Anda di halaman 1dari 9

Kepribadian dan Nilai

Pokok Pembahasan

Definisi kepribadian, cara mengukur, dan faktor-faktor pembentuknya


Kerangka Myers-Briggs serta kekuatan dan kelemahannya
Sifat-sifat utama dalam model kepribadian Lima Besar
Fitur-fitur Lima Besar memprediksi perilaku di tempat kerja
Nilai-nilai terminal dan instrumental
Perbedaan-perbedaan generasional dalam nilai-nilai

Definisi kepribadian, cara mengukur, dan faktor-faktor pembentuknya

 Definisi kepribadian
Para psikolog cenderung mengartikan kepribadian sebagai suatu konsep dinamis
yang  mendiskripsikan pertumbuhan dan perkembangan seluruh sistem psikologis
seseorang. Definisi kepribadian    yang paling sering digunakan di buat oleh Gordon
Allort. Ia mengatakan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam sistem
psikofisiologis individu yang menetukan caranya untuk menyesuaikan diri secara unik
terhadap lingkungannya. Kepribadian(personality) adalah keseluruhan cara dimana
seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.
 Cara mengukur
Alasan paling penting mengapa manajer perlu mengetahui cara mengukur kepribadian
adalah karena penelitian menunjukkan bahwa tes-tes kepribadian sangat berguna dalam
membuat keputusan perekrutan. Nilai dalam tes kepribadian membantu manajer
meramalkan calon terbaik untuk suatu pekerjaan.
Terdapat tiga cara utama untuk menilai kepribadian :
1. Survei mandiri
2. Survei peringkat oleh pengamat
3. Ukuran proyeksi (Rorschach Inkblot test dan Thematic Apperception Test)
 Faktor-faktor pembentuknya
a. Faktor keturunan
Terdapat tiga dasar penelitian berbeda yang memberikan sejumlah
kredibiltas terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting
dalam menentukan kepribadian seseorang. Dasar pertama terfokus pada
penyokong genetis dan prilaku dan temperamen anak-anak. Dasar kedua berfokus
pada anak-anak yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi
kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi.
Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap
pengaruh dari faktor keturunan. Bukti menunjukan bahwa sifat-sifat seperti
perasaan malu, rasa takut, dan agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis
bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin
dihasilkan dari kode genetis sama yang mempengaruhi faktor-faktor seperti tinggi
badan dan warna rambut.
Dukungan tambahan terhadap pentingnya faktor keturunan dapat
ditemukan dalam berbagai penelitian mengenai kepuasan kerja individual.
Kepuasan kerja individual ternyata relatif stabil dari waktu ke waktu. Hasil ini
konsisten dengan apa yang anda harapkan jika kepuasan ditentukan oleh sesuatu
yang menjadi bawaan dalam diri seseorang bila dibandingkan dengan faktor
lingkungan luar. Faktanya, penelitian telah menunujukan bahwa anak-anak
kembar identik yang dibesarkan secara terpisah memiliki tingkat kepuasan kerja
yang sama, meskipun pekerjaan mereka sama sekali berbeda.
b. Faktor lingkungan
Faktor lain yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap pembentukan
karakter kita adalah lingkungan dimana kita tumbuh dan dibesarkan, norma dalam
keluarga, teman-teman dan kelompok sosial, dan pengaruh-pengaruh lain yang
kita alami. Faktor-faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk
kepribadian kita.
Ada cara lain dimana lingkungan relevan untuk membentuk kepribadian.
Kepribadian seseorang, meskipun pada umumnya stabil dan konsisten, dapat
berubah tergantung pada situasi yang dihadapinya. Meskipun kita belum mampu
mengembangkan pola klasifikasi yang akurat untuk situasi-situasi ini.
Pertimbangan yang seksama mengenai argumen-argumen yang
mendukung faktor keturunan maupun lingkungan sebagai penentu utama dari
kepribadian seseorang mendorong mendorong kesimpulan bahwa keduanya
adalah penting. Faktor keturunan membekali kita dengan sifat dan kemampuan
bawaan, tetapi potensi penuh kita ditentukan oleh seberapa baik kita
menyesuaiakan diri dengan lingkungan.

