Anda di halaman 1dari 19

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Metode Wawancara Hirmaningsih, S.Psi., M.Psi.,


Psikolog

PROPOSAL WAWANCARA

“Stress Kerja Wanita Karir Pada Kepala Sekolah Wanita”

Oleh:

Alviro Usman (12060120606)

Fairuza Mutiarani (12060120567)

Kelas 4/C Psikologi

PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

1443H/2022
PEKANBARU
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang semakin maju, pergeseran nilai-nilai di


masyarakat mengenai perempuan bekerja dicatat mengalami kemajuan yang terus
meningkat dari dekade sebelumnya. (Rahayu, 2015) mengemukakan bahwa
tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada wanita di tahun 1980 sebesar
32,43%, tahun 1990 sebesar 38,79%, dan tahun 2014 sudah mencapai 50,22%.
Angka jumlah angkatan kerja wanita terus melaju pesat setiap tahunnya, hal ini
dinilai sebagai kemajuan pembangunan dan menjadi laporan peningkatan kualitas
hidup serta kesejahteraan kaum wanita. Achmad dalam (Wibowo, 2011)
mengemukakan bahwa jumlah wanita yang mencari kerja akan semakin
bertambah dari waktu ke waktu di sebagian wilayah di dunia. Salah satu
penyebabnya adalah karena wanita telah memperoleh kesempatan pendidikan dan
kesempatan pekerjaan yang sama dengan pria, sehingga hal wanita memiliki
peran lebihdari satu atau disebut peran ganda. Peran ganda adalah kondisi dimana
seorang wanita selain menjadi istri bagi suaminya dan menjadi ibu bagi anak-
anaknya, memiliki pekerjaan diberbagai bidang atau profesi lain
(Hermayanti,2014). Betz dalam (Utami, 2011) mengemukakan bahwa pada tahun
2000 tiga per lima wanita di Indonesia bekerja dan 60% wanita bekerja ini
memiliki anak di bawah usia 12 tahun. Motivasi seorang wanita untuk terjun
dalam dunia karir tidak terlepas dari aspirasi yang ada pada wanita. Aspirasi
tersebut berkaitan dengan cita-cita, tujuan, rencana, serta dorongan untuk
bertindak dan berkarya (Ermawati, 2016).

Peran ganda mengakibatkan tuntutan lebih yang dapat menimbulkan situasi


yang tidak mudah untuk diselesaikan Kedua peran menuntut kinerja yang sama
baiknya, apabila wanita lebih memprioritaskan pekerjaan maka dapat
mengorbankan banyak hal untuk keluarganya. Keseimbangan dalam kehidupan
dan pekerjaan menjadi suatu kebutuhan bagi individu agar tercipta kehidupan
yang penuh makna dan berkualitas. Arti keseimbangan bukan sama dengan
berdasarkan jumlah/kuantitas, namun lebih diartikan secara psikologis (Utami,
2011). Wanita karir yang berperan ganda perlu mencapai keseimbangan antara
kehidupan dan pekerjaannya. Keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan ini
disebut dengan keseimbangan kerja-kehidupan (Kaur, 2013) mengemukakan
bahwa keseimbangan kerja-kehidupan memainkan peran penting untuk hidup
terbebas dari masalah kesehatan yang berhubungan dengan mental (seperti stress,
depresi, kecemasan, dan lain-lain) serta memperoleh kepuasan dalam pekerjaan,
dan strategi adaptif dalam menangani situasi stress baik di tempat kerja ataupun di
rumah. (Fisher dalam Novelia, 2013), menyatakan work-life balance merupakan
hal yang dilakukan seseorang dalam membagi waktu baik ditempat kerja dan
aktivitas lain diluar kerja yang didalamnya terdapat individual behavior dimana
hal ini dapat menjadi sumber konflik pribadi dan menjadi sumber.

