Anda di halaman 1dari 6

Tugas Resume PO

BAB 5
Kepribadian dan Nilai
Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge, 2015

Maret 2015
KEPRIBADIAN
Pengertian Kepribadian
Para psikolog cenderung mengartikan kepribadian sebagai suatu konsep dinamis yang
mendiskripsikan pertumbuhan dan perkembangan seluruh sistem psikologis seseorang.
Definisi kepribadian yang paling sering digunakan di buat oleh Gordon Allort (sekitar 70
tahun yang lalu). Kepribadian merupakan jumlah total cara-cara dimana seorang individu beraksi atas
dan berinteraksi dengan orang lain.
Mengukur Kepribadian
Alasan paling penting mengapa manajer perlu mengetahui cara menilai kepribadian adalah
karena penelitian menunjukan bahwa tes-tes kepribadian sangat berguna dalam membuat keputusan
perekrutan. Beberapa manajer ingin mengetahui cara menilai individu dalam tes kepribadian agar
lebih memahami dan lebih baik dalam mengatur individu yang bekerja dengan mereka.
Cara untuk menilai kepribadian :
Survei Mandiri
Survei mandiri-yang diisi sendiri oleh individu adalah cara paling umum yang digunakan
untuk menilai kepribadian. Kekurangan dari survei jenis ini adalah individu mungkin berbohong
atau hanya menunujukan kesan yang baik individu tersebut berbohong untuk mendapatkan hasil
tes terbaik guna menciptakan kesan yang baik.
Survei Peringkat oleh Pengamat
Survei peringkat oleh pengamat dikembangkan untuk memberikan suatu penilaian bebas
mengenai kepribadian. Meskipun survei mandiri dan survei peringkat oleh pengamat sangat
berkaitan, penelitian ini mengungkap bahwa survei peringkat oleh pengamat merupakan dasar
pertimbangan yang lebih baik atas keberhasilan suatu pekerjaan.
Faktor-Faktor Penentu Kepribadian
Faktor Keturunan (Hereditas)
Terdapat tiga dasar penelitian berbeda yang memberikan sejumlah kredibiltas terhadap argumen
bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang.
1. Berfokus pada penyokong genetis dan prilaku dan temperamen anak-anak.
Bukti menunjukan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan agresif
dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan
2. Dasar kedua berfokus pada anak-anak yang dipisahkan sejak lahir.
Kepribadian anak kembar yang dibesarkan dikeluarga yang berbeda ternyata lebih
mirip dengan saudara kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik
dengan saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.
3. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai
situasi.
Faktor Lingkungan
Faktor lain yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter kita adalah
lingkungan dimana kita tumbuh dan dibesarkan, norma dalam keluarga, teman-teman dan kelompok

