Anda di halaman 1dari 13

CHAPTER 4

Personality and Values

PERSONALITY

Personality atau kepribadian ini merupakan faktor kuat yang menentukan hasil dari
pekerjaan individu.

Defining Personality, kepribadian merupakan sejumlah cara bagaimana seorang


individu bereaksi terhadap sesuatu dan berinteraksi kepada orang lain.

Measuring Personality

 Pengukuran dari kepribadian ini dilakukan melalui self-report surveys. Di mana


dalam survey ini individu diberikan kesempatan untuk mengevaluasi dirinya sendiri
dalam berbagai faktor.
 Selain melalui self-report surveys, observer-ratings survey juga dapat digunakan
untuk menilai bagaimana kepribadian seseorang, dengan menyediakan penilaian
bebas terhadap seseorang. Di mana yang melakukan rating, atau penilaian adalah
coworker atau teman bekerjanya atau bisa juga peneliti yang lain.
 Sehingga untuk hasil yang lebih baik, keduanya bisa dikombinasikan dan dapat
memprediksi bagaimana kinerja seseorang ke depan dilihat dari kepribadiannya.

Penentu Kepribadian, perdebatan atas faktor apa yang menjadi penentu kepribadian ini
dikerucutkan atas 2 hal, yaitu kepribadian ditentukan oleh keturunan atau kepribadian
ditentukan oleh lingkungan.

 Heredity atau faktor keturunan ini menunjukkan kepada faktor yang ditentukan oleh
hasil pembuahan yang nantinya akan dipengaruhi oleh gen yang terdapat dalam
kromosom. Bagaimana perawakan fisik, bentuk wajah, jenis kelamin, lain-lain itu
secara keseluruhan atau pun sebagian dipengaruhi oleh faktor keturunan.
o Penelitian terbaru dari kepribadian ini mencoba untuk mengidentifikasi
karakteristik-karakteristik yang menggambarkan perilaku individu, termasuk
di dalamnya kemalasan, keloyalan, kerajinan, dan lain-lain.
o Ketika seseorang secara sering memperlihatkan atau menunjukkan
karakteristik-karakteristik ini, dan karakteristik ini bertahan lama sampai
beberapa waktu dan di situasi tertentu, maka karakteristik ini disebut sebagai
sifat kepribadian.

Personality Frameworks, sepanjang sejarah, orang-orang telah mencari cara untuk


mengerti sebenarnya apa yang membuat masing-masing individu itu berperilaku berbeda-
beda. Dan beberapa dari perilaku individu itu berasal dari personalities atau kepribadian.
Sehingga, memahami komponen-komponen dari kepribadian akan sangat membantu kita
dalam memprediksi tingkah laku kita nantinya. Terdapat beberapa personality frameworks
atau bisa disebut juga sebagai alat, yang dapat digunakan untuk mengategorikan dan
mempelajari tentang kepribadian seorang indvidu. Adapun alat yang paling sering digunakan
dan terkenal adalah:

