Anda di halaman 1dari 10

Dasar dasar perilaku individu

Kelompok 2
1. Noni adanwi tanjung
2. Elisah tamba
3. Kristina feronika
4. Yaniria luaha
A. Teori-teori Perilaku Individu
 Menurut Marthen Luter individu berasal dari kata individum
(Latin), yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi
lagi.Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang
hidup berdiri sendiri.Individu sebagai mahkluk ciptaan tuhan
di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup
yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.Sedangkan
menurutViniagustia, individu merupakan suatu sebutan yang
dapat dipakai untuk menyataan suatu kesatuan yang paling
kecil dan terbatas.Dapat disimpulkan bahwa individu adalah
unit terkecil dimana memiliki ciri yang berbeda di tiap
masing-masing individu.
B. Perilaku Individu

 Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara


karakteristik individu dengan karakteristik organisasi. Setiap individu
dalam organisasi, semuanya akan berperilaku berbeda satu sama lain, dan
perilakunya akan dipengaruhi oleh masing-masing lingkungannya yang
memang berbeda.
 Individu membawa sifat / ciri khas sikap ke dalam tatanan organisasi
seperti kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan
pengalaman masa lalunya. Karakteristik yang dipunyai individu ini akan
dibawanya manakala memasuki lingkungan baru yaitu oraganisasi atau
yang lainnya. Organisasi juga merupakan suatu lingkungan yang
mempunyai karakteristik seperti keteraturan yang diwujudkan dalam
susunan hirarki, pekerjaan, tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem
penggajian, sistem pengendalian, dan sebagainya.
C. Karakteristik Individu
 Karakteristik individu dalam organisasi antara lain :
 · 1. Karakteristik biografis
 1. Umur
 2. Jenis kelamin
 3. Ras
 4. Status kawin
 5. masa kerja
 · 2. Kemampuan dibagi menjadi dua :
 a. Kemampuan fisik

 b.Kemampuan intelektual
 · Kepribadian
 · Proses belajar
 · Persepsi
 · Sikap
 · Kepuasan kerja
1. Karakteristik biografis
 Karakteristik pribadi seperti umur, jenis kelamin, ras dan status kawin
yang objektif dan mudah diperoleh dari rekaman pribadi.

Umur (age)
 · hubungan Umur - Turnover = umur meningkat maka tingkat
turnover menurun. Alasannya karena alternatif pekerjaan (option) yang
semakin sedikit, penghasilan lebih tinggi yang telah diperoleh, dan
tunjangan pensiun yang lebih menarik.
 · Hubungan Umur - Absensi = Umur meningkat, maka
ketidakhadiran yang disengaja menurun, dan ketidakhadiran yang tidak
disengaja meningkat pula. Mengingat umur yang bertambah berarti
adanya keluarga yang harus dibina.ketidakhadiran yang disengaja jarang
sekali dilakukan, karena melihat pada nilai gaji yang terpotong bila tidak
masuk kerja. Dan ketidakhadiran yang tidak disengaja meningkat pula,
contoh : bila ada salah satu anaknya yang sakit.
 Jenis kelamin (gender)
 · tidak ada beda yang signifikan / bermakna dalam
produktifitas kerja antara pria dengan wanita.
 · tidak ada bukti yang menyatakan bahwa jenis kelamin
karyawan memperngaruhi kepuasan kerja.
 Status kawin (martial status)
 · tidak ada studi yang cukup untu menyimpulkan
mengenai efek status perkawinan terhadap produktifitas.
 · karyawan yang menikah lebih sediki absensinya,
pergantian yang lebih rendah, dan lebih puas dengan
pekerjaannya.
 Ras
 · departemen pendidikan mengklarifikasikan individu
berdasarkan lima kategori rasial, yaitu : Amerika Afrika,
Amerika Pribumi, Asia, Hispanik dan Kulit putih.
 Masa kerja
 · tidak ada alasan bahwa karyawan yang lebih lama
bekerja (senior) akan lebih produktif dari pada yang junior.
D. Pengaruh Karakteristik Individu
Terhadap Komitmen Organisasi
 Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi.Kinerja
organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di
dalamnya.Seluruh pekerjaan dalam organisasi itu, para anggotalah
yang menentukan keberhasilannya.Sehingga berbagai upaya
meningkatkan produktivitas organisasi harus dimulai dari
perbaikan produktivitas anggota.Oleh karena itu, pemahaman
tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam rangka
meningkatkan kinerjanya.
 Anggota sebagai individu ketika memasuki organisasi akan
membawa kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan-
pengharapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya sebagai
karakteristik individualnya. Ketika kita mengamati kinerja anggota
baru di kantor, ada yang terlampau aktif, maupun yang terlampau
pasif. Hal ini dapat dimengerti karena anggota baru biasanya masih
membawa sifat-sifat karakteristik individualnya.
KESIMPULAN
 Perilaku individu dapat diartikan sebagai suatu sikap atau
tindakan serta segala sesuatu yang dilakukan manusia atau
individu itu sendiri baik yang dilakukan dalam bekerja
maupun diluar pekerjaan seperti menulis, bertukar pendapat,
berfikir dan sebagainya.
 Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi
antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi.
 Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami
perilaku manusia adalah; pendekatan kognitif, reinforcement,
dan psikoanalitis.

Anda mungkin juga menyukai