Kerangka Myers-Briggs serta kekuatan dan kelemahannya

Myers-Briggs Type Indicator (MBTI IB Myers Briggs & KC, 1943/1 976) adalah instrumen
kepribadian dengan berbagai aplikasi. Tipe ini dapat dimanfaatkan dalam proses konseling karir.
MBTl telah terbukti berguna untuk para profesional dalam konseling dan strategi dengan klien
tentang preferensi klien psikologis, keluarga karir yang optimal, dan peluang pekerjaan yang
potensial.

Tipe kepribadian, sebagaimana gaya kognitif, tipe kepribadian juga merujuk pada konstruk-
konstruk yang telah digunakan untuk menjelaskan kesamaan dan pebedaan dalam modus
pemikiran, persepsi dan prilaku yang disukai oleh individu. Pada dasarnya, tipe-tipe kepribadian
adalah kategori-kategori yang dirumuskan oleh konfigurasi dua atau lebih ciri atau atribut
tertentu. Sebagai penjelasan untuk perilaku manusia, tipologi memiliki sejarah untuk prilaku
manusia, tipologi memiliki sejarah yang panjang. Sistem-sistem tipologi kerap kali memiliki
daya tarik populer yang luar biasa karena sistem-sistem ini menawarkan basis pemahaman yang
relatif sederhana namun kuat dan bisa menjelaskan prilaku seseorang atau orang lain.
Salah satu kualifikasi tipologis yang paling bertahan dirancang oleh C.G Jung (1921-1971).
Dimana MBTI Myers-Briggs Type Indicator ini didasarkan pada pemikiran C.G Jung (1921-
1971) mengenai persepsi, judgment dan sikap yang digunakan oleh setiap tipe yang berbeda dari
individu. Persepsi adalah kemampuan psikologis individu untuk sadar pada hal-hal, orang-orang
dan ide-ide.  Judgment melibatkan berbagai cara untuk menyimpulkan apa yang telah
dipersepsikan individu tersebut. Kalau orang berbeda satu sama lain ketika mempersepsikan
sesuatu juga ketika melakukan judgment, maka perbedaan ini juga mempengaruhi minat,
keterampilan, nilai-nilai, serta reaksi mereka.
 Kelebihan:
1) Individu lebih mudah dipahami melalui tes kepribadian karena hanya ada 2
pilihan alternatif yaitu “Ya atau Tidak”.
2) Dengan metode ENFJ dalam MBTI memudahkan individu untuk
menyesuaikan pribadinya dengan pekerjaan yang di sukainya.
3) Individu menggunakan minat, bakat, kemampuan, dan niat dalam dirinya
untuk memilih karir yang sesuai dengan kepribadiannya tanpa ada paksaan
dari luar.
4) Tujuan dari MBTI dibuat untuk mempelajari tipe kepribadian berdasarkan
teori Jung.
5) Individu mencoba menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk
mengambil keputusan karirnya berdasarkan fakta yang ada dilingkungannya.
6) Dengan MBTI kita bisa memahami kelebihan (Strength) diri kita sekaligus
kelemahan (Weakness) yang ada pada diri sendiri.
 Kekurangan:
1) Individu cenderung merasa terpaksa atas pilihannya, karena harus memilih
salah satu pilihan yang keduanya dianggap sesuai dengan kemampuannya.
2) Individu lebih dituntut atas niat dalam dirinya saja, tanpa melihat faktor
pendukung lain yang berada dilingkungannya.