sosial, dan pengaruh-pengaruh lain yang kita alami. Faktor-faktor lingkungan ini memiliki peran
dalam membentuk kepribadian kita.
Ada cara lain dimana lingkungan relevan untuk membentuk kepribadian. Kepribadian
seseorang, meskipun pada umumnya stabil dan konsisten, dapat berubah tergantung pada situasi yang
dihadapinya. Meskipun kita belum mampu mengembangkan pola klasifikasi yang akurat untuk
situasi-situasi ini.
Pertimbangan yang seksama mengenai argumen-argumen yang mendukung faktor keturunan
maupun lingkungan sebagai penentu utama dari kepribadian seseorang mendorong mendorong
kesimpulan bahwa keduanya adalah penting. Faktor keturunan membekali kita dengan sifat dan
kemampuan bawaan, tetapi potensi penuh kita ditentukan oleh seberapa baik kita menyesuaiakan diri
dengan lingkungan.
Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah malu, agresif, patuh,
malas, ambisius, setia, dan takut. Karakteristik-karakteristik tersebut, ketika, ditunjukan dalam
berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian.
Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)
MBTI adalah instrumen penilaian kepribadian yang paling sering digunakan. Instrumen
penilaian berisi 100 pertanyaan mengenai bagaimana individu akan merasa atau bertindak dalam
situasi tertentu. Berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan dalam tes tersebut, individu
diklasifikasikan kedalam karakteristik berikut :
Ekstraver versus Introver
Individu dengan karakterisrik ekstraver digambarkan sebagai individu yang
ramah, suka bergaul, dan tegas, sedangkan individu dengan karakteristik introver
digambarkan sebagai individu yang pendiam dan pemalu.
Sensitif versus Intuitif
Individu dengan karakteristik sensitif digambarkan sebagai individu yang
praktis dan lebih menyukai rutinitas dan urutan. Sebaliknya, individu dengan
karakteristik intuitif mengandalkan proses-proses tidak sadar dan melihat gambaran
umum
Pemikiran versus Perasa
Individu yang termasuk dalam karakteristik pemikir menggunakan alasan dan
logika untuk menangani berbagai masalah, sedangkan individu dengan karaktristik
perasa mengandalkan nilai-nilai dan emosi pribadi meraka.
Memahami versus Menilai
Individu yang cenderung memiliki karakteristik memahami menginginkan
kendali dan lebih suka dunia mereka teratur dan terstruktur, sedangkan individu
dengan karakteristik menilai cenderung lebih fleksibel.
Model Lima Besar
MBTI mungkin kurang memiliki bukti pendukung yang valid, tetapi hal tersebut tidak
berlaku pada model lima faktor kepribadian yang biasanya disebut Model Lima Besar (Big Five
Model).
Faktor-faktor Lima Besar mencakup :
Ekstraversi (extraversion).
Dimensi ini mengungkapkan tingkat kenyamanan seseorang dalam
berhubungan dengan individu lain. Individu yang memiliki sifat ekstraversi cenderung
suka hidup berkelompok, tegas dan mudah bersosialisasi. Sebaliknya, individu yang
memiliki sifat introver cenderung suka menyendiri, penakut, dan pendiam.
Mudah akur atau mudah bersepakat (agreeableness)
Dimensi ini merujuk pada kecenderungan individu untuk patuh terhadap
individu lainnya. Individu yang sangat mudah bersepakat adalah individu yang senang

bekerja sama, hangat, dan penuh kepercayaan. Sementara itu, individu yang tidak
mudah bersepakat cenderung bersikap dingin, tidak ramah, dan suka menentang.
Sifat berhati-hati (conscientiousness)
Dimensi ini merupakan ukuran kepercayaan. Individu yang sangat berhati-hati
adalah individu yang bertanggung jawab, teratur, dapat diandalkan, dan gigih.
Sebaliknya, individu dengan sifat berhati-hati yang rendah cenderung mudah bingung,
tidak teratur, dan tidak bisa diandalkan.
Stabilitas ekonomi (emotional stability)
Sering juga disebut berdasarkan kebalikannya, yaitu neurosis. Dimensi ini
menilai kemampuan seseorang untuk menahan stres. Individu dengan stabilitas emosi
yang positif cenderung tenang, percaya diri, dan yang mempunyai stabilitas emosi
yang postif cenderung tenang, percaya diri, dan memiliki pendirian teguh. Sementara
itu, individu dengan stabilitas emosi yang negatif cenderung mudah gugup, khawatir,
depresi, dan tidak memiliki pendirian yang teguh.
Terbuka terhadap hal-hal baru (openness to experience)
Dimensi ini merupakan dimensi terakhir yang mengelompokan individu
berdasarkan lingkup minat dan ketertarikannya terhadap hal-hal baru. Individu yang
sangat terbuka cenderung kreatif, ingin tahu, dan sensitif terhadap hal-hal yang bersifat
seni. Sebaliknya, mereka yang tidak terbuka cenderung memiliki sifat konvensional
dan merasa nyaman dengan hal-hal telah ada.
Dibandingkan dengan individu dengan karakteristik introver, individu yang ekstraver
cenderung lebih bahagia dalam pekerjaan dan kehidupan mereka secara keseluruhan. Mereka
biasanya memiliki lebih banyak teman dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersosialisasi
dibandingkan dengan individu yang introver.
Dark Triad
Merupakan fitur yang tidak diinginkan sosial lainnya
Machiavellianisme
Karakterisrik kepribadian Machiavellianisme (Machiavellianism-Mach)
berasal dari nama Niccolo Machiavelli, penulis pada abad keenam belas yang menulis
tentang cara mendapatkan dan menggunakan kekuasaan. Individu dengan sikap
Machiavellianisme tinggi cenderung pragmatis, mempertahankan jarak emosional,
dan yakin bahwa hasil lebih penting dari pada proses.
Sejumlah penelitian mengenai kaitan kepribadian Mach yang tinggi dan
rendah terhadap perilaku tertentu telah dilakukan. Individu dengan karakteristik Mach
yang tinggi melakukan lebih banyak manipulasi, lebih banyak memperoleh
kemenangan, tidak mudah terbujuk, dan lebih banyak membujuk dibandingkan
individu dengan tingkat Mach yang rendah.
Narsisme
Istilah narsis berasal dari mitos Narcissus dari yunani, kisah seorang pria yanag
begitu sombongdan bangga sehingga jatuh cinta terhdap dirinya sendiri. Dalam
psikologi, narsisme (narcissism) mendeskripsikan seseorang yang mempunyai rasa
kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, mengutamakan
diri sendiri, dan arogan.
Sebuah penelitian mengungkap bahwa ketika individu narsis berpikir mereka
adalah pemimpin yang lebih baik bila dibandingkan rekan-rekan mereka, atasan
mereka, sebenarnya menilai mereka sebagai pemimpin yang lebih buruk. Individu
narsis juga cenderung egois dan eksploitif, dan mereka acap kali memanfaatkan sikap
yang dimilki individu lain untuk keuntungan mereka.
Psikopat

