Anda di halaman 1dari 7

Sikap Terhadap Pengembangan Karir Ditinjau .....

Yuliana Intan Lestari

Sikap Terhadap Pengembangan Karir Ditinjau dari Gender


Yuliana Intan Lestari

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau


email:anayuliana.psikologi@uin-suska.ac.id

Abstrak

Sikap terhadap pengembangan karir adalah penilaian atau evaluasi (berdasarkan


kognitif, afektif dan konatif) mengenai pengembangan karir yang tercermin dalam
mendukung atau tidak mendukung sebagai reaksi dari pengembangan karir yang
berupa peningkatan pendidikan, sistem promosi, pelatihan, serta mutasi kerja. Peneli-
tian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sikap terhadap pengembangan karir
pada karyawan ditinjau dari gender yaitu karyawan laki-laki dan karyawan perempuan.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan sikap terha-
dap pengembangan karir antara karyawan laki-laki dan karyawan perempuan. Subyek
penelitian diambil dengan metode insidental sampling atau secara kebetulan disesuai-
kan dengan kebutuhan penelitian sehingga diperoleh karyawan laki-laki dan karyawan
perempuan berjumlah 170 orang. Hasil analisa menggunakan teknik Independent
Sampel T-Test diperoleh nilai t sebesar 0,186 dengan tingkat signifikansi sebesar
p=0,852 (p≥0,01). Hasil ini menunjukkan bahwa sikap terhadap pengembangan karir
antara karyawan laki-laki dan karyawan perempuan adalah sama.

Kata Kunci: sikap, pengembangan karir, gender

Abstract

Attitude toward career development are the evaluation based on cognitive, affective
and conative about career development which is can support or not as reaction of ca-
reer development such as study improvement, promotions system, training and also
employee change in the other area. The purpose of this study was to find out differ-
ence of attitude of employee toward carrer development based on gender both man
and woman. Research hypotheses was there is different about attitude toward career
development between employee both man and woman. The respondents were 170
employee which is using incidental sampling technique. Data analysis method used
is Independent Sample T-Test, from that analysis finding t score 0,186 with significant
score p=0,852 (p≥0,01). The result showed that there is no difference about attitude
toward career development between man and woman in employee.

Keywords: attitude, carrer development, gender

Pendahuluan si dan bahkan ruang tempat dimana manusia


beraktifitas.
Permasalahan gender bukanlah per- Beberapa dekade lalu, peran perem-
soalan baru dalam kajian-kajian sosial, hu- puan di dunia kerja masih belum menonjol.
kum, keagamaan, maupun yang lainnya. Na- Seringkali perempuan hanya menempati po-
mun demikian, kajian tentang gender masih sisi tidak penting. Secara tradisional perem-
tetap aktual dan menarik, mengingat masih puan diharapkan berada di rumah menger-
banyaknya masyarakat khususnya di Indone- jakan pekerjaan domestik seperti memasak,
sia yang belum memahami persoalan ini dan merawat anak, membersihkan dan mengu-
masih banyak terjadi berbagai ketimpangan rus serta menata rumah. Sementara laki-laki
dalam penerapan gender sehingga memu- bekerja mencari nafkah. Keikutsertaan per-
nculkan terjadinya ketidakadilan gender. empuan dalam bekerjasama dengan kaum
Dalam Women’s Studies Encyclopedia men- laki-laki menimbulkan peran ganda wanita
jelaskan bahwa gender adalah suatu konsep (Sriewijono, dkk, 2006).
kultural yang berupaya membuat pembedaan Data statistik di Indonesia menunjuk-
(distinction) dalam hal peran, prilaku, mentali- kan peran perempuan dalam sektor indus-
tas, dan karakteristik emosional antara laki – tri dan pelayanan umum hampir seimbang
laki dan perempuan yang berkembang dalam dibandingkan dengan laki-laki (Suhartini, dkk,
masyarakat. Perbedaan konsep gender se- 2011). Fenomena ini disebabkan oleh banyak
cara sosial telah melahirkan perbedaan peran hal, diantaranya jumlah perempuan terdidik
perempuan dan laki- laki dalam masyarakat. (berpendidikan tinggi) hampir sama jumlahn-
Secara umum adanya gender telah melahir- ya dengan laki-laki. Selain itu, terbukanya
kan perbedaan peran, tanggung jawab, fung- lapangan pekerjaan yang tidak menutup

