tarbawiyah.
Dalam Islam Kepemimpinan begitu penting sehingga mendapat perhatian yang sangat
besar. Begitu pentingnya kepemimpinan ini, mengharuskan setiap perkumpulan itu memiliki
pimpinan, bahkan perkumpulan dalam jumlah yang kecil sekalipun. Nabi Muhammad Saw
bersabda : “Dari abu said dari Abu Hurairah bahwa keduanya berkata, Rasulullah bersabda,
“Apabila tiga orang keluar bepergian,
hendaklahmerekamenjadikansalahsatusebagaipemmpin.” (HR.AbuDaud)
Model Keberadaan seorang pemimpinsebagaimanaterdapatdalamhadistersebutadalah
model pengangkatan. Model ini merupakan model yang paling sederhana karena populasinya
hanya tiga orang. Jika populasinya banyak, mungkin saja modelnya lebih sempurna karena
ada beberapa model perwujutan pemimpin. Jamal Mahdi melaporkan: “Hasil studi
menyatakan bahwa yang terbaik dalam melaksanakan tugas adalah pemimpin yang dipilih
langsung, selanjutnya pemimpin yang memenangkan suara terbanyak, lalu yang terakhir
pemimpin yang diangkat.”
Kepemimpinan dalam definisi di atas memiliki konotasi general, bias kepemimpinan
Negara, organisasi politik, organisasi sosial, perusahaan, perkantoran, maupun pendidikan.
Madhi selanjutnya menegaskan bahwa diantara jenis kepemimpinan yang paling spesifik
adalah kepemimpinan pendidikan (qiyadahtarbawiyah atau educative leadership), karena
kesuksesan mendidik generasi, membina umat, dan berusaha membangkitkannya terkait erat
dengan pemenuhan kepemimpinan yang benar.

2.2 Karakteristik kepemimpinan Nabi Muhammad SAW


Kepemimpinan Rasulullah memiliki berbagai macam kelebihan, keunikan dan ciri
khas yang sangat meonjol dibandingkan gaya pemimpin lainnya, seperti yang diungkapkan
oleh G. Hart bahwa dengan karekteristik tersebut Hart memasukkan rasulullah sebagai orang
nomor satu yang paling berpengaruh di Dunia. Bahkan dalam segala aspek kehidupan
Rasulullah selalu unggul. Tidak ada di dunia ini pemimpin yang ucapan, perkataan dan
perbuatannya dibukukan hingga berjilid-jilid banyaknya seperti Rasulullah. Adapun
karekteristik kepemimpinan Rasulullah diantaranya adalah :
5

1. Ke-Tuhan-an
Ciri utama dan pertama dari kepemimpinan Rasulullah adalah manajemen yang
didasarkan oleh nilai-nilai yang diaajarkan oleh Allah SWT. Nilai-nilai yang dihimpun
selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Yang kemudian dikenal dengan nama Al-Qur’an.
Turunnya Al-Qur’an secara bertahap inilah yang kemudian menjadi panduan
Rasulullah dalam mengelola dakwahnya. Memeberikan arahan dan pedoman untuk
mewujudkan visi Islam di muka bumi seperti dalam Al-qur’an “ Dialah (Allah) yang
mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia
menenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musrik membenci. (
Ash-shaf: 9)
Inilah visi dakwah Rasulullah menjadi pemenang dalam masalah agama. Yaitu
dalam kalimat tauhid, aqidah, penyembahan dan pengabdian yang benar kepada
Allah.Visi lainnya yaitu menjadikan Rasulullah pemenang dalam masalah keduniaan,
sehingga Islam dan ummatnya menjadi winner dan champion sejati. Menjadi sebaik-
baik umat dan sebaik-baik makhluk (khoirul bariyah) dimuka bumi. Namun Allah Juga
mengajarkan kepada Rasulullah visi yang konprehensif yaitu visi untuk menjadi
champion di dunia dan akhirat seperti firman Allah : “ Dan diantara mereka ada orang
yang berdoa: “ Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebakan di akhirat
dan peliharalah kami dari siksa api neraka.” (Al-Baqarah: 201)
Visi yang bernafaskan keTuhanan inilah yang menjadikan kepemimpinan
Rasulullah sukses secara gemilang dalam segala aspek kehidupan. Baik dalam aspek
agama, moral, ekonomi, pemikiran, militer, sosial, seni dan budaya. Baik masalah
pribadi, keluarga, masyarakat, Negara hingga hubungan international.

