Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PERTEMUAN 3

Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi

Disusun oleh :

Haqoni Jannati Adnin (10050019099)

Putri Amalia Rahmah (10050019103)

M Ghani Denfiana (10050019120)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2020/2021
I. Diversity in Organizations

Terdapat 2 bentuk utama dari Diversity yaitu Demographic Characteristic dan Level
of Diversity. Demographic Characteristic adalah karakteristik individu dari sebuah
kelompok kedalam sebuah organisasi seperti ras dan etnik. Terdapat 2 level Diversity yaitu
Surface Level Diversity dan Deep Level Diversity. Surface Level Diversity adalah
keberagaman karakteristik yang terlihat seperti jenis kelamin, ras, etnik, usia dan lain-lain.
Deep Level Diversity adalah keberagaman karakteristik yang lebih mendalam dan biasanya
perlu ditinjau lebih jauh untuk melihatnya seperti kepribadian, preferensi kerja dan lain-lain.

Diskriminasi adalah melihat perbedaan dari kelompok berdasarkan sisi negatifnya.


Diskriminasi ini akan mempengaruhi bahkan merusak efektivitas organisasi. Karena dalam
melakukan diskriminasi akan ada sterotipe yaitu menilai seseorang berdasarkan persepsi
umum tentang kelompok demografisnya. Streotipe ini memberikan ancaman pada efektivitas
organisasi karena stereotipe negatif ini akan memunculkan rasa takut dihakimi ketika
seseorang diidentifikasi dengan konotasi negatif kelompok tersebut.

Karakteristik biografis adalah karakteristik pribadi seperti usia, jenis kelamin, ras, dan
disabiltas yang termasuk pada surface level diversity. Lalu ada karakteristik lainnya seperti
masa jabatan, agama, dan identitas budaya. Semua karakteristik ini dapat mempengaruhi
perilaku organisasi karena seseorang dalam karaktersitik tertentu akan memunculkan perilaku
tertentu pula.

Selanjutnya adalah keberagaman kemampuan, baik dari kemampuan intelektual dan


fisik seseorang berbeda-beda. Bagaimana kemampuan intelektual dan fisik seseorang juga
akan sangat mempengaruhi perilaku di dalam organisasi.

Sehingga adanya diversity atau keberagaman di dalam organisasi ini memerlukan


manajemen yang baik. Manajer perlu menyadari keanekaragaman dalam organisasinya. Salah
satu caranya adalah dengan menargetkan pesan rekrutmen ke beberapa kelompok demografis
tertentu untuk mendapatkan keragaman tenaga kerja. Proses seleksi juga menjadi tempat
terpenting untuk menerapkan upaya keragaman. Manajer yang merekrut harus bisa
menghargai keanekaragaman yang ada di dalam organisasinya dan tidak melihat seseorang
dari sterotipe negatif kelompok tertentu.

II. Personality and Value

2.1 Personality

 Apa itu kepribadian?


