Anda di halaman 1dari 32

Pengantar Psikologi Abnormal

Materi 1
Oleh : Ikhwanisifa, M. Psi, Psikolog
• Yang dipelajari dalam psi. abnormal :
- Deskripsi abnormal
- Penyebabnya
- Treatmentnya


PSIKOPATOLOGI
Miskonsepsi antara perilaku abnormal
dengan prasangka mengenai abnormalitas.

Abnormalitas menurut
pandangan awam

Abnormalitas menurut
konsep psikologi
MITOS FAKTA
 Perilaku abnormal sangat  Penderita gangguan sukar
aneh dan sangat berbeda dibedakan dengan orang
dengan orang normal normal
 Gangguan mental akibat  Setiap orang punya potensi
adanya kekurangan dalam dan kesempatan sama untuk
diri yang tidak teratasi terganggu dan bertingkah
  laku abnormal
 Gangguan mental  Banyak orang-orang yang
dipengaruhi sihir atau magic percaya masyarakat kurang
mengetahui pengetahuan
ilmiah.
• Untuk mendapatkan konsep yang benar
tentang abnormalitas, perlu mengadakan
penyelidikan tentang :
– Perlu mengetahui perbedaan simtom normal dan
abnormal
– Perlu mengetahui hubungan psi. abnormal dg ilmu
lain
– Perlu mengetahui problem sosial & medis yg
menyebabkan muncul tingkahlaku abnormal
– Perlu mengetahui mengenai klasifikasi gangguan
psikologis
Normal vs Abnormal
• Konsep normalitas-abnormalitas memiliki
batas yang samar-samar
• Dianggap normal di satu kelompok
masyarakat, belum tentu dianggap normal
pada kelompok masyarakat yg lain
• Dianggap normal di satu generasi, belum
tentu dianggap normal pada generasi yang
lain
Arti Abnormalitas
• Abnormal dipandang dari segi patologis
– Tingkahlaku abnormal akibat suatu kecelakaan,
penyakit, atau status kepribadian yang kacau yang
dijumpai pada penderita simtom klinis tertentu.
• Abnormal dipandang dari segi statistik
• Abnormal dipandang dari segi
kultural/kebudayaan
– Perilaku dianggap normal/abnormal tergantung pada
milieu sosial/lingkungan budaya tempat tinggal orang
tersebut.
Abnormal Behavior
 Statistical infrequency
 Violation of Norms
 Personal distress
 Disability / behavioral dysfunction
 Unexpectedness

 Masing-masing karakteristik tidak bisa


berdiri sendiri
1. Statistical infrequency
• Perspektif ini menggunakan pengukuran
statistik dimana semua variabel yang yang akan
diukur didistribusikan ke dalam suatu kurva
normal atau kurva dengan bentuk lonceng.
• Kebanyakan orang akan berada pada bagian
tengah kurva, sebaliknya abnormalitas
ditunjukkan pada distribusi di kedua ujung
kurva.
2. Violation of norms
• Perilaku abnormal ditentukan dengan mempertimbangkan
konteks sosial dimana perilaku tersebut terjadi.
• Jika perilaku sesuai dengan norma masyarakat, berarti
normal. Sebaliknya jika bertentangan dengan norma yang
berlaku, berarti abnormal.
• Kriteria ini mengakibatkan definisi abnormal bersifat relatif
tergantung pada norma masyarakat dan budaya pada saat itu.
Misalnya di Amerika pada tahun 1970-an, homoseksual
merupakan perilaku abnormal, tapi sekarang homoseksual
tidak lagi dianggap abnormal.
3. Personal distress
• Perilaku dianggap abnormal jika hal itu menimbulkan
penderitaan dan kesengsaraan bagi individu.
• Tidak semua gangguan (disorder) menyebabkan distress.
Misalnya psikopat yang mengancam atau melukai orang lain
tanpa menunjukkan suatu rasa bersalah atau kecemasan.
• Juga tidak semua penderitaan atau kesakitan merupakan
abnormal. Misalnya seseorang yang sakit karena disuntik.
• Kriteria ini bersifat subjektif karena susah untuk menentukan
setandar tingkat distress seseorang agar dapat diberlakukan
secara umum.
4. Disability

