Anda di halaman 1dari 7

Kepribadian dan Emosi

Kepribadian adalah keseluruhan total cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan yang
lain. Apakah kepribadian itu berasal dari keturunan atau lingkungan, sampai saat ini belum
ada jawaban yang sederhana. Selain itu, dewasa ini kita mengenal faktor penentu lain yaitu
situasi. Berkiut ini sedikit penjelasan mengenai ketiga faktor penentu diatas :

a. Keturunan

Karakteristik seperti ukuran fisik, wajah yang menarik, jenis kelamin, temperamen,
komposisi dan refleksi otot, level energi, dan ritme biologis umumnya dianggap, entah
sepenuhnya atau substansial, dipengaruhi oleh orang tua. Ada 3 arus riset yang berbeda
mengenai kredibilitas pendekatan keturunan ini, yaitu (1) melihat pada tiang penyanggah
genetik dari perilaku dan temperamen manusia di kalangan anak-anak kecil, (2)
mengemukakan studi mengenai anak kembar yang dipisahkan sejak lahir, dan (3) memeriksa
konsistensi dalam kepuasan jabatan sepanjang waktu dan sepanjang situasi.

Studi terbaru terhadap anak kecil menunjukkan bukti bahwa ciri-ciri seperti rasa malu, takut,
dan sedih mungkin sekali diwariskan secara genetis. Pada anak kembar juga ditemui
beberapa persamaan. Sedangkan kepuasan individu ternyata stabil sepanjang waktu. Namun
tetap saja, kepribadian bukan hanya dietntukan oleh keturunan.

a. Lingkungan

Faktor lingkungan memberi pengaruh yang kuat bagi kepribadian, seperti budaya dimana kita
dibesarkan, kondisi awal kita, norma ditengah keluarga, teman, kelompok sosial, dls.
Contohnya saja budaya, yang membangun norma-norma, sikap, dan nilai yang diteruskan
dari satu generasi ke generasi lainnya dan akan sulit sekali diubah. Baik lingkungan maupun
keturunan sama berpengaruhnya bagi kepribadian. Keturunan menciptakan parameter/batas
luar, tetapi potensi sebenarnya seorang individu akan ditentukan oleh seberapa baiknya dia
menyesuaikan diri dengan lingkungan.

a. Situasi

Situasi mempengaruhi efek dari keturunan dan lingkungan terhadap kepribadian.


Kepribadian, walaupun umumnya stabil dan konsisten, bisa berubah dalam situasi yang
berbeda-beda. Contohnya saat berada dikantor, kepribadian yang tidak baik akan ditahan.

Ciri-ciri kepribadian

Semakin konsisten karakteristik individu dan semakin sering terjadi dalam berbagai situasi,
maka semakin penting ciri-ciri itu untuk menggambarkan individu.
Pencarian awal atas ciri-ciri primer : Ada 16 ciri-ciri yang dianggap sebagai sumber perilaku
yang konstan dan mantap yaitu : pendiam - ramah, kurang cerdas - lebih cerdas, dipengaruhi
oleh perasaan - stabil secara emosional, penurut - dominan, serius - tak kenal susah, bijaksana
- berhati-hati, malu-malu - suka bertualang, keras - sensitif, percaya - curiga, praktis -
imaginatif, jujur - lihai, yakin - ragu-ragu, konservatif, suka bereksperimen, tergantung
kelompok - mandiri, tak terkendali - terkendali, santai - tegang.

The Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) : adalah salah satu kerangka kerja kepribadian
dengan 100 pertanyaan yang menanyakan kepada orang bagaimana mereka biasanya
bertindak atau merasa dalam situasi tertentu. Individu pada akhirnya akan diklasifikasikan
sebagai ekstrovet (E) dan intovert (I), sensing (S) atau intuitif (N), berpikir (T) atau merasa
(F), dan memahami (P) atau menilai (J). Hasilnya nanti akan dirangkai seperti misalnya INTJ
dalah kaum visioner, ESTJ adalah pengorganisasi, ENTP adalah pengagas, dllnya.

