Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

ETNOSENTRISME, PRASANGKA, DAN STEREOTYPE

DISUSUN OLEH:

ALYA UTAMI HANGGORO PADMI (1824090183)

DOSEN PENGAMPU :
TATIYANI, D.ra, M.si.

JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
Jakarta
2020
Etnosentrisme, Prasangka, dan Stereotype

1. Jelaskan tentang kehidupan masyarakat yang plural dan majemuk!


Masyarakat majemuk atau masyarakat plural adalah masyarakat yang terdiri dari
berbagai macam karakteristik kebudayaan baik perbedaan dalam bidang etnis, golongan,
agama, tingkat sosial yang tinggal dalam suatu komunitas tertentu. Kenyataan bahwa
masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok suku,
agama daerah ras yang beraneka ragam merupakan ciri khas masyarakat Indonesia.
Masyarakat yang memiliki ciri-ciri seperti itu disebut Masyarakat Majemuk. Konsep
masyarakat majemuk ini sangat penting untuk memahami karakter dan dinamika
masyarakat Indonesia.
Secara garis besar, pluralisme (kemajemukan) dan multicultural adalah dua hal yang
berbeda. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat sering menganggap bahwa
multikulturalisme sama dengan pluralisme. Padahal kalau di lihat lebih jauh, hal yang paling
ditekankan dalam multikultural adalah upaya untuk terus berlajar dari pihak lain yang
mempunyai perbedaan dan hidup dalam perbedaan sosial, terutama dalam hal perbedaan
budaya. Perbedaan ini bisa diartikan secara individual ataupun kelompok. Sedangkan
pluralisme sendiri merupakan pengandaian adanya keberadaan yang menyangkut hal-hal
yang lebih dari satu dan menunjukkkan adanya keberadaan yang berbeda-beda, heterogen,
tapi tidak bisa di samakan antara satu dengan yang lainnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa plularisme hanyalah gagasan atau konsep yang
menggambarkan kemajemukan dalam masyarakat. Sedangkan multikuturalisme-lah yang
memberikan gambaran tentang penegasan bahwa dalam kemajemukan itu, semua anggota
masyarakat memiliki hak yang sama di publik berdasarkan pada orientasi toleransi yang
diterapkan dalam masyarakat multikultural.

2. Jelaskan tentang etnosentrisme!


Kadang kita tidak bisa memisahkan diri kita dari latar belakang dan bias-bias kultural
kita sendiri dalam memahami perilaku orang lain. Resistensi ini adalah dasar dari apa yang
disebut sebagai etnosentrisme. Etnosentrisme adalah cara pandang dan penafsiran perilaku
orang lain dari kacamata kultural kita sendiri. Semua orang—mahasiwa ataupun dosen,
orang awam maupun peneliti—harus awas akan bias dan kecenderungan-kecenderungan ini
dalam memahami perilaku orang lain dengan latar budaya yang berbeda. Etnosentrisme
sangat terkait erat dengan dengan satu topik penting lain yang dinamakan stereotip.
3. Jelaskan tentang prasangka!
Prasangka adalah sikap, kepercayaan, perasaan, dan judgment negatif terhadap suatu
kelompok dan seluruh anggota kelompoknya . Prasangka merupakan "virus" dalam berpikir.
Prasangka membuat seseorang tidak menyukai seluruh orang dalam ras, suku, dan agama
tertentu, sehingga menganggap mereka lebih rendah daripada manusia.
Prasangka terbentuk karena pikiran dan perasaan buruk terhadap kelompok tertentu
akibat pengaruh dari lingkungan atau pengalaman buruk terhadap seseorang pada suatu
kelompok. Misalnya, karena beredar anggapan bahwa "orang Padang itu pelit", maka
seseorang dapat berprasangka bahwa semua orang padang merupakan orang pelit, sehingga
membenci seluruh orang padang. Contoh lain, hanya karena satu orang Padang tidak
meminjami kita uang pada saat tertentu, kita langsung beranggapan bahwa seluruh orang
padang itu pelit (padahal bukan karena orang padang itu benar-benar pelit, tetapi memang
tidak memiliki uang atau sedang memiliki kebutuhan yang sangat mendesak.
Cara berpikir seperti itu sangatlah berbahaya karena pada kenyataannya, tidak semua
orang Padang itu pelit. Sebagai warga negara Indonesia yang terdiri dari berbagai ras, suku
dan agama kita harus menjauhi prasangka dalam berpikir agar tidak memiliki rasa benci
terhadap ras, suku, dan agama tertentu. Kuatnya prasangka dalam berpikir dapat mendorong
seseorang melakukan diskriminasi.

4. Jelaskan tentang stereotype!


Stereotip sangat berkaitan erat dengan etnosentrisme. Stereotip adalah sikap,
keyakinan, atau pendapat yang baku (fixed) tentang orang-orang yang berasal dari budaya
lain. Stereotip bisa berangkat dari fakta. Namun demikian, stereotip seringkali merupakan
kombinasi antara fakta dan fiksi mengenai orang dari kelompok budaya tertentu. Stereotip
bisa berguna dengan menjadi semacam dasar untuk melakukan penilaian, evaluasi dan
interaksi dengan orang dari budaya lain. Namun stereotip dapat menjadi berbahaya dan
merusak bila kita memegangnya dengan kaku dan menerapkannya secara pukul rata pada
semua orang dari latar belakang budaya tertentu tanpa menyadari kemungkinan adanya
kekeliruan pada dasar-dasar stereotip tersebut maupun adanya perbedaan individual di
dalam sebuah budaya.

Anda mungkin juga menyukai