Sebuah studi menunjukkan perempuan Indonesia termasuk yang tertinggi di


dunia untuk posisi penting di perusahaan. Survei tersebut menunjukkan sebesar
20% posisi General Manager atau Office Manager dikendalikan oleh perempuan.
Namun tak sedikit perempuan yang memegang posisi lebih penting, seperti CEO
dengan angka 17 %, direktur sebesar 10 %, Chief Financial Officer (CFO)
sebanyak 7%, dan Chief Operating Officer (COO) sebanyak 3% (CNN
Indonesia, 2016). Terjunnya wanita dalam dunia karir banyak memberikan
pengaruh terhadap segala aspek kehidupan, baik kehidupan pribadi dan keluarga,
maupun kehidupan masyarakat sekitarnya dari segi ekonomi, psikologis, sosial
dan pembangunan. Siti Ermawati (2016) meneliti tentang peran wanita karir,
urgensi dan tantangan bagi wanita yang berkarir, dan solusi konflik peran ganda
wanita karir. Faktor yang menyebabkan wanita untuk berkarir tidak hanya
disebabkan oleh faktor ekonomi, melainkan juga faktor individu yang
ditimbulkan oleh keinginan untuk mengembangkan diri dan berperan di dalam
masyarakat. Konflik keluarga dan pekerjaan yang tidak dapat dikendalikan akan
berpotensi menghambat keberhasilan wanita karir dalam perannya sebagai ibu
dan istri di rumah, perannya di dalam pekerjaan atau di dalam kedua-duanya

B. Tujuan Wawancara
Berdasarkan pemaaparan masalah di atas, adapun tujuan yang ingin dicapai
dalam wawancara ini adalah untu mengetahui bagaimana stress kerja pada wanita
karir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah seseorang yang menentukan titik pusat dan


irama suatu sekolah. Karena sekolah merupakan lembaga yang bersifat
kompleks, maka sekolah sebagai organisasi memerlukan koordinasi.
Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah juga. Kepala
sekolah berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai
organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan
kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggungjawab untuk
memimpin sekolah. Berdasarkan rumusan di atas menunjukkan betapa
penting peran kepala sekolah dalam menggerakkan kehidupan sekolah
untuk mencapai tujuan. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam
rumusan tersebut yaitu sebagai berikut ini: a) Kepala sekolah berperan
sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan
sekolah b) Kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi
keberhasilan sekolah, serta memiliki kepedulian kepada staf dan siswa.
(Wahjosumidjo, 2005) dalam (Setiyati, 2014) mengemukakan bahwa
kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang
mendorong sekolah untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien,

Menurut penelitian dalam (Sihombing, Sherly & Darwin, 2020)


