Anda di halaman 1dari 23

Perilaku individu

dalam organisasi
Pertemuan 4-5

Annisa Qinaya Ramadhina - 21042247


perilaku organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh
yangdimilikioleh individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku
dalamorganisasi, yangbertujuan menerapkan ilmu pengetahuan semacam ini
guna meningkatkankeefektifan suatu perusahaan.

- Stephen P. Robbins & Timothy A. Judge


(2008:11)
Dasar-dasar
perilaku organisasi
karakteristik pribadi yang dapat diperoleh dalam
berkas personalia dari seorang karyawan seperti
usia, jenis kelamin, status kawin, jumlah
tanggungan dan masa kerja.
01 KARAKTERISTIK BIOGRAFIS

Merupakan karakteristik pribadi yang dapat diperoleh


dalam berkas personalia dari seorang karyawan seperti
usia, jenis kelamin, status kawin, jumlah tanggungan
dan masa kerja. yaitu ciri -ciri yang melekat pada
individu.
usia
• Keyakinan bahwa makin tuanya sesorang produktivitasnya
mersosot, tidak selalu terbukti.
• Karyawan tua mempunyai tingkat kemangkiran-yang dapat
dihindari-yang lebih rendah dari karyawan muda
• Makin tua semakin kecil kemungkinan berhenti dari pekerjaan,
karena; -semakin terbatasnya pekerjaan alternatif. -Masa kerja yang
lebih panjang, berdampak pada tingkat imbalan yang lebih baik
• Bertambahnya usia, kepuasan meningkat untuk karyawan
profesional, dan diantara non profesional merosot selama setengah
baya, dan naik lagi pada tahun-tahun yang lebih belakangan
Jenis kelamin

• Tidak ada beda yang bermakna dalam produktivitas kerja


antara pria dan Wanita
• Wanita mempunyai tingkat kemangkiran dan keluarnya
karyawan yang lebih tinggi dari pada pria
• Tidak ada bukti yang menyatakan jenis kelamin
karyawan mempengaruhi kepuasan kerja
Status Kawin dan jumlah
tanggungan
• Tidak cukup bukti ada efek status perkawinan pada produktivitas
• Karyawan yang menikah lebih sedikit absensinya, mengalami
pergantian yang lebih rendah, dan lebih puas dengan pekerjaan
mereka daripada rekan sekerja mereka yang bujangan
• Banyaknya tanggungan tidak ada pengaruh yang signifikan
terhadap produktivitas, tingkat absensi, pergantian dan kepuasan
kerja
Masa kerja
• Tidak ada alasan untuk meyakini bahwa orang yang lebih
lama berada pada suatu pekerjaan lebih produktif daripada
mereka yang senioritasnya lebih rendah
• Senioritas berkaitan secara negatif terhadap kemangkiran dan
pergantian karyawan
• Masa kerja dan kepuasan saling berkaitan secara positif
02 Kemampuan kerja
Yang dimaksud dengan istilah kemampuan adalah kapasitas
seseorang untuk melaksanakan beberapa kegiatan dalam satu
pekerjaan. Pencapaian tujuanorganisasi atau manajemen yang
berhasil adalah kemampuan seorang pemimpin untuk
mengeksploitasikan kelebihan sebesar-besarnya dan menekankan
kekurangannya dari berbagai orang untuk bersama-sama
meningkatkan produktifitas.
lanjutan
Kemampuan kerja tersusun dalam dua perangkat faktor yaitu;
• Kemampuan intelektual, berupa kemampuan yang diperlukan untuk
mengerjakan kegiatan mental, seperti kemahiran berhitung,
pemahaman verbal, kecepatan perseptual, penalaran induktif,
penalaran diduktif, visualisasi ruang, dan ingatan
• Kemampuan fisik, kemampuan yang diperlukan untuk melakukan
tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan ketrampilan.
lanjutan
Kinerja kerja meningkat apabila ada kesesuaian
pekerjaan dengan kemampuan. Karyawan akan
gagal apabila mereka kekurangan kemampuan
kerja yang disyaratkan. Kemampuan intelektual
dan atau fisik diperlukan untuk kinerja yang
memadai pada suatu pekerjaan bergantung pada
persyaratan kemampuan dari pekerjaan itu. Bila
kemampuan kerja jauh melampaui persayaratan
pekerjaan bisa jadi kinerja akan memadai, serta
kemerosotan dalam kepuasan kerja.
03 kepribadian