Model lima besar : adalah 5 dimensi dasar hasil riset terbaru yang melandasi semua ciri dan
meliputi sebagian besar variasi yang signifikan dalam kepribadian manusia, yaitu :

- Ekstraversi : mencakup tingkat kesenangan seseorang akan hubungan. Orang yang


ekstravert akan cenderung suka berkelompok, tegas, dan mampu bersosialisasi. Kaum
introvert cenderung pendiam, malu-malu, dan tenang.

- Kemampuan untuk bersepakat : merujuk pada kecennderungan untuk tunduk pada orang
lain. Orang yang skornya tinggi akan kooperatif, hangat, dan percaya. Sedangkan yang
rendah akan dingin, tidak mampu bersepakat, dan antagonistik.

- Sifat mendengarkan suara hati : merupakan ukuran dari keandalan. Orang yang peka
terhadap suara hati akan bertanggung jawab, terorganisir, dapat dipercaya, dan gigih.
Sedangkan yang sebaliknya akan mudah bingung, tidak terorganisir, dan tidak handal.

- Stabilitas emosional : merujuk pada kemampuan untuk bertahan terhadap stress. Orang
yang skornya tinggi akan cenderung tenang, percaya diri, dan aman. Yang sebalinya akan
cenderung gelisah, cemas, gugup, tertekan, dan tidak aman.

- Keterbukaan terhadap pengalaman : merujuk pada kisaran minat individual dan kekaguman
terhadap hal baru. Orang yang terbuka akan kreatif, ingin tahu, dan sensitif secara artistik.
Sedangkan yang sebaliknya akan konvensional dan menemukan kenyamanan dalam
keakraban.

Penelitian atas kredibilitas Lima Besar ini menghasilkan sejumlah besar bukti bahwa individu
yang dapat dipercaya, andal, hati-hati, teliti, mampu membuat rencana, terorganisasi, kerja
keras, gigih, dan berorientasi pada prestasi cenderung memilki jabatan yang lebih tinggi
dalam sebagian besar atau semua kedudukan.

Atribut kepribadian utama yang mempengaruhi perilaku organisasi

Beberapa atribut kepribadian yang dapat menjelaskan dan meramal perilaku karyawan :
Lokus kendali : Ada 2 tipe orang disini, yaitu (1) orang yang yakin bahwa mereka adalah
pion dari nasib mereka sendiri, dan (2) orang yang melihat hidup mereka sebagai
dikendalikan oleh kekuatan luar (eksternal).

Sejumlah besar riset membuktikan bahwa individu yang lokus kendalinya eksternal kurang
puas dengan jabatan, memiliki tingkat kemangkiran yang tinggi, lebih teraliensi dari
pengaturan kerja, dan kurang terlibat pada jabatannya. Hal ini mungkin disebabkan oleh
pandangan mereka bahwa output dari organisasi bukanlah berasal dari tindakan mereka.
Sedangkan orang internal menganggap semua output adalah hasil dari tindakan mereka,
sehingga jika kondisinya tidak memuaskan mereka lebih mungkin akan keluar dari pekerjaan.
Namun bukti keseluruhan menunjukkan orang internal umumnya berkinerja lebih baik, lebih
aktif mencari informasi, lebih termotivasi, dan berusaha lebih untuk mengendalikan
lingkungannya.

Machivelianisme : orang yang machiavelianismenya tinggi akan cenderung pragmatis,


menjaga jarak emosional, dan yakin bahwa tujuan dapat menghalalkan cara. Riset
menunjukkan bahwa orang dengan Mach tinggi cenderung akan melakukan manipulasi, lebih
banayk menang, dan kurang bisa dibujuk. Orang dengan Mach yang tinggi akan tumbuh
subur bila mereka berinteraksi langsung/tatap muka dengan orang lain, terjadi situasi dengan
kaidah dan aturannya yang minimal, sehingga memungkinkan terciptanya ruang untuk
berimprovisasi, dan bila keterlibatan emosional pada rincian-rincian yang tidak relevan
berhasil mengacaukan orang dengan Mach yang rendah.