• Individu mengalami ketidakmampuan (kesulitan) untuk


mencapai tujuan karena abnormalitas yang dideritanya.
Misalnya para pemakai narkoba dianggap abnormal karena
pemakaian narkoba telah mengakibatkan mereka mengalami
kesulitan untuk menjalankan fungsi akademik, sosial atau
pekerjaan.
• Tidak begitu jelas juga apakah seseorang yang abnormal juga
mengalami disability. Misalnya seseorang yang mempunyai
gangguan seksual voyeurisme (mendapatkan kepuasan seksual
dengan cara mengintip orang lain telanjang atau sedang
melakukan hubungan seksual), tidak jelas juga apakah ia
mengalami disability dalam masalah seksual.
5. Unexpectedness

•Biasanya perilaku abnormal merupakan suatu bentuk respon


yang tidak diharapkan terjadi. Contohnya seseorang tiba-tiba
menjadi cemas (misalnya ditunjukkan dengan berkeringat dan
gemetar) ketika berada di tengah-tengah suasana keluarganya
yang berbahagia. Atau seseorang mengkhawatirkan kondisi
keuangan keluarganya, padahal ekonomi keluarganya saat itu
sedang meningkat. Respon yang ditunjukkan adalah tidak
diharapkan terjadi.
KESIMPULAN
• Dari semua kriteria di atas menunjukkan bahwa perilaku
abnormal sulit untuk didefinisikan.
• Tidak ada satupun kriteria yang secara sempurna dapat
membedakan abnormal dari perilaku normal.
• Tapi sekurang-kurangnya kriteria tersebut berusaha untuk
dapat menentukan definisi perilaku abnormal.
• Dan adanya kriteria pertimbangan sosial menjelaskan bahwa
abnormalitas adalah sesuatu yang bersifat relatif dan
dipengaruhi oleh budaya serta waktu.
 
Pribadi normal menurut Maslow &
Mittelmann
• Memiliki perasaan aman yang tepat
• Memiliki penilaian diri dan insight/wawasan
rasional
• Memiliki spontanitas dan emosional yang tepat
• Mempunyai kontak dengan realitas secara efisien
• Memiliki dorongan-dorongan dan nafsu
jasmaniah yang sehat
• Mempunyai pengetahuan diri yang cukup
• Mempunyai tujuan/objek hidup yang adekuat
• Memiliki kemampuan untuk belajar dari
pengalaman hidupnya
• Ada kesanggupan untuk memuaskan tuntutan
dari kelompoknya tempat dia berada
• Ada sikap emansipasi yang sehat terhadap
kelompoknya dan terhadap kebudayaan
• Ada integrasi dalam kepribadiannya
Sejarah Psikopatologi
Penyebab pl abnormal

Supernatural (demonology) Natural

Psikogenesis Somatogenesis
- Mesmer - Hippocrates
- Charcot Hysteria - Kraeplin
- Freud
Treatment
Exorcism (early demonology)

Ketenangan hati, pemilihan makanan


(Hippocrates)

Rumah sakit, moral treatment (Dark Ages)

Metode katarsis, hipnotis (abad 19)