120
Jurnal Psikologi, Volume 11 Nomor 2, Desember 2015

kesempatan untuk perempuan turut berpar- yang lainnya sehingga akan berdampak ter-
tisipasi aktif dalam dunia kerja. hadapsikap mereka dalam pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM) dalam karir (Ruderman et al dalam Yusnita, 2010).
sebuah organisasi/perusahaan merupakan Ivancevich (2001) menyatakan sikap adalah
aset yang paling berharga, sehingga perlu karakteristik yang bertahan dalam jangka
dikelola secara baik dan profesional agar waktu lama terhadap cara pikir, perasaan, dan
dapat tercipta keseimbangan antara kebutu- bertingkah laku. Juga mengatakan bahwa si-
han sumber daya manusia dengan tuntutan kap merupakan perasaan positif dan negatif
pencapaian tujuan organisasi. Salah satu atau kesiapan keadaan mental yang dipelajari
pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan diorganisasikan sepanjang pengalaman
secara profesional ini adalah menyelengga- yang mempengaruhi seseorang dalam mer-
rakan pengembangan karir. Menurut Byars espon orang lain, objek dan situasi. Eagley
dan Rue (2003: 257), pengembangan karir dan Chaiken (1993) memberi batasan sikap
merupakan aktivitas formal dan berkelanjutan sebagai kecenderungan untuk memberikan
yang merupakan suatu upaya organisasi un- penilaian terhadap identitas objek sikap ke
tuk mengembangkan dan memperkaya sum- dalam suatu kontinum derajat suka atau tidak
ber daya manusianya dengan menyelaraskan suka, yang berwujud dalam tanggapan yang
kebutuhan mereka dengan kebutuhan organ- bersifat kognitif, afektif dan konatif (perilaku).
isasi. Berdasarkan pada pengertian tersebut dapat
Keterlibatan laki-laki dan perempuan disimpulkan bahwa terdapat tiga komponen
pada instansi pemerintah memiliki pengem- yang tercakup dalam sikap seseorang, yaitu
bangan karir yang sudah ditentukan oleh komponen kognitif, afektif dan konatif.
Pemerintah, namun berbeda halnya dengan Sikap terhadap pengembangan karir
kesempatan untuk mengembangkan karir adalah sikap sebagai penilaian karyawan ter-
pada perempuan di instansi swasta. Pada in- hadap suatu struktur aktivitas normal yang di-
stansi swasta,daya kompetitif untuk mengem- tawarkan instansi kepada karyawannya mela-
bangkan karir lebih besar. Namun pada keny- lui serangkaian posisi, pekerjaan atau jabatan
ataannya yang menduduki jabatan tinggi di dengan tujuan meningkatkan kesadaran,
perusahaan masih didominasi oleh laki-laki. pengetahuan dan kemampuan yang mem-
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pengaruhi arah dan kemajuan karir mereka
pada perempuan yang bekerja, didapatkan yang menentukan penilaian atau evaluasi ter-
data bahwa mereka kerap kali menolak jika hadap perilaku itu (Fishbein dan Ajzen,1990).
diberi kesempatan untuk mengikuti berbagai Sikap karyawan terhadap pengembangan ka-
pelatihan dan pengembangan diri. Penolakan rir adalah penilaian atau evaluasi (berdasar-
ini dilakukan karena mereka lebih mempertim- kan kognitif, afektif dan konatif) mengenai
bangkan keluarga dibandingkan pekerjaan. pengembangan karir yang tercermin dalam
Kondisi ini menyebabkan pengembangan ka- positif atau negatif, setuju atau tidak setuju,
rir bukan menjadi prioritas utama pada wanita mendukung atau tidak mendukung sebagai
terutama yang sudah berkeluarga. reaksi dari pengembangan karir yang beru-
Rapoport (dalam Andani, 1998) men- pa peningkatan pendidikan, sistem promosi,
gatakan jika seseorang perempuan sekali pelatihan, serta mutasi kerja.
mengundurkan diri dari dunia kerja, maka sulit Meskipun secara formal kebijakan
baginya untuk meraih posisi tinggi dan tang- pemerintah dan juga undang-undang yang
gung jawab yang besar, meskipun lingkungan ada memberikan kesempatan yang sama
kerja tersebut tidak mempunyai prasangka luasnya bagi laki-laki dan perempuan untuk
yang sifatnya meragukan kemampuan per- menuntut ilmu dan mengembangkan karir,
empuan. Pada saat inilah seseorang perem- namun dalam prakteknya perempuan banyak
puan akan menghadapi dilema antara tetap menemui hambatan yang lebih besar daripa-
bertahan pada pekerjaannya agar karirnya da laki-laki dalam mengembangkan karirnya.
tidak terhenti, atau mengurus anak yang men- Hambatan tersebut dapat bersifat kultural
jadi tanggung jawabnya. dan psikologis (Munandar dalam Mudzhar,
Wanita bekerja dihadapkan pada 2001). Hal ini dapat disebabkan oleh nilai-nilai
peran ganda, yaitu sebagai wanita bekerja tradisi yang menuntut perempuan untuk han-
dan sebagai ibu rumah tangga. Proses pem- ya bergerak di kawasan domestik dan tidak
bagian peran wanita dapat menyebabkan boleh melebihi laki-laki.
ketidakseimbanganperan atau terjadi proses Kehidupan wanita karir menunjukkan
peran satu mencampuri peran yang lain, yang seberapa besar manfaat perempuan sebagai
apabila terjadi secaraterus-menerus dan den- pekerja mampu memenuhi kebutuhannya se-
gan intensitas yang kuat dapat menyebab- cara individu, bagi rumah tangganya maupun
kan konflik pekerjaan-keluarga (work-family masyarakat. Banyak perempuan yang berka-
conflict). Ketika seseorang mengalami konflik rir mengalami beberapa kehidupan yang tidak
pekerjaan-keluarga, pemenuhan peran yang- sesuai dengan apa yang diharapkan dalam
satu akan mengganggu pemenuhan peran ruang lingkup pekerjaannya. Sehingga dapat