2. Universal
Kepemimpinan Rasulullah adalah kepemimpinan yang menyeluruh baik sisi
waktu maupun tempat. Sehingga kepemimpinan Raslullah dapat diterapkan dimana
saja, kapan saja dan oleh siapa saja.
a. Seorang guru dapat mencontoh Rasulullah dalam mengelola murid-muridnya,
karena kepemimpinan Rasulullah terbukti menghasilkan murid-murid yang
luar biasa semisal Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali.
6

b. Seorang jenderal dapat mencontoh kepemimpinan Rasulullah dalam


melahirkan prajurit-prajurit yang hebat semacam Khalid bin Walid dan
Usamah.
c. Seorang ilmuwan dapat mencontoh Rasulullah dalam melahirkan ilmuwan dan
para pemkir ulung, semisal Umar yang terkenal dengan ijtihat-ijtihatnya yang
brilian, Abu Hurairah dengan kekuatan hafalannya dalam mugumpulkan hadis.
d. Dalam mendidik manusia sederhana, wara’ (hati-hati), tawadu’ (rendah hati)
kita tempatkan pada murid-murid Rasulullah lainnya. Semisal Abu Dzar Al-
Ghifari, Ali, Bilal, dan Abdullah umi maktum.
Hampir 100 persen murid-murid Rasulullah yaitu para sahabat memiliki karekteristik
yang unik dan bersejarah berkat kepiawaian beliau dalam memimpin umatnya.

3. Humanis
Kepemimpinan Rasulullah adalah kepemimpinan yang humanis yaitu
kepemimpinan yang sesuai dan selaras dengan kehidupan manusia. Karena Rasulullah
adalah manusia biasa. Sehingga semua sikap, perilaku dan prestasinya dapat kita
contoh. Dalam firman Allah disebutkan: “ Katakanlah; Sesungguhnya aku ini manusia
biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, “ Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu
itu adalah Tuhan yang Esa”. Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya,
maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seseorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya. (al-Kahfi: 110)
Pernah suatu kali seorang nenek datang kepada Rasulullah dan mohon agar ia
masuk surga bersama Rasululla. Nabi menjawab, “Wahai hamba Allah, sesungguhnya
surga tidak bisa dimasuki oleh orang tua,”Langsung saja nenek tersebut pergi sambil
menagis. Kemudian Rasulullah memanggilnya dan berkata, “ Engkau tidak masuk
surga dalam keadaan tua bangka, sebab Allah akan membangkitkan kembali para
wanita tua dalam usia yang masih muda.” Allah berfirman : “Sesunguhnya Kami
menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung. Dan kami jadikan mereka
gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (Al-Waqiah: 35-37) Wanita
tua itu akhirnya tertawa riang mendengar senda gurau Rasulullah tersebut. Menurut
riwayat wanita tua itu adalah Bibi Rasulullah yang bernama Safiyah.
7

4. Realistis
Sebagai bentuk relistas sejarah, maka dikenal dalam ilmu-ilmu Al-qur’an
a’sbabun nuzul (sebab-sebab turunnya ayat suci Al-Qur’an ). Adanya asbabun nuzul
ini membuktikan bahwa ayat Al-Qur’an turun berkaitan dengan kehidupan riil
Rasulullah dan sahabatnya dalam menjawab berbagai permasalahan kehidupan.
Contohnya adalah sebab turunnya surat Al-Lahab yang berkenaan dengan Abu Lahab.
“ Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa suatu ketika Rasulullah naik ke bukit
Shafa sambi berseru: “Mari berkumpul pada pagi hari ini!” maka berkumpullah kaum
Quraisy. Rasulullah bersabda: “Bagaimana pendapat kalian, sendainya aku beritahu
bahwa musuh akan datang besok pagi atau petang, adakah kalian percaya padaku?”
kaum quraisy menjawab: “Pasti kami percaya.” Rasulullah bersabda:” Aku
peringatkan kalian bahwa siksa Allah yang dahsat akan datang.” Berkata abu
Lahab:”Celakalah engkau! Apakah hanya untuk ini, engkau kumpulkan kami?” Maka
turunlah ayat ini berkenaan dengan peristiwa yang melukiskan bahwa kecelakaan itu
akan terkena kepada orang yang menfitnah dan menghalang-halangi agama Allah.
(HR. Al-Bukhari dan lainnya yang bersumber dari Ibnu Abbas).