kepemimpinan perempuan memiliki nilai lebih daripada kepemimpinan
laki-laki. Hal ini diungkapkan dalam penelitian Gabarino dalam Daft
(2008), “women are better able to deliver in terms of what modern society
requires of people paying attention, abiding by rule, being verbally
competent and dealing with interpersonal relationships in offices.” Yang
artinya seorang wanita labih mampu untuk memberikan perhatian,
mematuhi aturan, kompeten secara verbal dan berurusan dengan hubungan
interpersonal dalam kantor. Penelitian lain yang dilakukan oleh Robbins
dan Mary (2009) dalam (Sihombing, Sherly & Darwin, 2020), “women
are more capability than men in motivating others, foresting
communication, producing high-quality work, strategic planning,
listening to others, analyzing issues.” Yang artinya seorang perempuan
memiliki kemampuan lebih dari laki-laki dalam hal memotivasi, membina
komunikasi, memproduksi kerja berkualitas tinggi, perencanaan strategis,
mendengarkan orang lain dan menganalisis masalah. Dalam penelitian
Rahmah (2013) dalam (Sihombing, Sherly & Darwin, 2020), menyatakan
bahwa kepemimpinan perempuan memiliki kelebihan dalam hal
keterampilan interpersonal, perilaku, tugas, komunikasi, kemampuan
untuk memotivasi orang lain dan pemenuhan tujuan sehingga kehadiran
perempuan dapat diterima dalam segala bidang kehidupan. Sementara
dalam penelitian Meizara (2016) dalam (Sihombing, Sherly & Darwin,
2020) menyatakan bahwa kepemimpinan perempuan umumnya lebih
teliti, detail dan kurang empati terhadap kondisi bawahan karena merasa
dirinya memiliki peran yang sama dengan bawahan yakni sebagai wanita
karier namun mampu membagi waktu dengan baik.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah adalah seseorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu
sekolah. Karena sekolah merupakan lembaga yang bersifat kompleks,
maka sekolah sebagai organisasi memerlukan koordinasi. serta mampu
melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi
tanggungjawab untuk memimpin sekolah, dan berdasarkan hasil penelitian
juga ditemukan bahwa kepemimpian perempuanumumnya lebih memiliki
kelebihan dalam hal interpersonal.
B. Pengertian Wanita Karir
Pada hakekatnya sinonim kata wanita dan perempuan itu sama saja
namun dalam perkataan (perempuan) lebih halus, akan tetapi dalam
skripsi ini untuk selanjutnya penulis gunakan kata “wanita” dimaksudkan
karena wanita adalah istilah yang lebih populer dan lebih banyak
disebutkan dalam percakapan sehari- hari. Pengertian wanita dalam kamus
besar bahasa Indonesia wanita adalah perempuan dewasa atau kaum puteri
Moenawir Khali mengemukakan bahwa wanita disebut juga perempuan,
puteri, isteri, ibu sejenis dari bangsa manusia yang halus kulit, lemah sendi
tulangnya dan agak berlainan bentuk dari susunan laki-laki.
Karir adalah karakter pekerjaan yang sering dipengaruhi adanya
potensi individu yang bersangkutan dengan tanggung jawab dan tugas-
tugas tertentu, karir merupakan kesinambungan proforsi ilmu dan
kemampuan yang akan menghasilkan popularitas atau suatu yang bersifat
materi. Karir melibatkan pikiran, energi kesungguhan dan kontinuitas di
samping itu karir adalah wanita yang berkecimpung dalam kegiatan
profesi (usaha perkantoran dan sebagainya). Wanita karir adalah
perempuan dewasa atau kaum putri dewasa yang berkecimpung atau
berkarya dan melakukan pekerjaan atau berptofesi di dalam rumah
ataupun diluar rumah dengan dalih ingin meraih kemajuan, perkembangan
dan jabatan dalam kehidupannya. Menurut Simamora (2001), karir adalah
urutan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-
perilaku, nilai-nilai dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang
tersebut. Perencanaan karir merupakan proses yang disengaja di mana
dengan melaluinya seseorang menjadi sadar akan atribut-atribut yang
berhubungan dengan karir personal dan serangkaian langkah sepanjang
hidup memberikan sumbangan pemenuhan karir. Menurut Ekaningrum
(2002), karir digunakan untuk menjelaskan orang- orang pada masing-
masing peran atau status. Karir adalah semua jabatan (pekerjaan) yang
mempunyai tanggung jawab individu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
karir adalah suatu rangkaian atau pekerjaan yang dicapai seseorang dalam
kurun waktu tertentu yang berkaitan dengan sikap, nilai, perilaku dan
motivasi dalam individu.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan karir merupakan
kesinambungan proforsi ilmu dan kemampuan yang akan menghasilkan
popularitas atau suatu yang bersifat materi. Karir melibatkan pikiran,
energi kesungguhan dan kontinuitas di samping itu karir adalah wanita
yang berkecimpung dalam kegiatan profesi (usaha perkantoran dan
sebagainya). Wanita karir adalah perempuan dewasa atau kaum putri
dewasa yang berkecimpung atau berkarya dan melakukan pekerjaan atau
berptofesi di dalam rumah ataupun diluar rumah dengan dalih ingin
meraih kemajuan, perkembangan dan jabatan dalam kehidupannya.
C. Pengertian Stress Kerja
Rivai dan Mulyadi (dalam Amalia dan Nadia, 2017) mengatakan bahwa
"stres kerja adalah dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik
kepribadian karyawan dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan
dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan.". Zafar, et.al (2015) mengatakan
bahwa stres terbagi dua, yaitu Eustress (stres yang dapat merangsang kinerja
seseorang dan secara positif dapat mendorong karyawan untuk menghasilkan
sesuatu yang lebih baik) dan distress (stres yang menghasilkan efek negatif pada
kesehatan dan kinerja karyawan).
Menurut Gibson (1987) “Stres sebagai suatu tanggapan adaktif,
ditengahi oleh perdebatan individual dan proses psikologis, yaitu suatu
konsekuensi dari setiap kegiatan (lingkungan), situasi, atau kejadian
eksternal yang membebani tuntutan psikologi atau fisik yang terlebihan
terhadap seseorang”. Defenisi tersebut melukiskan stres dalam suatu
gambaran yang lebih negatif. Akan tetapi, tidak semua stres bersifat
negatif. Stres positif, dikemukakan oleh Selya, ialah eustress (dari bahasa
Yunani eu, yang berarti baik, sebagai euphoria) yang mendorong dalam
pengertian positif. Eustress dioerlukan dalam keidupan kita karena akan
memberikan motivasi ke arah yang lebih baik. Kondisi lingkungan yang
khas sebagai sumber yang potensial terjadinya stres. Kondisi semacam ini
disebut penekan (sterssor). Stres sangat mungkin dialami atau tidak oleh
seseorang tergantung pada karakteristik orang yang bersangkutan.
Soesmalijah Soewondo dalam (Devi S, 2003) menyatakan bahwa stres
kerja adalah suatu kondisi dimana terdapat satu atau beberapa faktor di
tempat kerja yang berinteraksi dengan pekerja sehingga menggagu kondisi
fisikologis, dan perilaku. Stres kerja akan muncul bila terdapat
kesenjangan antara kemampun individu dengan tuntutan-tuntutan dari
pekerjaannya. Stres merupakan kesenjangan antara kebutuhan individu
dengan pemenuhannya dari lingkungan. Menurut Stephen P. Rbbines
Stres adalah kondisi dinamik yang didalamnya seorang individu
dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala atau tuntutan yang
dikaitkan dengan apa yang diinginkanya dan hasilnya dipersiapkan
sebagai tidak pasti dan penting.. Stres yang terlalu besar dapat mengancam
kemampuan seorang untuk menghadapi lingkungannya. Karyawan dapat
menaggapi kondisi-kondisi tekanan tersebut secara positif maupun negatif.
Akibatnya, ada konsekuensi yang konstruktif maupun deskruktif bagi
perusahaan maupun karyawan. Pengaruh dari konsekuesi tersebut adalah
penurunan atau peningkatan usaha dalam jangka waktu pendek maupun
berlangsung dalam jangka waktu lama. Adapun Robbins (2003)
mendefinisikan stres kerja sebagai suatu kondisi yang dinamis dimana
seseorang individu dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala
(constrain) atau tuntutan (demands) yang dikaitkan dengan apa yang
sangat diinginkannya dan yang dihasilkan dipersepsikan sebagai tidak
pasti dan penting.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa stres kerja
adalah kondisi ketegangan yang menyebabkan adanya ketidakseimbangan
kondisi fisik, dan psikis pada karyawan yang bersumber dari Individu
maupun Organisasi sehingga berpengaruh pada fisik, psikologis, perilaku
karyawan.
D. Aspek-Aspek Stress Kerja