 The Myers-Brigg Type Indicator, merupakan instrumen penilaian kepribadian yang


paling sering digunakan di dunia. Berisikan 100 pertanyaan mengenai kepribadian
yang akan menanyakan perihal bagaimana biasanya mereka merasakan atau bertindak
di dalam situasi tertentu. Pada tes ini hasilnya nanti, responden akan dikelompokkan
menjadi:
o Extraverted vs Inroverted. Individu yang extraverted itu socially confident
atau suka berada di tengah-tengah orang banyak, jadi secara sosial memiliki
kepercayaan diri, suka bergaul, dan tegas. Sedangkan introverts lebih tenang
dan pemalu.
o Sensing vs Intuitive, tipe sensing merupakan tipe orang yang fokus terhadap
detail dan menyukai sesuatu yang rutin atau tertib artinya sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan. Sedangkan intuitive cenderung melihat sesuatu
secara garis besar atau umum dan bergantung pada proses yang secara tiba-
tiba atau mengalir saja.
o Thinking vs Feeling, tipe thinking ini suka menggunakan alasan dan logika
dalam menangani suatu masalah. Sedangkan feeling ini merupakan tipe
individu yang bergantung pada personal value atau nilai pribadi dan perasaan.
o Judging vs Perceiving, tipe judging ini merupakan tipe individu yang ingin
kendali dan lebih memilih sesuatu yang sesuai dengan peraturan juga struktur
yang telah ada. Sedangkan tipe perceiving adalah tipe individu yang fleksibel
dan spontan.
MBTI ini menggambarkan tipe kepribadian dengan mengidentifikasikan satu sifat
dari keempat pasangan sifat di atas. Sehingga nanti hasilnya apakah seorang individu
itu INTJs, ESTJs, ENFJs, dan lain-lain.
Namun ada masalah dalam MBTI ini, bentuknya ini memaksa seseorang untuk
berada di dalam satu tipe, maksudnya apakah seseorang introverted atau extroverted,
artinya tidak ada di antara atau di tengah-tengah keduanya. Masalah lainnya adalah
ketika seseorang melakukan tes ulang, biasanya hasilnya berbeda dan kesulitan dalam
interpretasi artinya. Sehingga nanti, hasilnya biasanya tidak terlalu memiliki
hubungan dengan job performance.
Namun, MBTI ini dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan self-
awareness artinya sadar akan bagaimana diri kita sendiri.
 The Big Five Personality Model, bentuk penilaian kepribadian yang mengusulkan
bahwa ada 5 dimensi yang mendasari masing-masingnya dan mencakup hampir
seluruh variasi di dalam human personality. Hasil dari tes ini dapat dengan baik
memprediksi bagaimana seseorang bertingkah laku di dalam berbagai situasi, dan
tetap sama akan dilakukan oleh individu tersebut dengan sedikit variasi atau
perbedaan. Ada pun 5 faktor/dimensi itu adalah:
o Conscientiousness, faktor ini berhubungan dengan pengukuran dari seberapa
dapat dipercaya, atau dapat diandalkan. Tipe orang yang mendapat nilai tinggi
pada dimensi atau sifat ini biasanya merupakan orang yang bertanggung
jawab, tertata, dapat diandalkan, dan gigih. Sedangkan mereka yang mendapat
nilai rendah biasanya, tipe orang yang mudah teralih perhatiannya, tidak
tertata dengan baik, dan sulit untuk diandalkan atau dipercaya
o Emotional stability, sifat ini menilai kemampuan seseorang dalam menahan
stress. Seorang individu dengan kestabilan emosi cenderung bersifat tenang,
percaya diri, dan aman. Mereka dengan nilai yang tinggi biasanya memiliki
lebih banyak emosi positif dan pengalaman positif dan sedikit pengalaman
negatifnya. Mereka pada umumnya lebih bahagia dibandingkan mereka
dengan nilai emotional stability yang rendah.
o Extraversion, dimensi kepribadian yang menggambarkan seseorang yang
mudah bergaul, suka berteman, dan tegas.
o Openness to experience, sebuah dimensi kepribadian yang mencirikan
seseorang berdasarkan atas bagaimana perhatiannya, atau apakah ia tertarik
terhadap sesuatu yang baru. Dilihat dari bagaimana imajinasinya
(kreativitasnya), sensitivitasnya (terhadap seni biasanya), serta seberapa ingin
tahunya dia terhadap sesuatu.
o Agreeableness, dimensi kepribadian yang menggambarkan bagaimana sikap
seseorang terhadap orang lain, kebaikan hatinya, apakah dia dapat bekerja
sama atau tidak, dan juga dapat dipercaya oleh orang lain.

Bagaimana Big Five Traits ini Memprediksi Perilaku Seseorang di Tempat Bekerja?

o Emotional Stability, misal nilai emotional stabilitynya baik, seseorang


yang less-hypervigilant (artinya tidak terlalu waspada, tidak khawatir-an)
biasanya memiliki stress levels yang lebih rendah dan dapat berakibat pada
higher job and life satisfaction (kepuasan kerja dan hidup yang lebih tinggi)
o Extraversion, memiliki kemampuan interpersonal yang lebih baik, lebih
besar dominansinya dalam kehidupan sosialnya makan akan berakibat pada
meningkatkan kemampuan kepemimpinannya dan dapat membawa kepuasan
terhadap pekerjaan
o Openness, ketika seseorang memiliki nilai keterbukaan ia terhadap ide-ide
baru yang tinggi, akan membuat ia menjadi orang yang suka mempelajari
sesuatu yang baru, lebih kreatif, juga lebih fleksibel terhadap ide-ide baru.
Nah hal ini dapat berakibat pada mudahnya ia untuk beradaptasi terhadap
suatu perubahan dan dapat menjadikannya sebagai pemimpin yang potensial
nantinya.
o Agreeableness, tipe orang yang memiliki agreeableness dengan baik ini
biasanya disukai dengan baik oleh orang lain. Dan biasanya tipe orang yang
patuh dan mudah menyesuaikan diri. Nah hal ini dapat berakibat pada
rendahnya tingkat kemungkinan ia melakukan sesuatu yang menyimpang.
o Conscientiousness, ketika seseorang memiliki tingkat nilai yang tinggi dalam
conscientiousness, ia akan cenderung memberikan usaha dan juga tegas.
Lebih disiplin juga lebih tertata dengan baik dan memiliki perencanaan yang
baik pula. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingginya performa dan
memungkinkan ia menjadi pemimpin yang potensial.