Robin dalam sopiah (2008) mengemukakan ”kepribadian


sebagai pengorganisasian yang dinamis dari sistem
psikofisik dalam diri individu yang menentukan
penyesuaian diri dengan lingkungannya.” dia menambahkan
bahwa kepribadian sebagai keseluruhan cara bagaimana
individu beraksi dan berinteraksi dengan orang lain.
Kepribadian merupakan jumlah total dari cara-cara dalam
mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan
orang lain. sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang
membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah
laku individu yang bersangkutan.
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KEPRIBADIAN

01 02 03
Keturunan (genetik), Lingkungan, Situasi,
ditentukan sejak lahir, berupa budaya, norma, kepribadian orang bisa
berupa sifat-sifat bawaan nilai dimana seseorang berubah-ubah
baik fisik maupun mental dibesarkan dalam akibat perubahan
yang mempengaruhi situasi/kontek tertentu. Artinya
lingkungan kepribadian bisa direkayasa
perbuatan, perasaan, dan keluarga, teman, atau dirubah dan
pikiran. kelompok sosial, berubah (misalnya dengan
masyarakat. proses pendidikan,
belajar)
04 Proses belajar

Proses pembelajaran adalah bagaimana kita dapat


menjelaskan dan meramalkan perilaku, dan pahami
bagaimana orang belajar. Belajar adalah setiap
perubahan yang relative permanen dari perilaku yang
terjadi sebagai hasil pengalaman.
Ciri-ciri proses belajar:
• belajar melibatkan perubahan (baik ataupun buruk).
• perubahan harus relatif permanen.
• belajar berlangsung jika ada perubahan tindakan /
perilaku.
• beberapa bentuk pengalaman diperlukan untuk belajar.
Pengalaman dapat diperoleh lewat pengamatan
langsung atau tidak langsung (membaca) atau lewat
praktek.
Jenis-jenis tipe proses belajar
• Teori Pengondisian Klasik.
Dikemukakan oleh Paplov. Hasil percobaanya terhadap anjing mengenai
keterkaitan antara stimulus dan respon menunjukkan bahwa stimulus yang
tidak dikondisikan akan menghasilkan respons yang tidak dikondisikan pula,
dan melalui proses belajar maka stimulus yang dikondisikan itu akan
menghasilkan respons yang dikondisikan.

• Teori Pengondisian operan.


Menurut teori ini, perilaku merupakan fungsi dan akibat dari perilaku itu
sendiri. kecenderungan mengulangi sebuah perilaku tertentu dipengaruhi
penguatan yang disebabkan oleh adanya akibat daro perilaku itu. Misalnya
bila seorang karyawan berprestasi di atas standar kemudian diberi insentif
oleh pimpinan, maka akan berdampak positif kesenangan sehingga pada
bulan berikutnya karyawan itu akan melakukan hal yang sama untuk
memperoleh imbalan.
lanjutan