Psikopat didefinisikan sebagai kurangnya kepedulian pada orang lain, dan


kurangnya rasa bersalah atau menyesal ketika tindakan mereka menyebabkan
bahaya.

Pendekatan-Penghindaran
Merupakan kerangka kerja dimana individu beraksi pada rangsangan. Motivasi pendekatan
adalah ketertarikan kita pada rangsangan positif. Motivasi penghindaran adalah respon kita pada
rangsangan negatif.
Sifat Kepribadian Lainnya Yang Relevan Dengan Perilaku Organisasi
Evaluasi Inti Diri
Perspektif diri ini merupakan konsep dari evaluasi inti diri (core selfevaluation). Individu dengan evaluasi inti diri positif menyukai diri mereka sendiri,
menganggap diri mereka efektif, cakap, dan mengendalikan lingkungan mereka.
Sementara itu, individu dengan evaluasi inti diri negatif cenderung tidak menyukai
diri mereka sendiri, meragukan kecakapan mereka, dan menganggap diri mereka tidak
berdaya atas lingkungan mereka.
Pemantauan Diri
Pemantauan diri (self-monitoring) merujuk pada kemampuan seorang individu
untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor-faktor situasional eksternal. Individu
dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi menunjukkan kemampuan yang sangat
baik dalam menyesuaikan perilaku mereka dengan faktor-faktor situasional eksternal.
Mereka sangat peka terhadap isyarat-isyarat eksternal dan mampu menyesuaikan
perilaku dengan situasi yang berbeda-beda. Individu dengan tingkat pemantauan diri
yang rendah, cenderung memperlihatkan sikap dan watak asli mereka dalam setiap
situasi, karena itu, terdapat konsistensi perilaku yang tinggi antara siapa mereka dan
apa yang mereka lakukan.
Kepribadian Proaktif
Individu secara aktif berinisiatif untuk memperbaiki keadaan mereka atau
menciptakan inisisatif-inisiatif baru disaat individu lain duduk dengan pasif dalam
menghadapai situasi. Individu yang proaktif cenderung oportunis, berinisiatif, berani
bertindak, dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti. Individu
proaktif berkemungkinan besar mencapai keberhasilan karier. Hal ini karena mereka
memilih, menciptakan, dan mempengaruhi, situasi kerja sesuai kehendak hati mereka.
Kepribadian dan Situasi
Teori kekuatan situasi: sebuah teori yang mengindikasikan bahwa cara kepribadian bertranslasi ke
dalam prilaku bergantung pada kekuatan situasi
Kekuatan situasi dalam organisasi dari segi empat elemen:
Kejelasan : tingkat dimana petunjuk-petunjuk mengenai kewajiban dan tanggung
jawab kerja tersedia dengan jelas
Konsistensi : tingkat dimana petunjuk-petunjuk mengenai kewajiban dan tanggung
jawab kerja cocok satu sama lain
Batasan : tingkat dimana kebebasan individu untuk memutuskan atau bertindak
dibatasi oleh kekuatan-kekuatan di luar kendalinya
Konsekuensi : tingkat dimana keputusan atau tindakan memiliki implikasi penting
bagi organisasi atau anggotanya, klient, pasokan dan seterusnya
Teori aktivasi sifat : sebuah teori yang memprediksi bahwa beberapa situasi, peristiwa, atau intervensi
mengaktivasi sebuah sifat lebih dari yang lainnya.