Apakah orang dengan Mach yang tinggi bisa menjadi karyawan yang baik, hasilnya
tergantung pada jenis pekerjaannya dan apakah implikasi etis perlu dipertimbangkan dalam
evaluasi kerja.

Harga diri : yaitu sejauh mana seseorang memiliki rasa suka atau tidak suka terhadap dirinya
sendiri. Orang dengan SE (self esteem) tinggi yakin bahwa mereka memiliki kemampuan
yang mereka butuhkan untuk berhasil dalam pekerjaan. Namun mereka memiliki resiko lebih
besar dalam seleksi pekerjaan dan lebih mungkin untuk memilih pekerjaan yang tidak
konvensional. Sebaliknya, orang dengan SE rendah lebih rentan terhadap pengaruh luar,
bergantung pada penerimaan evaluasi positif dari orang lain, memperhatikan bagaimana
menyenangkan orang lain, dan lebih suka berkompromi dengan perilaku dan keyakinan dari
orang yang mereka hargai. Namun orang dengan SE tinggi lebih puas dengan pekerjaan
mereka.

Pemantauan diri : merujuk pada kemampuan seorang individu untuk menyesuaikan


perilakunya dengan faktor-faktor situasional eksternal. Orang yang pemantauan diri tinggi
sangat peka terhadap isyarat eksternal, mampu menyajikan kontradiksi mencolok antara
personal publik dengan diri pribadi mereka, memberi perhatian lebih dekat pada perilaku
orang lain, dan lebih mampu menyesuaikan diri. Orang yang pemantauan dirinya rendah
adalah sebaliknya.

Mengambil resiko : kecenderungan untuk mengambil atau menghindari resiko akan


berdampak pada berapa lama waktu yang diperlukan seorang manager untuk mengambil
keputusan dan berapa banayk informasi yang mereka butuhkan sebelum menentukan pilihan.
Meskipun pekerjaan mereka pasti menerjang resiko, namun perbedaan individual akan tetap
ada. Perbedaan ini perlu dipertimbangkan dan disesuikan dengan permintaan-permintaan
pekerjaan tertentu. Misalnya jabatan akunting akan lebih baik jika diisi oleh orang yang
kecenderungan mengambil resikonya rendah. Namun hal yang sebaliknya berlaku bagi
pedagang saham.

Kepribadian tipe A dan B : adalah orang yang secara agresif terlibat dalam pergumulan
yang kronis dan tanpa henti untuk mencapai lebih banayak dalam waktu lebih sedikit, dan
jika perlu, melawan orang-orang/upaya-upaya lain yang menentang. Ciri-ciri mereka adalah :
selalu bergerak, berjalan, dan makan dengan cepat, merasa tidak sabar dengan tingkatan dari
kebanyakan peristiwa yang ada, berusaha keras untuk berpikir atau melakukan dua atau lebih
hal sekaligus, tidak dapat menghadapi waktu luang, dan terobsesi penuh dengan jumlah
(mengukur sukses dari seberapa banyak yang dapat mereka peroleh).

Sedangkan kepribadian tipe B adalah kebalikannya, dengan ciri-ciri : tak pernah mengalami
keterdesakan waktu atau ketidaksabaran, merasa tidak perlu memamerkan atau membahas
apa yang mereka capai, bermain untuk mendapatkan kegembiraan dan relaksasi, bukannya
untuk memperlihatkan superioritas, dan dapat santai tanpa rasa bersalah.