Stres kerja yang dialami seseorang menurut Davis dan Newstrom


dalam Rivai dan Mulyadi (2013) dalam, Nadia dan Amelia (2017)
disebabkan karena tugas yang terlalu banyak sehingga dapat menimbulkan
stres bila kuantitas tugas tidak seimbang dengan kemampuan yang
dimiliki karyawan, supervisor yang tidak terampil, batas waktu yang
terlalu singkat dalam menyelesaikan pekerjaan, tidak dipercaya dalam
melakukan suatu tanggung jawab, ambiguitas peran, berbedanya nilai
individu dengan perusahaan, frustrasi, perubahan dalam jenis pekerjaan
yang dilakukan dan adanya konflik dalam peran yang dijalankan. Maka
dari itu stres kerja dapat dikurangi dengan menggunakan manajemen
waktu yang ketat, rileks, banyak beristirahat, santai, belajar untuk
mendengarkan, memperbaiki lingkungan, tidak memusingkan hal kecil,
banyak tidur, mendapatkan bimbingan, berteman dengan orang-orang
optimis, kenali stressor, kendalikan apa yang dipikirkan

Menurut Hidayanti dan Trisnawati (dalam, Nadia dan Amelia, 2017)


dimensi dan indikator stres kerja adalah:

1. Ambiguitas Peran
Indikator: Pekerjaan yang banyak
2. Pengembangan Karir
Indikator: Tidak adanya pengembangan karir
3. Hubungan Kerja
Indikator: pikiran yang tidak sejalan dengan rekan kerja, dibuli teman,
bekerja diluar jam kantor
Sementara menurut Olusegun, dkk (2014) dalam, Nadia dan Amelia
(2017) dalam penelitian indikator stres seperti beban kerja berlebihan,
ingin mengembangkan karir, konflik kerja/keluarga, kelelahan, cemas,
tidak bahagia, lemah, sakit kepala dapat mempengaruhi kinerja karyawan
sebesar 56,9%.
BAB III
METODE WAWANCARA
A. Defenisi Operasional Stress Kerja