Nilai
Nilai (value) menunjukan alasan dasar bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu
lebih disukai secara pribadi atau sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang
berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai
hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan. Nilai memiliki sifat isi dan intensitas.
Pentingnya Nilai
Nilai penting terhadap penelitian prilaku organisasi karena menjadi danar pemahaman sikap
dan motivasi individu, dan karena hal tersebut berpengaruh terhadap persepsi kita. Individu
memasuki suatu organisasi dengan pendapat yang telah terbentuk sebelumnya tentang apa yang
seharusnya dan apa yang tidak seharusnya terjadi. Secara umum, nilai mempengaruhi sikap dan
perilaku.
Rokeach Value Survey
RVS terdiri atas dua kumpulan nilai, dengan setiap kumpulan memuat 18 pokok nilai individual.
Nilai terminal (terminal value), merujuk pada keadaan-keadaan akhir yang diinginkan
Nilai instrumental (instrumental value), merujuk pada perilaku atau cara-cara yang lebih
disukai untuk mencapai nilai terminal.
Bebrapa penelitian menegaskan bahwa nilai RVS berubah-ubah diantara setiap kelompok.
Individu dalam pekerjaan atau kategori yang sama (misalnya, manajer perusahaan, anggota serikat
kerja, orang tua, dan siswa) cenderung memiliki sifat yang sama.
Nilai-Nilai pada Generasi
Kelompok Kerja Kontemporer
Para peneliti telah mengintegrasikan beberapa analisis terbaru dari nilai-nilai kerja kedalam
kelompok yang mencoba menangkap nilai-nilai unik dari kelempik atau generasi berbeda dalam
angkatan kerja.
Kelemahan pada metode ini:
Kita tidak membuat asumsi bahwa kerangka ini bisa diterapkan secara universal di seluruh
kultur.
Hanya terdapat sengat sedikit penelitian yang tepat mengenai nilai generasional, sehingga kita
harus mengandalkan kerangka intuitif
Hal ini merupakan kategori-kategori yang tidak tepat. Selain keterbatasan-keterbatasan ini,
nilai memang mengalami perubahan dari generasi ke genarasi, dan terdapat beberapa
pengetahuan berguna yang bisa diperoleh dari analisis nilai melalui cara ini.
Mengkaitkan Kepribadian Dan Nilai-Nilai Individu Di Tempat Kerja
Kesesuaian individu-pekerjaan
Memadankan persyaratan pekerjaan dengan karakteristik kepribadian merupakan pernyataan
terbaik dalam teori kesesuaian kepribadian-pekerjaan (personality-job fit theory) milik Jhon Holand.
Teori ini didasarkan pada pendapat tentang kesesuaian antara karekteristik kepribadian sesorang
individu dengan pekerjaan. Holland menghadirkan enam tipe kepribadian dan mengemukakan bahwa
kepuasan dan kecenderungan untuk meninggalkan satu posisi bergantung pada tingkat sampai mana
individu secara berhasil mencocokan kepribadian mereka dengan suatu pekerjaan.
Poin-poin utama dari model ini adalah :
Terdapat perbedaan intrinsik dalam hal kepribadian diantara para individu
Terdapat jenis pekerjaan yang berbeda-beda
Individu yang melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian mereka harus merasa lebih
nyaman dan berkemungkinan lebih sedikit untuk mengundurkan diri bila dibandingkan individu
yang melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kepribadian mereka.
Kesesuaian Individu-Organisasi