5. Harmonis
Keharmonisan ramuan kepemimpinan Rasulullah inilah yang menghasilkan
berbagai prestasi dan kesuksesan amal. Sehingga, hasilnya selalu optimal, efektif,
efesien dan ekonomis. Dalam kisah perang Badar pasukan Rasulullah yang berjumlah
300 orang dengan peralatan yang sederhana, namun mampu mengalahkan pasukan
quraisy yang berjumlah tiga kali lipat dengan berbagai peralatan perang yang canggih,
perang Ahzab, dimana 1000 orang pasukan menghadapi 10.000 pasukan sekutu atau
gabungan musrik, yahudi dan munafikin.
Ternyata Rasulullah sangat memahami bahwa kekuatan intelektual adalah
faktor yang paling menentukan dalam perang maupun kerja. Karena itulah Rasulullah
8

lebih memprioritaskan pembinaan personil dari pada unsur-unsur manajemen lainnya.


Kemudian unsur-unsur itu diramu menjadi suatu kekuatan yang dahsyat.

6. Berkeadilan
Yang dimaksud dengan keadilan yaitu memberikan tugas, hak, kewajiban dan
kewenangan sesuai dengan kompetensi, kapasitas, kapabilitas, hak dan kewajibannya.
Rasulullah adalah manusia yang paling adil dalam memperlakukan pengikutnya.
Bahkan terhadap musuh, hewan dan tumbuhan sekalipun. Sebagi contoh perkataan
Rasulullah “ Sekiranya Fathimah binti Muhammad mencuri maka saya akan potong
tangannya.”Ini merupakan cerminan Rasulullah dalam menegakkan hukum dan
merealisasikan firman Allah dalam surat Al-Maidah.” Hai orang orang yang beriman
hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah,
menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu
kaum,mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku Adillah, karena adil itu lebih
dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah Sesungguhnya Allah maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Maidah : 8)

7. Mudah
Kepemimpinan Rasulullah adalah kepemimpinan yang mudah. Tidak rumit
dan tidak memberatkan dan tidak berlebihann. Karena semuanya telah diukur dan di
format sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas manusia.[15] Apapun jabatan saat ini,
maka dapat diambil kemudahan dari kepemimpianan Rasulullah, seperti perkaan
beliau “ Permudahlah wahai saudaraku, jangan engkau persulit.”
Dalam firman Allah di sebutkan “ Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi
Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya
kamu bersyukur.” (Al-Maa’idah: 6) dan juga firman Allah “ Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (Al-Baqarah:185)
Itulah ruh dan inti kepemimpinan Rasulullah yaitu dalam rangka memberikan
kemudahan dan memberi kabar gembira kepada umatnya karena itulah kepemimpinan
Rasulullah sangat compatible dengan fitrah manusia
9

8. Dinamis
Dinamika Kepemimpinan Rasulullah ini berkaitan dengan banyak sisi
kehidupan. Mulai dari masalah keluarga, agama hingga masalah Negara. Dalam
peperangan misalnya Rasulullah melakukan 62 kai peperangan. Dengan rincian 35 kali
peperangan yang dilakukan oeh pasukan Rasulullah tampa kehadiran beliau. Dan 27
kali peperangan dihadiri oleh beliau langsung, 9 diantaranya beliau yang menjadi
panglima perang.
Dalam kondisi yang seperti itu tentu dibutuhkan seorang pemimpin yang
dinamis. Karena sebagai kepala Negara, Rasulullah bukan hanya berperang, namun
juga mengurus pendidikan, mendidik dan membina istri, menantu, cucu dan para
sahabat. Beliau juga harus mengurus anak yatim, membangun ekonomi dan
masyarakat Islam agar menjadi rahmat bagi semesta balam.
Rasulullah adalah pemimpin yang Hebat dan sukses disegala bidang seperti
halnya yang diungkapkan oleh J.G. Schott “ Orang-orang Arab yang dulunya bercerai-
berai, berpecah belah, setelah dipimpin oleh Muhammad dapat menjadi golongan yang
bersatu. Ada juga ungkapan dari Amanual D. S., “ Hanya dia (Muhammad) itulah yang
mengajarkan kemanusiaan orang-orang Eropa dengan kitabnya yang bernama Al-
Qur’an.