The Dark Triad, Big Five Traits yang telah dijelaskan di atas merupakan socially
desirable, atau secara sosial diinginkan oleh semua orang. Maksudnya, kita semua pasti ingin
jika mendapat score atau nilai yang tinggi dalam setiap sifat. Namun, sebaliknya, ada
beberapa sifat yang dikatakan sebagai undesirable traits, atau sifat yang tidak diinginkan,
yang sebenarnya ada di dalam diri kita dalam kadar yang bervariasi. Dan sifat-sifat ini juga
memiliki pengaruh terhadap organizational behavior:

o Machiavellianism, Tingkat di mana seorang individu itu menyelesaikan


segala sesuatunya berdasarkan atas pertimbangan praktik daripada
pertimbangan teoritis. Dan orang yang memiliki kepribadian ini memiliki
pemikiran bahwa tujuan itu bisa membenarkan cara apa pun yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Sikap ini membuat seseorang
menjadi mudah untuk memanipulasi, agresif.
o Narcissism, menggambarkan seseorang yang memiliki rasa self-importance
yang berlebihan. Artinya ia menganggap dirinya sendiri sangat penting,
membutuhkan sanjungan yang berlebihan, dan mereka sombong. Dan mereka
memiliki kecenderungan bermimpi/berfantasi tentang kesuksesan dan
cenderung untuk mengeksploitasi situasi dan orang lain, serta memiliki rasa
empati yang kurang. Namun sikap narsistik ini juga memiliki sisi baiknya, ia
bisa menjadi lebih karismatik dari pada orang lain.
o Psychopathy, merupakan suatu sikap yang menggambarkan kurangnya
perhatian terhadap orang lain, kurang memiliki rasa bersalah ketika tingkah
lakunya melukai orang lain.
o Other Traits, sikap lain yang terkesan menyimpang berdasarkan big five
adalah
 antisocial, yang berarti ia terkesan acuh tak acuh dan tidak
berperasaan kepada orang lain.
 Selain itu ada juga sikap borderline, ia memiliki tingkat kepercayaan
diri yang rendah dan memiliki ketidakpastian diri yang tinggi. Mereka
tidak bisa terprediksi dalam interaksinya di dalam pekerjaan, inefisien
dan memiliki kepuasan kerja yang rendah.
 Ada sifat-sifat lain, seperti contohnya schizotypal di mana seseorang
tersebut memiliki sikap yang aneh dan tidak terorganisir di dalam
lingkungan pekerjaan dia bisa menjadi sangat kreatif, walaupun
mereka rentan terhadap work-stress.
 Obsessive-compulsive, ini merupakan sifat seseorang yang
perfeksionis dan keras kepala, namun mereka sangat memerhatikan
details, etika, dan mungkin dapat termotivasi melalui penghargaan.
 Avoidant, merasa tidak memadai dan membenci kritik. Mereka bisa
melakukan pekerjaannya dengan baik (berfungsi) ketika mereka
berada di lingkungan yang memiliki sedikit interaksi.
 Sifat kepribadian ini memiliki aspek positif dan juga negative. Baik dilihat dari sisi
big five, dark triad, ini memiliki pengaruh yang besar terhadap outcome (hasil) dari
organisasi. Dan akan menjadi mudah bagi kita, dalam membuat keputusan yang cepat
melalui observasi kita terhadap traits atau sikap kepribadian ini.

Core Self Evaluation (CSEs)

Intinya adalah kesimpulan yang diambil oleh pribadi seseorang tentang kapabilitas dan
kemampuan diri mereka sendiri. Orang dengan CSE yang positif akan merasa percaya diri
dan merasa dirinya kompeten, sebaliknya, orang yang CSEnya negative maka akan merasa
tidak kompeten dan ragu akan kapabilitasnya sendiri

Self-Monitoring

Self monitoring menggambarkan kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan factor


eksternal dan situasi tertentu. Orang dengan self monitor yang tinggi menunjukkan
kemampuan adaptasi yang baik dan dapan menyesuaikan kebiasaan mereka terhadap situasi
eksternal. Mereka sangat sensitive terhadap dunia luar dan bisa bersikap berbeda terhadap
berbagai situasi