Stres kerja adalah respon penyesuaian yang merupakan hasil interaksi


individu dengan pekerjaannya terhadap situasi eksternal peluang, kendala,
tuntutan yang tidak seimbang yang menyebabkan timbulnya penyimpangan-
penyimpangan fisik, psikologis yang berpengaruh terhadap kognisi dan emosi,
serta perubahan tingkah laku.

B. Blue Print Stress Kerja

No Aspek Stress Indikator Pertanyaan


Kerja
1. Ambisiusitas 1. Bagaimana cara Anda mengatur
1. Pekerjaan yang
Peran waktu untuk mengerjakan
banyak
pekerjaan yang banyak?
2. Beban pekerjaan
2. Bisakah Anda jelaskan
yang berlebihan
bagaimana tugas sebagai
seorang kepala sekolah?
3. Bagaimana upaya Anda
menjaga stamina disaat jam
kerja yang padat?
4. Apakah anda sering mengalami
sakit kepala di saat tertentu
ketika sedang bekerja?
5. Apakah Anda mengalami
burnout selama menjabat
sebagai kepala sekolah?
6. Apakah kantor anda
menyediakan fasilitas seperti
ruang outbound untuk
refreshing saat anda memiliki
tugas pekerjaan yang banyak?
7. Kesulitan apa yang Anda alami
dalam melaksanakan pekerjaan
tersebut?
8. Apakah Anda termasuk tipe
yang sering menunda pekerjaan
atau tidak?
9. Apakah anda pernah lalai
terhadap tugas yang diberikan
kepada anda?
2. Pengembangan 1. Tidak adanya 1. Selama menjabat menjadi
karir pengembangan kepala sekolah apakah Anda
karir pernah mengalami
penghambatan dalam
pengembangan karir? Jika iya
bias tolong anda jelaskan?
2. Apakah Anda mempunyai
kesibukan lain selain menjadi
kepala sekolah?
3. Apa saja pencapaian yang Anda
raih selama menjabat sebagai
kepala sekolah?
4. Bagaimana Anda menata karir
hingga dapat menjabat sebagai
kepala sekolah seperti saat ini
3. Hubungan Kerja 1. Pikiran yang tidak 1. Bagaimana lingkungan
sejalan dengan pekerjaan anda saat ini, apakah
rekan kerja menyenangkan atau
2. Bekerja diluar membosankan?
jam kantor 2. Situasi seperti apa yang
biasanya membuat anda merasa
tidak nyaman saat berada di
lingkungan kantor Anda?
3. Apakah situasi di lingkungan
pekerjaan Anda kondusif?
4. Apakah Anda sering berkerja
diluar jam kerja?
5. Biasanya apa yang membuat
Anda tidak bersemangat dalam
melakukan pekerjaan?

C. Guide Pertanyaan
I. Pertanyaan Umum

No Pertanyaan
1 Sejak kapan Anda diangkat menjadi kepala sekolah?
2 Anda berkerja pada jenjang pendidikan apa?
3 Bisa Anda sebutkan sekolah tempat Anda berkerja?
4 Berapa jam rata-rata waktu Anda berkerja?
5 Apa pencapaian yang pernah Anda raih ketika menjabat sebagai kepala sekolah?