2.3 Gaya Kepemimpinan Rasulullah


Membahas kepemimpinan, telah diakui diseluruh jagad raya bahwa kepemimpinan
yang sempurna itu hanyalah ada pada diri Nabi dan Rasul, karena mereka adalah hamba
pilihan Allah SWT. Maka suatu keharusan bagi kita sekarang ini untuk menjadikan pela
kepemimpan nabi sebagi rujukan dan tauladan dalam kepemimpinan. Salah satu caranya
dengan menghidupkan kembali nilai-nilai universal kepemimpinan para Nabi dan Rasul.
Diantara nabi dan rasul yang teristimewa dihadapan Allah SWT adalah Nabi Muhammad
SAW. Oleh sebab itu, adalah hal yang seharusnya baggi umat islam untuk menjadikan figur
Nabi Muhammad sebagai suru tauladan.

Allah menyatakan dalam AL-Qur‟an dalam surah Al-Ahzab ayat 21 sebagai berikut:
10

َ َّ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َّ ُ ْ َ َ َ ْ َ ٌ َ َ َ ٌ َ ْ ُ َّ ُ ‫ان َل ُك ْم في َر‬
َ َ ْ ََ
‫ول الل ِه أسوة حسنة ِلمن كان يرجو الله واليوم اْل ِخر وذكر الله‬ ِ ‫س‬ ِ ‫لقد ك‬
َ
‫ك ِث ًيرا‬

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan ia
yang banyak menyebut nama Allah.(Al-Ahzab.21). Berdasarkan ayat tersebut jelas bagi kita
bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba yang diutus dan dipilih Allah SWT untuk
menjadi model atau tauladan bagi semua aspek kehidupan umat sesudahnya. Termasuk salah
satunya dalam hal kepemimpinan. Sesuai dengan sifat yang wajib dimiliki Nabi, ada empat
model kepemimpinan yang melekat pada diri Nabi, yaitu

a. Shiddiq secara etimologi berarti benar, jujur, apa adanya, dan tidak pernah menyembunyikan
sesuatu.

b. Amanah secara etimologi berarti orang yang dapat dipercaya, Nabi Muhammad sejatinya
adalah orang yang dapat dipercaya untuk mengemban suatu yang diamanahkan.

c. Tabligh menurut bahasa adalah menyampaikan, atau mengutarakan kepada orang lain.

d. Fathanah berarti cerdas, pandai, pintar dan masih banyak lagi arti yang semisal. Keempat
model kepemimpinan Rasulullah yang dikemukakan diatas, yakni Shiddiq, amanah,
tabligh, fathanah, adalah sebuah sifat dan karakter yang terbaik untuk dijadikan tauladan
dalam mengembangkan potensi kepemimpinan individu maupun kelompok. Nilai-nilai
yang terkandung dalam keempat sifat tersebut memiliki kekuatan yang luar biasa. Keempat
sifat tersebut adalah satu kesatuan yang sinergis dan saling melengkapi. Variabel dari sifat-
sifat tersebut sudah teruji kesuksesannya sebagaimana suksesnya para Nabi dan Rasul
Allah. Karakter kepemimpinan yang ada pada Nabi dan Rasul sudah terbukti
keberhasilannya. Tugas kita sekarang adalah hanya tinggal mengembangkan karakter
kepemimpinan tersebut agar lebih adaftif dengan perkembangan zaman dan waktu. Wajib
bagi seorang pengusaha muslim untuk memerintahkan apa yang benar dan melarang apa
adanya salah di antara pekerjanya, pelanggan, dan masyarakat secara keseluruhan. Sesuai
dengan Allah dalam Al Qur'an: “Kamu adalah bangsa terbaik yang dihasilkan (sebagai
11

contoh) bagi umat manusia. Anda memerintahkan apa yang benar dan melarang apa yang
salah dan percaya kepada Allah. "(QS. al-Imran: 110).