a. Kepribadian sebagai cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi
dengan orang lain. Kepribadian digambarkan dalam hal sifat terukur yang
ditunjukkan seseorang.
b. Kepribadian merupakan hasil dari hereditas dan lingkungan
c. Pendekatan hereditas: kepribadian individu adalah struktur molekul gen, terletak
pada kromosom. Ini bukan berarti bahwa kepribadian tidak pernah berubah.
Orang-orang cenderung berubah dari waktu ke waktu, seperti ketika orang dewasa
mulai berkeluarga dan membangun karir (faktor lingkungan).
 Kerangka kepribadian
a. Myers Briggs Type Indicator (MBTI)
Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah instrumen penilaian kepribadian
yang paling banyak digunakan di dunia. Ini adalah tes kepribadian 100 pertanyaan
yang menanyakan orang-orang bagaimana biasanya perasaan atau tindakan
mereka dalam situasi. Responden diklasifikasikan sebagai ekstrovert atau introvert
(E atau I), penginderaan atau intuitif (S atau N), pemikiran atau perasaan (T atau
F), dan penilaian atau persepsi (J atau P)
MBTI menggambarkan tipe kepribadian dengan mengidentifikasi satu sifat dari
masing-masing empat pasangan, misalnya :
● Introvert/Intuitif/Berpikir/Menilai orang (INTJ) adalah visioner dengan
pikiran orisinal dan dorongan besar. Mereka kritis, mandiri, teguh, dan sering
keras kepala.
● ENFJ adalah guru dan pemimpin alami. Mereka relasional, motivasi, intuitif,
idealis.
● ESTJ adalah penyelenggara. Mereka realistis, logis, analitis, dan tegas.
● Tipe ENTP inovatif, individualistis, dan tertarik pada ide-ide kewirausahaan.
Orang ini cenderung banyak akal dalam memecahkan masalah yang
menantang tetapi mungkin mengabaikan tugas rutin.
b. Big Five Personality Models
Berikut adalah Lima Besar faktor:
- Kesadaran. Dimensi conscientiousness adalah ukuran keandalan. Orang yang
sangat teliti bertanggung jawab, terorganisir, dapat diandalkan, dan gigih.
- Stabilitas emosional. Dimensi stabilitas emosional menyentuh kemampuan
seseorang untuk menahan stres. Orang dengan stabilitas emosional cenderung
tenang, percaya diri, dan aman.
- Ekstraversi. Dimensi extraversion menangkap tingkat kenyamanan kita
dengan hubungan. Ekstrovert cenderung suka berteman, tegas, dan mudah
bergaul.
- Keterbukaan terhadap pengalaman. Dimensi keterbukaan terhadap
pengalaman membahas berbagai minat dan ketertarikan terhadap hal-hal baru.
Orang yang terbuka adalah orang yang kreatif, ingin tahu, dan sensitif secara
artistik.
- Keramahan. Dimensi keramahan mengacu pada kecenderungan individu
untuk tunduk kepada orang lain. Orang yang menyenangkan adalah orang
yang kooperatif, hangat, dan percaya. Anda mungkin mengharapkan orang
yang menyenangkan lebih bahagia daripada orang yang tidak menyenangkan.
c. Other Personality Attributes Relevant to OB
1. Core Self-Evaluations (CSEs)
Evaluasi diri inti (CSE) adalah kesimpulan dasar yang dimiliki individu
tentang kemampuan, kompetensi, dan nilai mereka sebagai pribadi. Orang-
orang yang positif CSE menyukai diri mereka sendiri dan melihat diri mereka
sebagai orang yang efektif dan mengendalikan lingkungan mereka. Mereka
dengan CSE negatif cenderung tidak menyukai diri mereka sendiri,
mempertanyakan kemampuan, dan menganggap diri mereka tidak berdaya
atas lingkungan mereka. Orang yang positif CSE berkinerja lebih baik
daripada yang lain karena mereka menetapkan tujuan yang lebih ambisius,
lebih berkomitmen pada tujuan mereka, dan bertahan lebih lama dalam
berusaha menjangkau mereka.
2. Self-Monitoring
Pemantauan diri menggambarkan kemampuan individu untuk menyesuaikan
perilaku dengan faktor situasional eksternal. Pengawasan diri yang tinggi
menunjukkan kemampuan beradaptasi yang cukup besar dalam menyesuaikan
perilaku mereka dengan faktor situasional eksternal.
3. Proactive Personality
Mereka yang memiliki kepribadian proaktif mengidentifikasi peluang,
menunjukkan inisiatif, mengambil tindakan, dan bertahan sampai terjadi
perubahan yang berarti, dibandingkan dengan orang lain yang umumnya
bereaksi terhadap situasi. Individu proaktif memiliki banyak perilaku yang
diinginkan dan didambakan organisasi. Mereka memiliki tingkat kinerja
pekerjaan yang lebih tinggi dan tidak membutuhkan banyak pengawasan.
d. The Dark Triad
Para peneliti telah menemukan tiga sifat lain yang tidak diinginkan secara sosial,
yang kita semua miliki dalam berbagai tingkat, dan juga relevan dengan perilaku
organisasi.
- Machiavellianism/Mach
Seorang individu yang tinggi dalam Machiavellianisme adalah pragmatis,
menjaga jarak emosional, dan percaya bahwa tujuan dapat membenarkan cara
- Narcissists
Dalam psikologi, narsisme menggambarkan seseorang yang memiliki rasa
mementingkan diri sendiri yang berlebihan, membutuhkan kekaguman yang
berlebihan. Narsisis sering memiliki fantasi kesuksesan besar, kecenderungan
untuk mengeksploitasi situasi dan orang, rasa berhak, dan kurangnya empati.
Sisi baiknya, narsisis mungkin lebih karismatik daripada yang lain
- Psychopathy
Dalam konteks OB, psikopati didefinisikan sebagai kurangnya kepedulian
terhadap orang lain, dan kurangnya rasa bersalah atau penyesalan ketika
tindakan menyebabkan kerugian. Ukuran psikopati mencoba menilai motivasi
untuk mematuhi norma-norma sosial, impulsif, kemauan untuk menggunakan
tipu daya untuk memperoleh tujuan yang diinginkan, dan mengabaikan, yaitu,
kurangnya perhatian empati terhadap orang lain.
e. Personality and Situation
1. Teori kekuatan situasi mengusulkan bahwa cara kepribadian berproses
menjadi sebuah perilaku tergantung pada kekuatan situasi. Situasi yang kuat
menunjukan apa perilaku yang benar, sehingga mendorong kita untuk
menunjukkannya dan mencegah perilaku yang salah.
2. Teori aktivasi sifat, teori ini memprediksi bahwa beberapa situasi, peristiwa,
atau intervensi "mengaktifkan" sifat lebih dari yang lain. Dengan
menggunakan TAT, kita dapat memperkirakan pekerjaan mana yang sesuai
dengan kepribadian tertentu.
2.2.value

Keyakinan dasar mengenai bagaimana individu berperilaku dan cara menjalani


kehidupan sesuai dengan preferensi pribadi dan sosial. Penting nya value (Importance
of Values) adalah Sebagai dasar untuk memahami siakp, motivasi, dan perilaku
individu, Mempengaruhi persepsi individu terhadap lingkungan, Menegaskan adanya
perilaku yang lebih dikehendaki daripada perilaku lainnya dan Representasi atas
konsep benar dan salah.

Terdapat 2 klasifikasi pada value yaitu Terminal Values dan Instrumental


Values. Terminal Values merupakan Kondisi yang diinginkan dan Instrumental
Values merupakan Model perilaku atau sarana untuk mencapai terminal value.
Terdapat hubungkan antara value dan Personality ada 3 tipe yaitu Person- job fit,
Person–organization fit, dan Other Dimensions of fit

hofstede’s framework membahas value antar budaya terdapat 5 kerangka yaitu


Power distance, Individualism versus collectivism, Masculinity versus femininity,
Uncertainty avoidance, dan Long-term versus short-term orientation

Global Leadership and Organizational Behavior Effectiveness (GLOBE)


adalah proyek menyediakan manajer dengan lensa tambahan di mana mereka dapat
lebih memahami bagaimana untuk tampil baik di lingkungan internasional.

Anda mungkin juga menyukai