Model demonologis
• Tingkahlaku abnormal didasarkan pada
kepercayaan akan adanya unsur-unsur mistis,
gaib dan setan-setan jahat yang menyebabkan
munculnya perilaku abnormal.
• Fenomena pengeboran tulang tengkorak
individu yang berperilaku abnormal dengan
tujuan memberi jalan keluar bagi roh-roh
jahat, dimana cara ini dianggap sebagai jalan
penyembuhannya.
Tipe gangguan mental menurut paham
demonologis
• Gangguan mental yang jahat : dianggap
berbahaya, merugikan dan dapat membunuh
oranglain.
• Gangguan mental yang baik/tipe suci : gejala
epilepsi (ayan)
Doktrin demonologis berkembang di
lingkungan gereja
• Pendeta/biarawan saja yang diperkenankan
mengobati para penderita gangguan jiwa melalui
do’a-do’a, sembahyang dan penebusan dosa.
• Tingkahlaku abnormal : perbuatan dari setan.
• Banyak berkembang praktek pengusiran setan
(exorcisme).
• Pada abad ke 15  penderita gangguan jiwa
disiksa, direjam, dihukum, dicekik sampai mati
atau dibakar hidup-hidup.
Model naturalistis
• Penyebab perilaku abnormal adalah fungsi-fungsi
jasmani yang abnormal, bukan disebabkan oleh
gejala spritual.
• Hipocrates  gangguan pada sistem humoral
(cairan dalam tubuh)  ketenangan hati,
pemilihan makanan
• Pada akhir abad ke-19  penderita gangguanjiwa
masih diperlakukan sangat kejam  dipenjara di
rumah sakit jiwa, dirantai, dipasung.
• Model naturalistis menganjurkan agar perlakuan
terhadap penderita gangguan jiwa dilaksanakan
lebih humanistis, lebih lunak.
Paradigma
- Diperlukan untuk membatasi subjektivitas
dalam keilmuan.
- Berkembang bbrp paradigma :
•Paradigma Biological
•Paradigma Psikoanalisa
•Paradigma Humanistik dan eksistensial
•Paradigma Belajar
•Paradigma Kognitif
Paradigma biologis
• Memandang perilaku abnormal dari konteks
organik
• Terdiri dari 2 komponen:
1. Beberapa gangguan psikopatologis berasal dari disfungsi
organik
2. Mengklasifikasikan dan menginterpretasikan gangguan
psikopath sama seperti penyakit fisik secara diagnostik
Cth: brain injury, kelainan kromosom, dsb
Paradigma Biologis
• Faktor organik meliputi:
1. Genetik
2. Transmisi abnormalitas genetik
3. Heritability
• Diagnosis medical models
– Mengklasifikasikan gangguan secara deskriptif
– Diagnosis juga mencakup etiologi dan prognosis
Paradigma behavior
• Perilaku yang dapat diamati
• Prinsip belajar didasarkan pada:
1. Classical conditioning
2. Operant conditioning
3. Imitation
• Dalam pendekatan behavioral lebih menerima istilah
maladaptive daripada abnormal
• Maladaptive bersifat cultural relativism
Paradigma kognitif
• Menekankan pada prosese perkembangan kognitif
yang bertahap (stages), dimana pada setiap tahap
kemampuan berbeda secara kualitatif
• Dasar perkembangan kognitif → Schema
Serangkaian pemahaman yang membantu anak untuk
mengerti lingkungan

Social Cognitive Model → Mempelajari konsep skema


dalam hubungan interpersonal (Dodge)
Paradigma psikoanalitik
• Classical Psychoanalysis
Berfokus pada dinamika, motif dan dorongan
perilaku manusia.
Konsep Freud → Id, Ego, Superego
Psikopatologi terjadi karena ada konflik internal
dan ketidakseimbangan antara Id, Ego, Superego
Jika dorongan Id terlalu kuat → perilaku agresif
dan seksual
Jika superego yang dominan → rasa bersalah dan
kecemasan
Paradigma psikoanalitik
• Teori psikoseksual : erotism muncul sepanjang rentang
kehidupan :
-oral : berhubungan dengan attachment pertama
landasan bagi perkembangan intimacy selanjutnya
-anal : konflik antara keinginan untuk berdiri sendiri
dengan kontrol orangtua
-phallic : oedipus complex/electra complex
-latency : masa tenang
-genital : merupakan hasil dari komponen
perkembangan sebelumnya
• Psikopatologi : Fiksasi yang berlebihan pada tahap
perkembangan psikoseksual atau mengalami regresi.
Paradigma humanistik
• Perilaku abnormal muncul disebabkan oleh
kesulitan individu dalam memperoleh
kesenangan dan fulfillment dalam hubungan
dengan orang lain.
• Psikopatologi harus dilihat secara individual,
unik dan khas.
Paradigma humanistik
• Individu hidup di lingkungan yang tidak
memberi kesempatan untuk personal growth
yang ditandai dengan :
– Menurunnya ekspresi potensi individu (kognitif,
afektif, psikomotor)
– Individu kesulitan menyadari pengalamannya
– Terjadi incongruence dalam self experience
– Tidak menemukan kesenangan daan fulfillment
dalam beraktivitas
Keterbatasan masing-masing paradigma

Integrative paradigm (diathesis-stress paradigm)

Pendekatan eklektik

Anda mungkin juga menyukai