Kesesuaian individu-organisasi pada dasarnya memperlihatkan bahwa individu meninggalkan


organisasi-organisasi yang tidak cocok dengan kepribadian mereka. Mengikuti pedoman ini pada saat
melakukan perekrutan seharusnya dapat membantu kita memilih karyawan yang sesuai dengan kultur
organisasi, yang pada akhirnya, menghasilkan tingkat kepuasan karyawan yang lebih tinggi dan
perputaran karyawan yang lebih rendah.
Penelitian terhadap kesesuaian individu-organisasi juga menelaah nilai individu dan apakah
hal tersebut sesuai dengan kultur organisasi. Kesesuaian antara nilai karyawan dengan kultur
organisasi mereka menjadi dasar kepuasan kerja, komitmen terhadap organisasi, dan tingkat
perputaran karyawan yang lebih rendah
Nilai-Nilai Internasional
Kerangka Hofstede untuk Menilai Kultur
Salah satu pendekatan yang paling banyak digunakan untuk menganalisis variasi kultur,
dibuat pada akhir tahun 1970-an oleh Greet Hofstede. Ia menemukan bahwa manajer dan karyawan
memiliki lima dimensi nilai kultur nasional yang berbeda-beda. Dan kelimanya di definisikan sebagai
berikut :
Jarak kekuasaan (power distance)
Tingkatan dimana individu dalam suatu negara setuju bahwa kekuatan dalam institusi
dan organisasi didistribusikan secara tidak sama. Peringkat yang tinggi atas jarak kekuasaan
berarti bahwa ketidaksamaan kekuatan dan kekayaan yang besar ada dan ditoleransi dalam
kultur tersebut
Individualisme (individualism) VS Kolektivisme (collectivism)
Individualisme adalah tingkatan dimana individu lebih suka bertindak sebagai
individu daripada sebagai anggota suatu kelompok dan menjunjung tinggi hak-hak individual.
Kolektivisme menekankan kerangka sosial yang kuat dimana individu mengharap individu
lain dalam kelompok mereka untuk menjaga dan melindungi mereka.
Maskulinitas (masculinity) VS Femininitas (femininity)
Penilaian maskulinitas yang tinggi menunujukan bahwa terdapat peran yang terpisah
untuk pria dan wanita, dengan pria yang mendominasi masyarakat. Penilaian feminitas yang
tinggi berarti bahwa terdapat sedikit perbedaan antara peran pria dan wanita. Dalam kultur
ini, wanita diperlakukan sama dengan pria dalam segala aspek kehidupan masyarakat.
Penghindaran ketidakpastian (uncertainty avoidance)
Tingkatan dimana individu dalam suatu negara lebih memilih situasi terstruktur
dibandingkan situasi tidak terstruktur. Dalam kultur dimana tingkat penghindaran
ketidakpastian tinggi, individu memiliki tingkat kekhawatiran yang juga tinggi mengenai
ketidakpastian dan ambiguitas.
Orientasi jangka panjang (long term orientation) VS Orientasi jangka pendek (short term
orientation)
Individu dalam kultur orientasi jangka panjang melihat ke masa depan dan mengharagi
penghematan, ketekunan, dan tradisi. Sementara itu, individu dalam kultur orientasi jangka
pendek menghargai masa kini, perubahan diterima dengan lebih siap, dan komitmen tidak
mewakili halangan-halangan menuju perubahan.
Kerangka Globe untuk Menilai Kultur
Program penelitian global leadership and organization behavior effectiveness (GLOBE)
adalah sebuah penyelidikan lintas kultural mengenai kepemimpinan dan kultural nasional yang terusmenerus dilakukan, dimulai pada tahun 1993.
Tim GLOBE mengidentifikasi mengidentifikasi sembilan dimensi yang membedakan
budaya nasional. Seperti jarak kekuasaan, individualisme/kolectivisme, penghindaran ketidakpastian,
deferensiasi jenis kelamin, dan orientasi masa depan menyerupai hoftstate. Yang membedakan,
GLOBE menambahkan dimensi orientasi kemanusiaan, serta orientasi kinerja.

Anda mungkin juga menyukai