121
Sikap Terhadap Pengembangan Karir Ditinjau ..... Yuliana Intan Lestari

membuat seseorang merasa tertekan dan se- kan, pelatihan karyawan, promosi jabatan dan
cara potensial mempengaruhi sikap mereka mutasi kerja, peneliti menggunakan modifi-
terhadap pengembangan karir. kasi skala Likert dengan empat alternatif pili-
Berdasarkan permasalahan yang di han. Pernyataan terdiri dari pernyataan yang
kemukakan di atas, maka peneliti merasa per- mendukung (favorable) dan pernyataan tidak
lu untuk mengkaji dan menelaah lebih lanjut mendukung (unfavorable). Skala sikap ber-
tentang bagaimana perbedaan sikap terha- jumlah 40 pernyataan, pernyataan yang men-
dap pengembangan karir ditinjau dari gender. dukung diberi skor 4 untuk sangat setuju, 3
Apakah terdapat perbedaan sikap terhadap untuk setuju, 2 untuk tidak setuju dan 1 untuk
pengembangan karir antara karyawan per- sangat tidak setuju, sedangkan untuk perny-
empuan dan laki-laki.Tujuan dari penelitian ini ataan yang tidak mendukung di beri skor 1
adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya untuk sangat setuju, 2 untuk setuju, 3 untuk
perbedaan sikap terhadap pengembangan tidak setuju dan 4 untuk sangat tidak setuju.
karir ditinjau dari gender. Beberapa contoh aitem favorabel yang terda-
pat dalam penelitian ini adalah “Melanjutkan
Metode pendidikan tidak akan memperbaiki kemam-
puan dalam meningkatkan potensi karir” dan
Desain Penelitian “Keahlian dan keterampilan pegawai dapat dit-
Penelitian ini adalah penelitian kuan- ingkatkan dengan berbagai bentuk pelatihan
titatif komparasi untuk melihat perbedaan kerja”. Aitem unfavorabel seperti “Saya tidak
sikap terhadap pengembangan karir ditinjau pernah hadir jika kantor saya menyelenggara-
dari gender dalam hal ini karyawan laki-laki kan seminar dan pelatihan ketenagakerjaan”
dan karyawan perempuan. dan “Saya tidak pernah mau mengikuti pelati-
han yang diselenggarakan kantor”.
Populasi dan Sampel Penelitian Uji coba alat ukur atau try out dilak-
Variabel dalam penelitian ini adalah sanakan pada awal bulan September 2013
variabel dependen adalah sikap terhadap terhadap skala sikap terhadap pengem-
pengembangan karir sedangkan variabel in- bangan karir. Uji coba skala ini diberikan
dependen adalah gender (laki-laki dan perem- kepada 50 orang subyek yang merupakan
puan). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Bank Swasta di Pekanbaru yang
karyawan di Bank Swasta di Kota Pekanbaru, diambil secara acak. Secara keseluruhan, su-
baik laki-laki maupun perempuan. Sampel byek try out memiliki karakteristik yang sama
merupakan bagian dari jumlah dan karak- dengan subyek penelitian. Dari 50 skala yang
teristik yang dimiliki oleh populasi, sehingga disebarkan, hanya kembali 30 skala.
sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah sebagian dari seluruh karyawan per- Analisa Data
bankan di Kota Pekanbaru. Besarnya sampel Data dalam penelitian ini akan dianalisa den-
adalah berjumlah 170 responden yang diper- gan analisa statistik kuantitatif, yang dapat
oleh dengan metodesimple random sam- bekerja dengan angka-angka, bersifat objek-
pling. Dikatakan simple (sederhana) karena tif dan universal (Hadi, 2000). Analisa data
pengambilan anggota populasi dilakukan se- yang digunakan dalam penelitian ini adalah
cara acak tanpa memperhatikan strata yang Independent Sample T-Tes yang dilakukan
ada dalam populasi itu. Cara demikian dilaku- dengan bantuan Program SPSS 18.0 for Win-
kan bila anggota populasi dianggap homogen dows. Sebelum dilakukan analisis data, untuk
(Sugiono, 2003). Generalisasi dari penelitian menguji hipotesa terlebih dahulu dilakukan uji
populasi ini adalah kepada seluruh karyawan asumsi yang meliputi uji normalitas sebaran
Bank Swasta lain yang memiliki karakteristik dan uji homogenitas.
yang sama dengan subyek dalam penelitian
ini. Hasil