Hijrah berarti perpindahan/migrasi dari nabi Muhammad dan pengikutnya dari Makkah ke
Madinah. Hal ini terjadi karena ada isu mengenai akan dibunuhnya Nabi Muhammad SAW,
maka secara diam-diam Nabi Muhammad bersama Abu Bakar pergi meninggalkan kota
Makkah. Sedikit demi sedikit Nabi Muhammad dan pengikutnya berhijrah ke Yastrib 320 km
utara Makkah. Yang kemudian kota Yastrib berubah nama menjadi Madinah (Shamsi, 1984
).
Kepemimpinan nabi Muhammad terbagi didua kota yaitu di Makkah ( selama 13 tahun )
dan di Madinah ( selama 10 tahun ). Namun, di waktu yang lebih singkat jika dibandingkan
dengan periode Makkah, Rasulullah berhasil menjadikan masyarakat di kota Madinah
sejahtera, atau yang biasa disebut masyarakat madani. Terminologi masyarakat madani
pertama kali dipopulerkan oleh Mohammad An-Nuqaib Al-Attas, yaitu Mujtamak madani
yang secara etimologi mempunyai dua arti: pertama, masyarakat kota. Kedua masyarakat yang
beradap (masyarakat tamaddun). Dalam bahasa Inggris dikenal dengan civilty atau civilation,
dalam makna ini masyarakat madani dapat berarti dengan Civil Society yaitu masyarakat yang
menjunjung peradaban.( Barnadib,1998 ).
Dalam periode Madinah, konsep ini terlihat lebih jelas dibanding periode Mekah.
Rasulullah telah menjadikan Madinah dengan kondisi yang begitu plural, berikut dengan
berbagai aliran kepercayaan yang ada di dalamanya sebagai basis untuk meletakkan fondasi
keislaman dan kemasyarakatan secara inklusif. Dalam hal ini, Rasulullah berhasil membentuk
masyarakat yang menjunjung tinggi nilai, norma, dan hukum yang ditopang oleh penguasaan
iman, ilmu dan peradaban. Konsep inilah yang belakangan ini diistilahkan sebagai konsep
masyarakat madani ( Al-Mabarkafuri, 2008 ).
Dengan demikian, istilah masyarakat madani memiliki korelasi yang begitu erat
dengan masyarakat Madinah pada masa Rasulullah. Dari sini, kita bisa mengambil sebuah
pendapat bahwa konsep masyarakat madani tidak hanya berkutat pada perwujudan kondisi
masyarakat atau warga negara yang berperadaban secara materi (duniawi) saja. Akan tetapi,
konsep masyarakat madani sebagaimana kondisi masyarakat Madinah pada masa Rasulullah
adalah perwujudan suatu masyarakat yang memiliki basis keimanan dan keislaman yang kuat,
yang kemudian dimanifestasikan dalam nilai-nilai dan norma-norma yang dijunjung tinggi
12

oleh seluruh elemen masyarakat. Kondisi seperti ini harus pula disertai dengan geliat
intelektual yang tinggi, sehingga menghasilkan komunitas yang berintegritas tinggi dan
berperadaban luas. Dalam hal ini bisa disimpulkan bahwa masyarakat madani yang dibangun
oleh Rasulullah di Madinah adalah masyarakat yang menjadikan akhirat (spirit keagamaan)
sebagai fondasi, dan dunia (materi) sebagai bangunannya.
13

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan dipahami sebagai segala daya dan upaya bersama untuk menggerakkan
semua sumber dan alat (resourses) yang tersedia dalam suatu organisasi. Sedangkan
Kepemimpinan pendidikan sebagai mana diungkapan oleh Fachrudi bahwa kepemimpinan
pendidikan adalah suatu kemampuan dalam proses mempengaruhi, mengkoordinir orang-
orang lain yang ada hubungannya dengan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran,agar kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat berlangsung lebih efesien dan efektif
di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran.
Adapun karekteristik kepemimpinan Rasulullah diantaranya: Ke-Tuhanan, Universal,
Humanis, Raealistis, Harmonis, Berkeadilan, Mudah dan Dinamis.
Gaya kepemimpinan Rasulullah perpindahan dari makkah ke madinah dikarenakan isu
akan dibunuhnya Nabi Muhammad SAW. Kepemimpinan nabi Muhammad terbagi didua kota
yaitu di Makkah ( selama 13 tahun ) dan di Madinah ( selama 10 tahun ). Namun, di waktu
yang lebih singkat jika dibandingkan dengan periode Makkah, Rasulullah berhasil menjadikan
masyarakat di kota Madinah sejahtera, atau yang biasa disebut masyarakat madani.

3.2 Saran
Karena begitu luasnya pembahasan makalah ini dan sangat terbatasnya ilmu serta wawasan
penulis, penulis menyadari dan memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu penulis dengan segala kerendahan hati dan dengan tangan terbuka
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak.
14

DAFTAR PUSTAKA

Sopiah. (2008). Perilaku Organisasional. Yogyakarta: ANDI.


Arifah, Afifatul, Dina. (2020). “Kepemimpinan Bisnis dalam Islam”. Jurnal
Ekonomi Islam, 3(2).

Anda mungkin juga menyukai