Proactive Personality

Maksudnya adalah seseorang akan berinisiatif untuk mengembangkan keadaan dan


menambah yang baru. Orang seperti ini bisa melihat peluang, berinisiatif dan mengambil
tindakan, sehingga performa kerja menjadi baik. Mereka cenderung puas dengan pekerjaan
mereka sendiri dan bisa bekerja sama. Orang seperti ini biasanya meraih kesuksesan di
karirnya

Personality, Job Search, and Unemployment

Sudah didiskusikan kalau. Ada banyak personality traits yang akan mempengaruhi
pekerjaan. Namun bagaimana personality memberi efek pada orang orang yang tidak bekerja.
Studi bahwa para pencari kerja karena hati nurani mereka. Efektivitas positif juga penting
bagi orang orang pengangguran yang ingin melamar pekerjaan.

Personality and Situations

Lebih penting factor keturunan daripada lingkungan dalam mempengaruhi personality

Situation Strength Theory

Teori ini mengusulkan bagaimana personality diubah menjadi kebiasaan berdasarkan


kekuatan dari situasi. Ada 4 elemen kekuatan situasi dalam organisasi

1. Clarity
Sejauh mana isyarat tentang tugas kerja dan tanggung jawab bersifat jelas. Pekerjaan
yang clarity atau kejelasannya tinggi membentuk situasi yang kuat
2. Consistency
sejauh mana isyarat tentang tugas dan tanggung jawab kerja kompatibel satu sama lain
3. Constraints
Sejauh mana orang bisa bertindak bebas dan dibatasi oleh paksaan dari luar control
mereka
4. Consequences
Sejauh mana aksi atau keputusan yang dilakukan mempengaruhi anggota organisasi,
supplier, klien, dll.

Trait Activation Theory

Trait activation theory memprediksi bahwa beberapa situasi, event, atau intervensi
mengaktifkan sifat lebih dari yang lain. Dengan TAT ini kita bisa lebih mudah melihat
pekerjaan seperti apa yang cocok untuk seseorang. Contohnya saat perusahaan menetapkan
kompensasi yang berbasis komisi maka akan memotivasi karyawannya untuk menjadi kreatif

VALUES

Adalah kepercayaan bahwa mode perilaku tertentu atau kondisi akhir keberadaan secara
pribadi atau sosial lebih disukai daripada mode perilaku yang berlawanan atau sebaliknya
atau kondisi akhir keberadaan

Saat kita mengurutkan value dalam intensity maka kita akan mendapatkan value system
orang tersebut. Kita semua memiliki value kita sendiri seperti kebebasan, kesenangan, self
respect, kejujuran, kesetaraan dan ketaatan

Pentingnya dan organisasi dari values


Nilai meletakkan dasar untuk memahami sikap dan motivasi, dan mereka memengaruhi
persepsi kita. Dan itu mempengaruhi persepsi. Kita memasuki organisasi yang sudah ada
aturannya terlebih dahulu. Baik mengenai apa yang benar dan apa yang salah. Value atau
nilai kita harus mempengaruhi sikap kita di tempat kerja. Nilai juga kadang kadang
mempengaruhi pengambilan keputusan

Nilai instrumental versus nilai terminal

Bagaimana caranya kita mengatur nilai ?, satu studi menunjukkan kalau nilai bisa dibagi
menjadi dua kategori yaitu terminal dan instrumental.

1. Terminal values
Mengacu pada goals yang ingin dicapai seseorang semasa hidupnya
Contoh : kesuksesan ekonomi, kebebasan, kesehatan, hidup makmur
2. Instrumental values
Efek dari telah tercapainya terminal values
Contoh : disiplin, kebaikan, orientasi pada tujuan

Generational Values

Peneliti melakukan analisis kepada value yang ada di beberapa generasi


Menghubungkan Personality dan Nilai seseorang di tempat kerja

Dulu, personality menjadi acuan para manajer untuk mencocokan individu pada
pekerjaan yang tepat. Sekarang sudah berkembang menjadi bagaimana personality dan nilai
cocok pada organisasi. Jaman sekarang manajer melihat kemampuan seseorang menangani
situasi yang berubah secara cepat. Dibandingkan dengan kemampuan seseorang mengerjakan
pekerjaan tertentu

Person-Job Fit

Usaha untuk menyocokkan syarat kerja dan karakteristik personality di deskripsikan oleh
John Holland’s personality-job fit theory. Ini adalah salah satu teori yang akurat dan
digunakan secara internasional