Sifat-sifat utama dalam model kepribadian Lima Besar

1. Ekstraversi (extraversion)
Dimensi ini mengungkapkan tingkat kenyamanan seseorang dalam berhubungan dengan
individu lain. Individu yang memiliki sifat ekstraversi cenderung suka hidup
berkelompok, tegas dan mudah bersosialisasi. Sebaliknya, individu yang memiliki sifat
introver cenderung suka menyendiri, penakut, dan pendiam.
2. Mudah akur atau mudah bersepakat (agreeableness)
Dimensi ini merujuk pada kecenderungan individu untuk patuh terhadap individu
lainnya. Individu yang sangat mudah bersepakat adalah individu yang senang bekerja
sama, hangat, dan penuh kepercayaan. Sementara itu, individu yang tidak mudah
bersepakat cenderung bersikap dingin, tidak ramah, dan suka menentang.
3. Sifat berhati-hati (conscientiousness)
Dimensi ini merupakan ukuran kepercayaan. Individu yang sangat berhati-hati adalah
individu yang bertanggung jawab, teratur, dapat diandalkan, dan gigih. Sebaliknya,
individu dengan sifat berhati-hati yang rendah cenderung mudah bingung, tidak teratur,
dan tidak bisa diandalkan.
4. Stabilitas ekonomi (emotional stability)
Sering juga disebut berdasarkan kebalikannya, yaitu neurosis. Dimensi ini menilai
kemampuan seseorang untuk menahan stres. Individu dengan stabilitas emosi yang
positif cenderung tenang, percaya diri, dan yang mempunyai stabilitas emosi yang postif
cenderung tenang, percaya diri, dan memiliki pendirian teguh. Sementara itu, individu
dengan stabilitas emosi yang negatif cenderung mudah gugup, khawatir, depresi, dan
tidak memiliki pendirian yang teguh.
5. Terbuka terhadap hal-hal baru (openness to experience)
Dimensi ini merupakan dimensi terakhir yang mengelompokan individu berdasarkan
lingkup minat dan ketertarikannya terhadap hal-hal baru. Individu yang sangat terbuka
cenderung kreatif, ingin tahu, dan sensitif terhadap hal-hal yang bersifat seni. Sebaliknya,
mereka yang tidak terbuka cenderung memiliki sifat konvensional dan merasa nyaman
dengan hal-hal telah ada.
Dibandingkan dengan individu dengan karakteristik introver, individu yang
ekstraver cenderung lebih bahagia dalam pekerjaan dan kehidupan mereka secara
keseluruhan. Mereka biasanya memiliki lebih banyak teman dan menghabiskan lebih
banyak waktu untuk bersosialisasi dibandingkan dengan individu yang introver.

Fitur-fitur Lima Besar memprediksi perilaku di tempat kerja

1) Stabilitas Emosinal
Dari ke lima faktor besar dalam kepribadian,faktor yang paling mempengaruhi  kepuasan
hidup,kepuasan kerja,dan tingkat stress adalah stabilitas emosional. Seseorang yang
memilki tingkat stabilitas emosional yang tinggi memilki emosi-emosi negatif yang lebih
rendah dan lebih optimis,karena mampu mengontrol stress lebih baik.
2) Ekstrover
Selanjutnya adalah faktor ekstrover.Seseorang yang ekstrover  cenderung
ekspresif,memilki kepercayaan diri yang tinggi,dan mampu bersosialisasi,sehingga
mereka memilki emosi-emosi positif dibandingkan orang yang introvert.Seseorang yang
ekstrover memilki kinerja lebih baik,biasanya mereka memiliki lebih banyak teman dan
lebih banyak keahlian daripada seorang introver,namun menurut beberapa studi seeorang
ekstrover lebih cenderung terlibat dalam perilaku berbahaya dan lebih cenderung untuk
berbohong dalam wawancara kerja dibanding oarng introver.
3) Terbuka Pada Pengalaman
Dalam hal kepemimpinan,dibutuhkan seorang pemimpin yang  terbuka pada pengalaman 
(memilki rasa ingin tahu dan ingin beriovasi),seseorang yang  terbuka terhadap
pengalaman memilki kreativitas yang lebih dalam berbagai hal. Dengan kreativitas yang
lebih,seorang pemimpin lebih mampu menghadapi perubahan dalam organisasi (mampu
beradaptasi dengan baik) dan mampu memimpin dengan efektif.
4) Keramahan
Faktor keramahan juga memilki pengaruh yang besar terhadap perilaku pekerja di tempat
kerja.Seorang pekerja yang ramah tentu saja akan mempunyai banyak teman,dan disukai
oleh pekerja lainnya. Mereka cenderung taat terhadap peraturan,rentan terhadap
kecelakaan kerja,dan lebih puas dalam pekerjaannya.Kemudian,seorang pekerja yang
ramah juga mempunyai kinerja yang lebih baik dibanding pekerja lainnya dalam
pekerjaan yang berorientasi interpersonal seperti layanan pelanggan.
5) Kehati-hatian
Seseorang yang memiliki tingkat kehati-hatian yang tinggi memiliki kenerja dan mampu
memimpin dengan lebih baik,hal itu disebabkan mereka yang memiki kehati-hatian yang
tinggi cenderung memilki usaha yang lebih dan persisten,kemudian mereka memiliki
kedisplinan dan motivasi yang lebih,serta lebih teratur dan terencana.