• Teori social.
Teori sosial tentang belajar adalah suatu proses belajar yang dilakukan melalui
suatu pengamatan dan pengalaman secara langsung. Agar memperoleh hasil yang
maksimal.
Aplikasi perilaku individu dalam
perilaku
Perilaku organisasi dapat dipahami melalui suatu penelaahan dari bagaimana organisasi itu
dimulai, tumbuh, dan berkembang, dan bagaimana pula struktur, proses dan nilai dari suatu
sistem tumbuh bersama-sama yang memungkinkan mereka dipelajari dan disesuaikan pada
lingkungan. Semua perilaku individu pada dasarnya dibentuk oleh kepribadian dan
pengalamannya. Sajian berikut ini akan diarahkan pada empat variabel tingkat-individual, yaitu
karakter biografis, kemampuan, kepribadian, dan pembelajaran. individu dalam organisasi
tersebut mempunyai kemampuan untuk bekerjasama; kerjasama tersebut ditujukan untuk
mencapai tujuan organisasi. Individu membawa ke dalam tatanan organisasi berupa kemampuan,
kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Faktor individu
mencoba menelaah determinan-determinan yang menentukan perilaku seorang individu di
organisasi, meliputi kepribadian, nilai, sikap, emosi dan mood, serta motivasi.
contoh kasus berita mengenai perilaku individu
dalam organisasi publik
Kewenangan lembaga pengawas internal kepolisian yaitu Divisi Profesi dan Pengamanan,
Propam Polri bakal dipreteli karena disebut sangat "powerful" sehingga cenderung disalahgunakan
untuk melindungi anggota polisi yang nakal, menutup-nutupi kasus kejahatan hingga merekayasa,
kata komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto. Salah satu bentuk penyalahgunaan Divisi
Propam yang saat ini terlihat adalah kasus pembunuhan Brigadir Yosua. Terdapat enam pejabat
Propam diduga kuat melakukan tindak pidana obstruction of justice atau menghalang-halangi
penyidikan peristiwa tersebut.

Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Albertus Wahyurudhanto, mengatakan


pihaknya sedang membuat kajian soal kewenangan Divisi Profesi dan Pengamanan atau Propam
yang disebut sangat berkuasa dan cenderung korup. Disebut sangat berkuasa karena struktur ini
memiliki fungsi menyelidiki kasus anggota polisi yang melanggar disipilin maupun etik, menuntut
ke persidangan, hingga menghukum. Tapi karena tiga tugas itu dilakukan oleh satu lembaga yang
sama, maka berpotensi terjadi penyelewengan antara pihak yang memeriksa dengan yang
berperkara.
Kaitkan dengan perilaku organisasi

Pada kasus itu dinilai akan merusak citra mereka secara perlahan-lahan dan menurunkan
tingkat kepercayaan masyarakat. Tidak ada pilihan lain bagi Polri kecuali membongkar habis
segala bentuk kode senyap yang menaungi kasus tersebut. Polri juga mesti berjuang lebih keras
untuk memperbaiki organisasi, di tengah pusaran kasus Brigadir J yang menyeret mantan Kepala
Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Irjen Ferdy Sambo. Polri melakukan restrukturisasi
terkait badai yang menerpa akibat perkara yang ditimbulkan oleh Sambo beserta rekan-rekannya.
Melakukan mutasi sejumlah perwira, dan membubarkan Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Merah
Putih yang sempat dipimpin Sambo, mengurangi praktik budaya kode senyap di antara para polisi.
"Minimal pengikisan subgrup atau geng atau klik, penataan pejabat, dan penguapan kode senyap.

Jika para pimpinan Polri membiarkan atau mengabaikan perilaku seperti itu maka akan
membuat masyarakat semakin tidak percaya dengan polisi. Hal itu bisa berakibat fatal dan bahkan
bisa memicu gejolak sosial di tengah masyarakat. harus segera memperkuat penanaman kode etik
profesi di antara para polisi. Hal itu dilakukan guna membentuk karakter polisi yang ideal seperti
yang diharapkan.
Daftar rujukan

Tewal, Berhard, Merinda Ch H. Pandowo, and Hendra N. Tawas.


"Perilaku Organisasi." (2017).

http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Dasar-Dasar-Perilaku-In
dividu.pdf

http://repository.untag-sby.ac.id/1298/2/BAB%20II.pdf

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-62625446
The and

Anda mungkin juga menyukai