II. Pertanyaan Sesuai Blue Print


No Bagian Pertanyaan
A Pembukaan 1. Assalamu’alaikum selamat sore dengan saudara A?
saya ….. dari Fakultas Psikologi UIN Suska Riau
yang telah menghubungi anda kemarin untuk saya
wawancarai. Apakah hari ini anda sudah siap saya
wawancara?
2. Bisakah anda memperkenalkan diri (inisial saja)
dan umur anda?
3. Sebelumnya bisa anda sebutkan dimana anda
bekerja dan apa jabatannya?
4. Sudah berapa lamakah anda bekerja di tempat
tersebut?
5. Baiklah seperti yang saya sudah sampaikan
kemarin dan anda telah menyatakan diri berminat
untuk saya wawancarai sebelumnya.
6. Baiklah lansung saja kita mulai
B Isi 1. Bagaimana cara Anda mengatur waktu untuk
mengerjakan pekerjaan yang banyak?
2. Bisakah Anda jelaskan bagaimana tugas
sebagai seorang kepala sekolah?
3. Bagaimana upaya Anda menjaga stamina
disaat jam kerja yang padat?
4. Apakah anda sering mengalami sakit kepala di
saat tertentu ketika sedang bekerja?
5. Apakah Anda mengalami burnout selama
menjabat sebagai kepala sekolah?
6. Apakah kantor anda menyediakan fasilitas
seperti ruang outbound untuk refreshing saat
anda memiliki tugas pekerjaan yang banyak?
7. Kesulitan apa yang Anda alami dalam
melaksanakan pekerjaan tersebut?
8. Apakah Anda termasuk tipe yang sering
menunda pekerjaan atau tidak?
9. Apakah anda pernah lalai terhadap tugas yang
diberikan kepada anda?
10. Selama menjabat menjadi kepala sekolah
apakah Anda pernah mengalami penghambatan
dalam pengembangan karir? Jika iya bias
tolong anda jelaskan?
11. Apakah Anda mempunyai kesibukan lain
selain menjadi kepala sekolah?
12. Apa saja pencapaian yang Anda raih selama
menjabat sebagai kepala sekolah?
13. Bagaimana Anda menata karir hingga dapat
menjabat sebagai kepala sekolah seperti saat ini
14. Bagaimana lingkungan pekerjaan anda saat ini,
apakah menyenangkan atau membosankan?
15. Situasi seperti apa yang biasanya membuat
anda merasa tidak nyaman saat berada di
lingkungan kantor Anda?
16. Apakah situasi di lingkungan pekerjaan Anda
kondusif?
17. Apakah Anda sering berkerja diluar jam kerja?
18. Biasanya apa yang membuat Anda tidak
bersemangat dalam melakukan pekerjaan?
C Penutup 1. Baiklah saya rasa semua pertanyaan saya sudah
dijawab. Apakah ada yang ingin anda tambahkan?
2. Bagaimana perasaan saudara saat mengikuti
wawancara ini?
3. Anda telah memberikan saya banyak informasi
mengenai pekerjaan anda. Saya sangat menghargai
kesediaan anda untuk saya wawancarai.
4. Terima kasih atas waktunya semoga wawancara
kita pada hari ini dapat bermanfaat kedepannya.
Saya akhiri wasalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh

D. Jadwal Wawancara
Jadwal wawancara sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui
yaitu:
1. Pewawancara I: Alviro Usman
Wawancara dilakukan pada hari Sabtu, Tanggal 8 Juni 2022 di kediaman
subjek (JL. Sudirman NO 26 RT 001 RW 008, Kel. Langgini, Kec.
Bangkinang Kota, Kota Bangkinang).
2. Pewawancara II : Fairuza Mutiarani
Wawancara dilakukan pada hari Sabtu, Tanggal 8 Juni 2022 di kediaman
subjek (Cipta Karya Regency, Jl. Auri, Gg. Auri VI, Pekanbaru).

DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Reza. 2013. Pengaruh Budaya Organisasi dan Stress Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Karyawan
Bank Mandiri Cabang Padang. Jurnal Manajemen Universitas Andalas Padang

Astuti, Rofifah Putri. 2019. HARDINESS PADA WANITA KARIR. Skripsi.


Surakarta: Program Studi Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ceman, Iska. 2018. PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA


KARYAWAN PADA PT. TELKOM AKSES MAKASSAR REGIONAL.
Skripsi. Makassar: Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar Makassar

Hardianti. 2014. PERAN WANITA KARIR DALAM KEHIDUPAN RUMAH


TANGGA DESA BONTOLEMPANGAN KECAMATAN
BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA. Skripsi. Makassar: Prodi
Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin Filsafat Dan Politik Universitas Islam
Negeri (UIN) Alauddin Makassar
Saman, Abdul. Eka. 2012. Pengaruh Motivasi Kerja dan Dukungan Suami Terhadap
Stres Konflik Peran Ganda Dan Kepuasan Perkawinan Pada Wanita Karir.
JURNAL PSIKOLOGI: TEORI & TERAPAN, Vol. 2, No. 2.

Anda mungkin juga menyukai