DARK TRIAD
            Faktor lima besar dalam kepribadian merupakan faktor-faktor yang diinginkan dalam
dunia sosial,terdapat tiga faktor yang disebut Dark Triad,yaitu faktor-faktor yang tidak disukai
dalam dunia sosial,faktor-faktor tersebut adalah machiavellianisme, narsisme,dan psikopat.
1) Machiavellanisme
Seorang individu yang memiliki kepribadian machiavellanisme cenderung menggunakan
cara-cara yang kurang tepat demi mencapai hasil yang diinginkan, seorang yang termasuk
kategori machiavellanisme mempercayai bahwa tercapainya tujuan atau hasil dapat
membenarkan segala cara.Mereka cenderung berperilaku agresif dan kontraproduktif.
Menurut beberapa riset,seorang machiavellanisme lebih sering memanipulasi,lebih
banyak menang,serta mampu mempengaruhi orang lain.Namun kemenangan yang
mereka raih hanya bersifat jangka pendek,karena  maciavellanisme tidak disukai oleh
banyak orang.
2) Narsisme
            Narsisme ada suatu kepribadian seseorang dimana orang tersebut memilki rasa berlebihan
akan pentingnya diri, ingin dikagumi secara lebih,dan cenderung angkuh. Seseorang yang narsis
memiliki motivasi kerja,keterlibatan kerja,dan kepuasan hidup yang lebih tinggi dibanding orang
lainnya.Selain itu mereka yang berkepribadian narsis mampu beradaptasi dan mengambil
keputusan lebih baik ketika dihadapkan pada keputusan yang kompleks.Namun dalam konteks
etis,seorang pemimpin yang memiliki kepribadian narsis dinilai tidak etis dan tidak efektif
karena mereka cenderung berpikir mereka memimpin dengan lebih baik dibanding pemimpin-
pemimpin lainnya,yang justru mampu menurunkan kinerja mereka sendiri.
3) Psikopat
            Dalam konteks perilaku organisasi,psikopat didefinisikan sebagai perilaku kurang peduli
terhadap orang lain,dan kurangnya rasa bersalah atas perilakunya yang membahayakan orang
lain. Seorang dapat dikatakan sebagai psikopat ketika mereka menilai motivasi seseorang dalam
mematuhi norma sosial, kesiapan untuk menipu demi memperoleh hasil yang diinginkan,
imulsivitas dan ketidakpedulian terhadap orang lain.
            Berdasarkan sebuah studi,kepribadian psikopat memiliki korelasi yang positif terhadap
kemajuan organisasi namun tidak terkain dengan aspek yang mempengaruhi kesuksesan dan
efektivitas, hal itu disebabkan karena seorang psikopat cenderung berperilaku licik,dan
menggunakan taktik-taktik keras seperti ancaman dan manipulasi,dan perilaku kerja bullying,
dimana perilaku tersebut membantu mereka untuk memperoleh kekuasan dalam organisasi.

Nilai-nilai terminal dan instrumental

1.Nilai Terminal : Keadaan atau tujuan yang diingikan dalam mencapai kebahagian. contoh :
penghargaan diri,kebebasan,kesamaan derajat.
 
2.Nilai Instrumental : Perilaku yang diinginkan atau cara-cara yang digunakan untuk mencapai
nilai terminal. contoh: jujur, tanggung jawab,ambisius dan sebagainya.
Nilai antar Budaya Hofstede's Framework:
1. Power Distance
2. Individualism versus collectivism 
3. Quantity of life versus quality of life
4. Uncertainty avoidance
5. Longterm versus short-term orientation

Perbedaan-perbedaan generasional dalam nilai-nilai

Semakin meningkat, kita mempelajari bahwa efek sifat-sifat tertentu pada perilaku organisasi
tergantung pada situasi. Dua kerangka kerja teoritis membantu menjelaskan bagaimana ini
bekerja, yaitu:
1. Teori kekuatan situasi
Teori kekuatan situasi (situation-strength theory) mengindikasikan bahwa cara kepribadian
bertranslasi ke dalam perilaku bergantung pada kekuatan situasi.Para peneliti telah menganalisis
kekuatan situasi dalam organisasi dari segi empat elemen, yaitu:
a. Kejelasan
b. Konsistensi
c. Batasan
d. Konsekuensi
Namun tidak berarti bahwa aturan selalu dinginkan oleh organisasi untuk menciptakan situasi
yang kuat bagi para pekerjanya, antara lain:
1) Pekerja dengan aturan-aturan yang luar biasa banyak dan proses yang dikendalikan
sangat ketat bisa jadi membosankan dan menyebabkan penurunan motivasi.
2) Setiap orang itu berbeda, pekerjan yang menurut orang itu baik mungkin terlihat buruk
bagi yang lainya.
3) Situasi yang kuat mungkin menekan kreativitas, inisiatif, dan keleluasan yang
disebabkan oleh beberapa budaya.
4) Pekerja semakin kompleks dan tekait secara global.