Pengukuran Hasil analisis skala sikap terhadap


Dalam penelitian ini adalah dengan pengembangan karir menunjukkan dari 40
metode skala. Metode skala yang diguna- aitem terdapat 34 aitem yang memiliki daya
kan untuk variabel Sikap Terhadap Pengem- diskriminasi tinggi yaitu aitem-aitem yang me-
bangan Karir adalah menggunakan Skala miliki indeks diskriminasi sama atau lebih be-
Sikap Terhadap Pengembangan Karir. Keter- sar dari 0,300. Terdapat 6 aitem yang gugur
angan gender dilihat dari Data Sosio Demo- (daya diskriminasi tidak baik) yaitu aitem no-
grafi jenis kelamin yang dicantumkan dalam mor 1, 11, 21, 22, 23 dan 36. Dalam peneli-
skala Sikap Terhadap Pengembangan Karir. tian ini indeks daya diskriminasi aitem yang
Skala sikap terdiri dari tiga aspek yaitu kog- berdiskriminasi tinggi bergerak dari 0,301
nitif, afektif dan konatif. Untuk mengumpul- sampai dengan 0,875 yang berjumlah 34 dan
kan data tentang sikap karyawan terhadap semuanya digunakan dalam penelitian ini.
pengembangan karir yang berupa pendidi- Setelah dilakukan uji daya diskriminasi aitem,