Tipe A memiliki tingkat stres yang lebih tinggi, terus menerus memasukkan diri dalam
tekanan, dan menciptakan tenggat waktu untuk diri sendiri. Mereka adalah pekerja yang cepat
karena lebih menekankan pada kuantitas, menunjukkan persaingan dengan bekerja berjam-
jam, tidak jarang mengambil keputusan yang salah karena terlalu tergesa-gesa, kurang kreatif,
mengandalkan pengalaman masa lampau, jarang berubah, dan lebih mudah diramalkan
perilakunya. Perilaku tipe A diatas cukup menunjukkan bahwa orang dengan tipe B akan
lebih berhasil.

Kepribadian dan budaya nasional

Tidak ada tipe kepribadian umum untuk satu negara tertentu. Namun budaya suatu negara
mempengaruhi karakteristik yang dominan dari penduduknya, Ini dapat dilihat dengan
memperhatikan lokus kendali dan kepribadian tipe A. Misalnya saja, dalam budaya seperti
Amerika Utara, orang percaya bahwa mereka dapat mendominasi lingkungan mereka,
sebaliknya dengan orang-orang di Timur Tengah. Hal ini menyebabkan proporsi orang-orang
internal dalam angkatan kerja Amerika lebih besar daripada angkatan kerja Arab saudi dan
Iran.

Sedangkan kepribadian tipe A akan paling banyak di negara-negara kapitalis, misalnya


Amerika dan Kanada, dimana prestasi dan keberhasilan material sangat dihargai. Sementara
dinegara seperti Swedia dan Prancis tidak.

Mencapai kecocokan kepribadian

Kecocokan orang dengan pekerjaan : mencocokkan enam tipe kepribadian dan


mengemukakan bahwa kecocokkan antara tipe kepribadian dan lingkungan kedudukan
menentukan kepuasan dan keluar masuknya karyawan. Teori ini dikemukakan oleh John
Holland, tipe-tipenya antara lain :
- Realistis : menyukai kegiatan fisik yang menuntut ketrampilan, kekuatan, dan koordinasi.
Karakternya adalah pemalu, tahan, stabil, mudah menyesuaikan diri, dan praktis.

- Investigatif : menyukai kegiatan yang mencakup pemikiran, pengorganisasian, dan


pemahaman. Karakternya adalah analitis, asli, ingin tahu, dan independen.

- Sosial : menyukai kegiatan yang mencakup membantu dan mengembangkan yang lain.
Karakternya adalah mampu bergaul, bersahabat, kooperatif, dan memahami.

- Konvensional : menyukai kegiatan yang diatur dengan peraturan, jelas, dan tidak bersifat
mendua. Karakternya adalah mudahmenyesuaikan diri, efisien, praktis, tidak imaginatif, tidak
luwes.

- Enterprising : menyukai kegiatan verbal dimana ada peluang untuk mempengaruhi yang lai
dan mendapatkan kekuasaan. Karakternya adalah percaya diri, ambisi, energetik, dan
mendominasi.

- Artistik : menyukai kegiatan yang bersifat mendua dan tidak sistematik, yang
memungkinkan ekspresi yang kreatif. Karakternya adalah imaginatif, tidak teratur, idealistis,
emosional, dan tidak praktis.

Teori ini mengatakan bahwa kepuasan paling tinggi berarti keluar masuknya karyawan paling
rendah bila kepribadian dan kedudukan/jenis pekerjaannya sesuai.

Kecocokan organisasi-orang : yaitu bahwa orang meninggalkan pekerjaan yang tidak cocok
dengan kepribadiannya.

Emosi

Sebuah organisasi yang berjalan baik adalah organisasi yang berhasil meniadakan frustasi,
takut, marah, benci, marah, gembira, dls. Emosi-emosi tersebut adalah antithesis dari
rasionalitas. Beberapa emosi, terutama bila ditampilkan pada saat yang salah, dapat
mengurangi kinerja karyawan. Namun realitasnya tetap saja bahwa karyawan membawa serta
satu komponen emosi bersama mereka ke tempat kerjanya dan tidak ada studi yang
komprehensif tanpa mempertimbangkan peran dari emosi ditempat kerja.

