Anda di halaman 1dari 17

LANDASAN PERILAKU INDIVIDU DAN

KELOMPOK
(TUGAS ADMINISTRASI ORGANISASI)

NAMA : NANA YUNIVA


NIM : 18.3.009

POLITEKNIK MUHAMMADIYAH
MAGELANG
ADMINISTRASI PERKANTORAN
TA 2018/201

1
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................................... I

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 2

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 4

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................... 5

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................ 7

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa

pertolongan-Nya tentunya kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini

dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya

di akhirat nanti

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

sehat- Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis

mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata

kuliah Administrasi Organisasi dengan judul “Landasan Perilaku Individu

dan Kelompok”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di

dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca

untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah

yang lebih baik lagi.

Penulis juga mngucapkan terimakasih kepada semua pihak

khususnya kepada dosen kami Bapak Drs. Endro Trilaksono yang telah

membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Demikian, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini

penulis mohon maaf yang sebesarnya dan semoga makalah ini dapat

bermanfaat. Terimakasih

Magelang, 5 Oktober 2018

Penyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN

Manusia adalah pendukung utama setiap organisasi apapun

bentuknya. Perilaku manusia yang berada dalam suatu kelompok atau

organisasi adalah awal dari perilaku organisasi itu. Perilaku manusia yang

terdapat di dalam organisasi berasal dari dua sumber, yaitu perilaku individu

dan perilaku kelompok. Perilaku kelompok tersebut berasal dari perilaku

individu-individu yang berkumpul menjadi sebuah kelompok.

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa dipisahkan dari

kelompok. Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap

hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok.

Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi.

Pada umumnya, manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar

atau kecil mempunyai kecenderungan yang kuat untuk mencari keakraban

dalam kelompok-kelompok tertentu. Dimulai dari adanya kesamaan tugas

pekerjaan yang dilakukan, seringnya berjumpa, adanya kesamaan

kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain, sehingga

mulailah mereka berkelompok dalam organisasi.

4
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian Perilaku Individu

Perilaku individu adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara

individu dengan lingkungannya. Individu membawa tatanan dalam

organisasi berupa kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan,

kebutuhan, dan pengalaman masa lainnya.

Dasar-Dasar Perilaku Individu

Dalam ilmu management, seorang manager harus mengetahui

perilaku individu. Dimana setiap individu ini tentu saja memiliki

karakteristik individu yang menentukan terhadap perilaku individu. Yang

pada akhirnya menghasilkan sebuah motivasi individu.

Karakteristik individu dalam organisasi antara lain :

 karakteristik biografis

-Umur

-Jenis kelamin

-Status kawin

-Jumlah tanggungan

-masa kerja

 Kepribadian

 Persepsi

 Sikap

PENGERTIAN PERILAKU KELOMPOK

Perilaku kelompok adalah aktifitas yang dapat diamati dari dua

atau lebih manusia atau individu yang berinteraksi dan berkumpul

untuk mencapai tujuan tertentu.

5
Manusia sebagai individu memunyai watak, temperamen, sifat

dan kepribadian yang berbeda-beda. Apabila individu tersebut masuk

menjadi anggota suatu kelompok, maka sifat, watak, temperamen dan

kepribadiannya akan ikut dibawa masuk ke dalam kelompok. Dalam

hal demikian maka akan terbentuk perilaku yang pada mulanya

berorientasi kepada perilaku individu harus diarahkan dan

dikendalikan ke arah perilaku yang berorientasi kelompok. Hal ini

berarti perilaku individu harus diarahkan menuju kepentingan

organisasi guna mencapai tujuan organisasi sehingga dalam

perkembangan selanjutnya perilaku kelompok berkembang menjadi

perilaku organisasi.

Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang

menginvestigasi dampak perilaku dari individu, kelompok, dan

struktur dalam organisasi, dengan maksud menerapkan pengetahuan

untuk memperbaiki efektivitas organisasi.

Jadi, perilaku kelompok dalam organisasi adalah aktifitas yang

dilakukan dua atau lebih individu yang berkumpul dan berinteraksi

sebagai anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tertentu

yang telah disepakati.

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. PERILAKU INDIVIDU

Di dalam memahami perilaku individu, kita perlu mengkaji berbagai

karakteristik yang melekat pada individu itu. Adapun berbagai karakteristik

individu yang penting dapat disebutkan sebagai berikut:

a) Ciri-ciri biografis, diantaranya adalah:

 Umur

Umur seseorang akan menentukan kemampuannya dalam bekerja dan

merespons sesuatu.

 hubungan Umur - Turnover = umur meningkat maka tingkat turnover

menurun. Alasannya karena alternatif pekerjaan (option) yang semakin

sedikit, penghasilan lebih tinggi yang telah diperoleh, dan tunjangan

pensiun yang lebih menarik.