122
Jurnal Psikologi, Volume 11 Nomor 2, Desember 2015

kemudian dilakukan uji reabilitas alpha den- rata-rata sikap terhadap pengembangan karir
gan reabilitas alpha 0, 946.Uji validitas pada karyawan responden laki-laki adalah sebesar
variabel sikap terhadap pengembangan karir 109,1522, sedangkan responden perempuan
dilakukan dua tahap. Dari 40 aitem pernyat- nilai rata-rata sikap terhadap pengembangan
aan, diperoleh 6 aitem yang gugur dan yang karir karyawan adalah sebesar 109,4744. Ber-
dinyatakan valid sebanyak 34 aitem. dasarkan hasil analisis diperoleh nilai t (Equal
Jumlah responden total dalam peneli- Variances Assumed) sebesar 0,186 dengan
tian ini adalah 170 orang karyawan. Jumlah nilai signifikansi (p) sebesar 0,852. Mengacu
responden sebesar itu sudah mewakili popu- pada ketentuan bahwa jika p ≤ 0,01 atau p ≤
lasi karyawan perbankan di Kota Pekanbaru. 0,05 maka hipotesis diterima. Dari hasil pe-
Karakteristik biografis responden yang di- nelitian ini p = 0,852 (p ≥ 0,01) maka hipotesis
analisa dalam penelitian ini adalah meliputi dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan
gender yang dijadikan sebagai variabel inde- sikap terhadap pengembangan karir ditinjau
penden yaitu laki-laki dan perempuan. Secara dari gender ditolak. Artinya sikap terhadap
umum data karakteristik biografis berupa gen- pengembangan karir antara karyawan laki-
der adalah karyawan laki-laki berjumlah 92 laki dan karyawan perempuan adalah sama.
orang dan karyawan perempuan berjumlah Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
78 orang. Berdasarkan data tersebut, kompo- tidak terdapat perbedaan signifikan antara
sisi responden berdasarkan gender sebesar karyawan laki-laki dan karyawan perempuan
54,12% berjenis kelamin laki-laki, dan 45,88% mengenai sikap terhadap pengembangan ka-
perempuan. rir mereka.
Berdasarkan hasil analisa tamba-
Hasil han bahwa sikap terhadap pengembangan
karir pada karyawan laki-laki menunjukkan
Uji Normalitas N=92, Mean=109,1522, SD=11,73043. Se-
Uji normalitas sebaran dimaksudkan dangkan sikap terhadap pengembangan
untuk mengetahui apakah dalam variabel karir pada perempuan menunjukkan N=78,
yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Mean=109,4744, SD=10,63164. Berdasar-
Hal ini berarti bahwa uji normalitas diperlukan kan hasil analisis deskriptif statistik menun-
untuk menjawab pertanyaan apakah syarat jukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai
sampel yang representatif terpenuhi atau yang signifikan antara karyawan laki-laki dan
tidak, sehingga hasil penelitian dapat digener- karyawan perempuan mengenai sikap mere-
alisasi pada populasi (Hadi, 2000). Uji normal- ka terhadap pengembangan karir.
itas sebaran ini menggunakan teknik onesam- Pada alat ukur sikap terhadap
ple Kolmogorov-Smirnov test yang dikatakan pengembangan karir pengelompokan subyek
normal jika p > 0,05.Berdasarkankaidah uji dibagi menjadi lima kategorisasi yaitu rendah,
normalitas sebaran yaitu apabila p > 0,05, sedang, dan tinggi dengan bantuan rumus
maka sebaran data terdistribusi secara nor- Azwar (2010). Alat ukur terdiri dari 34 aitem,
mal. Berdasar tabel 4 di atas diketahui bahwa sehingga standar skor minimal adalah 1x34 =
pada variabel sikap terhadap pengembangan 34, standar skor maksimum 4x34 = 136, se-
karir terdistribusi normal karena p=0,071 (p > dangkan nilai range 136-34 = 102, nilai mean
0,05). adalah (136+34)/2 = 85 dan standar devias-
inya adalah (136-34)/6 = 17. Berdasarkan
Uji Homogenitas rumus yang digunakan untuk masing-masing
Uji Homogenitas merupakan salah kategorisasi X < 85-17 = 68. Kategori sedang
satu prasyarat yang diperlukan dalam pengu- 68 ≤ X ≤ 102. Kategori tinggi 102 ≤ X. Hasil
jian statistik parametrik dengan analisa var- kategorisasi data penelitian diperoleh subyek
ians.Nilai signifikansi menunjukkan nilai p > yang berada pada kategori rendah tidak ada
0.05. Nilai p=0,305 (p>0,05). Berdasarkan (0%), sedang berjumlah 55 orang (32,35%)
analisis data dapat disimpulkan bahwa data dan tinggi berjumlah 115 orang (67,65%).
sikap terhadap pengembangan karir dari ked- Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan
ua responden jenis kelamin memiliki varian bahwa secara keseluruhan sikap terhadap
yang homogen. pengembangan karir karyawan Perbankan
berada pada kategori tinggi.
Uji Hipotesis
Untuk mengetahui apakah gender Pembahasan
memiliki peran dalam pembentukan sikap ter-
hadap pengembangan karir karyawan, digu- Hasil pengujian Uji t menunjuk-
nakan Independent Sample T-Test. Analisis kan bahwa secara statistik tidak terdapat
ini digunakan untuk menguji perbandingan perbedaan yang signifikan sikap terhadap
sikap terhadap pengembangan karir antara pengembangan karir antara karyawan laki-
laki-laki dan karyawan perempuan. Berdasar- laki dan karyawan perempuan. Sehingga hi-
kan hasil analisis menunjukkan bahwa nilai potesis dalam penelitian ini yang menyatakan