2. Teori aktivitas sifat


Teori aktivitas sifat (trait activation theory [TAT]) memprediksi bahwa beberapa situasi,
pristiwa, atau intervensi mengaktivasikan sebuah sifat lebih dari yang lain.
Rangkuman

 Definisi kepribadian, cara mengukur, dan faktor-faktor pembentuknya


 Definisi kepribadian
Kepribadian(personality) adalah keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan individu lain.
 Cara mengukur
1. Survei mandiri
2. Survei peringkat oleh pengamat
3. Ukuran proyeksi (Rorschach Inkblot test dan Thematic Apperception Test)
 Faktor-faktor pembentuknya
 Faktor keturunan
 Faktor lingkungan

 Kerangka Myers-Briggs serta kekuatan dan kelemahannya

Myers-Briggs Type Indicator (MBTI IB Myers Briggs & KC, 1943/1 976) adalah instrumen
kepribadian dengan berbagai aplikasi. Tipe ini dapat dimanfaatkan dalam proses konseling karir.
MBTl telah terbukti berguna untuk para profesional dalam konseling dan strategi dengan klien
tentang preferensi klien psikologis, keluarga karir yang optimal, dan peluang pekerjaan yang
potensial.

 Kelebihan:
1) Individu lebih mudah dipahami melalui tes kepribadian karena hanya ada 2
pilihan alternatif yaitu “Ya atau Tidak”.
2) Dengan metode ENFJ dalam MBTI memudahkan individu untuk menyesuaikan
pribadinya dengan pekerjaan yang di sukainya.
3) Individu menggunakan minat, bakat, kemampuan, dan niat dalam dirinya untuk
memilih karir yang sesuai dengan kepribadiannya tanpa ada paksaan dari luar.
4) Tujuan dari MBTI dibuat untuk mempelajari tipe kepribadian berdasarkan teori
Jung.
5) Individu mencoba menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk mengambil
keputusan karirnya berdasarkan fakta yang ada dilingkungannya.
6) Dengan MBTI kita bisa memahami kelebihan (Strength) diri kita sekaligus
kelemahan (Weakness) yang ada pada diri sendiri.
 Kekurangan:
1) Individu cenderung merasa terpaksa atas pilihannya, karena harus memilih salah
satu pilihan yang keduanya dianggap sesuai dengan kemampuannya.
2) Individu lebih dituntut atas niat dalam dirinya saja, tanpa melihat faktor
pendukung lain yang berada dilingkungannya.

 Sifat-sifat utama dalam model kepribadian Lima Besar


1. Ekstraversi (extraversion)
2. Mudah akur atau mudah bersepakat (agreeableness)
3. Sifat berhati-hati (conscientiousness)
4. Stabilitas ekonomi (emotional stability)
5. Terbuka terhadap hal-hal baru (openness to experience)

 Fitur-fitur Lima Besar memprediksi perilaku di tempat kerja


1) Stabilitas Emosinal
2) Ekstrover
3) Terbuka Pada Pengalaman
4) Keramahan
5) Kehati-hatian

DARK TRIAD
1) Machiavellanisme
2) Narsisme
3) Psikopat

 Nilai-nilai terminal dan instrumental

1.Nilai Terminal : Keadaan atau tujuan yang diingikan dalam mencapai kebahagian 


2.Nilai Instrumental : Perilaku yang diinginkan atau cara-cara yang digunakan untuk mencapai
nilai terminal.

 Perbedaan-perbedaan generasional dalam nilai-nilai

Semakin meningkat, kita mempelajari bahwa efek sifat-sifat tertentu pada perilaku organisasi
tergantung pada situasi. Dua kerangka kerja teoritis membantu menjelaskan bagaimana ini
bekerja, yaitu:
1. Teori kekuatan situasi
2. Teori aktivitas sifat

Anda mungkin juga menyukai