 Hubungan Umur - Absensi = Umur meningkat, maka ketidakhadiran

yang disengaja menurun, dan ketidakhadiran yang tidak disengaja

meningkat pula. Mengingat umur yang bertambah berarti adanya

keluarga yang harus dibina. ketidakhadiran yang disengaja jarang

sekali dilakukan, karena melihat pada nilai gaji yang terpotong bila

tidak masuk kerja. Dan ketidakhadiran yang tidak disengaja

meningkat pula, contoh : bila ada salah satu anaknya yang sakit.

 Hubungan Umur - Produktivitas = umur meningkat, maka

produktifitas menurun. Alasan : menurunnya kecepatan, kecekatan,

dan kekuatan. Juga meningkatnya kejenuhan atau kebosanan, dan

kurangnya rangsangan intelektual. Namun ada juga study yang

mengemukakan bahwa hubungan umur dengan produktifitas ternyata

tidak ada hubungannya sama sekali. Dengan alasan : menurunnya

7
ketrampilan jasmani tidak cukup ekstrem bagi menurunnya

produktifitas. Dan meningkatnya umur biasanya diimbangi dengan

meningkatnya pengalaman.

 hubungan umur - kepuasan kerja =

o bagi karyawan profesional : umur meningkat, kepuasan kerja juga

meningkat

o karyawan non-profesional : kepuasan merosot selama usia tengah baya

dan kemudian naik lagi dalam tahun-tahun selanjutnya

 Jenis kelamin

Meskipun tidak banyak bukti yang menguatkan anggapan adanya

perbedaan kinerja dan produktivitas antara wanita dan pria, namun jenis

kelamin tetap merupakan karakteristik penting yang menentukan perbedaan

dalam beberapa bentuk perilaku tertentu antara wanita dan pria.

 Tidak ada beda yang signifikan / bermakna dalam produktifitas kerja

antara pria dengan wanita.

 Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa jenis kelamin karyawan

memperngaruhi kepuasan kerja.

 Hubungan gender - turnover = beberapa studi menjumpai bahwa

wanita mempunyai tingkat keluar yang lebih tinggi, dan studi lain

menjumpai tidak ada perbedaan antara hubungan keduanya.

 Hubungan gender - absensi = wanita mempunyai tingkat absensi yang

lebih tinggi (lebih sering mangkir). dengan alasan : wanita memikul

tanggung jawab rumah tangga dan keluarga yang lebih besar, juga

jangan lupa dengan masalah kewanitaan.

 Status perkawinan

Perkawinan menyebabkan meningkatnya tanggung jawab seseorang. Hal

ini pada gilirannya membuat yang sudah berkeluarga melihat pekerjaannya

8
lebih bernilai dan penting, dan ikut menentukan bagaimana tingkat

kepuasan kerja mereka.

 Jumlah tanggungan

Tidak ada informasi yang cukup mengenai hubungan antara jumlah

tanggungan seseorang dengan produktivitas kerjanya. Akan tetapi, sejumlah

penelitian telah menunjukkan bahwa jumlah anak yang dimiliki oleh pekerja

berhubungan erat dengan tingkat absensi dan kepuasan kerjanya.

 Masa kerja

Tidak ada alasan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja (senior) akan

lebih produktif dari pada yang junior.

Semakin lama seseorang bekerja disuatu tempat semakin kecil

kemungkinannya dia akan meninggalkan tempat pekerjaannya.

b) Kepribadian

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai keseluruhan cara bagaimana

individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain.

Apakah yang menentukan kepribadian seseorang? Dalam berbagai

penelitian diperoleh keterangan bahwa kepribadian seseorang umumnya

dibentuk oleh faktor-faktor keturunan dan lingkungan, ditambah dengan

situasi-situasional. Artinya, kepribadian seseorang yang banyak ditentukan

oleh bawaan dan lingkungan yang relatif stabil, akan dapat berubah karena

kondisi situasi tertentu yang berubah-ubah.

Semakin konsisten karakteristik itu ada pada seseorang, semakin sering

ditampakkan dalam berbagai situasi, dan semakin penting pula pembawaan

itu menggambarkan individu yang bersangkutan.

c) Persepsi

Secara umum, pengertian persepsi dirumuskan oleh Robbin (1986)

sebagai “a process by which individuals organize and interpret their sensory

impressions in order to give meaning to their inveronment” (suatu proses

9
dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesannya untuk

memberi arti tertentu pada lingkungannya).

Mengapa persepsi ini penting untuk membahas perilaku indiviu dan

kelompok? Karena perilaku manusia sering kali dituntun oleh persepsinya

terhadap suatu realita, bukan realitas diri sendiri. Banyak kejadian dan

contoh dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan betapa berbedanya

pandangan orang terhadap suatu objek yang sama.