123
Sikap Terhadap Pengembangan Karir Ditinjau ..... Yuliana Intan Lestari

“ada perbedaan yang signifikan sikap terha- bedaan gender. Penelitian ini menunjukkan
dap pengembangan karir karyawan ditinjau bahwa berbagai indikator dalam pengem-
dari gender” ini ditolak. Artinya sikap terhadap bangan karir di dunia pekerjaan tidak mem-
pengembangan karir pada karyawan Per- bedakan kesempatan untuk memperolehnya
bankan tidak dipengaruhi oleh faktor gender. baik bagi karyawan laki-laki maupun perem-
Temuan dalam penelitian ini menghasilkan puan. Mereka mempunyai sikap yang sama
beberapa catatan menarik. Pertama, hasil terhadap pengembangan karir mereka.
penelitian ini menyanggah pendapat riset Ul- Seorang individu yang mempunyai
Islam (1997) yang menyebutkan bahwa per- kebutuhan dan keinginan yang kuat untuk
empuan cenderung bersikap negatif terhadap berprestasi salah satunya dalam dunia kerja
karir. Sikap tersebut merupakan produk dari akan mengembangkan potensinya semaksi-
kebijakan, praktek dan prosedur Manajemen mal mungkin dan berupaya keras untuk me-
Sumber Daya Manusia yang diskriminatif ter- menuhi kebutuhan dan keinginannya terse-
hadap perempuan. Pada beberapa kasus, but, tidak terkecuali bagi perempuan yang
pekerja laki-laki lebih disukai dibandingkan bekerja. Jadi, semakin tinggi “need”, maka
dengan pekerja perempuan. Hal ini berkaitan akan semakin kuatlah keinginan untuk men-
dengan “anggapan” bahwa perempuan capai prestasi kerja setinggi-tingginya. Men-
adalah tipikal pekerja jangka pendek yang urut Spangler (Kalat, 1999) individu dengan
kurang produktif sehubungan dengan hak- kebutuhan berprestasi yang tinggi cender-
hak kodrati yang melekat pada perempuan ung mengantarkannya pada kesuksesan.
seperti berkurangnya waktu bekerja karena Mereka yang benar-benar secara konsisten
cuti melahirkan, mengasuh dan mengurus mengarahkan diri pada pencapaian prestasi
anak serta menguruh rumah tangga sehingga dalam karir cenderung menuntut diri untuk
dianggap tidak menguntungkan perusahaan berusaha lebih keras dan selalu berupaya
dalam jangka panjang. mengatasi kesulitan-kesulitan dan tantangan
Kedua, temuan dalam penelitian ini yang menghambat pengembangan karirnya.
juga berbeda dengan pandangan beberapa (Weiner, 1972; Cllemmer, 1975)mengungka-
kalangan yang beranggapan bahwa kar- pkan di mana setiap orang baik pria maupun
yawan perempuan memiliki sikap negatif ter- wanita mempunyai keinginan dan dorongan
hadap pengembangan karir. Purwani (1995) untuk berprestasi dalam karir yang berbeda-
dalam penelitiannya menyatakan bahwa per- beda, terlepas dari pengaruh gender.
empuan “still thinking in term of jobs rather Penelitian lain dari Diekman & Ea-
than career”, maknanya perempuan masih gly (dalam Baron & Byrne, 2003) menyata-
berpikir dalam kerangka bekerja bukan pada kan bahwa definisi tingkah laku yang pantas
karir. Pandangan bahwa perempuan memiliki berubah sejalan dengan bergulirnya waktu,
sikap negatif terhadap pengembangan karir khususnya stereotip wanita akhir-akhir ini,
tidak terbukti dalam penelitian ini. Merupakan terdapat perubahan yang besar dalam peran
hal yang benar dikatakan bahwa dunia peker- wanita dibandingkan pria. Perkembangan za-
jaan merupakan lahan menarik bagi perem- man, tuntutan hidup dan beban ekonomi yang
puan untuk mengembangkan kemampuan makin tinggi, serta makin maraknya gerakan
aktualisasi diri yang mereka miliki. Selain itu emansipasi wanita mengubah pandangan
dunia karir juga dipandang sebagai sebuah tradisional mengenai peran wanita disektor
institusi dimana kesetaraan gender antara la- domestik. Kini masyarakat mulai menerima
ki-laki dan perempuan adalah suatu hal yang wanita yang bekerja dan berkarir. Selain itu,
harus diperjuangkan. sikap toleransi / penerimaan dan pengertian
Adapun penelitian sebelumnya yang dari sebagian kaum pria terhadap keberhasi-
terkait namun berbeda variabel dependennya lan atau prestasi pasangan hidupnya juga
yang dilakukan Sri Trianingsih dan Sri Iswati mulai menunjukkan perubahan yang positif,
(2003) menunjukkan bahwa tidak terdapat bahkan mereka menginginkan atau men-
perbedaan atau ada kesetaraan komitmen dorong pasangan hidupnya untuk berkarir.
organisasional, komitmen profesional, mo- Menurut pendapat Andani (2001),
tivasi dan kesempatan kerja antara auditor kesempatan untuk bekerja menjadi lebih ter-
pria dan wanita pada kantor akuntan publik buka untuk perempuan. Bekerja bagi perem-
di Jawa Timur. Hasil penelitian ini mengindi- puan merupakan sarana untuk memenuhi
kasikan bahwa antara karyawan laki-laki dan kebutuhan akan aktualisasi diri dan realisasi
perempuan memiliki kesamaan dalam komit- diri, meningkatkan kesejahteraan pribadi se-
men organisasi untuk mengembangkan karir cara ekonomis, memanfaatkan kesempatan
mereka dalam dunia kerja. Adapula penelitian berinteraksi, menyumbangkan sesuatu yang
terkait yang dilakukan Ikhsan (2007) dengan kreatif bagi masyarakat atau sekedar mencari
menggunakan variabel profesionalisme audi- pengalaman diluar rumah.
tor sebagai variabel dependennya. Hasil pe-
nelitian ini yaitu tidak ada perbedaan tingkat
profesionalisme auditor jika dilihat dari per-