Berkaitan dengan emosi, ada 3 hal yang terjalin erat satu sama lain, yaitu pengaruh (affect),
emosi, dan suasana hati (mood). Pengaruh meliputi kisaran luas perasaan yang dialami orang,
merupakan satu konsep yang meliputi baik emosi maupun suasana hati. Akhirnya, suasana
hati adalah perasaan yang cenderung menjadi kirang intens dibandingkan emosi, dan yang
kekurangan stimulus kontekstual.

Emosi adalah reaksi terhadap suatu objek, bukan suatu sifat. Sedangkan suasana hati tidak
dikaitkan dengan suatu objek. Emosi dapat berubah menjadi suasana hati bila kita kehilangan
fokus pada objek yang kontekstual.

Berkaitan dengan perilaku organisasi, satu istilah yang terkait adalah tenaga kerja emosional,
yang terjadi apabila karyawan mengekspresikan secara organisasional emosi yang
diinginkannya selama transaksi antar pribadi. Dulunya konsep ini dikembangkan berkaitan
dengan pekerjaan-pekerjaan jasa, namun dewasa ini konsep tersebut telah menjadi relevan
dengan hampir setiap pekerjaan. Dalam tuntutannya, karyawan perlu membedakan antara
emosi yang dirasakan dengan emosi yang ditunjukkan agar tidak terjadi dilema.

Dimensi emosi

Emosi ada beberapa jenis berdasarkan :

1. Varietas : riset mengidentifikasikan enam emosi yang universal, yaitu kemarahan,


ketakutan, kesedihan, kegembiraan, kejijikan, dan kejutan. Enam emosi ini dapat
dikonseptualisasikan sebagai terus ada sepanjang satu kontinuum, dimana semakin
dekat jarak dua emosi apapun pada kontinuum tersebut akan semakin
membingungkan orang. Contohnya adalah kebahagiaan dan kejutan sering
dikacaukan, sementara kebahagiaan dan kemuakan jarang sekali.

2. Intensitas : ekspresi yang berbeda dari intensitas emosi yang sama bisa disebabkan
dari kepribadian ataupun tuntutan ditempat kerja. Ada orang yang terkendali, tidak
pernah memperlihatkan rasa marah, namun ada pula yang sebaliknya. Tentu saja hal
ini harus disesuaikan dengan pekerjaan. Presenter misalnya, harus menunjukkan
intensitas emosi yang sesuai dengan acara yang dibawakannya.

3. Frekuensi dan durasi : frekuensi dan durasi yang diperlukan untuk tenaga kerja
emosional juga harus disesuaikan dengan kemampuan frekuensi dan durasi yang
dimiliki karyawan.

Jenis kelamin dan emosi

Bukti menunjukkan bahwa perbedaan antara pria dan wanita dalam hal emosi adalah bila
menyangkut reaksi emosional dan kemampuan untuk membaca orang lain. Wanita
menunjukkan ungkapan emosi yang lebih besar daripada pria, mengalami emosi secara lebih
hebat, lebih nyaman dalammengungkapkan emosi, lebih baik dalam membaca petunjuk-
petunjuk non-verbal dan paralinguistik, dan lebih sering menampilkan ekspresi dari emosi
yang positif maupun negatif, kecuali kemarahan.

Batasan-batasan eksternal terhadap emosi

Batasan-batasan eksternal ada 2, yaitu :


- Pengaruh organisasional, menyesuaikan dengan perangkat emosional yang dicari organisasi.
- Pengaruh budaya, menyesuaikan dengan norma-norma budaya di negara setempat.
Referensi : Robbins P. Stephen, Perilaku Organisasi, Prentice Hall, edisi kesembilan, 2001

Anda mungkin juga menyukai