Ada implikasi budaya untuk kesesuaian pekerjaan-orang yang berbicara dengan


harapan pekerja bahwa pekerjaan akan disesuaikan. Di negara-negara individualistis di
mana pekerja berharap untuk didengar dan dihormati oleh manajemen, meningkatkan
kecocokan orang-pekerjaan dengan menyesuaikan pekerjaan dengan orang tersebut
meningkatkan kepuasan kerja individu. Namun, di negara-negara kolektif, kecocokan
orang-pekerjaan adalah prediktor yang lebih lemah dari kepuasan kerja karena orang
tidak berharap untuk memiliki pekerjaan yang disesuaikan dengan mereka, sehingga
mereka lebih menghargai upaya kecocokan orang-pekerjaan
Person-Organization Fit

Lebih penting saat seseorang cocok pada kebudayaan perusahaan daripada karakteristik
dari pekerjaan tertentu

Person-organiaztion fit secara esensial maksudnya adalah seseorang tertarik dan


dipilih oleh organisasi yang cocok dengan vakue mereka, dan jika mereka meninggalkan
organisasi itu karena personality mereka tidak cocok dengan organisasi

Other Dimensions of Fit

Meskipun person-job dan person-organization fit adalah dimensi yang paling menonjol.
Terdapat juga dimensi yang lain, yaitu person group fit dan person supervisor fit

1. Person-group fit
Penting dalam team setting, dimana interaksi antar team secara signifikan mempengaruhi
hasil kerja
2. Person-supervisor fit
Menjadi area penting dalam penelitian karena jika ini tidak baik dapat mengarah pada
penurunan performa

Cultural Value

Tidak seperti personality yang dibawa dari lahir, nilai atau value dibentuk dan turun
temurun dari generasi ke generasi dan dibedakan berdasarakan kultur

Hofstede’s Framework

Pendekatan untuk menganalisa variasi kultur di temukan oleh Geert Hofstede pada akhir
tahun 1970. Ada lima dimensi nilai dalam kultur nasional :

1. Power distance
sejauh mana orang-orang di suatu negara menerima kekuasaan yang dimana lembaga-
lembaga dan organisasi-organisasi dalam distribusi yang tidak merata
2. Individualism vs collectivisme
Sejauh mana orang orang lebih bertindak secara individu dibandingkan sebagai
kelompok dan percaya hak individu adalah hak diatas segalanya. Collectivisme
adalah menekankan kerangka sosial yang ketat di mana orang mengharapkan orang
lain dalam kelompok di mana mereka menjadi bagian untuk menjaga dan melindungi
mereka
3. Masculinity vs Feminity
Maskulinitas mengacu pada peran tradisional yang maskulin seperti pencapaian,
kekuatan, control dan menentang kesetaraan gender. Sedangkan feminimity
memperlakukan wanita setara dengan pria
4. Uncertainty avoidance
Orang orang dengan ketidak yakinan dan ambiguitas yang tinggi
5. Long term vs short term orientation
Long term adalah kultur orang orang yang melihat jauh ke masa depan, sedangkan
short term adalah orang orang yang menghargai masa sekarang

The GLOBE Framework

Dimulai pada tahun 1993, The Global Leadership and Organizational Behaviour
Effectiveness (GLOBE) adalah investigasi yang dilakukan secara cross cultural dari kultur
nasional. Sebenarnya dimensinya sama dengan Hofstede namun ada beberapa dimensi
tambahan seperti Humane orientation yaitu sejauh mana society memberi penghargaan pada
sikap antusias, generous dan baik terhadap sesame dan performance orientation yaitu sejauh
mana society mendorong dan memberi penghargaan pada anggota grup atas performa yang
mereka kerjakan

Comparison of Hofstede’s Framework and the GLOBE Framework

Sebenarnya keduanya sama sama baik, namun karena Hofstede lebih lama berada dan
lebih diakui maka kami menekankan untuk menggunakan Hofstede

Summary

Personality berpengaruh pada perilaku organisasi. Memang bukan semua kebiasaan.


Teori teori yang bermunculan menjelaskan bagaimana personality berpengaruh pada
perilaku. Seperti big five dan dark triad. Setiap sifat memiliki kelemahan dan kelebihan
dalam perilaku kerja, tidak ada sesuat yang sempurna. Personality bisa membantu anda
memahami seseorang.
Value menggarisbawahi dan menjelaskan sikap, kebiasaan dan persepsi. Values dapat
memprediksi organizational outcomes

Anda mungkin juga menyukai