Ada beberapa faktor yang membentuk kadang-kadang menyebabkan

terjadinya distorsi dalam persepsi. Faktor-faktor tersebut bisa ada pada get

(sasaran) yang dipersepsikan, atau konteks situasi pada saat mana persepsi

dibuat. Ketiga faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Pemberi Kesan

Bilamana seseorang melihat pada sebuah sasaran dan berusaha

menginterpretasikan apa yang dilihatnya, maka interpretasinya itu akan

sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi si pemberi kesan/penilai

(perceiver).

2) Sasaran

Ciri-ciri yang melekat pada sasaran yang sedang diamati dapat juga

mempengaruhi persepsi. Orang-orang yang bersuara keras di dalam

kelompok akan mudah ditandai daripada mereka yang pendiam. Begitu pula

mereka yang sangat menarik dan yang sangat tidak menarik. Pendeknya,

ukuran, suara, gerakan, dan atribut lain yang ada pada sasaran akan

membentuk persepsi kita pada sasaran itu.

3) Situasi

Situasi atau konteks dimana kita melihat sesuatu kejadian atau objek

juga penting. Unsur-unsur lingkungan boleh jadi sangat mempengaruhi

persepsi kita.

10
Pendeknya, persepsi itu kompleks dan penting sekali untuk dipahami

karena sangat berguna di dalam memahami perilaku individu dalam

organisasi.

d) Sikap (attitude)

Menurut Mitchell (1982) para ilmuwan sosial umumnya sependapat

bahwa “attitude could be see as a predisposition to respond in a favorable or

unfavorable way to objects, persons, concepts, or whatever”. (sikap dapat

dipandang sebagai predisposisi untuk bereaksi dengan cara yang

menyenangkan atau tidak terhadap objek, orang, konsep, atau apa saja

Sikap penting sekali dipahami karena beberapa alasan. Dari perspektif

individu, sikap dapat menyajikan dasar bagi interaksi kita dengan orang lain,

dan dengan dunia di sekeliling kita. Juga, dengan sikap kita dapat

mempelajari sikap orang begitu juga dengan berinteraksi dengannya. Hal ini

akan menentukan bentuk interaksi yang akan terjadi pada waktu yang akan

datang.

Pendeknya, sikap merupakan salah satu faktor yang penting untuk

dipahami agar kita dapat mengelola perilaku organisasi secara efektif.

B. PERILAKU KELOMPOK

a) Defenisi, Klasifikasi, dan Karakteristik

Kelompok (group) didefinisikan sebagai kumpulan dua atau lebih orang

yang berinteraksi satu sama lain sedemikian rupa sehingga perilaku dan atau

kinerja (performance) dari seseorang dipengaruhi oleh perilaku/kinerja

anggota yang lain (Shaw, 1976). Dengan pemahaman yang cukup, maka

kelompok akan dapat dimanfaatkan secara efektif bagi pencapaian tujuan-

tujuan organisasi.

b) Tipe-tipe Kelompok

Berdasarkan alasan terbentuknya, kelompok dapat dibagi menjadi dua

yaitu dapat berbentuk kelompok formal ataupun kelompok informal.

11
1. Kelompok Formal (Formal Group)

Kelompok formal adalah kelompok yang terbentuk karena tindakan

manajerial organisasi, dirancang secara intensional untuk mengarahkan

anggotanya ke arah tujuan organisasi. Dalam kelompok formal, perilaku

anggota yang terikat didalamya ditentukan dan diarahkan pada tujuan

organisasional. Kelompok formal memunyai dua bentuk, antara lain:

a. Kelompok Komando (Command Group), merupakan kelompok yang

ditentukan oleh hubungan diantara individu yang menjadi bagian formal dari

organisasi, mereka yang memunyai legitimasi memberi perintah kepada yang

lain.

b. Kelompok Tugas (Task Group), merupakan kelompok formal organisasional

yang dibentuk untuk melakukan tugas spesifik. Kelompok ini terdiri dari

individu dengan minat dan keahlian khusus dalam bidang tertentu tanpa

memandang posisi mereka dalam hirarki organisasi.

2. Kelompok Informal (Informal Group)

Kelompok informal adalah kelompok yang berkembang secara alamiah

diantara individu, tanpa pegarahan dari organisasi dimana mereka bekerja.

Kelompok informal tidak terstruktur maupun ditentukan secara

organisasional. Kelompok ini merupakan kelompok sosial yang berkembang

berdasarkan minat yang sama dan pertemanan. Walau tidak dibentuk oleh

manajemen, kelompok jenis ini dapat memengaruhi kinerja individu dan

organisasi. Dampaknya dapat bersifat positif atau negatif tergantung tujuan

dari para anggota kelompoknya. Kelompok informal memunyai dua bentuk,

antara lain:

a. Kelompok Minat (Interest Group) adalah kelompok pekerja yang berkumpul

untuk memuaskan minat atau kepentingan bersama.