124
Jurnal Psikologi, Volume 11 Nomor 2, Desember 2015

Kesimpulan Yogyakarta 20 Nopember 1999.


Handoko, H.(2004). Manajemen Personalia &
Berdasarkan hasil penelitian yang Sumber daya Manusia. BPFE:
telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpu- Yogyakarta.
lan bahwa sikap terhadap pengembangan Kalat, W. J. (1999). Introduction to Psychology.
karir karyawan Perbankan berdasarkan jenis 5th Edition. North Caroline State
kelamin (gender) tidak berbeda secara nyata University.
atau sama. Artinya menunjukkan bahwa ber- Lips, Hilary M. (1993). Sex and Gender: An
bagai indikator dalam pengembangan karir di Introduction. London: Myfield Publis-
dunia pekerjaan tidak membedakan kesem- hing Company.
patan untuk memperolehnya baik bagi kar- Mudzhar, dkk. (2001). Wanita di dalam
yawan laki-laki maupun perempuan. Masyarakat Indonesia: Akses, Pem
berdayaan dan kesempatan. Yogya-
Daftar Pustaka karta: Sunan Kalijaga Press.
Neufeldt, Victoria (ed.) (1984). Webster’s
Ajzen, I & Fishbein, M. (1990). Understanding New World Dictionary. New York:
Attitude and Predicting Social Beha- Webster’s New World Clevenland.
vior. Englewood Cliff. New York: Rahayuningsing. (2008). Psikologi Umum 2.
Prevtice Hall. http//nurul_qstaff.gunadarma.ac.id. di
Baron, R. A. & Byrne, D. (2003). Psikologi unduh tanggal 7 Februari 2013.
Sosial. Jilid 1 Edisi Kesepuluh. Santoso, H & Pancawati, H. (2004). Analisis
Jakarta: Erlangga. Perbedaan Gender Terhadap Prilaku
Byars, Lloyd L. and Leslie W. Rue. (2003). Auditor. Jurnal Bisnis dan Ekonomi.
Human Resource Management, 7th, Vol.11 No.1 Maret, hal 95-108.
New York: McGraw-Hill Companies, Showalter, Elaine (ed.) (1989). Speaking of
Inc. Gender. New York & London: Routledge.
Beach. (1984). Thecontent of careerplaning Sriewijono, dkk. (2006). Cosmopolitan
and careermanagement as componet Career Handbook, Vol.2. Jakarta:
development. Journal of Career Cosmopolitan Magazine.
Development, 50 (2), 384. Sutedja, A A A Sundantari Sutedja. (2007).
Ciptoningrum. (2009).Hubungan peran ganda Pengaturan Peran Ganda pada
dengan pengembangan karier wanita. Wanita Karier: Kasus Lima Eksekutif
Bogor. Wanita Pada Lima Bank Swasta Di
Climmer, J. A. (1975). Psychology Today An Jakarta. Skripsi Sarjana. Depok:
Introduction. Third Edition. United Universitas Indonesia.
States by Random House. Inc Setyowati, K. (2009). Strategi pengembangan
Echols, John M. dan Hassan Shadily (1983). sumber daya aparatur berbasis
Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: kompetensi. Journal of Spirit Public,
Gramedia. Cet. XII. 5 (1), 19-36.
Fakih, Mansour. (1999). Analisis Gender dan Shavelson, B.J. & Roger, B. (1982). Self-
Tranformasi Sosial. Yogyakarta: concept: The interplay of theory
Pustaka Pelajar. methods. Journal of educational
Fishbein, M & Ajzen, I (1990). Belief, Attitude, Psychology, 72 (1), 3-17
Intention, and Behavior: An Introduc- Shiffer, N., Layhch-Sanner, J & Nadelmen, L.
tion to Theory and Research Reading. (1977). Relationship between self-
INA: Addison-Wesley. concept and classroom behavior in
Handoko, T.H., (2003). Management two informal elemantary classroom.
Personalia dan Sumber Daya Journal of Educational Psychology, 72
Manusia. Yogyakarta: Liberty. (1), 349-359.
Hasan, B. (2006). Career maturity of indian Suhartini, dkk, (2011). Gender Statistics
adolescents as a fuction of self- Indonesia. Jakarta: BPS Statistik
concept, vocational aspiration and Indonesia
gender.Journal of Indian Academic Super, D. (1957). The Psychology of Career.
of Applied Psychology, 32 (2), 127- New York: Harper & Row.
134 Wahyuni, Ekawati Sri dan Puji Mulyono.
Hofmann, dkk. (2005). Leadership, collective (2006). Metode Penelitian Sosial.
personality, and performance. Journal Departemen Komunikasi dan
of Applied Psychology, 90 (5), 509- Pengembangan Masyarakat
522. Wahyuningsih, Sri Endah dan Sudikaryati.
Idrus, M. (1999). Konsep dan Tehnik analisis (1998). Pengaruh Tugas Rumah-
Jender. Makalah dalam Pelatihan tangga Terhadap Pengembangan
Metode Penelitian Berpersfektif Karier Tenaga Pengajar Wanita
Jender di Lembaga Penelitian UII Di PerguruanTinggi Kodya Semarang.

125
Sikap Terhadap Pengembangan Karir Ditinjau ..... Yuliana Intan Lestari

Laporan Kegiatan Penelitian. Stres Wanita Karier (Studi Kasus Pada


Semarang: Institut Keguruan dan Karyawan Negeri Sipil Wanita Di Kota
Ilmu Pendidikan Semarang. Semarang, Jawa Tengah). Laporan
Weiner, B. (1972). Theories of Motivation: Penelitian. Semarang: Universitas
from Mechanism of Cognitive. Diponegoro.
Markham Publishing Company. Yusnita, R.T. (2010). Pengaruh Pengem-
Widanti, Agnes. (2005). Hukum Berkeadilan bangan Karir Terhadap Konflik
Gender. Jakarta: Penerbit Buku Pekerjaan-Keluarga dan Ketakutan
Kompas. Akan Kesuksesan Pada Wanita
Widyatwati, dkk. (2003). Pengaruh Konflik Serta Dampaknya Pada Prestasi
Peran Ganda Sebagai Ibu Rumah Kerja. Survey pada Pemerintah.
tangga Dan Pekerja Terhadap Tingkat Tasikmalaya.

126

Anda mungkin juga menyukai