12
b. Kelompok Persahabatan (Friendship Group) adalah kelompok informal yang

berkembang karena anggotnya adalah teman, sering saling bertemu di luar

organisasi.

Sedangkan dilihat dari interaksinya, kelompok dibedakan menjadi dua

jenis, antara lain sebagai berikut:

1. Kelompok Primer, merupakan kelompok dengan interaksi atau hubungan

langsung. Dalam kelompok ini terdapat interaksi sosial secara tatap muka

(face to face). Kelompok ini memegang peranan penting dalam pembentukan

perilaku individu, karena dalam kelompok inilah individu berkembang

sebagai makhluk sosial. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah keluarga,

tetangga, kelompok agama, dan sebagainya.

2. Kelompok Sekunder, merupakan kelompok dengan interaksi tidak

langsung. Hubungan dalam kelompok ini didasarkan atas perhitungan

rasional, untung dan rugi sehingga kurang bersifat kekeluargaan. Yang

termasuk dalam kelompok ini adalah serikat pekerja, persatuan pengusaha,

berbagai himpunan dan berbagai lembaga ilmiah.

c) Alasan Perlunya Berkelompok

1. Rasa aman (keamanan): dengan ikut kelompok dapat mengurangi

ketidakamanan (rasa tidak aman) karena berdiri sendiri. (contoh: serikat

pekerja).

2. Status dan harga diri: ada rasa peningkatan status dan harga diri

karena mengikuti atau bergabung dengan suatu kelompok.

3. Interaksi dan afiliasi: menikmati interaksi teratur dengan orang

lain dan mendapatkan kepuasan dari interaksi tersebut. (istri orang kaya

yang masih tetap mau jadi pegawai negeri di sebuah instansi).Afiliasi : salah

satu cara megembangkan bisnis dengan cara memanfaatkan sosialisasi yang

secara terarah dilakukan oleh individu, badan usaha atau organisasi dan

kedua belah pihak akan mendapat keuntungan seperti yang sudah

13
disepakati Bersama.contohnya: calo sim karena saya keponakannya polisi

bisa memanfaatkan hubungan social tsb agar d mudahkan pembuatan sim

4. Kekuatan: dengan berkelompok perjalanan/perjuangan menjadi

lebih kuat dibandingkan dengan berjuang sendirian.

5. Pencapaian tujuan: dengan berkelompok tujuan lebih mudah

dicapai daripada seorang diri.

Memahami alasan-alasan berkelompok, perlu bagi manajer. Sebab

dengan pemahaman itu, maka perilaku kelompok dapat dijelaskan,

diprediksi dan sekaligus dapat dikendalikan untuk tujuan-tujuan yang

produktif bagi organisasi.

d.) Pentingnya Memahami Perilaku Individu Dan Kelompok

Perilaku individu dan kelompok atau perilaku organisasi harus dikelola

dengan baik, betapapun tingginya tingkat kompleksitas yang ada. Sebab

pada akhirnya karya organisasi itu dicapai melalui manusia, baik secara

individu ataupun kolektif, baik oleh dirinya sendiri maupun dengan bantuan

teknologi. Oleh karena itu, pengelolaan perilaku organisasi memiliki posisi

sentral dalam tugas para pemimpin organisasi karena beberapa hal yang

berkaitan dengan tujuan perilaku organisasi itu sendiri.

14
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Demikianlah beberapa hal pokok mengenai perilaku individu dan

kelompok yang perlu diketahui dalam rangka memahami perilaku organisasi.

Masalah perilaku individu dan kelompok merupakan salah satu masalah

yang amat pelik yang selalu dihadapi oleh semua manajer diberbagai

organisasi. Karenanya, perlu sekali dipelajari dan dipahami demi pencapaian

tujuan organisasi secara efektif.

15
DAFTAR PUSTAKA

 Rizki Afandi.(2012,20 Maret).Penjelasan Mengenai Perilaku Individu

dan Contoh Kasusnya.Diperoleh 11 Oktober 2018 , dari

http://rizkiafandi.blogspot.com/2012/03/penjelasan-mengenai-

perilaku-individu.html

 Ummu Hanifah.(2016,29 Oktober).Perilaku Kelompok dalam

Organisasi.Diperoleh 11 Oktober 2018,dari

http://hanifumu.blogspot.com/2016/10/perilaku-kelompok-dalam-

organisasi.html

 Nimran,Umar.2009.Perilaku Organisasi.Malang:Laras.

16
17

Anda mungkin juga menyukai